Home / Romansa / Cinta Para Cassanova / 05 : From Italia to Swiss

Share

05 : From Italia to Swiss

Author: Ami Pradana
last update Last Updated: 2021-06-11 09:45:12

Milan, Italia

Pagi ini Arka bangun lebih awal, ia segera membuka tirai jendela kamar hotel, menyaksikan jalan yang mulai rame oleh pejalan kaki. Sebagian orang tampak berjalan membungkuk menahan hawa dingin yang menerpa tubuh mereka meski sudah mengenakan pakaian hangat.

Masih ada tiga jam sebelum rapat dengan investor di kantor yang berada tak jauh dari hotel ini, Arka segera mandi dan menyeduh kopi, cahaya silau dari jendela dan aroma kopi membangunkan Ara yang sebelumnya masih tertidur pulas, ia merenggangkan tubuhnya dan duduk dengan rambut yang berantakan.

“Ck ck ck, apa kamu pergi ke Italia hanya untuk pindah tidur, orang lain pergi berlibur sengaja bangun pagi dan segera berwisata tapi kamu malah masih bermalasan di tempat tidur,“ sindir Arka

Ara menatapnya sinis, “Kamu bawel sekali seperti mertua yang melihat menantunya bangun kesiangan!”

“Lap dulu air liurmu itu baru membantah!“ Arka tersenyum simpul sambil menyeruput kopi hitamnya.

Ara yang malas berdebat segera merapikan rambut dan menuju kamar mandi. Mereka kemudian menuju restoran hotel untuk sarapan bersama.

“Jadi hari ini kamu akan jalan ke mana aja?“ tanya Arka.

“Eemm,, pagi ini ke museum Leonardo da Vinci, siangnya belanja,“ jawab Ara sambil menyantap pancake ke dalam mulutnya.

“Dasar wanita always not far from shoping wherever she goes!

But Wait, mana kartu kreditmu, ingat kamu sudah berjanji semalam membayari belanjaanku!“ Ara menodongkan telapak tangannya ke arah Arka yang sedang mengelap bibirnya seusai menghabiskan sarapannya .

Wajah Arka pasrah, ia terpaksa merogoh dompetnya dan memberikan kartu kredit pada Ara. Gadis itu mendaratkan kecupan pada pipi kanan Arka dan melenggang pergi.

“Gadis nakal!” hardik Arka setelah Ara melenggang pergi membawa kartu kreditnya.

Rapat Arka hampir selesai setelah 3 jam lebih, ia segera berpelukan dengan Steave  yang akan bekerja sama dengan perusahaan make up miliknya. Arka menggandeng Steave yang seorang desainer terkenal Italia untuk berkolaborasi pada event peragaan busana di Asia tenggara dengan menggunakan brand make up milik perusahaan Arka. Sebelum keluar kantor Steave, ia melihat GPS pada handphone miliknya dan memastikan keberadaan Ara. Sebuah SMS penggunaan CC miliknya juga keluar dengan total lebih 200 juta. Arka menghela nafas panjang, “Untuk tidur semalam di sofa ia harus mengeluarkan uang sebesar 200jt,” keluhnya sambil menghentikan taksi menuju Via Devante, sebuah pusat perbelanjaan terkenal di kota ini yang di apit katedral Duomo dan kastil corso vittorio emanuelle II.

Sesampainya di sana Arka berkeliling mencari keberadaan Ara. Tak butuh waktu lama ia menemukan sosok Ara yang masih mengitari pusat perbelanjaan dengan sweater berwarna putih menutupi hingga leher pada bagian luar di lapisi jaket kulit hitam sepinggang, ia menggunakan celana jeans hitam dan sepatu boots hitam. Arka segera menghampiri Ara dan merangkul pundaknya dari belakang.

“Mau beli apalagi dengan kartu kreditku?” tanya Arka

Ara yang terkaget sempat menjatuhkan empat tas belanjaan yang ia tenteng. Tak berapa lama kemudian dering handphone Ara berbunyi itu adalah panggilan dari Gavin.

“Ya.. Ada apa lagi kak? Arka baru saja menyusulku sekarang, aku baik-baik saja.“

“Benarkah, apa rapat Arka sudah selesai? Berikan teleponku padanya!” perintah Gavin

“heemmm...“ jawab Arka singkat.

“Kenapa suaramu terdengar kesal?“ tanya Gavin.

“Adikmu tersayang ini sudah memakai 200juta dari kartu kreditku!” jawabnya ketus

Gavin tertawa “Anggap saja sebagai kado ulang tahunnya besok, kapan rencanamu kembali?“ tanya Gavin

“Besok siang.“

“Kalau Ara? Apa ia ikut pulang?“ lanjut Gavin.

Arka segera memberikan telepon genggam kembali pada Ara, gadis itu segera menjawab pertanyaan kakaknya itu, “Tidak kak, aku masih harus ke Swiss besok seperti rencana bulan madu semula. Aku sudah menyewa penginapan dan juga ingin bermain ski.”

No, siapa yang akan menemanimu di sana? Ini bukan Singapura atau Malaysia di mana aku bisa membiarkanmu berkeliaran sendirian?  Jika Arka tidak bisa menemanimu berlibur di Swiss lebih baik kau pulang saja!”

What? Kenapa harus aku yang jadi pengasuh untuk Ara?” sahut Arka

Ara segera menutup telepon Gavin, ia tahu akan memakan waktu lama untuk perdebatan yang tidak berujung. Sekarang ia harus memastikan agar Arka bersedia ikut dengannya ke Swiss jika tidak ingin semua kartu kredit dan ATM yang ia punya dibekukan oleh Sang Kakak. Ara tersenyum simpul ke arah Arka, bahasa tubuh dan senyum itu sudah jelas memiliki maksud tersembunyi yang dengan cepat bisa di artikan oleh Arka.

No, don’t say anything!“ Arka mundur beberapa langkah dari hadapan Ara. Gadis itu justru melangkah semakin maju mendekati Arka.

“Kak Arka, please!“ Ara segera bertingkah manja dengan mengatupkan kedua tangan memelas. “Menyedihkan sekali jika di hari ulang tahunku harus merayakan sendirian kedinginan di Swiss. Bagaimana jika aku lupa menyalakan pemanas dan mati hipotermia atau jika aku terjatuh dan patah tulang saat bermain ski?“ Ara meraih kedua tangan Gavin yang terbalut sarung tangan kulit tebal berwarna coklat tua. Arka tampak berpikir panjang dan pertahanannya  mulai runtuh.

“Aku tidak membawa banyak baju yang lebih hangat untuk ke Swiss yang dingin, kau tahu aku paling tidak kuat terhadap dingin apalagi negara bersalju,” ucap Arka, ia memang hanya mengenakan  baju coat panjang yang hangat  dan bukan jaket tebal dengan bulu angsa di dalamnya seperti parka.

“Taraaa...” ucap Ara sambil menaikkan ke atas empat tas belanjaan yang ia bawa. Arka mengernyitkan dahi tak mengerti apa yang di maksud gadis cantik dengan tinggi semampai yang ada di depannya itu.

“Ini semua adalah baju hangat yang aku beli untukmu tadi!”

“Jadi kamu sudah merencanakan semua? Licik sekali!“

Ara tersenyum, “Ayolah kita tahu seperti apa kak Gavin, sudah jelas ia akan melakukan apa saja agar aku kembali jika kamu tidak ikut diperjalanan ini bersamaku, aku juga sudah mengganti reservasi pesawat dari Ferdi ke namamu.“

Arka lemas, ia seperti terjebak dan tak punya jalan keluar. Selain karena permintaan Gavin, ia juga menyimpan rasa sayang ke Ara dan khawatir jika gadis itu harus berlibur sendirian dengan kondisi luka hati setelah pernikahannya di batalkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Para Cassanova   157 : Lima Tahun Kemudian (Tamat)

    Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar

  • Cinta Para Cassanova   156 : Kekacauan

    Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me

  • Cinta Para Cassanova   155 : Persyaratan Nikah

    Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s

  • Cinta Para Cassanova   154 : Pernikahan Dava

    Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.

  • Cinta Para Cassanova   153 : Taruhan

    Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare

  • Cinta Para Cassanova   152 : Malam Pengantin

    Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status