Share

Bab 85: 200 Juta

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-08-30 11:00:22

Bagaikan bom waktu Jerikho merasa dirinya akan meledak dalam beberapa jam ke depan ketika diskusi dengan Pak Darius kembali alot dan bertele-tele.

Tapi sebagian lain dirinya sadar kalau tempramennya yang seperti kucing puber dipengaruhi oleh permintaan sang istri.

"Abang lihat dulu gimana keadaan Kalina, baru nanti Abang nilai sendiri." Itulah yang istrinya katakan pagi ini, suaranya bergetar antara emosi dan sesak.

"Dia nggak bohong, aku juga nggak mungkin ngomong asal. Abang udah pernah lihat gimana dulu aku masuk RS."

Sial.

Kenapa harus terjadi lagi?

Jerikho tidak paham dari mana Adimas mendapatkan sifat seperti itu? Kekerasan bukan bagian dari keluarga Lomana.

Papa, meskipun brengsek tapi dia tidak pernah menyentuh Mama dengan cara yang tidak pantas, begitu pun Tante Gina. Jerikho menebak ini semua hasil didikan mereka yang terlalu memanjakan Adimas hingga merasa bisa melakukan apapun.

"Empat jahitan Bang."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Icank Hanafi
kereeen bang jer
goodnovel comment avatar
Titi Chu
dua bab kak, biasanya ada jeda 15 menita dari satu bab ke yg lain 🫰
goodnovel comment avatar
Wahyu Suriyani
huhuhu mbakkk, ini hari 1 bab ya ?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 90: Racun

    "Syukurlah Nduk, Mama ikut bahagia kalau kamu bahagia di sana. Jangan galak-galak sama suami kamu ya. Apalagi kalau kerja, dia juga butuh dukungan." "Aku nggak pernah galak, Ma." "Jangan suka ngambek nggak jelas, dikurang-kurangi egonya yang tinggi itu." "Abang lebih parah, Ma." "Jangan bantah terus kalau dinasehtin." "Abang nggak pernah na—" Mama terdengar berdecak dari seberang telepon, Shea meringis. Beringsut bangkit dari tempat tidur, mengambil air dari pitcher yang tersedia di meja. "Baru juga diomongin jangan membantah, langsung dipraktekkin. Kebiasaan gadis jangan dibawa-bawa pas nikah. Gimana suami kamu nggak makin kurus?" Kurus dari mana? Shea ingin menyambar begitu, sambil meneguk segelas air putih

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 89: Ular Sanca

    Ternyata mereka memang tidak membutuhkan pakaian ganti karena Jerikho sudah menyiapkan semuanya. Shea sampai takjub, suaminya benar-benar niat. Bergeser ke malam, pesta yang awalnya imut-imut menjadi lebih fancy dengan live musik Dj yang heboh di atas dek, di tengah-tengah laut. Dalam balutan wine dress, Shea tidak henti-hentinya digiring untuk berjoget, dia tertawa melihat bagaimana si kembar tampak heboh dan berlagak seolah mereka adalah Dj profesional. "Mas, lihat aku bisa begini..." Naga pamer, meliuk-liukkan tubuhnya seperti Michael Jackson, yang lebih terlihat seperti tarian ular Sanca. Hiro di sebelahnya tidak kalah atraktif, mengenakan kacamata renang yang mereka pakai saat berenang sore tadi. "Kapan kalian akan tidur?" Mamanya berseru, tapi dia tidak memaksa ju

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 88: Digigit Semut

    Oke tenang inhale-exhale. Mobil ini dilengkapi dengan GPS jadi pasti mudah dilacak. Plus Shea masih pegang ponsel, dia menghubungi Alisa, mengirimkan chat singkat, yang mengabarkan kalau terjadi sesuatu padanya tolong hubungi damkar. "Siapa yang bayar Bapak? Bapak ditawarin uang dua kali lipat?" Karena beliau sudah bersikap blak-blakan, maka Shea pun melakukan hal yang sama. "Atau pertanyaannya salah, sejak kapan Bapak bekerja untuk orang lain selain Abang?" "Saya masih karyawan Pak Jeri." Mobil melaju ke jalanan asing, jantung Shea semakin berdegup kencang. Dalam hati dia menebak-nebak, siapa yang akan bertemu dengannya? Mama Gina, Papa Tony? Atau Adimas? Nama yang terakhir membuat perut Shea mulas. "Nggak ada karyawan yang berkhianat, Pak." "Mba Shea salah, justru banyak karyawan yang diam-diam berkhianat." "Bapak tahu konsekuensinya?" "Saya sudah dilindungi, Mba." Percaya diri sekali dia. Shea meremas ponsel dengan dongkol. Laju mobil perlahan melambat, mereka be

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 87: Strawberry

    "Sama Pak Aidan.""Memang aku selalu sama beliau.""Langsung pulang.""Abang udah bilang itu empat kali ya.""Aku hanya mengingatkan Shea."Tapi bagaimana Shea bisa lupa?Mereka menjalani segala proses hukum dengan tenang, meskipun dalam praktiknya tim Jerikho menemui banyak hambatan. Tapi, sisi positifnya, hubungan Shea dengan Kalina membaik.Mereka bahkan membuat gaun bersama dan memilih kain yang nyaman untuk dipakai para balita dari desain Shea.Sementara sesuai dugaan berita tentang Jerikho yang menjadi pengacara di sisi korban meledak di media. Itulah kenapa suaminya senewen, karena belakangan ada beberapa wartawan yang nekat memburu berita sampai ke kampus."Abang sendiri jangan lembur terus.""Nggak bisa, ada yang harus dihandle.""Bawa ke rumah kan, bisa Bang."Jerikho hanya melirik Shea sekilas, yang sibuk menyendok ice cream sambil duduk di sofa, mengenakan kaos keb

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 86: 500 Meter

    Betapa lega hati Shea mendengar penuturan suaminya. Senang karena Jerikho berada di sisi yang benar. Di sisi mereka.Saking emosional dia segera mendekap tubuh suaminya. Jerikho balas memeluknya erat sambil menggumamkan kata-kata sayang.Mereka tidak langsung membicarakan masalah kasus hari itu juga. Karena lusa Kalina sudah bisa pulang. Shea tidak ingin membuat Kalina cemas dan takut.Bagaimana pun Jerikho adalah keluarga Adimas, Kalina merasa trust issue, khawatir pendapat Jerikho akan bias."Nggak pa-pa Kal, itu wajar, tapi Abang mau ke sini aja udah nunjukin komitmennya untuk serius. Gimana hasilnya nanti, yang penting kita udah berusaha semaksimal mungkin."Kalina yang awalnya goyah pun akhirnya memantapkan niat melakukan tuntutan. Proses diskusi pertama kali justru terjadi di rumahnya. Di kamar Kalina setelah kepulangan dari rumah sakit.Di sinilah kemudian peran Jerikho dibutuhkan sebagai orang dewasa dan berpeng

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 85: 200 Juta

    Bagaikan bom waktu Jerikho merasa dirinya akan meledak dalam beberapa jam ke depan ketika diskusi dengan Pak Darius kembali alot dan bertele-tele.Tapi sebagian lain dirinya sadar kalau tempramennya yang seperti kucing puber dipengaruhi oleh permintaan sang istri."Abang lihat dulu gimana keadaan Kalina, baru nanti Abang nilai sendiri." Itulah yang istrinya katakan pagi ini, suaranya bergetar antara emosi dan sesak."Dia nggak bohong, aku juga nggak mungkin ngomong asal. Abang udah pernah lihat gimana dulu aku masuk RS."Sial.Kenapa harus terjadi lagi?Jerikho tidak paham dari mana Adimas mendapatkan sifat seperti itu? Kekerasan bukan bagian dari keluarga Lomana. Papa, meskipun brengsek tapi dia tidak pernah menyentuh Mama dengan cara yang tidak pantas, begitu pun Tante Gina. Jerikho menebak ini semua hasil didikan mereka yang terlalu memanjakan Adimas hingga merasa bisa melakukan apapun."Empat jahitan Bang."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status