Arjuna pergi untuk menemui Andini, ia ingin merencanakan pernikahan yang segera akan ia langsung kan. Arjuna mengendarai mobilnya menuju hotel. Sebelum ia sampai di hotel Arjuna membeli makanan untuk Andini.
"Oke aku akan membelikan Andini camilan."Arjuna turun dari mobilnya untuk membeli camilan, setelah ia membeli camilan ia kembali ke mobilnya. Ia segera menuju hotel.
Arjuna masuk ke kamar hotel Andini, ia melihat Andini sedang tertidur pulas, ia melihat wajah polos Andini nampak sangat cantik meskipun banyak masalah yang Andini hadapi.
"Ia begitu kuat, menghadapi cobaan yang menimpanya, aku nggak akan menyia-nyiakan Andini." Tegas Arjuna dalam hati. Arjuna tidur di sofa ia tak ingin mengganggu tidur Andini yang sangat pulas.
"Esok aku akan melaksanakan pernikahanku aku tak ingin menunggu restu ibuku."
"Aku ingin segera memiliki Anak, usiaku sudah tak muda lagi."
"Aku rasa lebih baik aku menikahi Andini secara diam
Arjuna menelpon Basri untuk mengetahui apakah berkas-berkas data pernikahan sudah selesai."Halo Bas,"tanya Arjuna. dalam panggilan telepon."Iya bos, ada apa?"tanya Basri. Basri agak tidak bersemangat untuk mengangkat telepon Arjuna, rasa tidak percaya Andini akan menikah dengan bosnya seperti hanya mimpi."Bagaimana sudah siap?" Tanya Arjuna. Arjuna ingin memastikan bahwa semua data data dan penghulu sudah suap."Sudah bos, saksi dan penghulu semuanya sudah siap." Jawab Basri. Basri adalah asisten Arjuna yang bisa diandalkan. Pekerjaan yang Arjuna perintahkan selalu selesai dengan baik."Oke, aku akan kesana." Arjuna pun mengakhiri panggilan nya. Andini yang sedang mengenakan gaun pengantin nampak cantik dan di poles make up yang sangat mempesona, Arjuna semakin terpukau melihat Andini."Gimana bang, tanya Andini." Arjuna menatap Andini, ia merasa sangat kagum melihat kecantikan Andini."Oke, kamu terlihat cantik. Aku akan ganti pak
Arjuna sudah selesai mandi ia pun mengenakan handuk keluar dari kamar mandi. Ia melihat Andini sedang bermain ponselnya, Andini memakai baju tidur yang sangat cantik. Baju tidur Andini seperti dress yang terdapat renda cantik di bagian bawah bajunya. Terbuat dari bahan yang sedikit menerawang namun nampak membuat Andini semakin cantik. Arjuna duduk dan menyapa Andini. Ia melihat Andini sedang asyik bermain ponselnya.
Pagi yang cerah mama Arjuna segera bangun dan duduk di meja makan ia menantikan Arjuna dan Andini bangun. Arjuna dan Andini Belum bangun mereka sangat kelelahan. Mama Arjuna pun menanyakan mereka kepada bibi. "Bi, coba lihat mereka sedang apa? Sudah siang belum bangun," ucap mama Arjuna sangat kesal. Mama Arjuna merasa sangat kesal ketika melihat Andini belum bangun dari tidurnya. "Mba Andini sakit nyonya," jawab Bibi. Bibi tidak ingin terjadi keributan di antara mereka. Namun mama Arjuna tidak mempercayai ucapan bibi. Ia segera naik ke lantai atas untuk mengecek keadaan Andini. "Sakit? Atau memang pemalas," ucap Mama Arjuna. Mama Arjuna sangat marah ketika melihat Andini yang sedang tidur, ia segera mengetuk pintu kamar Andini. Tok,,, tok,,, tok,,, Mama Arjuna mengetuk pintu, ia sangat kesal melihat Andini yang tidak juga keluar. Tok,,, tok,,, tok,, Mama Arjuna kembali mengetuk pintunya, Arjuna sangat kesal mende
Mama Arjuna melihat Arjuna berangkat ke kantor, ia segera pergi ke kamar Andini, ia melihat Andini sedang tertidur pulas di atas ranjang. Mana Arjuna segera menarik tubuh Andini dengan sangat kasar. "Bangun, ayo bangun," teriak mama Arjuna. Mama Arjuna sangat benci melihat Andini sedang tertidur pulas di rumahnya. "Baik ma," ucap Andini. Andini masih pucat badannya gemetaran, Andini pun duduk di atas ranjang. "Hey Andini, ini sudah siang, kok kamu masih tidur pulas di atas ranjang!" Teriak mama Arjuna. Andini pun meneteskan air matanya, Andini adalah wanita yang sangat cengeng ia hanya bisa menangis ketika mama Arjuna memarahinya. "Bukanya kamu bantu bibi, eh malah kok tiduran, mana suamimu?" Tanya Mama Arjuna. Andini tak bisa menjawab pertanyaan Mama Arjuna. Andini
Pagi hari ini cuaca sangat dingin, Arjuna dan Andini masih tertidur pulas di kamarnya. Mama Arjuna sangat kesal melihat Andini yang belum juga bangun."Wanita macam apa! Jam sudah jam 06.00 wib belum juga bangun, seharusnya ia menyiapkan sarapan untuk Arjuna." Gumam Mama Arjuna, ia memang tidak menyukai Andini, ia mencoba untuk mencari masalah agar Andini tidak betah berada di dekat Arjuna.Arjuna turun dari kamarnya ia sudah berpakaian rapi Mama Arjuna melihat Andini tidak ikut turun ia segera memarahi Arjuna."Arjuna, istri pemalas mana kok dia nggak juga turun… tanya Mama Arjuna. Arjuna hanya menggelengkan kepalanya melihat Mamanya bersikap seperti itu. Ia pun menjawab."Mah nggak seharusnya mamah memarahi Andini, Andini sudah bisa menjadi seorang istri y
Setelah mengecek data perusahaan Arjuna segera tidur, ia tidur di samping Andini. Arjuna memeluk Andini yang sedang tidur. Andini merasa terkejut saat Arjuna tidur di sampingnya dan memeluk Andini."Ibu," panggil Andini. Andini sontak duduk sambil menarik bantal, jantungnya berdetak kencang, keringat dingin pun bercucuran di pipinya, Arjuna yang baru saja akan memejamkan mata terbangun dari tidurnya."Ada apa?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat khawatir melihat Andini merasa gelisah."Aku ingat ibu bang,"Andini mulai meneteskan air matanya. Andini semenjak mengenal Arjuna ia lebih sering mengekspresikan emosinya dengan air matanya. Arjuna melihat kepolosan Andini membuat dirinya makin senang."Ibu sudah tenang disana, ayo sekarang kita mandi dan sholat," Ajak Arjuna. Arjuna ingin Andini bisa mendoakan ibunya."Baik bang," Andini pun turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, Andini segera mandi dan mengambil air wudhu.Andini kembali ke kamarnya, i
Arjuna mengajak Andini bersepeda mengelilingi pantai, cuaca hari ini sangat cocok untuk mantai. Panas yang tak begitu menyengat membuat Arjuna dan Andini merasa bersemangat untuk memulai bulan madunya."Cuaca hari ini sangat cocok untuk berkeliling," ucap Arjuna, Sambil mengayuh sepedanya."Aku senang bang, abang mengajakku keliling pantai," Andini tersenyum bahagia saat ia berada di boncengan sepeda yang Arjuna kayuh.Arjuna pun berhenti saat ia melihat ada penjual es kelapa."Lho kok berhenti bang?" tanya Andini. Andini merasa heran ketika melihat Arjuna yang tiba-tiba memberhentikan sepedanya."Ayo kita minum es kelapa?" Ajak Arjuna. Arjuna pun menggandeng tangan Andini dan membawanya ke bawah pohon rindang tempat penjual es kelapa."Abang, aku belum haus?" Ucap Andini. Andini belum merasa lelah dan haus, ia masih bersemangat untuk bersepeda."Aku haus sayang, sedari tadi aku mengayuh sepeda, membuatku haus dan lapar."
Andini mulai keluar dari kamar mandi, ia mengenakan handuk yang melekat di tubuhnya. Arjuna mulai memandangi Andini seraya berkata."Akan ku tarik handukmu," ucap Arjuna sembari menggoda Andini, Andini mulai memegang handuknya dengan erat."Ini kalau berani," ledek Andini. Arjuna mulai mendekati Andini, Andini pun tertawa geli melihat keisengan yang dilakukan oleh suaminya.HahahaAndini mulai berlari menjauh dari Arjuna, ia pun memegangi handuknya dengan erat."Nggak akan bisa menangkapku, tubuhku kecil dan gesit, jadi nggak mungkin Abang bisa menangkapku," Andini mulai meledek Arjuna, Arjuna pun mulai menangkap Andini."Tunggu kalau aku bisa menangkapmu, akan ku jadikan di