Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .
Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai.
" Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Basri membuntuti mobil Arjuna, mobil Arjuna berhenti di salah satu Restoran. Arjuna dan Andini sangat bahagia, namun Basri merasa kedekatanya membuat hatinya merasa sakit. Basri pun bersedia untuk menjadi informan ibu Arjuna."Mungkin kalau ibu Arjuna melarang mereka, Andini mungkin bisa jadi kekasihku." Basri sangat mengharapkan cinta Andini.Arjuna memesan makanan untuk mereka berdua. Setelah makanan yang mereka pesan datang, Arjuna segera menyuapi Andini."Ayo Andini, Ayo kita makan." Ajak Arjuna, namun Andini merasa tidak selera saat melihat makanan. Arjuna pun menyuapi Andini."Ayo makan," sesendok makanan mendarat di depan bibir Andini, Andini pun mulai membuka mulutnya."Ah bapak aku kan bisa makan sendiri." Rengek Andini."aku hanya ingin menyuapimu." Andini pun mengambil sendok dan menyuapi Arjuna, mereka semakin mesra. Setelah makan mereka pun kembali ke kantor saat mereka dalam perjalanan ke kantor. T
Basri berjalan kesana kesini ia sangat bimbang mengenai perasaan yang harus ia rasakan."Bagaimana perasaan ini, hatiku sakit sekali melihat Arjuna dan Andini bersama." Basri pun duduk di kursi kerjanya ia memegang pena dan memainkan pena di antara jari tangan nya."Aku bingung maju salah, mundur sakit." Basri berusaha untuk menenangkan pikirannya. Ia pun membuka laptopnya dan mengecek pekerjaannya ia tak ingin berlarut larut dalam kesedihan. Iya sudah merasakan nyaman saat ia mulai menyibukkan diri dengan bekerja, perasaan cemburu pun hilang.Arjuna dan Andini menuju kantor namun saat ia berada di mobil Arjuna menggoda Andini dan membuat Andini tersenyum tersipu malu."Kamu tau nggak apa yang membuatku bahagia?" Tanya Arjuna sembari menatap wajah
Sepulang dari kantor mama Arjuna sudah duduk di Ruang tamu, saat Arjuna masuk ibunya memanggilnya."Arjuna berhenti ada yang ingin mama bicarakan." Panggil mama Arjuna. Arjuna pun berhenti dan berjalan menuju ibunya, hatinya sangat kesal, raut wajah yang ceria sontak berubah menjadi masam."Ada apa sih mamah memanggilku, pasti gara gara si Syelin sialan itu." Gumam Arjuna dalam hati, Arjuna bukan tambah cinta dengan si Syelin ia justru tambah muak melihat wajah Syelin."Arjuna kenapa kamu kok tega berbuat seperti itu dengan Syelin?"tanya ibu Arjuna. Ibu Arjuna tidak tau sifat Asli Syelin."Mah mamah kan nggak tau gimana sih Shelin." Jawab Arjuna dengan suara lirih tapi sedikit kesal."Syelin baik, dan mamah sudah merencanakan Perjodohan kalian." Ibu Arjuna berniat untuk menjodohkan Arjuna, namun Arjuna menolak perjodohan itu. Ia tak ingin kalau ia menikah dengan seorang yang ia tidak nyaman bila bersamanya."Jodoh Perjodohan! Aku
Arjuna membawa Andini ke hotel ia takut terjadi sesuatu dengan Andini, ia tak ingin sesuatu hal yang buruk menimpa Andini."Andini sementara ini kamu tinggal disini, aku tak ingin terjadi sesuatu dengan dirimu." Andini pun masuk ke hotel ia pun mandi dan ganti pakaiannya.Arjuna tertidur di ranjang yang sudah tersedia, Andini tak ingin mengganggunya Andini pun tidur di sofa, Arjuna nampak sangat lelah. Andini tidak bisa tidur, ia tak bisa melihat Arjuna tertidur dengan pakaian kerjanya."Ah bos ni tidur pakai baju kerjanya, aku akan membantunya untuk melepaskan pakaian kerjanya." Andini melepaskan kaos kaki yang Arjuna kenakan, ia pun mencoba membuka dasi di leher nya, saat ia memegang dada Arjuna dengan sigap menarik tubuh Andini dan membawa dirinya kepelukanya. Andini sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Arjuna."Bos," tanya Andini. Arjuna tak menjawab pertanyaan Andini. Ia memeluk Andini dengan sangat erat."Lepaskan aku bos." P