Share

BAB 4 KESATRIA BERTOPENG

Sylvester, Tahun 2022 – Saat Ini

Keesokan harinya, mengesampingkan semua perasaan rumitnya, Luna harus menjalani hidupnya lagi sebagai Alena, terutama dengan menjadi karyawan yang baru diterima bekerja kemarin di KCM Group. Sayangnya, karena kemarin ia tidak berhasil mendapatkan proposal yang diminta sang manajer Tuan Edward, Luna harus menyiapkan mental untuk menghadapi kemarahan manajer yang perfeksionis itu hari ini. Termasuk bersama kemungkinan ia akan dipecat!

“Huh..” dengus Luna, sambil menahan kesakitan di kepalanya yang sudah menyerangnya sejak kemarin ia pulang ke rumah.

Luna segera bersiap untuk berangkat menuju kantor KCM Group di Distrik Garfield yang berjarak setengah jam naik bus dari rumahnya.

Sejak semalam Luna sudah memikirkan berbagai penjelasan yang harus ia berikan, untuk membuat Tuan Edward memahami alasannya tidak bisa berhasil menyelesaikan tugasnya. Namun setelah terus berpikir, Luna memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya, walau cerita Luna mungkin akan terdengar seperti cerita yang hanya ada di novel.

‘Aku pasti bisa menghadapinya!’ seru Luna dalam hati, begitu ia sampai di kantor.

Luna mengembuskan napasnya, sebelum ia memasuki kantor Departemen Pemasaran KCM Group di lantai 3 dari lift yang membawanya ke sana.

Jantung Luna sudah berdebar keras saat kedua kakinya melangkah keluar dari lift, tapi begitu ia menengadah melihat kantor tempatnya baru bergabung kemarin, Luna tertegun.

“Tuan Sean benar-benar akan memberikan dukungan penuh sesuai proposal strategi pemasaran kami, Tuan Stefan?” tanya Tuan Edward dengan wajah paling berseri yang pernah Luna lihat.

Kehadiran pria yang Luna lihat bersama Sean yang ia tolong kemarin, menjadi alasan lain yang membuat Luna mematung sejenak di tempatnya.

“Alena..” panggil seorang karyawan pria sambil mendekat ke arahnya. “Kau baru datang? Aku menunggu kabarmu sejak kemarin..”

Luna hanya tersenyum tipis pada pria bernama Evan Fletcher yang banyak membantunya terutama untuk menemukan CEO KCM Group kemarin, meskipun akhirnya tidak berhasil.

“Apa yang terjadi, Evan?” tanya Luna kemudian, membuat Evan tersadar.

“Oh.. Sepertinya proposal strategi pemasaran Tuan Edward diterima dengan baik oleh Tuan Sean. Lihatlah, beliau sangat senang mendengar hal itu. Padahal kemarin beliau begitu marah, menunggu proposal yang beliau minta kau dapatkan dari Tuan Sean..” tutur Evan, mengingatkan Luna tentang kegelisahannya.

“Oh ya, kenapa aku tidak bisa menghubungimu sejak kemarin, Alena?” tanya Evan kali ini.

“Ah. Ponselku.. hilang,” jawab Luna sambil setengah mendengus.

“Oh? Bagaimana bisa?”

Luna menggelengkan kepalanya. “Ceritanya panjang. Oh ya.. Kalau pria itu, siapa dia?”

Luna melirik pria yang kemarin ia ketahui sebagai kakak dari pria yang ia tolong.

“Tuan Stefan Parker, asisten pribadi Tuan Sean..”

“Eh?” Luna tidak menyangka bahwa kakak dari pria yang ia tolong adalah asisten pribadi CEO-nya. Jika kemarin ia tahu, ia pasti tidak akan mengalami mimpi buruk mengenai kemarahan Tuan Edward hingga pemecatannya hari ini.

“Alena!” panggil Tuan Edward tiba-tiba, membuat Luna menelan ludah. “Datang ke ruangan saya sekarang juga!”

‘Apa akhirnya aku akan berhadapan dengan harimau ganas itu?’ Luna mengambil napas dalam-dalam sebelum memenuhi panggilan Tuan Edward.

Sementara itu Tuan Stefan sudah berjalan pergi dan hendak melewati Luna, sampai mereka bertubrukan dan membuat beberapa dokumen yang dipegang Tuan Stefan jatuh, karena kegugupan Luna.

“Ma-maafkan saya.. Tuan..” Luna segera mengambil dokumen-dokumen yang berserakan dan mengembalikannya pada Tuan Stefan.

Pria itu tersenyum tipis sambil berkata. “Tidak apa-apa, Nona Alena. Sampai bertemu lagi..”

Luna memiringkan kepalanya.

“Alena!” Suara Tuan Edward kembali memanggil Luna dari dalam ruangannya, sebelum Luna sempat berbicara lagi pada Tuan Stefan yang sudah melesat pergi.

Luna segera memusatkan pikirannya lagi pada Tuan Edward yang ia takutkan. Namun, begitu ia sampai di ruangannya, Luna dibuat tertegun oleh senyum lebar Tuan Edward bersama ucapannya yang tidak ia sangka.

“Maaf membuatmu bekerja begitu keras kemarin, Alena..”

“Eh?!”

“Selamat datang di KCM Group dan malam ini kita akan mengadakan pesta penyambutanmu ya?”

Luna terbelalak.

Apa yang membuat Tuan Edward berubah dari harimau ganas menjadi kucing lembut nan baik ini?

***

“Bagaimana perasaanmu setelah bekerja di sini, Alena?” tanya Tuan Edward dengan lembut, saat Luna baru saja membantu pelayan restoran menyajikan berbagai makanan di meja mereka.

Malam sudah datang untuk perhelatan pesta penyambutan Luna sebagai Alena, karyawan baru di Departemen Pemasaran KCM Group. Bersama 12 orang karyawan di departemen yang sama, Luna sudah berada di sebuah restoran Jepang yang disukai Tuan Edward.

Luna menelan ludah diikuti tatapan semua orang karena pertanyaan Tuan Edward tadi, sampai akhirnya Luna berhasil menarik senyum di wajahnya yang kaku dan berkata, “Tentu saja.. senang.. Tuan!”

Semua orang sontak tertawa mendengar jawaban polos Luna.

Entah mengapa, suasana saat ini begitu berbanding terbalik dengan suasana di kantor yang sangat serius. Tapi yang lebih aneh lagi, semua orang termasuk Tuan Edward, memperlakukan Luna jauh lebih baik dari hari pertamanya bekerja kemarin.

Semua orang pun mulai menikmati santapan makan malam mereka setelah beberapa kalimat pembuka dari Tuan Edward. Mereka bersulang dan hiruk pikuk dari percakapan mereka sudah langsung memenuhi restoran tersebut.

“Kau baik-baik saja, Alena?” tanya Evan yang duduk di samping Luna, tiba-tiba setelah setengah jam berlalu, mengejutkan Luna yang masih mencoba menikmati suasana di sana.

Luna mengernyit, tidak mengerti.

“Kau.. tampak pucat..”

Ah. Luna tersadar. Tubuhnya memang sedikit terasa sakit, terutama kepalanya yang terus berputar meskipun ia sedang duduk.

‘Apa mungkin karena kemarin aku menyelam ke laut?’ pikir Luna dalam hati.

Luna pun menggelengkan kepala untuk menghentikan kekhawatiran Evan. Namun, begitu Luna berusaha pergi ke toilet, Luna hampir ambruk di lantai hingga membuat semua orang ikut khawatir.

“Sepertinya, kau harus istirahat, Alena..” ujar salah seorang karyawan, diikuti anggukan semua orang.

Awalnya, Luna merasa tidak enak jika harus meninggalkan pesta yang diadakan untuknya, jadi ia terus menolak. Tapi, badannya yang sudah panas dan kepalanya yang semakin berat, membuat ia terpaksa harus benar-benar meninggalkan pesta tersebut.

“Aku akan mengantarmu..” Evan bergegas membopong Luna keluar dibantu beberapa orang lainnya.

Dengan mobil pribadi Evan, Luna pun diantar pulang ke rumahnya.

“Evan..” lirih Luna di kursi penumpang setelah beberapa saat, “..antar saja sampai gang.. tidak perlu.. masuk ke rumahku..”

“Apa tidak apa-apa?” Evan berusaha memastikan, meskipun Luna tidak ingin semakin merepotkan rekan barunya itu.

Luna mengangguk kecil. “Aku.. baik-baik saja, kok..”

Evan pun menyerah, setelah memastikan bahwa rumah Luna tidak begitu jauh dari gang kecil yang tidak bisa dimasuki mobilnya itu.

“Terima kasih, Evan..” Luna sudah keluar dari mobil dibantu Evan yang masih khawatir.

Dengan langkah yang sedikit gontai, Luna berjalan menyusuri gang dengan penerangan remang-remang itu menuju rumahnya. Sementara Evan masih mengawasi Luna dari jauh, sampai Luna menghilang dari pandangannya.

Setelah beberapa saat, Luna hampir mencapai rumah kosnya, ketika kesakitan mencapai puncaknya dan membuat ia kembali ambruk di tangan seseorang yang tidak bisa ia lihat dengan jelas pemiliknya.

‘Apa itu Evan?’ renung Luna sebelum ia akhirnya benar-benar kehilangan kesadaran.

Dalam pingsannya itu, Luna tiba-tiba bisa melihat dirinya yang dikurung di suatu tempat dan diberi obat yang membuatnya terus merasakan sakit kepala yang luar biasa.

‘Apa ini?!’

Di tengah kebingungan Luna, ia juga bisa mendengar suara seorang perempuan yang berbisik padanya.

“Kau tidak bisa lagi bertemu dengan Sean, Luna..”

‘APA?!’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status