Home / Romansa / Cinta Rahasia Sang CEO / BAB 3 IDENTITAS PALSU

Share

BAB 3 IDENTITAS PALSU

Author: Astna Aikaz
last update Last Updated: 2022-09-07 08:31:46

“Apa pria ini kakak Anda, Tuan Sean?” tanya Alena yang langsung dibalas anggukkan cepat pria bernama Sean itu.

Sementara pria yang baru datang tampak sedikit kebingungan ketika Alena berpaling melihatnya, tapi sedetik kemudian ia pun mengangguk seperti Sean.

“Kalau begitu.. aku pergi dulu,” pamit Alena, karena merasa urusannya di sana sudah selesai.

“Tunggu!” Sean menghentikan Alena. “Kau sudah tahu namaku, tapi aku belum tahu namamu, Nona..”

Alena berbalik. “Ah ya.. Hmm.. Alena.. Alena Lindsey..”

Bersama keraguan yang hanya diketahui Alena alasannya, Alena pun kembali pamit meninggalkan Sean dan pria yang datang menjemputnya.

Setelah keluar dari kamar pasien Sean, Alena membuang napasnya yang terpendam karena gugup.

“Apa tadi hanya kebetulan, saat dia memanggilku sebagai Luna? Huh..” gumam Alena, mengingat saat Sean memanggilnya dengan nama ‘Luna’ sambil memeluknya di tepi laut, hanya sesaat setelah ia mendapatkan kesadarannya.

Beberapa detik kemudian, Alena kembali berjalan hingga hampir mencapai pintu keluar rumah sakit.

Di antara langkahnya yang lemah, Alena yang sudah sangat lelah dan harus segera pulang ke Kota Nashville tempatnya tinggal, mengeluarkan dompet untuk memeriksa sisa uangnya. Namun, sebuah kartu di dompetnya yang setengah basah itu mengalihkan perhatiannya.

Kartu Tanda Penduduk bertuliskan nama ‘Luna Lawrence’ dengan foto yang persis sama dengan dirinya.

Alena tertegun sejenak, sebelum akhirnya membuang kartu tersebut ke tempat sampah di sana dan menempatkan kartu lain bernama ‘Alena Lindsey’ dengan foto yang rusak ke bagian paling atas slot kartu di dompetnya.

Setelah mengambil napas dan tanpa melihat lagi kartu yang sudah ia buang, Alena melesat pergi ke stasiun kereta terdekat untuk segera pulang ke rumahnya.

Dengan kereta yang hanya menghabiskan kurang dari setengah ongkos taksi sebelumnya, Alena melaju meninggalkan Kota Bradley yang entah mengapa tampak sangat akrab tapi juga asing di ingatannya.

Di dalam kereta kelas ekonomi yang penuh sesak, Alena terpaksa harus berdiri hingga membuat dirinya terantuk beberapa kali sampai sebuah kalung terjatuh dari lehernya. Kalung perak berliontin bintang.

Sesaat setelah mengambil kalung itu, Alena mulai merasakan kesakitan yang sempat menghampirinya ketika ia pertama kali sampai di Kota Bradley. Namun kini, kesakitan yang ia rasakan lebih besar, hingga menghadirkan potongan-potongan ingatan yang tidak bisa ia pahami.

Ingatan tentang dirinya sendiri saat berumur 13 tahunan bersama seorang anak perempuan lain yang seumuran dengannya dan seorang anak lelaki yang lebih tua beberapa tahun dari mereka. Potongan-potongan ingatan yang kacau seperti rekaman video rusak, menunjukkan suasana-suasana ekstrim dari kebahagiaan, kesedihan hingga.. kematian?

‘Apa ini?!’ Alena tidak mengerti.

Dada Alena semakin sesak karena potongan-potongan ingatan yang menyakitinya. Ia pun berusaha menolak ingatan-ingatan yang belum siap ia terima itu, dengan mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Selama lebih dari 3 jam perjalanan, Alena berusaha keras melawan kesakitan di dada dan pikirannya, akhirnya Alena sampai di Kota Nashville. Tanpa pergi kemanapun lagi, Alena bergegas pulang ke rumahnya di pinggiran Distrik Easton.

Sesampainya di sana, dengan cepat Alena menutup dan mengunci pintu kamar kosnya diiringi napas tersengal, karena mencoba melawan potongan-potongan ingatan yang mengganggu dan menyakitinya.

“Alena..” lirih Alena saat matanya menangkap foto di sudut meja kamar kecilnya, foto tiga orang perempuan yang tersenyum lebar dengan latar kamar bertuliskan Aluza Forever.

Seketika, kaki Alena yang sudah lemah, ambruk bersama air mata yang mengaliri wajahnya yang merah.

“Apa keputusanku benar untuk hidup sebagai dirimu, Alena?”

***

New Sidney, Tahun 2022 – Seminggu Lalu

“Luna, kau yakin akan melakukannya?” tanya seorang wanita berambut hitam sebahu, pada wanita lain berambut panjang sedada yang sedang memegang paspor bernama Alena Lindsey di tangannya.

“Kalau aku tidak segera pergi dari sini, aku akan terus dikejar orang-orang tak dikenal itu, Zar..” jawab wanita di sampingnya yang sudah memutuskan untuk pergi dari New Sidney setelah tinggal cukup lama di sana, menuju Sylvester tempat ia akan berusaha mencari ingatannya yang hilang.

Luna Lawrence, wanita yang kehilangan ingatan dan baru mulai mendapatkan sebagian kecil ingatannya, setelah ia diadopsi 8 tahun lalu oleh seorang wanita berusia 50 tahun bernama Elana Lindsey. Berkat itu, Luna bisa bertemu dengan Alena Lindsey yang merupakan anak Elana dan Zara Geraldine teman kecil Alena yang memberikan pertanyaan tadi padanya.

Sebelum diadopsi saat usianya 18 tahun, Luna awalnya tidak memiliki ingatan apapun termasuk identitas dan dari mana ia berasal. Namun, seiring waktu ia mulai mengingat namanya sendiri sebagai Luna Lawrence dan ingatan masa kecilnya yang terhenti sampai usia 11 tahun.

Dalam ingatan terakhirnya itu, ia pernah tinggal di Sylvester bersama kedua orang tuanya, Johnny Lawrence dan Pamela Lawrence. Tapi setelah itu, ia tidak tahu apa yang terjadi terutama pada kedua orang tuanya yang tidak lagi berada bersamanya. Di tambah lagi, sejak ia diadopsi, Luna terus menerus dikejar oleh orang-orang tak dikenal tanpa tahu alasannya.

“Jika aku pergi, ..gunakan.. namaku.. untuk kabur, ..Luna..” ujar Alena sebulan lalu, sebelum ia meninggal karena penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. Alena berusaha membujuk Luna untuk menggunakan identitasnya agar Luna bisa kabur dari kejaran orang-orang tak dikenal itu.

“Lakukan ini untukmu dan Alena..” Ibu Alena sekaligus ibu angkat Luna juga berusaha membujuk Luna yang masih keberatan. “Kalau kau merasa bersalah karena menggunakan identitas Alena, kau bisa meringankan perasaan itu dengan membantu Alena mewujudkan mimpinya yang tertunda untuk bekerja di KCM Group.. Tapi, ibu berharap kau tidak perlu melakukan itu dan fokus mencari ingatan dan hidupmu yang hilang..”

Luna tidak tahu harus bagaimana. Apalagi karena kejaran orang-orang itu, ia dan keluarga Alena terpaksa harus berpindah-pindah rumah demi menghindari mereka selama 8 tahun ini. Tapi setelah merenung, akhirnya Luna memutuskan untuk menuruti permintaan Alena dan ibunya.

Oleh karena itu, Luna pergi ke Sylvester untuk mencari ingatannya yang hilang sekaligus mengamankan dirinya sendiri dari kejaran orang-orang tak dikenal itu. Ia juga berpikir untuk membantu Alena mewujudkan mimpinya, karena sebelum Alena meninggal, Alena mendapat panggilan wawancara dari KCM Group. Dengan menggantikan Alena, Luna bisa diterima bekerja di KCM Group atas nama Alena.

Namun kini, saat Luna mendapatkan lagi potongan ingatannya yang hilang, Luna tiba-tiba merasa takut bahwa mungkin keputusannya salah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 43 PETIR DI SIANG BOLONG

    Di tempat lain, Luna yang masih tidak menyadari apapun, sudah sampai di rumah Evan yang tak jauh dari rumah sakit tempat ia kabur beberapa saat lalu.‘Apa benar-benar tidak apa-apa untukku berada di rumahnya ini?’ Baru sesaat, Luna meragukan keputusannya yang mungkin hanya akan memperburuk masalahnya. Meskipun begitu, sekeras apapun Luna berpikir, ia tidak punya pilihan lain karena ia tidak bisa pergi kemanapun lagi selain rumah Evan yang ditawarkan padanya.Beruntung, Evan mengatakan bahwa ia sedang memiliki banyak kesibukan di kantor, sehingga ia akan jarang pulang ke rumah dan Luna juga bisa tinggal sementara di kamar kosong lain di rumah itu, selagi ia mencari rumah untuk ia tinggali nanti.“Apa kau tidak akan bertanya apapun.. tentang apa yang sebenarnya terjadi.. padaku?” Namun, Luna masih merasa tidak nyaman dengan kebaikan Evan yang ia tidak tahu apa ia pantas menerima itu, apalagi jika Evan tidak tahu apapun sampai memberikan kebaikan itu padanya.Evan tersenyum tipis seb

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 42 KARENA HATI YANG TERLUKA

    Sementara itu, Luna tidak menyadari bahwa seorang pria sedang mengepalkan tangannya dengan amarah 5 meter di belakangnya. Sean.Sean yang mengikuti Luna sejak ia meninggalkan rumah sakit, berusaha menahan diri untuk tidak membuat Luna semakin marah jika ia kembali menahannya, sampai Luna bertemu Evan dan Sean mendengar bahwa Evan menawarkan Luna untuk tinggal di rumahnya.Sean hendak mencegah itu, sebab bagaimana bisa ia membiarkan wanitanya tinggal bersama pria lain? Namun, Sean sempat terhenti karena teringat ucapan Luna padanya.“Tolong.. jangan menemuiku lagi..”“Ha..” desah Sean, dengan tangan yang hampir berdarah menahan kemarahan pada dirinya sendiri dan situasi yang menjebak mereka saat ini. Namun, Luna dan Evan tetap pergi dari sana bersamaan dengan kedatangan para reporter yang menyerbu Sean entah dari mana, semakin membuat Sean tidak bisa mencegah kepergian wanita yang dicintainya itu.“Tuan Sean! Bagaimana tanggapan Anda mengenai berita perselingkuhan Anda dengan kary

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 41 CINTA YANG GUGUR

    Kota Nashville, Tahun 2022 – KiniMendengar semua tragedi yang luput dari ingatan Sean dan Luna selama ini, mereka akhirnya tidak bisa menenangkan diri lagi.“Kenapa.. kenapa—baru sekarang.. kalian mengatakan semua ini pada kami..?!” pekik Luna, tidak tahan dengan semua kenyataan yang mengguncang pikiran dan hatinya sekaligus. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?!”“Luna..” Elana masih berusaha menenangkan Luna yang sudah dibanjiri air mata, tapi Luna untuk pertama kalinya menghempas tangan keriput itu dan berlari keluar tanpa lagi melihat ke belakang, di mana Sean juga mengikutinya.“Luna!” Sean sudah sampai di atap rumah sakit tempat Luna berhenti. Sedangkan Luna yang ia tuju, sedang berdiri menghadap langit yang membentang di atasnya, dengan sekujur tubuh bergetar menahan air mata yang masih mengalir deras di pipinya.“Jangan mendekatiku!” teriak Luna, menyadari kehadiran Sean di belakangnya. “Seharusnya.. seharusnya aku tidak menyelamatkanmu..”Deg.Sean terdiam. Tangannya

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 40 MASA LALU KELAM III

    “Keluar dari sini! Anak pembawa sial! Mengotori tempat ini saja!” teriak beberapa orang di depan rumah Luna yang hanya ditinggalinya sendirian.Sudah berminggu-minggu berlalu sejak kematian sang ibu yang menyusul ayahnya, Luna mendapat perlakuan yang lebih tidak masuk akal untuk seorang anak yang baru menginjak 13 tahun. Orang-orang di sekitar kompleks rumahnya, berusaha mengusir Luna yang sudah sebatang kara di dunia ini. Bahkan keluarganya yang lain, tidak ingin berurusan dengan Luna yang dalam waktu singkat seolah menjadi musuh masyarakat.Meskipun begitu, Sean adalah satu-satunya orang yang bersedia berada di samping Luna apapun yang terjadi. Namun, Stella yang selama ini menyembunyikan dirinya dengan baik, mulai memperlihatkan wajah aslinya ketika Sean semakin bersikeras untuk bersama Luna.“Sean! Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Stella yang mengikuti Sean sejak beberapa jam lalu.Sean rupanya sedang mencari keberadaan Luna yang tidak bisa ia temukan di manapun termasuk d

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 39 MASA LALU KELAM II

    “Tidak, Stella..” jawab Luna setelah beberapa saat, berpikir bahwa mungkin itu jawaban yang diinginkan Stella darinya dan Luna kira ia harus memberikan jawaban tersebut, agar hubungan mereka tidak memburuk lagi. “Tapi, kenapa kau bertanya?”“Tidak.” Stella hanya melebarkan senyumnya tanpa menjawab dengan jelas, alasan ia bertanya atau alasan dari senyumnya yang tidak pernah Luna lihat itu. Sebab, meskipun Stella tersenyum, Luna tidak bisa merasakan perasaan senang seolah Stella sedang tersenyum palsu.Lalu, beberapa bulan kemudian, hubungan persahabatan Luna dan Stella terus berjalan menjadi lebih baik. Namun, di antara hubungan mereka, selalu ada Sean yang entah mengapa ikut bergabung dengan mereka.Secara alami, persahabatan mereka pun berubah menjadi persahabatan antara tiga orang. Mereka selalu pergi kemana-mana bertiga karena rumah mereka juga berdekatan, hingga orang tua mereka bertiga ikut menjadi dekat. Dengan hubungan yang terjalin secara baik itu, seharusnya Luna tidak mengk

  • Cinta Rahasia Sang CEO   BAB 38 MASA LALU KELAM I

    Sean dan Luna sontak tersentak, terutama Luna yang tidak bisa menahan keterkejutannya atas pernyataan ibu Sean mengenai perbuatan Stella pada kedua orang tuanya.“Apa maksudnya?!” Luna tidak bisa bergeming lagi mendengar semua rahasia yang selama ini disembunyikan darinya. Jadi, Luna membuka pintu dan memasuki kamar pasien tempat orang-orang yang menyembunyikan semua rahasia itu, Evelyn dan Elana.“Lu—na..?!” Evelyn dan Elana sama-sama terkejut dengan kehadiran Luna di tempat mereka, diikuti Sean di belakangnya.“Apa maksudnya orang tuaku meninggal karena Stella?! Apa kalian bilang bahwa Stella telah membunuh orang tuaku?!” Suara Luna meninggi karena tidak bisa menahan semua perasaan marah, kecewa dan bingung yang bercampur aduk dalam dirinya.Elana berdiri dari kursi untuk menghampiri Luna yang matanya mulai memerah, hampir meledak histeris.“Luna..” Pelukan Elana sang ibu angkat yang biasanya selalu hangat, kini kehangatan itu tidak bisa lagi dirasakan Luna, setelah ia mengetahui ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status