Share

BAB 5 KEMBALINYA MASA LALU

Luna akhirnya tersadar dengan peluh keringat yang memenuhi seluruh tubuhnya.

‘Apa yang terjadi?’ pikir Luna, ketika mendapati dirinya berada di dalam kamarnya sendiri.

“Apa semua itu hanya mimpi?” Luna mulai memahami apa yang ia alami. Meskipun begitu, Luna masih tidak mengerti mengapa ia mendapatkan mimpi yang terasa sangat nyata seperti itu.

Atau mungkin.. itu adalah salah satu dari ingatannya yang hilang?

Tapi..

‘Mengapa aku dikurung dan siapa Sean yang dimaksud?’

Luna masih merenung sampai alarm di jam bekernya berbunyi nyaring.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan demam yang sebelumnya menyerang Luna, kini sudah benar-benar hilang, menyisakan sebaskom air dan handuk kecil di samping tubuhnya.

“Siapa yang merawatku?” Luna kembali tertegun, menyadari bahwa seseorang telah membantu Luna melawan rasa sakitnya semalam suntuk, tanpa ia tahu siapa dan mengapa.

Dengan kebingungan tersebut, Luna yang pulih dengan cepat, memutuskan untuk pergi bekerja karena ia tidak mau memberi kesan yang buruk di masa-masa awalnya bekerja. Namun, begitu ia bangun dari tempat tidurnya, ia menemukan sebuah kotak aneh dengan catatan kecil di atasnya, bertuliskan ‘Gunakan ini dan bekerjalah dengan baik’.

“Hah?!” Luna tidak mengerti. Ia segera membuka kotak tersebut yang ternyata berisi sebuah ponsel pintar keluaran merek ternama yang hanya bisa ia miliki dengan gajinya selama setengah tahun!

“Kenapa ini ada di sini?” Luna terbelalak.

Selama beberapa saat, ia terus mengamati ponsel tersebut dan catatan yang ia temukan sebelumnya. Namun, karena ia tidak bisa menemukan jawaban apapun, Luna bergegas untuk pergi bekerja dan mencari jawaban untuk semua pertanyaannya tadi.

Dalam ingatan Luna, orang terakhir yang Luna temui adalah Evan dan ia juga satu-satunya orang yang tahu bahwa ponsel Luna hilang. Jadi, mungkin Evan adalah orang yang merawat dan memberikan ponsel itu padanya.

“Evan!” Luna sudah sampai di kantor, disambut semua orang termasuk orang yang ia panggil dengan riang itu.

Sambil mengangkat ponsel yang diterimanya pagi ini, Luna berkata “Terima kasih..”. Namun, ucapan tersebut justru disambut kernyitan di kening Evan yang membuat Luna ikut bingung.

‘Apa bukan Evan yang merawatku dan memberikan ponsel ini semalam?’

Luna masih tenggelam dalam pikirannya, sampai sebuah suara nyaring memenuhi lantai kantor departemennya.

“Tuan Sean akan menikah dengan Nona Stella!”

“APA?!” semua orang berseru, kecuali Luna yang tidak mengerti apa yang terjadi dan Evan yang masih bingung karena perkataan Luna tadi.

Rupanya, CEO KCM Group yang baru diangkat dan CEO Kingscom Pictures, baru saja mengungkapkan kabar pernikahan mereka yang akan dilakukan dua minggu lagi. Sean Alvarez Logan dan Stella Cooper, dua nama yang sudah Luna dengar sejak ia bekerja di sana, tanpa pernah ia tahu wujud dari dua sosok yang tidak pernah luput jadi pembicaraan para karyawan KCM Group ini.

Kalau dipikir-pikir, Luna terus menerus bersinggungan dengan pria bernama ‘Sean’. Di mulai dari CEO-nya yang tidak berhasil ia temui dua hari lalu, kemudian orang yang ia tolong saat ia mencari CEO-nya itu, hingga orang yang masuk ke dalam mimpinya semalam.

“Huh.. sebenarnya siapa Sean?” gumam Luna setelah lenguhan panjang dari kebingungannya, terutama karena mimpinya semalam yang tidak bisa ia mengerti.

***

Dua minggu kemudian, Luna masih belum mengetahui siapa orang yang merawat dan memberikan ponsel padanya. Sedangkan di sisi lain, rekan-rekan kerjanya masih bersemangat membicarakan pernikahan CEO KCM Group yang sudah digelar kemarin. Selain karena memang semua orang di perusahaan ini selalu tertarik pada segala hal yang berhubungan dengan kehidupan para eksekutif muda di sini, pernikahan CEO baru mereka juga menarik perhatian karena serba tertutup.

Ya.

Pernikahan antara Tuan Sean dan Nona Stella diadakan secara tertutup, dengan hanya mengundang pihak keluarga dan kerabat terdekat, serta beberapa kalangan eksekutif perusahaan saja. Padahal Tuan Sean dan Nona Stella sama-sama anak tunggal dan berasal dari keluarga salah satu konglomerat terkaya di Sylvester, sehingga banyak orang berpikir bahwa pernikahan mereka akan digelar secara terbuka dan megah.

Namun, yang terjadi adalah pernikahan privat dan eksklusif tanpa diketahui alasannya. Bahkan mereka hanya menyebarkan satu foto pernikahan mereka untuk menjadi bahan berita ataupun postingan di setiap akun media sosial dan website perusahaan.

“Aku tidak bisa melihat wajah Tuan Sean dengan jelas, huh!” keluh salah seorang karyawan dengan wajah kecewa, diikuti rekan-rekan yang lain.

“Tapi bagaimanapun Tuan Sean terlihat sangat tampan, walau wajahnya tidak terlihat jelas ya..” Sementara yang lain hanya memuji CEO baru yang langsung menjadi idola mereka itu.

‘Apa yang baru saja aku lihat?’ pikir Luna setelah tidak sengaja melihat sekumpulan wanita yang terus teralihkan oleh topik tentang CEO mereka, padahal jam kerja masih berlangsung.

Baru saja Luna mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ia mendengar seruan yang lebih keras dari apapun yang pernah ia dengar.

“Tu-tuan.. SEAN?!”

APA?!

Luna menoleh.

Seorang pria berperawakan tinggi semampai dengan kemeja putih, rambut hitam berponi dan kacamata tipis di wajah putihnya, tiba-tiba memasuki ruangan mereka.

“Tunggu!” Wanita bernama Nella yang selalu lebih sigap dari siapapun ketika berkaitan dengan Tuan Sean, langsung mendekat ke arah pria tadi. “Anda memang terlihat mirip dengan Tuan Sean, tapi juga berbeda. Siapa Anda? Apa Anda benar-benar Tuan Sean?”

Luna bisa melihat sedikit kegugupan di wajah pria yang akhirnya Luna kenali.

Pria itu adalah Sean yang ia selamatkan dua minggu lalu!

Tapi.. kenapa ia ada di sini? Lalu, kenapa juga rekan-rekannya salah mengenali pria itu sebagai CEO mereka?

Luna baru sadar bahwa ia tidak benar-benar tahu bagaimana wajah CEO yang selalu dibicarakan rekan-rekannya, jadi ia tidak mengerti kenapa pria yang ia tolong beberapa waktu lalu dianggap mirip dengan CEO mereka itu.

“Tapi.. bukankah Tuan Sean seharusnya sedang bulan madu sekarang?” ujar yang lain, di tengah kebingungan mereka.

Sean yang tampak lebih santai, mulai tertawa kecil. “Apa aku benar-benar terlihat seperti Tuan Sean?”

Semua orang masih terdiam, tidak tahu harus menanggapi apa karena menunggu jawaban yang pasti tentang identitas pria yang menarik perhatian mereka itu.

“Namaku memang Sean..”

Kali ini, mereka terkesiap sampai Sean kembali bicara.

“Tapi.. aku Sean Parker..”

Mereka pun menganga sambil berpandangan satu sama lain, berpikir bahwa mungkin mereka memang salah paham.

“Ahhh!” seseorang tiba-tiba berseru sambil merangkul pundak Sean dengan akrab.

Evan? Apa dia mengenal Sean?

“Kau pasti adik dari Tuan Stefan ya?” tanya Evan sambil tersenyum lebar pada Sean yang terkejut dengan sikap akrab Evan padanya.

Berkat tanggapan Evan tersebut, semua orang berhenti mencurigai Sean sebagai CEO mereka yang seharusnya tidak ada di sana. Sebaliknya mereka mulai menggoda Sean yang mirip dengan sang CEO dari nama hingga wajahnya, seolah mereka kembar, meskipun mereka juga memiliki gaya dan aura yang berbeda.

Rupanya, Sean adalah karyawan baru yang akan bekerja di departemen yang sama dengan Luna.

“Benar-benar kebetulan, ‘kan?” tanya Sean, membuyarkan lamunan Luna yang sedang berpikir hal yang sama dengan ucapan Sean itu, setelah semua orang kembali bekerja dan Sean mulai menempati meja kosong di depan Luna.

“Ah..”

“Apa sekarang kau baik-baik saja?”

“Eh?!” Luna kebingungan dengan maksud pertanyaan Sean. Tapi, belum sempat Luna bertanya, sebuah tangan menepuk lembut pundak Luna dari belakang.

“Akhirnya aku menemukanmu..”

Luna menoleh.

Seseorang yang lebih mengejutkan kehadirannya daripada Sean tadi, telah berdiri di belakang Luna dengan senyum tipis yang tidak pernah ia lupakan.

“Noah..?!”

Noah Anderson, mantan pacar Luna dari New Sidney.

Tapi kenapa ia ada di sini?!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status