Share

Pesona Dhila

"Masuk!" ucapnya setelah duduk kembali di atas kursi kerja. 

Reihan yang merupakan asisten sekaligus tangan kanan Dipta pun masuk dan duduk tepat di hadapannya. 

"Saya sudah mendapatkan informasi lengkap tentang model yang Tuan inginkan," ucapnya to the point. Dipta hanya tersenyum kecil mendengar laporan dari asistennya itu. 

"Nama lengkapnya Anandhila prameswary, berumur 22 tahun, ayahnya sudah meninggal sekitar 15 tahun yang lalu. Sepeninggal sang ayah bisnisnya pun bangkrut karena gaya hidup ibunya yang suka berfoya-foya. Ibunya bernama Marta hampir setiap malam dia pergi ke kasino untuk berjudi dan mabuk-mabukan, dia juga seorang suggar mommy yang suka bersenang-senang dengan berondong. Sekarang Dhila adalah tulang punggung keluarga sekaligus sapi perah ibunya. Dia  sudah mempunyai pacar, yaitu seorang atlit basket nasional yang juga anak dari petinggi salah satu partai politik," jelas Rei panjang lebar. 

Dipta tersenyum kecut mendengar penjelasan dari asistennya," Cari tau di kasino mana saja Marta sering berjudi, dan selidiki apakah dia juga pemakai obat-obatan terlarang," ucap Dipta tegas. "Mengenai pacarnya itu hal yang mudah," Dipta tersenyum. "apa ada yang lain?" 

"Menurut informasi, lusa Nona Dhila akan mengadakan fashion show di hotel Hilton, apakah Tuan ingin datang ke acara itu?"

"Tentu! Apa kamu bisa mendapatkan undangannya untukku?"

"Tentu Tuan, itu hal yang mudah. Tuan bahkan bisa mendapatkan undangan VVIP agar bisa melihat Nona Dhila lebih dekat."

"Tidak. Aku hanya ingin melihat dia dari kejauhan saja, pesankan sebuah kalung berlian paling bagus dan berikan padanya sebagai hadiah setelah fashion show selesai." Ada senyum terukir di bibir Dipta tiap kali dia membayangkan pertemuannya dengan Dhila.

"Baik Tuan, semua akan berjalan sesuai dengan keinginan anda." Rei bangkit dari duduknya lalu membungkukkan badan dan keluar dari ruangan itu. 

"Sorry Mam, aku harus melakukan sedikit permainan kotor demi mendapatkan menantu untuk Mama, karena dengan keadaanku yang seperti ini mustahil ada wanita yang benar-benar tulus mencintaiku," ucap Dipta seraya melihat foto kedua orang tuanya. 

Hari sudah menjelang sore dan Dhila baru saja menyelesaikan perkerjaannya, kakinya terasa kebas karena hampir seharian memakai high heels begitu juga dengan punggungnya yang harus selalu tegak saat latihan. 

Dengan rasa lelah yang teramat sangat Dhila merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi, dan tiba-tiba sepasang tangan menutup kedua matanya dari belakang, "Surprise!" Bisik seorang laki-laki pada telinga Dhila yang suaranya sangat Dhila kenal. 

Dengan perasaan senang dan senyum mengembang Dhila membuka kedua tangan yang menutupi matanya dan segera berbalik menghadap ke belakang. 

"Adam!" Teriak Dhila dengan wajah sumringah dan segera menghambur ke dalam pelukan laki-laki yang ternyata adalah kekasihnya itu. 

Laki-laki dengan tinggi hampir 2 meter, berbadan tegap serta six pack itu membalas pelukan Dhila dengan hangat. Dia lalu memberikan satu buket bunga mawar merah yang sangat indah, Dhila menerima rangkaian bunga itu dengan perasaan haru dan mata berkaca-kaca hingga refleks langsung memberikan sebuah kecupan panas pada bibir kekasihnya. 

Bu Marta yang melihat adegan romantis anaknya itu hanya bisa berdecak kesal sambil memalingkan muka. 

"Sayang, bagaimana kalau malam ini kita dinner di luar?" ajak Adam sambil mengelus kepala Dhila, Dhila yang masih dalam pelukannya hanya memberikan respon dengan mengangguk kepala. 

"Hey! Setelah dari sini Dhila masih ada shooting untuk acara talk show," pekik Bu Marta  dengan ekspresi kesal. 

"Mam, please!" rengek Dhila. 

"Kita sudah tanda tangan kontrak dan honornya pun sudah masuk rekening," ucap Bu Marta tegas dan menggelengkan kepalanya. 

"Sayang bagaimana, kamu bisa nunggu kan? Acaranya cuma 2 jam ko," tanya Dhila dengan suara manja. 

"Apa sih yang nggak bisa buat ratuku, setelah acaranya selesai langsung telephon. Aku jemput kamu ke lokasi shooting," jawab Adam sambil mencubit hidung bangir Dhila. 

Bu Marta yang semakin kesal dan enek dengan adegan di depannya segera memanggil Tomi untuk membantu Dhila mengganti pakaian dan membersihkan make-up, adegan romantis itu pun berakhir dan Adam pun pamit. 

Mood Dhila yang buruk dari semenjak pagi langsung hilang setelah kedatangan sang kekasih, bahkan sepanjang shooting acara talk show bibir Dhila tidak lepas menyuguhkan senyuman yang membuat aura Dhila sangat bersinar di dalam kamera. 

Sesuai janji, Adam menjemput Dhila di lokasi shooting. Mereka pun segera pergi menuju sebuah restauran Jepang favorit Dhila, setelah selesai makan malam mobil Adam langsung melesat menuju ke sebuah daerah di pinggiran kota dan masuk kedalam halaman sebuah vila bergaya klasik, tidak berapa lama nampak Dhila dan Adam keluar dari mobil dengan berpelukan. 

Di mobil lain yang berada tidak jauh dari mobil Adam seorang laki-laki nampak mengepalkan tangan dan menggertakan giginya yang menandakan dia sedang menahan emosi, wajahnya memerah dengan sorot mata yang tajam menatap ke arah Adam dan Dhila yang kini sudah masuk ke dalam vila. Laki-laki itu adalah Dipta yang dari tadi sudah mengikuti mobil Adam dan Dhila sejak dari restaurant. 

Bught. Dipta meninju keras kursi mobil yang sedang dia duduki. "Rei, aku ingin besok pagi kamu sudah mendapatkan informasi lengkap tentang laki-laki itu," perintah Dipta dengan penuh emosi. 

"Baik tuan," jawab Reihan diikuti anggukan. 

Menyadari keadaannya Tuannya yang sedang diliputi emosi, Rei segera memajukan mobil yang mereka tumpangi dan meninggalkan vila di mana Adam dan Dhila berada sekarang. 

Malam itu menjadi malam yang panas dan penuh gairah bagi Dhila dan Adam, Dhila yang lelah secara fisik dan mental kembali mendapatkan mood bosternya dalam setiap belaian dan kecupan yang diberikan oleh Adam. Begitu juga Adam yang sangat terpesona dengan kemolekan tubuh Dhila, mereka bergumul saling melepaskan gairah bahkan entah sudah berapa kali mereka sampai di puncak kenikmatan, hingga ahirnya mereka sama-sama terkulai lemas dan bermandi keringat. 

Dhila tersenyum penuh kepuasan sembari berusaha mengatur ritme nafasnya. Adam yang merupakan seorang atlit tentu memiliki fisik yang kuat sehingga mampu membuat Dhila seperti kecanduan untuk melepas gairah dengannya, terlebih dia juga seorang plamboyan yang tau benar bagaimana membuat wanita tergila-gila. 

"Sayang, kenapa dari kemarin handphone kamu nggak aktif sih?" tanya Dhila dengan nafas masih sedikit terengah-engah. 

"Kemarin jadwal latihan padat jadi handphone aku matikan, tapi sekarang aku udah bayar lunas kan," jawab Adam sambil kembali melumat bibir Dhila. 

Dhila mendorong lembut tubuh Adam. "Sayang sudah! Aku harus pulang sekarang," ucap Dhila dan bersiap bangkit dari tempat tidur. 

Adam yang kembali dibakar gairah karna melihat kemolekan tubuh Dhila langsung menarik pinggang Dhila dan merebahkan tubuhnya ketempat tidur, setelah itu Adam kembali menikmati bibir ranum Dhila diikuti tangannya yang mulai meraba setiap inci tubuh Dhila dan meremas bagian dadanya yang kenyal dan berdiri menantang. 

Dhila yang sudah dibakar gairah hanya pasrah menikmati setiap perlakuan Adam, bibirnya tidak berhenti mengeluarkan desahan dan memanggil nama Adam, dan malam itu untuk kesekian kalinya mereka kembali hanyut dalam kenikmatan surga dunia. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status