Share

Hadiah mewah

"Dari mana kamu pagi-pagi baru pulang?" bentak Bu Marta saat Dhila baru saja memasuki rumah. 

"Seperti Mamah, meetime!" jawab Dhila singkat. 

Tanpa menghiraukan ekspresi ibunya yang marah Dhila langsung menuju kamar dan membersihkan diri, setelah 30 menit Dhila pun keluar kamar dan menuju meja makan. 

"Tom, semua perlengkapan aku untuk fashion show udah kamu siapkan? Aku ingin penampilanku sempurna nanti malam," ucap Dhila. "Oh iya, bagaimana kalo sebelum berangkat ke hotel kita shooting dulu beberapa endoresan, " tambahnya. 

Tomi dan Bu Marta saling berpandangan dengan ekspresi aneh karena tidak biasanya Dhila penuh semangat seperti sekarang. 

"Dhila, apa kamu baik-baik saja?" tanya Tomi heran. 

"Tentu saja," jawab Dhila riang. Dia lalu mengambil mayones dan mengoleskannya pada putih telur yang sudah di siapkan. 

Pertemuan dan pergumulannya dengan Adam semalam benar-benar me-refresh mood Dhila. Dia seperti mendapatkan energi baru yang positif bahkan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. 

Sesuai yang tertera dalam kartu undangan, acara fashion show Dhila dimulai tepat pada pukul 8 malam, fashion show tersebut digelar di sebuah hotel mewah di tengah kota dengan mengusung tema 'Keindahan Wanita'. Acara tersebut juga dilengkapi dengan dekorasi dan lighting yang modern yang menambah kesan mewah pada tampilannya. Para tamu undangan yang hadir pun kebanyakan adalah kaum jet set dan para sosialita. Terlihat dari penampilan mereka, mulai dari pakaian, tas, sepatu, jam tangan dan aksesoris lain yang kesemuanya adalah barang branded. 

Malam itu Dhila beberapa kali tampil dan berlenggak lenggok di panggung catwalk dengan membawakan berbagai macam rancangan sang desainer mulai dari setelan kerja modern, gaun untuk pesta, baju musim semi, setelan batik dan yang terakhir adalah gaun pernikahan berwarna putih dengan bahan brukat yang dihiasi berbagai macam payet dan manik-manik yang sangat apik, indah, elegan dan pastinya mewah. 

Semua mata terpesona melihat kelihaian Dhila dalam mempresentasikan pakaian yang dia pakai sehingga terlihat begitu pas dan cantik. Dipta yang duduk pada barisan ketiga pun tidak bisa untuk tidak terpesona bahkan dari semenjak Dhila pertama keluar sampai acara selesai Dipta tidak membuang pandangannya sedikit pun dari sosok Dhila. 

Setelah 2 jam acara selesai dan ditutup dengan ucapan terima kasih dari sang desainer untuk para tamu undangan karena sudah berkenan untuk hadir. Para undangan pun berdiri dan bertepuk tangan sebagai penghormatan pada sang desainer dan para model.

Sang desainer, model dan para kru yang terlibat dalam acara tersebut puas dengan hasil kerja keras mereka malam ini terutama Dhila yang penampilannya berhasil membuat penonton terkagum-kagum dan memberikan banyak pujian. 

Di belakang backstage, para model bersiap untuk berganti kostum. Dhila yang menjadi bintang malam ini tersenyum puas karena bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 

"Permisi, dapatkah saya bertemu dengan Nona Anandhila prameswary?" Reihan bertanya dengan sopan. 

"Ya, saya Dhila. Maaf, apa saya mengenal anda?" jawab Dhila sedikit kaget karena baru pertama kali bertemu dengan Reihan. 

" Perkenalkan saya Reihan, saya diutus oleh Tuan saya untuk memberikan hadiah ini pada anda." Rei menyodorkan sebuah totebag kecil tapi cantik.

Dhila mengernyitkan dahi. Merasa aneh karena diberi hadiah oleh orang yang tidak dikenalnya. 

"Hadiah untuk apa?" tanya Dhila. "Dan Tuan siapa yang anda maksud?" Dhila semakin bingung. 

"Tuan saya adalah Tuan Dipta Wisnu pratama, beliau adalah anak tunggal dari pemilik sekaligus pendiri Pratama Grup, dan hadiah ini sebagai perkenalan juga ucapan selamat atas kesuksesan Nona malam ini.

Bu Marta yang mendengar kata Pratama Grup langsung menghampiri Reihan dan Dhila. 

"Maaf Tuan anak saya mungkin masih lelah, jadi biar saya yang menerima hadiah ini." Bu Marta mengambil totebag hadiah dari tangan Rei. 

"Sayang, ucapkan terimakasih untuk Tuan Dipta." Bu Marta menyikut Dhila yang masih berdiri bingung. 

"Oh iya, te-terima kasih atas hadiahnya," ucap Dhila terbata. 

"Baiklah, saya permisi dulu kalau begitu." Rei menganggukan kepala lalu pergi. 

"Mama, kenapa Mama ambil hadiahnya, kita kan tidak kenal dengan mereka," protes Dhila kesal. 

"Apa kamu tidak dengar, tadi dia bilang yang mengirim hadiah ini adalah anak tunggal dari pemilik Pramata Grup."

"Trus kenapa?" 

"Dhila, apa kamu tidak tau kalau Pratama Grup itu perusahan export import terbesar ke 3 se-Asia," ucap Bu Marta lagi.

Bu Marta pun membuka totebag yang di dalamnya terdapat sebuah kotak berwarna merah dengan hiasan pita di atasnya. Dan seketika matanya melotot ketika melihat isi dari kotak yang baru saja dia buka. Mulutnya ternganga-nganga dan langsung refleks berteriak yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arahnya. 

"Ya Tuhan! Coba lihat, ini kalung berlian," pekik Bu Marta dengan ekpresi tidak percaya. 

"Benar madam, ini berlian model terbaru dan limited edition, kemarin baru saja dipromosikan di majalah jewelry," timpal Tomi tak kalah antusias. 

Reihan yang ternyata belum pergi dan mengintip dari balik pintu, tersenyum sinis melihat kelakuan Bu Marta dan Tomi sedang Dhila tidak mengeluarkan ekspresi apapun dan malah sibuk dengan ponselnya. 

Malam menjelang larut sang mentari pun sudah tertidur di peraduannya. Kini cahaya dari lampulah yang menggatikan peran sang surya, Dipta yang menunggu di dalam mobil larut dalam gejolak batinnya sendiri, dia menatap pantulan dirinya dari kaca spion depan mobil. Terbersit rasa kecewa terhadap keadaannya sekarang. Kecewa karena dia harus berbeda dengan orang lain, kecewa karena untuk bisa menikah dengan wanita pujaannya dia harus melakukan banyak permainan kotor dan kecewa karena semua penghormatan yang dia dapatkan di latar belakangi oleh status sosial dan nama besar kedua orang tuanya. 

Klek

Pintu depan mobil terbuka dan membuyarkan lamunan Dipta. 

"Bagaimana apa hadiahnya sudah sampai di tangan Dhila?" tanya Dipta saat Rei masuk ke dalam mobil. 

"Sudah tuan," jawab Rei singkat. 

"Apa dia senang?" tanya Dipta lagi. 

"Nona Dhila terlihat biasa saja, tapi nyonya Marta terlihat sangat senang dan sumringah saat melihat hadiahnya."

"Sudah ku duga, bagaimana tentang laki-laki yang kemarin bersama Dhila?"

"Menurut informasi laki-laki itu bernama Adam Wiguna dan merupakan kekasih dari Nona Dhila, profesinya sebagai atlit basket nasional. Ayahnya bernama Wiguna, seorang petinggi pada sebuah partai politik. Dia terkenal playboy dan sering gonta ganti pacar bahkan sekarang sedang melakukan pendekatan dengan seorang model pendatang baru,selain itu dia juga mengkonsumsi obat terlarang dan sering memesan wanita malam," terang Rei sambil mengemudikan mobil. 

"Hemmm, bagus kalau begitu, kamu urus laki-laki itu secepatnya," ucap Dipta santai. "Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan?"

"Tentu tuan, saya mengerti maksud anda," jawab Rei tersenyum. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status