공유

BAB 04. LUPAKAN AKU

작가: Ika Dw
last update 최신 업데이트: 2023-10-10 04:38:40

“Calista! Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu lagi nggak enak badan?” tanya Riana khawatir saat melihat Calista yang mematung dengan wajah pucat. Dia takut membuat Calista tidak nyaman berada di rumahnya.

Calista tersenyum paksa menoleh pada Riana yang tengah memberikan tatapan khawatir padanya.

“Enggak kok Tante, saya nggak apa-apa,” jawab Calista berusaha untuk tetap terlihat tenang.

Calista meremas ujung kemeja yang dipakainya sampai membuatnya kusut. Tatapan Alvaro tak pernah teralihkan, selalu tertuju padanya.

“Ya sudah. Kalau gitu kamu duduk dulu. Tante akan ambilkan minuman buat kamu. Ayo sini Sayang.”

Riana meminta Calista untuk duduk di sofa, berhadapan langsung dengan Alvaro yang tengah memangku laptop.

Riana tidak menaruh kecurigaan pada gadis yang akan dijadikan sebagai menantunya. 

“Varo! Calista ini calon kakak iparmu. Ajak dia mengobrol, biar dia nggak canggung berada di sini,” kata Riana pada anak bungsunya itu. “Minggu depan Alka akan segera bertunangan dengan Calista, jadi buatlah dia nyaman berada di sini. Nanti setelah mereka menikah, Calista akan tinggal di sini bersama kita.”

Alvaro hanya mengangguk sekilas mendengar permintaan ibunya. Ia menyunggingkan seulas senyum tipis setelah tahu kalau nanti Calista akan tinggal di rumah ini. Alvaro merasa memiliki kesempatan banyak untuk mendekati Calista, walaupun ada hal yang sedikit membuatnya tidak senang.

“Jadi tunangannya minggu depan, Ma? Apa nggak terburu-buru?”

“Enggak. Lebih baik jika mereka segera bertunangan, dengan begitu Alka akan fokus bekerja dan memperhatikan Calista. Kamu ajak Calista ngobrol ya, biar dia nggak kesepian. Alka masih sibuk dengan pekerjaannya, jadi dia tidak bisa diganggu.”

Riana selalu menutupi keburukan anaknya. Walaupun anaknya banyak melakukan kesalahan, ia selalu berusaha untuk menutup-nutupinya.

“Mama tenang saja, aku akan mengajaknya mengobrol agar dia tidak canggung lagi berada di rumah kita.”

Alvaro tersenyum miring sambil mengerlingkan bola matanya ke arah Calista, dan itu membuat Calista semakin tidak nyaman.

“Ya sudah, kalian ngobrol saja. Mama tinggal dulu sebentar untuk membuatkan minuman buat Calista.”

Riana mengusap bahu Calista sebentar dan bergegas meninggalkan mereka menuju dapur, menyisakan Calista dengan Alvaro saja di ruang keluarga, sedangkan keluarganya yang lain menyibukkan diri dengan urusan mereka masing-masing. 

Dengan helaan napas berat Calista menggerutu dalam hati. ‘Ya ampun ... Alka benar-benar laki-laki sialan! Harusnya dia ada di sini bersamaku, menemaniku di sini, bukan malah meninggalkanku begitu saja!’

Calista mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak nervous berdua saja dengan Alvaro yang tak pernah berhenti mengamatinya.

Bertatapan dengan pemuda itu, membuat ingatannya kembali muncul di mana malam itu. Bayangan dirinya berubah menjadi wanita liar, bergulat panas di atas ranjang bersama pria yang ternyata adalah calon adik iparnya … benar-benar gila!

“Kenapa kau meninggalkanku tanpa membangunkanku terlebih dulu?” 

Pertanyaan Alvaro membuat Calista menegang. Alvaro kembali mengingatkan kejadian di mana dirinya ditinggalkan oleh Calista di saat ia masih tertidur pulas setelah kelelahan memuaskan gadis yang tengah menggodanya malam itu.

“Ma-maksudnya?” Calista tergugup mencoba untuk membalas pertanyaannya. Tubuhnya sedikit gemetar, namun ia coba untuk bersikap biasa saja.

Alvaro menutup laptopnya dan menaruhnya di atas meja. Tatapannya begitu dingin mengarah pada Calista yang nampak gelisah tak tenang duduk di depannya.

“Apa kurang jelas pertanyaanku tadi? Kenapa kau meninggalkanku saat aku tertidur, dan kenapa kau meninggalkan uang 300.000 di atas nakas? Apa kau pikir aku ini laki-laki bayaran yang digunakan untuk memberikan kepuasan pada setiap perempuan? Kau sungguh keterlaluan, Calista! Kau membuatku kecewa.”

Calista bingung hendak menjawab apa. Ia tidak ingin kecerobohannya itu diketahui oleh semua orang yang ada di rumah calon mertuanya.

“Tolong jangan katakan apapun mengenai hal itu. Anggap saja hal itu tidak pernah terjadi, dan lupakanlah aku. Aku tidak ingin memiliki urusan lagi denganmu. Anggap saja kita tidak pernah bertemu.”

Alvaro menyeringai. Ia cukup kecewa pagi itu saat membuka matanya, tak mendapati gadis yang ditidurinya. Lebih menyebalkan lagi saat Calista meninggalkan uang di atas nakas, menganggap dirinya sebagai laki-laki bayaran yang digunakan untuk memuaskan hasratnya saja.

“Bagaimana bisa aku melupakan semua itu? Setelah kau dan aku berbagi kehangatan semalaman, kau ingin melupakan aku dan ingin menikah dengan kakakku? Licik sekali kau, Calista!”

Seketika mata Calista berkaca-kaca mendengar ucapan Alvaro. Dia tidak bermaksud licik seperti yang pria itu katakan. Calista bahkan baru tahu kalau Alvaro memiliki hubungan dekat dengan calon suaminya!

“Terserah kamu mau bilang apa, tapi aku minta tolong jauhi aku. Aku sudah dijodohkan dengan Alka, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Harapan orang tuaku ingin memiliki Alka sebagai menantu, dan aku harus menurut pada mereka.”

Alvaro berdiri dengan bertepuk tangan mendekati Calista. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari gadis yang membuatnya kewalahan malam itu.

“Wow! Hebat sekali, Calista. Setelah tidur denganku dan memadu kasih semalaman bersamaku, sekarang kau ingin menikah dengan kakakku,” kata Alvaro dengan nada tajam yang membuat bulu kuduk Calista seketika berdiri.

Alvaro kini sudah berdiri di depan Calista, memerangkap tubuhnya di tengah-tengah sofa dengan kedua tangan yang diletakkan di sisi tubuh gadis itu. 

“Sungguh perempuan yang pintar,” katanya dengan suara berat dan dalam. Alvaro menatap Calista lekat. “Tapi aku tidak akan pernah mau berbagi dengan siapapun, termasuk dengan kakakku.” 

Kedua tangan Alvaro menahan pundak Calista agar gadis itu tidak bisa menghindarinya.

Tatapannya sangat dalam penuh arti, hingga membuat Calista kalang kabut sendiri tidak bisa melepaskan diri dari pria itu.

“Aku memiliki dua pilihan untukmu, Calista. Kau tetap menikah dengan kakakku, tapi kau tetap akan menjadi teman tidurku, atau kau berpisah dengannya dan mengakui kalau kita ...”

Alvaro semakin mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka hampir menempel.

“Ekhem!” 

Tiba-tiba saja sebuah deheman membuyarkan ketegangan Calista dan membuat Alvaro juga terkejut. Dia melepaskan tangannya yang bertengger di pundak Calista, menjauh dari gadis itu, dan menoleh tidak senang pada orang yang telah mengganggu mereka.

“Apa yang kau lakukan pada calon istriku?!” 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 143. Ulang Tahun si Kembar

    Acara makan malam bersama keluarga besar membuat keluarga Bayu sangat bahagia. Kedua besannya diundang datang ke rumah untuk menikmati hidangan yang sudah mereka sajikan dalam acara ulang tahun kedua bocah kembar anak dari Calista dan juga Alvaro beserta anak dari Alka dan juga Natasha yang memiliki tanggal kelahiran sama Namun beda bulan. Mereka sengaja ingin merayakan ulang tahun anak-anaknya di hari yang sama."Wah, meriah sekali ya malam ini. Baru kali ini kita bisa merayakan ulang tahun anak-anak bersama seperti ini. Biasanya kita nggak ada waktu luang untuk berkumpul bersama seperti ini."Malam itu Riana begitu bersemangat karena tidak lagi sendiri tapi ditemani oleh kedua besannya yang masih keterkaitan keluarga."Iya dong, Ma, kapan lagi kita bisa berkumpul bersama seperti ini. Aku sangat bersyukur sekali karena pada hari ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat dan bisa menemani bocil yang sedang berulang tahun. Nggak nyangka, anakku kini sudah tumbuh besar."Tak

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 142. Aku Harap Tidak Khilaf

    "Kalian ini dari mana saja? Kalian lagi jalan-jalan di luar ya?" tanya Calista saat suami dan anak-anaknya datang ke toko tempatnya bekerja.Di saat weekend, Calista diminta untuk membantu orang tuanya di toko, karena ada banyak barang yang harus dikirim ke luar kota. Dia meminta sang suami untuk menemani anak-anaknya."Enggak kok, kita dari toko terus beliin makanan buat kalian di sini," jawab Alvaro dengan menurunkan Ivy dari gendongannya."Aku tadi niatnya mau istirahat, tiduran sama mereka, nggak tahunya mereka malah bangun minta jajan. Sebenarnya di rumah juga masih banyak jajan, tapi mereka nggak mau, maunya beli di luar, terus mau beli makanan juga buat kamu. Ya udah, kita lanjut beli makanan dan mampir ke sini. Jujur aku sebenarnya capek banget pengen tidur sama mereka."Alvaro merenggangkan otot-otot pinggangnya yang berasa kaku."Ternyata masih enakan kerja daripada momong bocah. Kalau anaknya nggak terlalu aktif mungkin masih bisa dikendalikan, kalau anaknya macam mereka, di

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   141. Masalah Buat Lho!

    "Dad! Uang!"Dua bocah kembar terbangun dari tidurnya langsung memeluk daddy-nya dan meminta uang. Padahal matanya saja masih belum terbuka dengan sempurna."Kalian ini. Baru bangun tidur langsung minta uang. Buat apaan minta uang? Daddy masih belum punya uang, masih belum waktunya gajian," jawab Alvaro.Seketika bola mata Ivy membola. "Loh katanya Daddy itu bos. Kenapa Bos nggak punya uang? Bukannya Bos itu gudangnya uang?" Dengan selorohnya, gadis kecil itu tidak mempercayai, Ayahnya tidak memiliki uang."Siapa bilang Daddy itu Bos? Daddy tuh cuman karyawan biasa. Kalau belum waktunya gajian, ya nggak dapat uang. Itu artinya, kalian gak boleh jajan banyak-banyak."Dengan cepat Kenzo membalasnya. "Bohong! Daddy itu bohong dek. Daddy itu uangnya banyak. Kemarin aku tahu kok, Daddy taruh uang di dompet. Buruan dikasih dad, memangnya kalau nggak dikasih anaknya mau dikasih siapa? Mau dikasih cewek yang waktu itu?"Kenzo masih kesal mendapati keberadaan ayahnya bersama wanita lain, tanpa

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 140. Rencana Ganti Profesi

    "Ngapain kamu pulang pakai manyun gitu? Kalau marah nggak usah dibawa pulang, emangnya orang rumah jadi bahan pelampiasan orang marahan? Di rumah ada anak-anak, jangan lampiaskan kemarahanmu sama mereka. Mereka nggak tau permasalahanmu."Mendapati suaminya yang baru pulang kerja dengan muka tertekuk, Calista langsung mengomelinya. Dia sangat malas dijadikan pelampiasan kemarahan suaminya terus, padahal kemarahannya dia bawa dari kantor, dan pulang-pulang dilampiaskan pada setiap orang yang ditemuinya di rumah, sungguh menjengkelkan bukan?"Aku tuh capek, di kantor banyak masalah, ditambah lagi dibodohi sama orang," bantah Alvaro. Dia frustasi, hampir setiap hari dia mendapatkan masalah dari orang-orang yang berniat untuk mengajak kerjasama, tapi nyatanya dia hanya diberikan harapan palsu. Mereka tidak serius untuk bekerja sama dengannya."Andai saja aku punya pilihan lain, aku tinggalkan bisnisku. Aku sudah malas berbisnis kalau dipermainkan orang terus. Aku kok malah ingin menjadi pe

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   139. Wanita Pengganggu

    "Vera! Ngapain kamu ada di sini?" Alvaro dikejutkan oleh keberadaan Vera yang tiba-tiba saja ada di cafe tempatnya bertemu dengan seorang klien yang dia sendiri belum pernah bertemu sebelumnya. Dia mendapatkan pesan dari sekertarisnya, kalau dirinya diminta untuk datang ke sebuah cafe untuk menemui seseorang yang katanya dari salah satu perusahaan yang tengah bekerja sama dengan perusahaannya. Tidak pernah terlintas di pikirannya kalau dirinya ternyata dikibuli oleh seorang wanita yang sebelumnya diancam oleh Calista."Iya, memang aku yang datang kemari. Aku datang ke sini karena diutus oleh Pak Prayogo untuk mewakili meneruskan kerjasama antar perusahaan kita. Jadi di sini intinya aku datang kemari untuk alasan yang pertama, ingin melanjutkan kerjasama dengan kamu, dan yang kedua Aku ingin bertemu dengan kamu secara pribadi."Tanpa merasa malu, Vera langsung menyatakan bahwa dirinya ingin menemui Alvaro secara pribadi dan itu membuat Alvaro tersenyum iris."Hah! Apa kau bilang? Kamu

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 138. Di setiap Detak Jantungku Hanya Ada Kamu

    "Puas kamu! Itulah kalau kamu ceroboh suka deketin cewek. Lagian, kamu itu udah tua masih juga kegenitan, mau jadi apa kamu! Belum puas juga sama satu wanita? Nggak malu kamu sama anak kamu? Awas aja kalau sampai aku tahu kamu main-main, jangan panggil aku Calista lagi, aku tidak sudi lagi bareng sama kamu, dan aku, akan meninggalkanmu."Karena geramnya, Calista memberikan ancaman pada suaminya. Selama hampir tiga tahun menemani dalam biduk rumah tangga, kini ada duri duri yang bermunculan di rumah tangga mereka. Calista akan membuang dan membakar duri-duri itu agar tidak menyakitinya. Dia tidak ingin rumah tangganya hancur karena kebodohan saja."Siapa juga yang main-main sama cewek sih, yang! Aku itu nggak pernah main-main sama cewek lain, cuman sama kamu doang waktu itu. Kalau kamu nggak nganterin diri kamu ke aku, aku juga nggak bakalan ngelakuin itu sama kamu. Kamu mabuk, dianterin pulang juga nggak tahu rumahnya, kan waktu itu." Alvaro mengingatkan Calista kembali pada kejadian

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status