Share

BAB 05. SALAH PAHAM

Penulis: Ika Dw
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-10 04:39:21

"Berani sekali kau ingin menggodanya, Varo! Apa tidak ada wanita lain di luar sana, hingga kau ingin mengganggu calon istriku!"

Alka berjalan mendekat pada mereka berdua dengan sorot mata elangnya.

"Hey, Bung! Kau sudah salah paham, aku tidak menggodanya."

Alvaro mengelak tak ada niatan untuk mengganggu Calista. Namun, wajahnya tampak mengeras begitu mendengar Alka mengklaim Calista sebagai 'calon istrinya', meskipun itu memang benar adanya. 

Jantung Calista berdetak begitu cepat, ia dibuat terkejut dengan kemunculan Alka secara tiba-tiba tanpa diketahuinya. 

'Kalau saja malam itu aku tidak mabuk, mungkin kejadian gila itu tidak akan pernah terjadi. Ini salahku.'

Calista menjadi salah tingkah. Alvaro terlalu nekat, dan itu tidak membuatnya senang. 

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak percaya dengan ucapanku?"

Terang saja Alka menaruh kecurigaan pada mereka. Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat adiknya dan juga calon istrinya bertatapan begitu intens, bahkan bibir mereka nampak begitu dekat.

"Tentu saja aku tidak percaya! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau tengah merayu Calista. Bukannya kau sudah tahu kalau dia ini calon istriku, kenapa kau masih mengganggunya! Tak bisakah kau mencari perempuan lain?!"

Alvaro berdecak tak suka dengan tuduhan yang dilayangkan oleh Alka. Untuk menutupi kesalahannya, ia pun berdalih. "Memangnya apa yang tengah kau lihat? Kau bahkan tidak melihat apa-apa. Aku tadi melihat kecoak berjalan di rambut Calista, dan aku berniat untuk membantu mengusirnya. Apa aku salah, jika aku membantunya?"

Alka menyeringai. "Kecoak kau bilang? Di mana ada kecoak? Kau pikir aku percaya dengan alasanmu itu? Aku bukan anak kecil yang mudah untuk kau bohongi, Varo!"

"Terserah! Kau mau percaya atau tidak, itu bukan urusanku. Yang jelas aku tidak melakukan apa-apa pada Calista. Kau berkata seperti itu seolah-olah kau orang yang paling baik. Kau pikir aku tidak tau seperti apa keseharianmu!"

"Tutup mulutmu!"

Alka langsung membentaknya, tak ingin Calista mendengar cerita mengenai dirinya.

Tak ingin melihat kakak beradik saling berdebat karena dirinya, Calista langsung beranjak dari tempat duduknya, dan menengahi perdebatan mereka berdua.

"Sudah hentikan! Kalian ini apa-apaan sih. Ini hanya salah paham! Tolong jangan diperpanjang lagi!"

Tatapan kesal Calista tertuju pada calon suaminya. Ia sangat kesal, Alka yang mengajaknya datang ke rumah orang tuanya, namun setibanya di sana malah diabaikan. Lalu sekarang malah marah-marah saat melihat Calista bersama adiknya sendiri.

"Alka! Harusnya kau menemaniku di sini, bukan meninggalkanku begitu saja. Aku datang ke sini karena kau yang sudah menjemputku, jadi tolong jangan abaikan keberadaanku di sini."

Alka makin kesal saja. Calista menunjukkan bahwa dirinya bukan wanita baik-baik. Pertama kali mereka bertemu, Calista tidak pulang ke rumah semalaman dan ia juga mengetahui ada bekas kemerahan di sekitar lehernya. Sekarang dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Calista bersama dengan Alvaro bertatapan intens, seolah-olah mereka berdua sudah saling mengenal.

"Apa kau pikir aku tidak punya pekerjaan lain sehingga harus duduk bersantai menemanimu? Sebagai perempuan, kau juga harus bisa menjaga diri, jangan kegatelan."

Refleks Calista memelototi laki-laki itu. "Heh! Jaga bicaramu, ya!"

Tak terima dengan ucapan kasar Alka, Calista langsung melawannya.

"Memang benar kan, apa yang kukatakan ini. Kemarin saja waktu aku datang ke rumahmu, kau tidak pulang. Kau ini memang perempuan liar!"

"Tutup mulutmu!" seru Calista kesal. Ia tak ingin mendengar apapun lagi. "Kalau kehadiranku di sini tidak diinginkan, lebih baik aku pergi."

Calista mengambil tas selempangnya yang ada di sofa. Saat kakinya hendak melangkah, tiba-tiba calon mertuanya memanggil. 

"Calista! Mau ke mana, Sayang?"

"Saya mau pulang, Tante," jawab Calista, memaksakan seulas senyum. 

Riana menatap kedua anak laki-lakinya yang sama-sama diam dengan tatapan datar.

"Kau mau pulang? Kenapa Lista? Baru saja sampai kok udah mau pulang saja. Apa di sini ada yang membuatmu tidak nyaman?" tanya Riana dengan menatapnya bingung.

Calista tidak menjawab. Ia hanya menggigit bibir dengan gelisah sambil berusaha menahan air matanya. Situasi ini benar-benar membuatnya pusing!

"Alka! Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Riana bertanya pada anak sulungnya, karena sudah pasti Alka yang membuat Calista tidak nyaman.

Alka melirik sekilas pada Mamanya. "Tuh, tanya saja sama mereka berdua. Mereka yang tau!"

Alvaro memelototinya. "Tau apa! Kau itu suka banget cari masalah. Aku sama dia nggak ngapa-ngapain, kau itu sudah salah paham."

"Salah paham gimana! Jelas-jelas aku melihat kedekatan kalian!" Alka tetap tidak percaya dengan ucapan adiknya. 

Calista sudah tidak tahan lagi mendengar perdebatan itu. Semakin lama berada di sana akan membuat keadaan semakin runyam.

"Tante, lebih baik saya pulang saja, ya? Saya masih banyak pekerjaan, kasian Papa bekerja sendirian."

Riana menggeleng dengan menatapnya sedih. "Jangan Lista! Mereka ini hanya salah paham. Sini duduklah dulu, jangan buru-buru pulang. Masih banyak hal yang ingin Tante ceritain sama kamu."

Dengan sangat terpaksa Calista kembali duduk di sofa diikuti oleh Riana yang juga menghenyakkan panggulnya di dekat Calista.

"Kalian berdua juga duduk!" Riana menatap kedua anaknya yang masih berdiri sama-sama memasang muka datar.

Mereka menurut dan duduk berhadapan dengan Calista dan juga Riana.

"Sekarang jelaskan pada Mama, kenapa kau tiba-tiba marah pada Calista?" 

Tatapan Riana tertuju pada anak sulungnya, meminta Alka untuk menceritakan apa yang membuatnya emosi.

"Aku mendapati kedekatan mereka berdua berdua," jawab Alka dengan muka datarnya.

Riana membuang napas. "Ya, memang Mama yang meminta Varo untuk menemaninya. Kau sendiri juga sibuk dengan pekerjaanmu sendiri. Apa salahnya jika Varo menemaninya?"

Alvaro mengulas senyuman tipis mendapatkan pembelaan dari Mamanya.

"Tuh, Mama sendiri yang bilang, aku di sini diminta untuk menemani Calista, bukan keinginanku sendiri. Lain kali kalau tidak suka calon istrinya bersama orang lain ya ditemani, jangan diabaikan," balas Alvaro.

Calista hanya diam menunduk. Ia tidak suka dengan sikap Alvaro yang terlalu sembrono. Dengan Alvaro selalu mengganggunya, yang ada semua orang akan menaruh kecurigaan pada mereka.

"Aku sih, nggak masalah kalau kau hanya sekedar mengobrol sama dia, masih aku maklumi. Tapi melihat kedekatan kalian berdua dengan tatapan intens, apa masih dibilang wajar. Kau itu adikku, seharusnya kau bersikap sopan, bukan berlebihan seperti itu!"

Alvaro menahan emosi menghadapi Alka yang selalu saja menyudutkannya.

"Kau bersikap seolah-olah sangat mencintai Calista!" sentak Alvaro kesal. Suasana langsung menegang mendengarnya. 

"Bukankah sejak awal kau menentang perjodohan ini? Lalu kenapa sekarang kau bersikap sangat posesif padanya hanya karena melihat kami lebih dekat?" 

Alvaro menyunggingkan seulas senyum miring melihat wajah Alka mengeras dengan tatapan tajam yang tertuju padanya. 

Atmosfer permusuhan membuat suasana di ruangan itu menjadi tidak nyaman. Kakak-beradik itu masih beradu pandang dengan sengit. 

"Sudah, hentikan ..." Calista mencoba menengahi.

"Apa kau takut kalah dariku?" tanya Alvaro dengan wajah penuh kemenangan. 

"Apa katamu?" 

Alvaro mengedikkan bahu sembari berdiri dari duduknya. "Kalau kau menginginkannya menjadi pendampingmu, sebaiknya perlakukan dia dengan baik atau kau akan menyesalinya."

Setelah berkata demikian, Alvaro beranjak dan melenggang pergi meninggalkan ruang keluarga.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 143. Ulang Tahun si Kembar

    Acara makan malam bersama keluarga besar membuat keluarga Bayu sangat bahagia. Kedua besannya diundang datang ke rumah untuk menikmati hidangan yang sudah mereka sajikan dalam acara ulang tahun kedua bocah kembar anak dari Calista dan juga Alvaro beserta anak dari Alka dan juga Natasha yang memiliki tanggal kelahiran sama Namun beda bulan. Mereka sengaja ingin merayakan ulang tahun anak-anaknya di hari yang sama."Wah, meriah sekali ya malam ini. Baru kali ini kita bisa merayakan ulang tahun anak-anak bersama seperti ini. Biasanya kita nggak ada waktu luang untuk berkumpul bersama seperti ini."Malam itu Riana begitu bersemangat karena tidak lagi sendiri tapi ditemani oleh kedua besannya yang masih keterkaitan keluarga."Iya dong, Ma, kapan lagi kita bisa berkumpul bersama seperti ini. Aku sangat bersyukur sekali karena pada hari ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat dan bisa menemani bocil yang sedang berulang tahun. Nggak nyangka, anakku kini sudah tumbuh besar."Tak

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 142. Aku Harap Tidak Khilaf

    "Kalian ini dari mana saja? Kalian lagi jalan-jalan di luar ya?" tanya Calista saat suami dan anak-anaknya datang ke toko tempatnya bekerja.Di saat weekend, Calista diminta untuk membantu orang tuanya di toko, karena ada banyak barang yang harus dikirim ke luar kota. Dia meminta sang suami untuk menemani anak-anaknya."Enggak kok, kita dari toko terus beliin makanan buat kalian di sini," jawab Alvaro dengan menurunkan Ivy dari gendongannya."Aku tadi niatnya mau istirahat, tiduran sama mereka, nggak tahunya mereka malah bangun minta jajan. Sebenarnya di rumah juga masih banyak jajan, tapi mereka nggak mau, maunya beli di luar, terus mau beli makanan juga buat kamu. Ya udah, kita lanjut beli makanan dan mampir ke sini. Jujur aku sebenarnya capek banget pengen tidur sama mereka."Alvaro merenggangkan otot-otot pinggangnya yang berasa kaku."Ternyata masih enakan kerja daripada momong bocah. Kalau anaknya nggak terlalu aktif mungkin masih bisa dikendalikan, kalau anaknya macam mereka, di

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   141. Masalah Buat Lho!

    "Dad! Uang!"Dua bocah kembar terbangun dari tidurnya langsung memeluk daddy-nya dan meminta uang. Padahal matanya saja masih belum terbuka dengan sempurna."Kalian ini. Baru bangun tidur langsung minta uang. Buat apaan minta uang? Daddy masih belum punya uang, masih belum waktunya gajian," jawab Alvaro.Seketika bola mata Ivy membola. "Loh katanya Daddy itu bos. Kenapa Bos nggak punya uang? Bukannya Bos itu gudangnya uang?" Dengan selorohnya, gadis kecil itu tidak mempercayai, Ayahnya tidak memiliki uang."Siapa bilang Daddy itu Bos? Daddy tuh cuman karyawan biasa. Kalau belum waktunya gajian, ya nggak dapat uang. Itu artinya, kalian gak boleh jajan banyak-banyak."Dengan cepat Kenzo membalasnya. "Bohong! Daddy itu bohong dek. Daddy itu uangnya banyak. Kemarin aku tahu kok, Daddy taruh uang di dompet. Buruan dikasih dad, memangnya kalau nggak dikasih anaknya mau dikasih siapa? Mau dikasih cewek yang waktu itu?"Kenzo masih kesal mendapati keberadaan ayahnya bersama wanita lain, tanpa

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 140. Rencana Ganti Profesi

    "Ngapain kamu pulang pakai manyun gitu? Kalau marah nggak usah dibawa pulang, emangnya orang rumah jadi bahan pelampiasan orang marahan? Di rumah ada anak-anak, jangan lampiaskan kemarahanmu sama mereka. Mereka nggak tau permasalahanmu."Mendapati suaminya yang baru pulang kerja dengan muka tertekuk, Calista langsung mengomelinya. Dia sangat malas dijadikan pelampiasan kemarahan suaminya terus, padahal kemarahannya dia bawa dari kantor, dan pulang-pulang dilampiaskan pada setiap orang yang ditemuinya di rumah, sungguh menjengkelkan bukan?"Aku tuh capek, di kantor banyak masalah, ditambah lagi dibodohi sama orang," bantah Alvaro. Dia frustasi, hampir setiap hari dia mendapatkan masalah dari orang-orang yang berniat untuk mengajak kerjasama, tapi nyatanya dia hanya diberikan harapan palsu. Mereka tidak serius untuk bekerja sama dengannya."Andai saja aku punya pilihan lain, aku tinggalkan bisnisku. Aku sudah malas berbisnis kalau dipermainkan orang terus. Aku kok malah ingin menjadi pe

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   139. Wanita Pengganggu

    "Vera! Ngapain kamu ada di sini?" Alvaro dikejutkan oleh keberadaan Vera yang tiba-tiba saja ada di cafe tempatnya bertemu dengan seorang klien yang dia sendiri belum pernah bertemu sebelumnya. Dia mendapatkan pesan dari sekertarisnya, kalau dirinya diminta untuk datang ke sebuah cafe untuk menemui seseorang yang katanya dari salah satu perusahaan yang tengah bekerja sama dengan perusahaannya. Tidak pernah terlintas di pikirannya kalau dirinya ternyata dikibuli oleh seorang wanita yang sebelumnya diancam oleh Calista."Iya, memang aku yang datang kemari. Aku datang ke sini karena diutus oleh Pak Prayogo untuk mewakili meneruskan kerjasama antar perusahaan kita. Jadi di sini intinya aku datang kemari untuk alasan yang pertama, ingin melanjutkan kerjasama dengan kamu, dan yang kedua Aku ingin bertemu dengan kamu secara pribadi."Tanpa merasa malu, Vera langsung menyatakan bahwa dirinya ingin menemui Alvaro secara pribadi dan itu membuat Alvaro tersenyum iris."Hah! Apa kau bilang? Kamu

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 138. Di setiap Detak Jantungku Hanya Ada Kamu

    "Puas kamu! Itulah kalau kamu ceroboh suka deketin cewek. Lagian, kamu itu udah tua masih juga kegenitan, mau jadi apa kamu! Belum puas juga sama satu wanita? Nggak malu kamu sama anak kamu? Awas aja kalau sampai aku tahu kamu main-main, jangan panggil aku Calista lagi, aku tidak sudi lagi bareng sama kamu, dan aku, akan meninggalkanmu."Karena geramnya, Calista memberikan ancaman pada suaminya. Selama hampir tiga tahun menemani dalam biduk rumah tangga, kini ada duri duri yang bermunculan di rumah tangga mereka. Calista akan membuang dan membakar duri-duri itu agar tidak menyakitinya. Dia tidak ingin rumah tangganya hancur karena kebodohan saja."Siapa juga yang main-main sama cewek sih, yang! Aku itu nggak pernah main-main sama cewek lain, cuman sama kamu doang waktu itu. Kalau kamu nggak nganterin diri kamu ke aku, aku juga nggak bakalan ngelakuin itu sama kamu. Kamu mabuk, dianterin pulang juga nggak tahu rumahnya, kan waktu itu." Alvaro mengingatkan Calista kembali pada kejadian

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status