Share

Cinta Seorang Penipu
Cinta Seorang Penipu
Penulis: Sabrina Nurul fuaddah

Ciuman Mendadak

"Maaf ibu Alea, kita kehabisan tiket pesawat menuju kota itu." Kata sekertaris. 

"Tidak masalah, aku akan naik kereta api. Kota itu dan tempat kita ini juga tidak terlalu jauh." Kataku. 

"Baik, ibu Alea. Saya akan memesan tiket kereta api." Kata sekertaris. 

"Tunggu sebentar, siapa yang mengirimkan sampah ini?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Sampah? Sampah yang mana?" tanya sekertaris. 

"Ini, Dita. Apa kamu tidak bisa melihat?" tanyaku sambil menunjuk ke arah bunga di atas meja. 

Sekertaris aku langsung tersenyum. 

"Bunga ini dari pak Anwar. Kenapa, ibu Alea? Apa ada masalah?" tanya Dita.

"Tentu saja, kamu jangan menyimpan sesuatu seperti ini lagi. Jika dia ingin memberikan bunga, kamu buang saja. Jangan menyimpan bunga di ruangan saya. Mengerti?" tanyaku. 

"Baik, ibu Alea." Jawab Dita. 

"Bagus itu." Kataku. 

Saat sedang mengerjakan tugas, Andre datang ke ruangan aku. 

"Selamat pagi, ibu Alea!" kata Andri sambil tersenyum. 

"Pagi, ada apa kamu datang kemari? Apa ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan?" tanyaku. 

"Aku hanya ingin memberikan hadiah untuk kamu. Aku harap kamu akan menyukai ini." jawab Andre sambil memberikan coklat dan bunga. 

"Kenapa semua orang memberikan sesuatu yang tidak penting kepada aku? Jika kamu sudah tidak memiliki urusan, kamu bisa pergi dari ruangan aku. Mengerti?" tanyaku sambil menatap mata dia. 

"Tolong terima saja!" jawab Andre. 

"Baik." kataku sambil menerima hadiah dari Andre. 

Saat Andre pergi, aku langsung membuang coklat dan bunga itu. Aku sudah merasa bosan dengan hal seperti itu. Mereka melakukan yang sama saja untuk menarik perhatian aku. 

"Aku tidak menyangka akan banyak pria yang melakukan semua hal yang tidak berguna. Mereka tampan dan kaya tapi aku tidak tertarik. Belum ada seseorang yang bisa membuat aku sangat tertarik." Kataku. 

Saat aku pergi ke stasiun kereta api. Seorang pria berlari karena dikejar banyak pria. 

"Kenapa ini? Apa dia pencuri?" tanyaku. 

Aku langsung masuk ke dalam kereta api. Banyak orang yang naik kereta api ini. Aku duduk dan pria tadi duduk disebelah aku. Dia masih dikejar pria lain. Aku ingin memberitahukan mereka tentang pria itu. 

"Dia.." kataku dengan terhenti. 

Pria itu langsung mencium bibir aku. Aku sangat terkejut karena itu adalah ciuman pertama aku. Aku sangat marah dan langsung menampar dia. 

"Aduh!" kata pria itu. 

"Apa maksud kamu?" tanyaku dengan sangat marah. 

"Lebih baik kamu diam daripada aku melanjutkan ciuman tadi." Jawab pria itu. 

Dia mengancam aku supaya aku tidak melaporkan dia. 

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa mendadak kamu mencium saya?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Aku tahu kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua. Jangan ikut campur dan diam saja. Mengerti?" tanya pria itu sambil menatap mataku. 

"Diam kamu, menyebalkan sekali hari ini. Itu adalah ciuman pertama aku. Bagaimana bisa aku memberikan kepada orang asing dan menyebalkan seperti kamu?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Apa? Benarkah?" tanya pria itu seperti tidak percaya. 

Pria itu berbalik badan dan tersenyum saat aku mengatakan itu. Dia pasti menertawakan aku. Aku sangat marah sampai tidak bisa mengatakan sesuatu. Dia hanya berdiam diri. Lalu, dia pergi dari kereta api ini. 

"Ciuman tadi adalah ciuman pertama wanita itu. Kenapa terasa menyenangkan?" tanya pria itu sambil pergi. 

Aku merasa tidak nyaman saat berada di kereta api. 

"Ada apa dengan aku? Kenapa aku tidak menuntut dia? Kenapa aku bersikap lebih tenang? Gawat ini, pikiran aku pasti telah dikendalikan." kataku sambil turun dari kereta api. 

Aku turun dari kereta api. Aku langsung pergi untuk menemui klien dan melakukan rapat. 

"Selamat siang, ibu Alea!" kata rekan kerja. 

"Selamat siang, pak Joko!" kataku. 

"Bagaimana perjalanan tadi? Apa cukup lancar? Apa tidak ada masalah yang terjadi?" tanya pak Joko. 

Aku merasa kesal tapi aku tidakumgkin menceritakan kejadian tadi. 

"Perjalanan lancar hanya saja aku merasa sedikit kesal. Apa semua dewan direksi sudah datang?" tanyaku. 

"Sudah, ini rapat penting. Mereka semua datang tepat waktu." Jawab pak Joko. 

"Itu artinya saya yang datang terakhir." Kataku. 

"Tenang saja, anda tidak terlambat." Kata pak Joko. 

"Ayo masuk sekarang!" kataku. 

Aku langsung mengadakan rapat penting dan semua berjalan dengan lancar. 

"Sebaiknya anda menginap di hotel ini." Kata pak Joko. 

"Baik, aku akan tinggal di hotel ini." Kataku. 

Saat berada di hotel, aku melihat pria yang mirip dengan pria yang berada di kereta api tadi. Tapi aku tidak mengejar dia karena aku sangat lelah. Aku pergi ke kamar untuk istirahat. 

"Lelah sekali, aku ingin tidur." kataku sambil berbaring di kasur. 

Saat aku teringat pria itu lagi, aku langsung keluar dari kamar hotel dan mengejar dia. 

"Tidak, aku harus mengejar dia. Ini tidak boleh dibiarkan. Ciuman tadi itu penting untuk aku. Berani sekali dia memperlakukan aku seperti ini. Aku ini seorang CEO ternama dan sukses. Tidak ada orang yang berani kepada aku." kataku sambil merasa kesal. 

Saat aku mencari dia, aku kehilangan jejak dia. Dia sudah tidak berada di sekitar hotel lagi. 

"Apa dia sudah pergi? Menyebalkan sekali." kataku sambil berjalan masuk ke kamar. 

Lalu, aku mendengar suara seorang wanita dari kamar sebelah. Dia mengatakan bahwa dia telah ditipu oleh seorang pria. Dia memberikan uang yang sangat banyak kepada pria itu dengan perjanjian yang tidak jelas. 

"Bagaimana itu bisa terjadi?" tanyaku. 

"Dia menawarkan kerja sama dan kami saling bicara. Aku telah percaya terhadap dia. Tapi saat aku melihat keadaan keuangan di kantor, aku telah kehilangan uang tanpa mendapatkan sesuatu." Jawab wanita itu. 

"Penipu itu, menyebalkan sekali." Kataku. 

Aku langsung masuk ke dalam kamar dan istirahat. Dita menghubungi aku untuk membahas pekerjaan. Lalu, aku makan malam dan melihat ada seseorang yang pergi secara menyelinap. 

"Siapa dia? Apa dia pencuri?" tanyaku. 

Aku langsung pergi ke ruang resepsionis. 

"Saya melihat ada seseorang yang menyelinap keluar dari hotel ini. Apa dia pencuri? Apa ada sesuatu yang hilang?" tanyaku. 

"Tidak, ibu Alea. Apa anda kehilangan sesuatu?" tanya resepsionis itu. 

"Tidak, aku akan pergi sekarang." Jawabku. 

Aku masuk ke kamar. 

"Aneh sekali, jika itu bukan pencuri. Kenapa dia menyelinap? Apa mungkin dia penipu yang telah menipu wanita tadi?" tanyaku sambil merasa curiga. 

Aku langsung melanjutkan makan malam. 

"Enak sekali, aku rasa aku ingin memesan makanan ini lagi." kataku sambil tersenyum. 

Aku menghubungi karyawan hotel dan menyuruh mereka membawa makanan yang enak itu. 

"Ini, ibu Alea." Kata karyawan hotel. 

"Kenapa kamu mengetahui nama saya?" tanyaku. 

"Anda terkenal sebagai CEO sukses dan masih muda." Jawab karyawan hotel. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status