Home / Romansa / Cinta Seorang Penipu / Ciuman Mendadak

Share

Cinta Seorang Penipu
Cinta Seorang Penipu
Author: Sabrina Nurul fuaddah

Ciuman Mendadak

last update Last Updated: 2021-12-14 15:34:32

"Maaf ibu Alea, kita kehabisan tiket pesawat menuju kota itu." Kata sekertaris. 

"Tidak masalah, aku akan naik kereta api. Kota itu dan tempat kita ini juga tidak terlalu jauh." Kataku. 

"Baik, ibu Alea. Saya akan memesan tiket kereta api." Kata sekertaris. 

"Tunggu sebentar, siapa yang mengirimkan sampah ini?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Sampah? Sampah yang mana?" tanya sekertaris. 

"Ini, Dita. Apa kamu tidak bisa melihat?" tanyaku sambil menunjuk ke arah bunga di atas meja. 

Sekertaris aku langsung tersenyum. 

"Bunga ini dari pak Anwar. Kenapa, ibu Alea? Apa ada masalah?" tanya Dita.

"Tentu saja, kamu jangan menyimpan sesuatu seperti ini lagi. Jika dia ingin memberikan bunga, kamu buang saja. Jangan menyimpan bunga di ruangan saya. Mengerti?" tanyaku. 

"Baik, ibu Alea." Jawab Dita. 

"Bagus itu." Kataku. 

Saat sedang mengerjakan tugas, Andre datang ke ruangan aku. 

"Selamat pagi, ibu Alea!" kata Andri sambil tersenyum. 

"Pagi, ada apa kamu datang kemari? Apa ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan?" tanyaku. 

"Aku hanya ingin memberikan hadiah untuk kamu. Aku harap kamu akan menyukai ini." jawab Andre sambil memberikan coklat dan bunga. 

"Kenapa semua orang memberikan sesuatu yang tidak penting kepada aku? Jika kamu sudah tidak memiliki urusan, kamu bisa pergi dari ruangan aku. Mengerti?" tanyaku sambil menatap mata dia. 

"Tolong terima saja!" jawab Andre. 

"Baik." kataku sambil menerima hadiah dari Andre. 

Saat Andre pergi, aku langsung membuang coklat dan bunga itu. Aku sudah merasa bosan dengan hal seperti itu. Mereka melakukan yang sama saja untuk menarik perhatian aku. 

"Aku tidak menyangka akan banyak pria yang melakukan semua hal yang tidak berguna. Mereka tampan dan kaya tapi aku tidak tertarik. Belum ada seseorang yang bisa membuat aku sangat tertarik." Kataku. 

Saat aku pergi ke stasiun kereta api. Seorang pria berlari karena dikejar banyak pria. 

"Kenapa ini? Apa dia pencuri?" tanyaku. 

Aku langsung masuk ke dalam kereta api. Banyak orang yang naik kereta api ini. Aku duduk dan pria tadi duduk disebelah aku. Dia masih dikejar pria lain. Aku ingin memberitahukan mereka tentang pria itu. 

"Dia.." kataku dengan terhenti. 

Pria itu langsung mencium bibir aku. Aku sangat terkejut karena itu adalah ciuman pertama aku. Aku sangat marah dan langsung menampar dia. 

"Aduh!" kata pria itu. 

"Apa maksud kamu?" tanyaku dengan sangat marah. 

"Lebih baik kamu diam daripada aku melanjutkan ciuman tadi." Jawab pria itu. 

Dia mengancam aku supaya aku tidak melaporkan dia. 

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa mendadak kamu mencium saya?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Aku tahu kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua. Jangan ikut campur dan diam saja. Mengerti?" tanya pria itu sambil menatap mataku. 

"Diam kamu, menyebalkan sekali hari ini. Itu adalah ciuman pertama aku. Bagaimana bisa aku memberikan kepada orang asing dan menyebalkan seperti kamu?" tanyaku sambil merasa kesal. 

"Apa? Benarkah?" tanya pria itu seperti tidak percaya. 

Pria itu berbalik badan dan tersenyum saat aku mengatakan itu. Dia pasti menertawakan aku. Aku sangat marah sampai tidak bisa mengatakan sesuatu. Dia hanya berdiam diri. Lalu, dia pergi dari kereta api ini. 

"Ciuman tadi adalah ciuman pertama wanita itu. Kenapa terasa menyenangkan?" tanya pria itu sambil pergi. 

Aku merasa tidak nyaman saat berada di kereta api. 

"Ada apa dengan aku? Kenapa aku tidak menuntut dia? Kenapa aku bersikap lebih tenang? Gawat ini, pikiran aku pasti telah dikendalikan." kataku sambil turun dari kereta api. 

Aku turun dari kereta api. Aku langsung pergi untuk menemui klien dan melakukan rapat. 

"Selamat siang, ibu Alea!" kata rekan kerja. 

"Selamat siang, pak Joko!" kataku. 

"Bagaimana perjalanan tadi? Apa cukup lancar? Apa tidak ada masalah yang terjadi?" tanya pak Joko. 

Aku merasa kesal tapi aku tidakumgkin menceritakan kejadian tadi. 

"Perjalanan lancar hanya saja aku merasa sedikit kesal. Apa semua dewan direksi sudah datang?" tanyaku. 

"Sudah, ini rapat penting. Mereka semua datang tepat waktu." Jawab pak Joko. 

"Itu artinya saya yang datang terakhir." Kataku. 

"Tenang saja, anda tidak terlambat." Kata pak Joko. 

"Ayo masuk sekarang!" kataku. 

Aku langsung mengadakan rapat penting dan semua berjalan dengan lancar. 

"Sebaiknya anda menginap di hotel ini." Kata pak Joko. 

"Baik, aku akan tinggal di hotel ini." Kataku. 

Saat berada di hotel, aku melihat pria yang mirip dengan pria yang berada di kereta api tadi. Tapi aku tidak mengejar dia karena aku sangat lelah. Aku pergi ke kamar untuk istirahat. 

"Lelah sekali, aku ingin tidur." kataku sambil berbaring di kasur. 

Saat aku teringat pria itu lagi, aku langsung keluar dari kamar hotel dan mengejar dia. 

"Tidak, aku harus mengejar dia. Ini tidak boleh dibiarkan. Ciuman tadi itu penting untuk aku. Berani sekali dia memperlakukan aku seperti ini. Aku ini seorang CEO ternama dan sukses. Tidak ada orang yang berani kepada aku." kataku sambil merasa kesal. 

Saat aku mencari dia, aku kehilangan jejak dia. Dia sudah tidak berada di sekitar hotel lagi. 

"Apa dia sudah pergi? Menyebalkan sekali." kataku sambil berjalan masuk ke kamar. 

Lalu, aku mendengar suara seorang wanita dari kamar sebelah. Dia mengatakan bahwa dia telah ditipu oleh seorang pria. Dia memberikan uang yang sangat banyak kepada pria itu dengan perjanjian yang tidak jelas. 

"Bagaimana itu bisa terjadi?" tanyaku. 

"Dia menawarkan kerja sama dan kami saling bicara. Aku telah percaya terhadap dia. Tapi saat aku melihat keadaan keuangan di kantor, aku telah kehilangan uang tanpa mendapatkan sesuatu." Jawab wanita itu. 

"Penipu itu, menyebalkan sekali." Kataku. 

Aku langsung masuk ke dalam kamar dan istirahat. Dita menghubungi aku untuk membahas pekerjaan. Lalu, aku makan malam dan melihat ada seseorang yang pergi secara menyelinap. 

"Siapa dia? Apa dia pencuri?" tanyaku. 

Aku langsung pergi ke ruang resepsionis. 

"Saya melihat ada seseorang yang menyelinap keluar dari hotel ini. Apa dia pencuri? Apa ada sesuatu yang hilang?" tanyaku. 

"Tidak, ibu Alea. Apa anda kehilangan sesuatu?" tanya resepsionis itu. 

"Tidak, aku akan pergi sekarang." Jawabku. 

Aku masuk ke kamar. 

"Aneh sekali, jika itu bukan pencuri. Kenapa dia menyelinap? Apa mungkin dia penipu yang telah menipu wanita tadi?" tanyaku sambil merasa curiga. 

Aku langsung melanjutkan makan malam. 

"Enak sekali, aku rasa aku ingin memesan makanan ini lagi." kataku sambil tersenyum. 

Aku menghubungi karyawan hotel dan menyuruh mereka membawa makanan yang enak itu. 

"Ini, ibu Alea." Kata karyawan hotel. 

"Kenapa kamu mengetahui nama saya?" tanyaku. 

"Anda terkenal sebagai CEO sukses dan masih muda." Jawab karyawan hotel. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Seorang Penipu    Menikah dengan Penipu

    Para mafia itu tertawa dengan sangat bahagia. Mereka bertiga sudah mulai merasa khawatir dan gelisah. Aku merasa tidak tenang dan ingin pergi ke tempat Besar milik mafia itu. Zidan langsung melarang aku untuk pergi."Jangan! Itu terlalu berbahaya." kata Zidan sambil memegang tanganku."Tidak, aku harus pergi. Aku khawatir dengan keadaan mereka. Alif tidak memberikan kabar kepadaku." kataku sambil merasa resah."Bagaimana jika kita menghubungi polisi saja? Saya khawatir jika mafia itu tidak hanya sedikit. Saya khawatir jika mafia itu banyak dan kita akan dalam bahaya jika tanpa pengawasan dari polisi." kata Zidan sambil merasa khawatir.Aku memikirkan perkataan Zidan. Dia memang benar tapi itu artinya mereka juga akan tertangkap oleh polisi. Aku tidak siap jika harus melihat Alif masuk ke dalam penjara."Ibu Alea, kenapa anda diam saja? Apa anda setuju dengan pendapat saya?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Saya tid

  • Cinta Seorang Penipu    Tertangkap Mafia

    Rara pergi ke toilet dan Zidan mengikuti dia dari belakang. Zidan mengetahui maksud dari pertanyaan aku tadi. Zidan langsung pergi menemui Dita."Aku harus pergi sebentar saja. Kamu harus mengunci pintu. Apa kamu mengerti?" tanya Zidan sambil merasa khawatir."Baik, aku mengerti." jawab Dita sambil tersenyum.Zidan langsung pergi ke rumahku. Aku terkejut saat melihat Zidan."Kenapa kamu datang kemari?" tanyaku sambil merasa bingung."Aku baru menyadari siapa Rara sebenarnya." jawab Zidan sambil merasa terkejut.Rara langsung pergi menghampiri kami berdua."Ternyata kalian sudah mengetahui tentang aku. Di mana mereka bertiga?" tanya Rara sambil merasa kesal."Diam kamu anak kecil. Pergi sana!" kata Zidan sambil merasa kesal.Rara langsung menghubungi seseorang dan seseorang membawa mobil untuk menjemput dia. Aku merasa terkejut bahwa anak kecil yang sudah aku tolong adalah seorang pengintai y

  • Cinta Seorang Penipu    Menitipkan Rara

    Mereka bertiga langsung mencari informasi lebih banyak mengenai Rara. Aku kedatangan pak Haris ke dalam ruangan kerjaku."Selamat pagi, ibu Alea!" kata pak Haris sambil tersenyum."Selamat pagi, pak Haris!" kataku sambil tersenyum.Rara langsung mendekat dan mengatakan kepada aku bahwa dia ingin pergi ke toilet."Kakak, aku ingin pergi ke toilet sebentar saja." kata Rara sambil tersenyum."Apa kamu ingin aku temani?" tanyaku sambil tersenyum."Tidak, jangan. Aku bisa pergi sendiri. Aku bisa bertanya kepada pegawai kakak tentang toilet." jawab Rara sambil tersenyum."Baik, aku akan menunggu kamu di sini." kataku sambil tersenyum.Rara keluar dari ruangan kerjaku. Aku ingin memastikan bahwa Rara sampai di toilet. Rara bertanya kepada Zidan."Di mana arah toilet?" tanya Rara sambil merasa bingung."Di sebelah kanan, aku bisa mengantarkan kamu ke sana." jawab Zidan sambil tersen

  • Cinta Seorang Penipu    Rara Mencurigakan

    "Tidak masalah." kata Andre sambil tersenyum.Dita langsung mencari keberadaan Fauzi."Di mana Fauzi berada?" tanya Dita sambil merasa bingung."Fauzi pasti berada di luar. Apa kamu ingin bicara dengannya?" tanyaku sambil tersenyum."Benar." Jawab Dita.Fauzi masuk dan kami semua keluar dari ruangan Dita."Ada apa, Dita?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Kenapa kamu tidak berada di samping aku? Kenapa kamu tidak menunggu aku?" tanya Dita sambil merasa kesal."Aku menunggu kamu di luar. Aku tahu kamu sedang ingin bicara dengan Zidan. Aku memberikan kalian berdua waktu untuk bicara. Kalian adalah orang tua dari anak itu." jawab Fauzi sambil tersenyum."Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu yang lain? Kenapa hanya membicarakan mengenai Zidan saja?" tanya Dita sambil merasa bingung."Sesuatu? Seperti apa?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Tidak ada." jawab Dita sambil mer

  • Cinta Seorang Penipu    Dita melahirkan

    Fauzi kembali dan membawa es krim untuk Dita."Ini untuk kamu." kata Fauzi sambil memberikan es krim itu."Terima kasih." kata Dita sambil tersenyum.Saat Fauzi ingin memakan es krim, Dita langsung mengambil es krim milik Fauzi."Kenapa kamu mengambil es krim aku?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Aku ingin mencoba milik kamu. Apa tidak boleh?" tanya Dita sambil tersenyum."Baik, coba saja." jawab Fauzi sambil tersenyum.Dita langsung mencoba es krim Fauzi."Enak, ini es krim kamu." kata Dita sambil memberikan es krim milik Fauzi."Benarkah?" tanya Fauzi sambil tersenyum.Dita menghabiskan es krim dia. Mulut Dita dipenuhi dengan es krim. Fauzi melihat itu dan tersenyum. Fauzi langsung mencium bibir Dita dan menjilat es krim di atas bibirnya."Manis." kata Fauzi sambil tersenyum.Dita merasa gugup dan hanya diam saja."Kenapa kamu diam saja? Apa

  • Cinta Seorang Penipu    Perempuan

    "Kenapa wajar?" tanya Alif sambil merasa kesal."Wajar karena kita berhenti di tempat yang tidak seharusnya." Jawabku.Kami sampai di rumahku. Dita langsung diperiksa oleh dokter kandungan. Zidan menunggu Dita. Dokter langsung berbicara kepada Zidan."Kesehatan ibu dan bayi sangat baik. Tapi saya sarankan untuk jangan terlalu lelah." Kata dokter."Syukurlah." kata Zidan sambil menarik napas."Apa kalian ingin mengetahui jenis kelamin anak kalian?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Apa kita sudah bisa mengetahui jenis kelamin bayi?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Tentu saja, kehamilan ibu Dita sudah 8 bulan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Dokter memeriksa jenis kelamin dari bayi yang ada dalam kandungan Dita."Bagaimana dokter?" tanya Zidan sambil merasa penasaran."Bayi anda perempuan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Zidan merasa senang dan langsung meme

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status