Share

Bab 37 Khawatir

Penulis: Tri naya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-31 10:20:34
"Aku tidak membelanya, itu fakta dan kau harus menerimanya, Karin. Introspeksi dirimu sendiri. Jangan terus menyalahkan Kaira. Dia sudah cukup menderita selama ini," ucap Kevin yang tidak terima Kaira di salahkan terus-menerus oleh Karin.

Kevin memang cukup lama menyimpan rasa sesal atas kepergian Kaira dari rumah, ia menyesal karena tidak bisa mencegahnya. Andai kala itu Kevin tidak ikut terbakar emosi, pasti Kaira masih berkumpul dengan keluarga saat ini.

Apalagi dengan kedua orang tuanya yang sakit. Terutama sang mama, sejak kepergian Kaira dari rumah, wanita tua itu hanya bisa duduk di kursi roda karena struk yang dialami. Keluarga Kaira tidak lagi harmonis seperti dulu.

Kepergian Kaira, meski menorehkan luka. Namun, ada segelumit penyesalan yang tidak akan pernah bisa hilang walau sudah bertahun-tahun lamanya.

"Kak, berhenti membela anak sialan itu. Bagiku, dia sumber kehancuran rumah tanggaku," ucap Karin yang terus menyalahkan Kaira.

"Kau yang menghancurkannya sendiri, Karin. S
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Setelah Luka   Bab 102 Mengantar Kanza

    "Mi, sebaiknya Mami pulang saja. Aku masih banyak pekerjaan. Tolong jangan memaksaku," ucap Kaivan setenang mungkin meski hatinya kesal dengan sikap maminya yang selalu membantu Karin dan Tasya.Meski Kanza tidak mengetahui jika Kaivan sudah mengetahui semua perlakuan maminya. Namun, Kaivan harus tetap berhati-hati agar Kanza tidak curiga padanya."Mami tidak mau pulang! Kai, kau harus kasih Mami uang. Bantu Mami, Kai," tolak Kanza yang mendesak Kaivan meminta uang."Mi, aku sudah bilang, bukan? Aku tidak ada uang. Keuangan perusahaan sedang goyah. Lagi pun, aku sudah memberikan uang banyak kepada Mami dua minggu lalu," jelas Kaivan yang masih tenang menghadapi maminya."Tiga ratus juta mana cukup, Kai? Kebutuhan Mami banyak. Beli make up, skin care, perawatan, belum lagi buat arisan dengan teman-teman Mami dan beli kebutuhan Mami yang lain," protes Kanza dengan sedikit kesal."Mi, itu banyak. Baru dua minggu loh. Bahkan Mami masih bisa menabung. Belum lagi dari Papi. Jika di total sa

  • Cinta Setelah Luka   Bab 101 Kedatangan Kanza ke Kantor Kenan

    'Kai, bantu Mami. Mami butuh uang.'Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Kaivan. Pemuda itu mengambil benda pipih yang tergeletak di meja kerjanya. Mengerutkan kedua alisnya menatap layar ponsel."Pasti Mami mau bantu Tasya dan Karin. Kenapa Mami masih bekerja sama dengannya, padahal sudah jelas-jelas mereka bukan orang baik-baik?" monolog Kaivan geram."Aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku menangkap Mami dan menyekapnya, lalu membuat Mami mengaku. Pasti tidak akan berhasil. Mami sangat licik dan pandai mengelak. Pasti akan ada drama besar dibuatnya," monolog Kaivan kembali.'Kai, kenapa tidak menjawab dan mengabaikan Mami?'Ting!Ponsel Kaivan kembali berbunyi. Sebuah notifikasi kembali masuk. Kaivan kembali melihatnya. Namun, tidak membuka watsapp-nya.Ponsel Kaivan kembali berbunyi, kali ini wanita tua itu menelepon Kaivan karena kesal pesannya diabaikan oleh sang putra. Kaivan menghela napas kasar. Menantap ke arah ponsel yang terus berdering.Berkali-kali ponsel Kaivan berderin

  • Cinta Setelah Luka   Bab 100 Mereka Melarikan Diri

    Kaira memberondong Kaivan dengan pertanyaan-pertanyaan. Rasa Khawatir menjalar ke diri wanita itu. Kaira memegang kening suaminya dan menatap wajah tampannya yang sedikit pucat."Mas, kau ....""Aku baik-baik saja, Sayang. Hanya sedikit lelah karena tadi banyak sekali pekerjaan," jelas Kaivan sambil menggenggam kedua tangan Kaira dan menatapnya dalam."Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Wajahmu sedikit pucat. Bersihkan dirimu aku buatkan obat dan makanan ya."Kaira bernapas lega mendengar suaminya baik-baik saja, meski sedikit khawatir. Kemudian, meminta lembut pada sang suami. Kaira menuntun Kaivan ke kamar, lalu wanita menyiapkan keperluan Kaivan. Lepas itu, Kaira membuatkan obat dan makanan.Usai mandi, Kaivan menghampiri Kaira yang masih sibuk menyiapkan makan dan obat di meja makan. Pemuda itu duduk di kursi sambil memainkan ponselnya, menunggu sang istri selesai.'Maafkan aku, Kaira. Belum bisa menceritakan semua padamu. Aku tidak ingin kau menjadi khawatir memikirkannya. Setel

  • Cinta Setelah Luka   Bab 99 Kekesalan Kaira

    "Sudah lah Ma, Pa, jangan berlebihan. Aku baik-baik saja. Sudah biasa menghadapi semuanya sendiri. Tidak perlu menkhawatirkan aku," ucap kaira dengan kesal."Kaira, kami ....""Ma, Pa. Sebaiknya kita makan siang dulu. Pasti kalian sduah lapar karena perjalanan jauh, bukan?' potong Kaira yng tidak ingin melanjutkan perdebatannya dengan kedua orang tua Kaira.”Mas, ada apa? Sepertinya kau lelah sekali? Apa ada masalah di kantor?" "Kami tidak lapar," ucap Kamran pelan."Kaira, kami hanya ...."Ayolah, jangan sungkan. Bukankah kalian bilang aku ini anak kalian? Kenapa harus sungakn?" bujuk Kaira lembut.Mereka pun berhenti berdebat dan menerima ajakan Kaira untuk makan siaang bersama, meski Kaira masih merasa sakit hati dengan Kamran dan Kanaya. Namun, bagaimana pun juga mereka tetaplah orang tua kandung Kaira."Bagaimana kondisi Papa pasca operasi beberapa waktu lalu?" tanya Kaira di tengah obrolan makan siangnya.Kamran menghela napas sedikit kasar. Papa baik-baik saja. Bahkan semakin

  • Cinta Setelah Luka   Bab 98 Kedatangan Kamran dan Kayana

    Kamran dan Kayana berniat untuk mengunjungi Kaira di rumahnya. Kebetulan, Kaira juga sedang libur. Mereka membawa banyak sekali hadiah untuk cucu-cucu keduanya dan makanan, serta minuman. Kaira tengah asik bermain dengan kedua anaknya. Kiandra sudah semakin besar dan pintar. Kini, anak kecil itu sudah bisa berdiri serta melangkah perlahan. Kiara pun sudah semakin tumbuh. Kedua anak Kaira tumbuh dan berkembang dengan baik, meski ia sibuk bekerja. Namun, tetap selalu ada waktu untuk kedua putra serta putrinya. Kaira dan Kaivan jadi lebih waspada dan hati-hati menjaga kedua buah hatinya. Mengingat, kejadian yang pernah dialami Kiara beberapa waktu lalu yang hampir menghilangkan nyawanya membuat trauma dan mereka ekstra hati-hati menjaga kedua buah hati terkasihnya."Assalamualaikum," ucap Kamran dan Kayana sambil mengetuk pintu.Seorang paruh baya berjalan dengan tergopoh menuju gagang pintu dan membukanya perlahan."Waalaikumsalam. Nyonya dan Tuan Besar," ucap Bi Asih dengan sedikit t

  • Cinta Setelah Luka   Bab 97 Kebahagiaan

    Ibu Sumiati dan bapak Suparjo menatap ke arah kaira dengan penasaran. Kaira membalas tatapan mereka dengan lembut. "Apa yang ingin Dokter katakan?" tanya Ibu Sumiati semakin penasaran."Pihak rumah sakit memutuskan untuk mengratiskan semua biaya pengobatan Pak Suparjo dan mengganti seluruh biaya rumah sakit yang sudah Bapak dan Ibu bayarkan, sebagai konpensasi dari pihak rumah sakit. Jadi, uangnya bisa Ibu dan Bapak kembalikan kepada orang itu sehingga kalian tidak terbebani lagi," jelas Kaira panjang lebar."Benarkah?" tanya Pak Suparjo dan Ibu Sumiati masih tidak yakin dan percaya."Iya, ini benar.""Terima ksah, Dok.""Jangan berterima kasih pada saya. Akan tetapi, kepada Allah yang sudah memberikan rezeki Bapak dan Ibu dan pihak rumah sakit menjadi perantaranya."Baik, Dok. Sampaikan terima kasih kami untuk pihak rumah sakit yang sudah memberikan ini kepada kami," ucap Bapak Suparjo dengan haru." Baik, Pak. Nanti akan saya sampaikan. Bapak jangan lupa minum obat dan makan yang te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status