Share

Bab 2 [Teman Baru]

❇🔸🔸❇

.

.

Tak terasa mereka telah sampai didepan kelas mereka. Segara saja Hana dan Wulan masuk kedalam kelas tersebut. Sontak saja masuknya ketiga gadis kedalam kelas menarik perhatian penghuni kelas yang sebelumnya sudah ada didalam kelas. Menyadari bahwa kedatangan mereka disambut tatapan banyak orang membuat Hana dan Wulan tersenyum sambil membungkuk, sedangkan Reta yang melihatnya reflek langsung mengikuti gerakan dari mereka itu.

Perlahan namun pasti semua orang yang tadi mengalihkan perhatian mereka kini kembali melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya. Setelahnya Hana melangkah menuju kearah bangkunya. Begitupun dengan Wulan yang kini menggandeng tangan Reta untuk mengikutinya.

"Hei, Bam. Lihat Tyas gak?" sapa Hana pada pemuda berkacamata itu yang duduk dibelakangnya itu. Sedangkan sang pemuda yang merasa dipanggil itupun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang bicara padanya. Dia hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu keberadaan teman sekelasnya itu.

"Ooh terimakasih." Balas Hana pada Bam.

"Oke Nis, ini sekarang adalah kelasmu. Jadi sini duduk disampingku." ucap Hana pada Reta yang dituruti oleh sang pemilik nama.

"Terimakasih sudah mau menolong saya. Dan maaf jika saya sudah banyak merepotkan kalian," ucap Reta disertai bungkukan dan senyuman tulusnya.

Hana dan Wulan menggeleng. "Tidak perlu berterimakasih seperti itu, Ta. Mulai hari ini kita berteman. Jadi tidak perlu sungkan begitu. Dan jangan terlalu formal dengan kami, biasa saja."

Walaupun ragu, akhirnya Reta menganggukkan kepalanya pertanda menyetujui ucapan itu. Orang yang tadi dipanggil Bam itupun mengernyit begitu menyadari kehadiran yang asing menurutnya itu.

Bam menepuk pelan bahu Hana yang ada dibelakangnya itu. "Dia siapa? Mahasiswa baru?" tanyanya sambil menatap .

"Iya, dia mahasiswa baru disini." Kali ini Wulan yang menjawab sambil menatap balik Bam. Sedangkan Bram hanya ber'Oh' ria.

Setelah itu tidak ada yang buka suara. Sebab Hana sedang membalas pesan kekasihnya itu. Kalau Wulan dia juga sedang membalas pesan dari sahabatnya yang satu lagi. Sedangkan Reta yang sejak beberapa menit yang lalu baru tiba di kelasnya itupun bingung harus apa.

Dia baru kali ini berpergian jauh dari tempat tinggalnya yang ada di kota Wisata. Apalagi ia juga bukan termasuk orang yang mudah bergaul. Bahkan temannya yang ada di kota T pun bisa dihitung dengan jari. Sebenarnya sedari tadi ia ingin sekali bertanya tentang mata kuliah hari ini. Tapi dia bingung dan takut bila menganggu waktu orang yang ingin dia tanyai itu.

Bam yang tadi sempat kembali memainkan game di ponselnya itu, kembali melirik kearah mahasiswa baru itu. Bam menghembuskan nafasnya pelan begitu menyadari bahwa gadis tadi tengah dia tatap itu terihat gusar sejak tadi.

"Apa yang dipikirkan gadis itu." gumam Bam pada dirinya sendiri.

"Hei, mahasiswa baru." panggil Bam yang berhasil membuat Annisa tersentak dari lamunannya itu. Dengan ragu Reta menoleh kebelakangnya itu. Tatapannya seolah menyiratkan 'ada apa' pada Bam yang ditanggap baik oleh Bam sendiri.

"Siapa namamu, kita belum berkenalan." Ucapnya sambil fokus menatap Reta membuatnya gugup luar biasa.

"Na...nama Sa...ya Re...tasha Helenasia." ujar Reta yang sempat terbata - bata. Mendengar jawaban itu membuat Bam yang tanpa pikir panjang langsung menyimpulkan bahwa.

"Kau gagap." Ucapan itu tentu saja membuat Reta terkejut. Walaupun ia berusaha menyangkal, tapi jika Reta mendengar ucapannya tadi yang sempat terbata bata mungkin dia juga akan menyimpulakan seperti apa yang Bam ucapkan tadi. Ucapan dari Bam membuat Wulan dan Hana yang sebelumnya sibuk dengan ponselnya, berubah menjadi menatap keduanya.

"Kau tadi bertanya apa Bam pada Reta?" Tanya Wulan yang memang kurang fokus mendengar pertanyaan Bam tadi. Bam menunjuk pelan kearah Reta. "Dia itu gagap, ya? Kok tadi aku tanya namanya. Jawabnya gagap begitu."

Baru saja Hana dan Wulan ingin menjelaskan. Keburu di dahului oleh Annisa. "Tidak," sahut Reta pelan, bahkan orang dihadapannya harus berusaha memasang baik baik pendengerannya untuk mendengar ucapan itu.

"Kalau tidak, kenapa kau bicara seperti orang yang terbata - bata begitu." tanyanya lagi.

"Saya hanya gugup." Ungkapnya polos membuat Bam tertawa. Bukan hanya Bam, tapi Wulan dan Hana juga menahan senyuman mereka. Reta yang menyadari lawan bicaranya itu tertawa membuatnya mengernyitkan dahi bingung.

Sepertinya Bam sadar bahwa Reta sedang menatapnya membuat Bam menghentikan tawanya itu.

"Namaku Bambang Saputra, tapi kau boleh memanggilku Bam." ucap Bam sambil menyodorkan tangannya yang disambut ragu oleh Reta. "Salam kenal." balas Reta sambil menundukan kepalanya sedikit kemudian balik memandang Bam. Setelahnya Reta mengobrol beberapa kata dengan ketiga teman barunya itu, hingga seruan dosen telah tiba membuat Reta mengalihkan pandangannya.

"Selamat pagi anak anak." Salam seorang dosen yang begitu masuk kedalam kelas dan berdiri dimeja dosen segera buka suara. Menyadari kalau kelasnya ada mahasiswa baru membuat pak Hasan segera meminta Reta untuk memperkenalkan diri. Setelah sesi perkenalan usai, pak Hasan menyuruh Reta kembali duduk, karena dia akan melanjutkan materi yang bahkan belum dimulai itu.

Tak berapa lama terdengar dorongan pintu membuat sebagian mahasiswa terlonjak kaget. Semua mengarahkan pandangannya kearah pintu dan kembali mengalihkan pandangannya kedepan begitu tahu bahwa Lendra lah yang baru saja mendorong pintu tersebut diikuti Shandy dan Gala dibelakangnya.

Tapi sepertinya ada seseorang yang tak bisa mengalihkan tatapannya dari seorang pemuda yang mendorong pintu kelasnya itu bahkan arah pandangannya tetap terfokus hingga sang pemuda itu duduk dibangkunya yang berada di barisan dibelakangnya itu.

Untung saja Hana menepuk bahunya untuk menyadarkan Reta dari arah pandangannya itu.

"Apa?" tanya Reta pelan kepada sang penepuk bahu.

"Kau melihat apa?" tanyanya pada Reta walaupun Hana tahu kemana arah pandangan itu tertuju. Menyadari bahwa ada orang yang tengah memergokinya saat menatap kearah pemuda yang tadi baru masuk itupun, membuat Annisa menggeleng pelan.

"Tidak ada, Hana." Balasnya sambil berusaha bersikap biasa itu.

Sepertinya pak Hasan tak berniat memarahi kelakuan ketiga anak didiknya itu, dimarahipun rasanya juga percuma. Lebih baik ia memulai pelajaran daripada berdebat dengan muridnya itu.

Sekitar hampir 2 jam mata kuliah pak Hasan akhirnya selesai juga dan baru beberapa menit yang lalu pak Hasan keluar dari kelas menuju ke ruangannya. Para mahasiswa juga sudah pada keluar menyisahkan 7 orang yaitu Bam, Hana, Wulan, Reta dan 3 orang yang terlambat tadi.

Menyadari ada orang selain mereka bertiga membuat Shandy menolehkan kepalanya. Dan didapatinya Bam dan seorang 3 orang yang sempat ditemuinya di koridor itu.

"Kau kenapa?" tanya Lendra yang sepertinya menyadari bahwa Shandy menatap kearah depan dengan intens.

Segera saja Shandy berbalik menghadap sampingnya lagi "Tidak ada."

Lendra yang tak percaya segera mengalihkan pandangannya kedepan dan menemukan keberadaan 4 orang itu.

"Kau kenal?" Tanyanya begitu menyadari ada satu gadis yang asing dimatanya itu.

"Teman baru Hana dan Wulan."

Bukan Shandy yang menjawabnya melainkan Gala yang memang duduk di samping kanan Lendra.

Sedangkan Lendra hanya ber'oh' ria. Reta sebenarnya mengetahui bahwa ketiga pemuda di belakangnya itu membicarakannya tapi ia mencoba mengabaikannya dan fokus dengan obrolannya bersama Wulan dan Hana itu.

❇Terimakasih💖❇

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status