Share

2. Mengungkap Dalang Pembunuh Alicia

"Yang mulia" sapa Elena pada putri nya yang baru turun dari kereta kuda.

"Ibu, senang sekali rasanya bisa bertemu dan memeluk Ibu seperti ini" ucap Catalina terisak.

"Ibu juga, ayo kita masuk" ajak Elena menggandeng putrinya yang kini menjadi ratu di negara nya itu.

"Bagaimana kabar yang mulia, apakah semua baik-baik saja?" tanya Elena.

"Semua baik-baik saja Ibu, kondisi Ayah dan Ibu mertua juga sangat baik" ucap Catalina.

"Syukurlah, Ibu senang mendengarnya" ucap Elena.

"Ngomong-ngomong Ibu perhatikan yang mulia sekarang kurusan" celetuk Elena.

"Benarkah Ibu, mungkin hanya perasaan Ibu saja. Aku merasa badan ku semakin berat untuk berjalan karena terlalu banyak makan di istana" hibur Catalina pada Ibu nya.

"Mungkin Ibu perlu sesekali berkunjung ke sana untuk bisa menikmati kehidupan nyaman di sana" gurau Elena.

"Tentu saja kapan Ibu mu ke sana, Catalina akan menyiapkan jamuan spesial untuk Ibu" Catalina merangkul Ibu nya.

...............................................................................

"Sejak pernikahan ku satu tahun yang lalu sampai sekarang aku belum menepati janjiku untuk menangkap para pembunuh Alicia" ucap Daniel pada Benicio.

"Yang mulia, saya baru mendapat kabar kalau ada pelayan putri mahkota Alicia yang tidak berada di istana saat kejadian pembunuhan itu terjadi" ucap Benicio.

"Apakah informasi yang kamu dapatkan akurat?" tanya Daniel.

"Tentu saja yang mulia, saat ini hamba tengah mencari keberadaan pelayan ini" ucap Benicio dengan yakin.

"Aku yakin pasti ada sesuatu yang membuat pelayan itu bersembunyi dan tidak menampakkan diri sampai sekarang" tebak Daniel.

"Benar yang mulia, kalau pelayan itu bisa kita temukan dia bisa menjadi saksi kunci atas kejadian yang dialami putri mahkota Alicia" ucap Benicio.

"Kalau begitu lakukan ini dengan hati-hati, jangan biarkan orang lain curiga kalau aku tengah melakukan penyelidikan atas kematian Alicia tiga tahun yang lalu" perintah Daniel.

"Baik yang mulia, saya akan pastikan melakukan tugas ini dengan sangat hati-hati" ucap Benicio.

"Kalau begitu hamba pamit yang mulia" Benicio pamit meninggalkan ruang kerja Daniel.

"Bagaimana dengan perempuan itu?" tanya Daniel menghentikan langkah Benicio.

"Maksud anda ratu yang mulia?" tanya balik Benicio.

"Siapa lagi perempuan di istana yang tidakku sebut nama selain perempuan itu" ucap Daniel.

"Belum ada gerak-gerik mencurigakan dari ratu selama satu tahun ini, apapun  yang beliau lakukan sesuai dengan laporan yang saya sampaikan pada anda setiap hari yang mulia" jelas Benicio.

"Awasi terus perempuan itu, karena aku masih belum puas dengan laporan yang aku peroleh tentang perempuan itu selama ini" perintah Daniel.

"Baik yang mulia" ucap Benicio. 

"Sebelum kamu pergi, aku mau memberitahumu kalau aku berencana mengunjungi makam Alicia dalam waktu dekat ini. Tolong aturkan semuanya, tapi aku minta jangan bawa banyak pengawal cukup Eberardo" ucap Daniel.

"Baik yang mulia" ucap Benicio.

"Kalau begitu pergi dan beristirahatlah karena hari sudah malam" Daniel mempersilahkan asisten pribadinya itu meninggalkan ruang kerjanya.

Daniel masih duduk di kursinya, dia merasa bersalah pada Alicia karena belum bisa menangkap pelaku pembunuhan. 

"Alicia, aku janji pelaku yang telah membunuhmu akan segera aku tangkap" ucap Daniel sembari meneteskan air mata.

Pria itu begitu merindukan kekasihnya, bagi nya Alicia adalah segala-galanya. Dia tidak menyangka Alicia meninggal dengan cara tragis bersama bayi mereka yang masih dalam kandungan.

"Kalau saja hari tahu kamu menuruti permintaanku untuk tinggal di kediamanku pasti hari ini kamu masih bersamaku bersama dengan bayi kita" jerit hati Daniel.

...........................................................................................

Malam itu Catalina juga belum bisa tidur di kamarnya, dia berdiri di depan jendela kamarnya dan melihat pemandangan luar malam itu.

"Setelah sekian lama, aku kembali ke kamarku sebagai putri dari pemilik rumah ini" gumam Catalina menatap bintang-bintang dan langit malam.

"Tunggu sepertinya ada perempuan yang mengawasiku dari bawah" ucap Catalina saat tanpa sengaja melihat ke halaman rumahnya.

"Mungkinkah di jam segini masih ada pelayan yang masih bekerja" Catalina penasaran.

Catalina memutuskan turun ke lantai bawah menuju halaman rumahnya setelah mengambil mantel yang ada di kamar untuk menutupi tubuhnya. Semua orang tengah terlelap tidur tidak ada suara yang masih terdengar. Penerangan yang berada dibeberapa sudut ruangan beberapa sudah dimatikan. Perlahan Catalina menuruni tangga tanpa membuat suara yang dapat membangunkan orang-orang di rumahnya.

Krek, pintu rumah dibuka oleh Catalina, pengawal yang berjaga di depan pintu masih terlelap dalam tidurnya.

"Maaf apa yang anda lakukan malam-malam di tempat ini?" tanya Catalina pada perempuan yang mengenakan mantel penutup kepala.

Perempuan itu tidak berkata-kata saat ditanya Catalina dan hanya menyerahkan satu lembar kertas ke saku mantel Catalina.

"Jangan buka di sini, kalau begitu hamba pamit yang mulia" ucap perempuan itu meninggalkan Catalina seorang diri dengan penuh kebingungan.

Tidak berlama-lama Catalina pergi dari halaman dan masuk rumahnya kembali. Perempuan itu bergegas kembali ke kamarnya dengan rasa penasaran. 

"Pembunuh yang mulia Alicia ada di istana, tolong ungkap kebenarannya. Kalau anda sanggup dan bersedia menolong putri Alicia mohon temui saya besok di sungai Wunderschonen tidak jauh dari kediaman rumah anda" bunyi tulisan pada kertas yang dibaca oleh Catalina.

"Benarkah isi dari kertas yang aku baca ini, bagaimana jika ini hanyalah jebakan?", apa aku perlu ikut campur dalam urusan ini?" ucap Catalina ragu.

"Kalau benar pembunuh Alicia masih berkeliaran di istana itu berarti ada kemungkinan aku akan menjadi korban selanjutnya, tapi apa yang membuat pembunuh itu menghabisi Alicia. Bukan kah perempuan itu orang yang baik?. Motif apa yang membuat pelaku tega menghabisi Alicia, itu yang sampai sekarang masih menjadi pertanyaan dipikiranku. Kalau aku beri tahu masalah ini pada Daniel dia mungkin tidak akan percaya padaku dan kemungkinan dia akan menuduhku dengan tuduhan yang tidak masuk akal. Masalah ini akan menimbulkan kegaduhan jika aku tidak berhati-hati memikirkan ini dengan baik-baik" pikir Catalina setelah membaca kertas dari pelayan yang tidak dikenalinya itu.

Perempuan itu duduk di kursi yang ada di kamar nya, menimbang baik-baik keputusan yang akan ia ambil. Dia sendiri tidak tahu isi tulisan dalam kertas itu benar atau tidak. Jika benar mau tidak mau Catalina akan berupaya membantu mengungkap otak pembunuhan Alicia tapi jika ini jebakan dia juga akan bermasalah.

"Aku tidak takut andai ini adalah jebakan hanya saja aku memikirkan nasib Ayah dan Ibuku jika sesuatu terjadi padaku. Satu-satu nya orang yang bisa aku ajak berdiskusi masalah ini hanyalah Agatha asisten pribadi ku sendiri" gumam Catalina memecah permasalahan yang tengah dihadapinya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status