LOGINBelakangan ini, nafsu makan anakku jelek dan gampang melamun. Sampai suatu hari aku melihat dia sedang menonton video sahabatku… barulah aku sadar, ternyata dia sudah masuk masa puber. Aku pun cerita ke sahabatku dan dia juga bilang lagi bingung. Ternyata anaknya juga tertarik padaku…. Akhirnya kami pun sepakat untuk saling membantu mengarahkan anak satu sama lain ke jalan yang benar dan paham seperti apa hubungan antar lawan jenis.
View MoreDi dalam foto itu, terlihat suamiku bersama seorang perempuan.Perempuan itu sedang hamil besar dan suamiku dengan hati-hati memapahnya. Wajahnya tampak penuh kasih sayang dan tersenyum lembut, terlihat sangat mesra.Sudah lama sekali aku tidak melihat suamiku tersenyum seperti itu. Setiap kali menatapku, yang ada hanyalah ekspresi kesal.Mungkin karena dia memang sudah tidak punya perasaan padaku.“Menurutmu, Hoshi itu orang baik? Kalian sudah berpisah lama dan dia juga sudah punya simpanan di kampung. Wanita itu bahkan sudah mengandung anaknya.”“Kamu masih mau terus bertahan di status menikah dengan orang seperti ini? Begitu tahu tentang kehamilanmu, dia sama sekali nggak peduli siapa yang menghamilimu. Yang ada dipikirannya hanyalah cerai, lalu mengusirmu tanpa mendapat sepeserpun.”“Apa artinya? Artinya dia sudah nggak ada perasaan padamu. Dia juga sudah nggak peduli, kamu bersama dengan siapa. Yang penting baginya hanyalah harta.”Nada bicara sahabatku semakin tinggi, penuh emosi
Hingga suatu hari, aku tiba-tiba sadar kalau haidku sudah telat beberapa hari.Karena sudah berpengalaman, aku langsung paham kemungkinan apa yang akan terjadi. Aku pun buru-buru pergi ke apotek membeli alat tes kehamilan.Dan ternyata dugaanku benar, aku benar-benar hamil!Melihat dua garis merah di alat tes itu, aku sempat bingung sendiri, entah harus senang atau sedih.Aku duduk lama di kamar, lalu akhirnya membuat keputusan. Aku akan pergi ke rumah sakit untuk menggugurkan kandungan ini.Bagaimanapun, anak ini tidak boleh dilahirkan.Aku tidak tahu harus cerita ke siapa, jadi hanya bisa menghubungi sahabatku.Mendengar kabar ini, dia pun syok bukan main dan langsung datang ke rumahku.Namun, setelah memastikan aku benar-benar hamil, dia justru tidak mendukung keputusanku untuk menggugurkannya.“Tina, bisnisku sudah semakin membaik sekarang. Bagaimana kalau kamu pertahankan saja anak itu? Biarkan aku yang membesarkannya.”Aku menggeleng dan menolak, “Ini bukan soal siapa yang membes
Mungkin karena baru pertama kali menjalani hubungan intim, dua anak muda itu punya kebutuhan yang besar. Hampir setiap hari mereka ingin makan masakan buatan aku dan sahabatku.Namun, melihat kondisi mental mereka yang jauh membaik dan semangat hidup mereka yang meningkat, aku dan sahabatku pun merasa cukup lega.Begitulah, ini berlangsung selama seminggu. Selain malam hari, aku dan sahabatku hampir selalu berada di rumah satu sama lain.Aku pun merasakan kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dan merasa kalau begini terus juga tidak masalah.Namun, hari itu aku mendapat telepon dari guru sekolah.“Ibu Hans, ada masalah di rumah ya akhir-akhir ini? Soalnya Hans nggak fokus belajar di kelas beberapa hari ini. Pelajaran-pelajaran utama juga banyak yang tertinggal.”Mendengar ucapan guru itu, aku membeku di tempat. Rasanya seperti dihantam palu besar tepat di kepala.Anakku bolos sekolah?!Namun, selama ini dia sama sekali tak pernah bilang apa-apa. Dia selalu pulang tepat wak
Seperti sebelumnya, aku sengaja mengenakan pakaian yang sangat terbuka dan saat memasak di dapur, aku pun sengaja membuka pintu dapur.Supaya Freddy yang duduk di ruang tamu bisa melihatku.Aku bisa merasakan tatapan itu menempel padaku dari atas sampai bawah tanpa henti.Aku membawa makanan ke meja dan mengambilkan tiram untuk Freddy.“Freddy, makan yang banyak, biar tubuhmu semakin kuat.”Freddy mengangguk dan menunduk memakannya.Sesekali matanya melirik ke arahku.Aku pura-pura tak melihat, terus mengambilkan makanan untuknya dan dia tetap menunduk untuk makan.Semangkuk nasi hampir habis, tiba-tiba Freddy meletakkan sendoknya, seolah sudah membuat sebuah keputusan dan menatapku tajam.“Tante Tina, aku mau seperti waktu itu, merasakan besar kecilnya.”Aku kira dia tak merasakan apa-apa waktu itu, tapi ternyata dia masih ingat.Setelah berbicara begitu, dia pun menatapku dengan penuh harap. Sebelum aku menjawab, tangannya sudah meraih ke arahku.Kali ini, aku tidak perlu berinisiati
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.