Share

Bab 3

Penulis: Kholidah
Sesuai saran sahabatku, kami berdua mengganti pakaian yang lebih terbuka, bahkan cukup berani karena kami tidak memakai pakaian dalam sama sekali.

Penampilan seperti ini benar-benar menonjolkan bentuk tubuh kami yang berlekuk-lekuk.

Terutama aku yang punya tulang agak besar, sehingga terlihat begitu menonjol di bagian belakang dan depan.

Sahabatku menatapku dengan mata berbinar.

“Tina, bentuk tubuhmu memang sudah bawaan lahir. Kalau aku jadi pria, aku pasti suka. Nggak heran anakku bisa begitu terpesona denganmu.”

Wajahku sampai merona malu mendengar pujian sahabatku.

Kami memilih untuk melakukan ini di rumah sahabatku, karena rumahnya lebih besar.

Setelah semuanya siap, aku menelepon anakku, Hans. Menyuruhnya datang ke rumah sahabatku.

Sahabatku juga menghubungi Freddy.

Setelah kedua orang itu kembali, kami membiarkan mereka bermain dulu, sementara aku pergi masak bersama sahabatku.

Agar semuanya berhasil, kami bahkan menambahkan sedikit obat khusus ke dalam minuman alkohol.

Soalnya kami sudah saling sangat mengenal, jadi kalau benar-benar melakukannya tanpa tambahan itu, rasanya agak canggung. Dengan tambahan ini, semuanya akan berjalan alami dan lancar.

Bayangan tentang apa yang akan terjadi membuatku merasa geli dalam hati dan wajahku jadi merona sekali.

Aku melihat sahabatku juga begitu.

Saat kami berdua muncul di depan anak-anak kami dengan pakaian yang cukup terbuka, mata mereka langsung tertuju pada kami.

Ekspresi mereka yang ingin melihat tapi tidak berani itu benar-benar menghibur.

Sahabatku mengajak anakku duduk di sebelahnya dan Freddy pun dengan alami duduk di sampingku.

Aku bisa merasakan pandangan samping Freddy diam-diam terus mengawasiku, tangannya yang memegang sendok terus tidak bergerak.

Setelah menuangkan alkohol, aku menyodorkannya ke Freddy.

“Freddy, ayo dicoba.”

Melihat tanganku yang menyodorkan gelas, Freddy terlihat agak panik. Matanya berputar-putar saat menerima gelas itu, sambil sempat melirik ke dapanku.

Wajahnya langsung memerah, lalu menenggak habis minumannya.

Dasar bocah ini, mau tapi tak punya nyali!

Anakku yang diseberang juga sudah menghabiskan satu gelas.

Sahabatku melirik padaku memberi isyarat, lalu kami berdua lanjut menuangkan minuman untuk mereka.

Karena diam-diam mengintip kami, mereka jadi agak merasa bersalah dan tanpa sadar minum gelas demi gelas.

Tak lama kemudian, wajah mereka mulai memerah dan tatapan mereka pada kami pun mulai berubah.

Sahabatku berdiri, lalu memapah anakku masuk ke kamar.

“Hans, ayo tante bawa kamu pergi istirahat.”

Sebelum pergi, sahabatku sempat mengedipkan mata padaku, memberi isyarat agar aku segera bertindak.

Pengaruh alkohol membuat orang lebih berani, ditambah lagi minuman itu sudah diberi sesuatu. Freddy jadi semakin berani, dia bahkan berani menatapku terus tanpa berkedip.

“Tante Tina, inimu besar sekali….”

Dari kamar terdengar suara tertahan anakku, sepertinya sahabatku sudah mulai bergerak.

Aku tertawa malu-malu, lalu dengan berani menggenggam tangan Freddy dan meletakkannya di depanku.

“Kalau begitu, coba kamu ukur sendiri seberapa besar ukurannya.”

Freddy tak menyangka aku akan melakukan itu. Gerakan tangannya sempat membeku, tapi kemudian langsung meremasnya dengan kuat.

Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini, aku pun tanpa sadar mengeluarkan suara lirih.

Suara itu membuat napas Freddy jadi berat. Dia perlahan mendekatiku, lalu kedua tangannya mulai bergerak dengan sendirinya, meraba dan meremas tanpa ragu.

Dari dalam kamar terdengar suara sahabatku, sementara sorot mata Freddy semakin panas, seolah ingin melahapku habis-habisan.

Sentuhannya membuatku kehilangan kendali, tubuhku pun terus bergetar tanpa bisa kutahan.

Tiba-tiba, Freddy menggendongku dan meletakkanku di atas meja.

“Tante Tina, ini yang kamu mau, ‘kan? Aku nggak akan sungkan.”

Dia buru-buru merobek rokku dan memperlihatkan rahasia terlarang di dalamnya….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 8

    Di dalam foto itu, terlihat suamiku bersama seorang perempuan.Perempuan itu sedang hamil besar dan suamiku dengan hati-hati memapahnya. Wajahnya tampak penuh kasih sayang dan tersenyum lembut, terlihat sangat mesra.Sudah lama sekali aku tidak melihat suamiku tersenyum seperti itu. Setiap kali menatapku, yang ada hanyalah ekspresi kesal.Mungkin karena dia memang sudah tidak punya perasaan padaku.“Menurutmu, Hoshi itu orang baik? Kalian sudah berpisah lama dan dia juga sudah punya simpanan di kampung. Wanita itu bahkan sudah mengandung anaknya.”“Kamu masih mau terus bertahan di status menikah dengan orang seperti ini? Begitu tahu tentang kehamilanmu, dia sama sekali nggak peduli siapa yang menghamilimu. Yang ada dipikirannya hanyalah cerai, lalu mengusirmu tanpa mendapat sepeserpun.”“Apa artinya? Artinya dia sudah nggak ada perasaan padamu. Dia juga sudah nggak peduli, kamu bersama dengan siapa. Yang penting baginya hanyalah harta.”Nada bicara sahabatku semakin tinggi, penuh emosi

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 7

    Hingga suatu hari, aku tiba-tiba sadar kalau haidku sudah telat beberapa hari.Karena sudah berpengalaman, aku langsung paham kemungkinan apa yang akan terjadi. Aku pun buru-buru pergi ke apotek membeli alat tes kehamilan.Dan ternyata dugaanku benar, aku benar-benar hamil!Melihat dua garis merah di alat tes itu, aku sempat bingung sendiri, entah harus senang atau sedih.Aku duduk lama di kamar, lalu akhirnya membuat keputusan. Aku akan pergi ke rumah sakit untuk menggugurkan kandungan ini.Bagaimanapun, anak ini tidak boleh dilahirkan.Aku tidak tahu harus cerita ke siapa, jadi hanya bisa menghubungi sahabatku.Mendengar kabar ini, dia pun syok bukan main dan langsung datang ke rumahku.Namun, setelah memastikan aku benar-benar hamil, dia justru tidak mendukung keputusanku untuk menggugurkannya.“Tina, bisnisku sudah semakin membaik sekarang. Bagaimana kalau kamu pertahankan saja anak itu? Biarkan aku yang membesarkannya.”Aku menggeleng dan menolak, “Ini bukan soal siapa yang membes

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 6

    Mungkin karena baru pertama kali menjalani hubungan intim, dua anak muda itu punya kebutuhan yang besar. Hampir setiap hari mereka ingin makan masakan buatan aku dan sahabatku.Namun, melihat kondisi mental mereka yang jauh membaik dan semangat hidup mereka yang meningkat, aku dan sahabatku pun merasa cukup lega.Begitulah, ini berlangsung selama seminggu. Selain malam hari, aku dan sahabatku hampir selalu berada di rumah satu sama lain.Aku pun merasakan kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dan merasa kalau begini terus juga tidak masalah.Namun, hari itu aku mendapat telepon dari guru sekolah.“Ibu Hans, ada masalah di rumah ya akhir-akhir ini? Soalnya Hans nggak fokus belajar di kelas beberapa hari ini. Pelajaran-pelajaran utama juga banyak yang tertinggal.”Mendengar ucapan guru itu, aku membeku di tempat. Rasanya seperti dihantam palu besar tepat di kepala.Anakku bolos sekolah?!Namun, selama ini dia sama sekali tak pernah bilang apa-apa. Dia selalu pulang tepat wak

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 5

    Seperti sebelumnya, aku sengaja mengenakan pakaian yang sangat terbuka dan saat memasak di dapur, aku pun sengaja membuka pintu dapur.Supaya Freddy yang duduk di ruang tamu bisa melihatku.Aku bisa merasakan tatapan itu menempel padaku dari atas sampai bawah tanpa henti.Aku membawa makanan ke meja dan mengambilkan tiram untuk Freddy.“Freddy, makan yang banyak, biar tubuhmu semakin kuat.”Freddy mengangguk dan menunduk memakannya.Sesekali matanya melirik ke arahku.Aku pura-pura tak melihat, terus mengambilkan makanan untuknya dan dia tetap menunduk untuk makan.Semangkuk nasi hampir habis, tiba-tiba Freddy meletakkan sendoknya, seolah sudah membuat sebuah keputusan dan menatapku tajam.“Tante Tina, aku mau seperti waktu itu, merasakan besar kecilnya.”Aku kira dia tak merasakan apa-apa waktu itu, tapi ternyata dia masih ingat.Setelah berbicara begitu, dia pun menatapku dengan penuh harap. Sebelum aku menjawab, tangannya sudah meraih ke arahku.Kali ini, aku tidak perlu berinisiati

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 4

    Awalnya aku hanya mau membantu sahabatku, tapi sekarang malah larut dalam situasi ini.Kring-kring.Tiba-tiba, terdengar suara telepon berdering yang kencang dari meja ruang tamu.Itu ponsel sahabatku.Mata Freddy memerah dan pura-pura tidak peduli dengan suara deringan itu, hanya ingin menjelajahi tubuhku.Namun, ponsel itu terus berdering tanpa henti, seolah-olah tak akan berhenti sebelum diangkat.Sahabatku pasti juga dengar deringannya, dia pun keluar dari kamar dengan pakaian yang berantakan.Dia pun mengangkat teleponnya.Entah apa yang dibicarakan, wajah sahabatku langsung terlihat panik. Dia juga mengabaikan suasana canggung yang sedang terjadi dan buru-buru mengambil ponselnya, pergi keluar.“Tina, ada masalah di kantor, aku harus segera ke sana.”Melihat wajahnya yang cemas, pasti masalahnya cukup serius.Aku sadar kembali dan mendorong Freddy menjauh, lalu menunjuk pakaian sahabatku yang berantakan.“Kamu ganti baju dulu baru keluar.”Sahabatku menunduk dan baru menyadari ap

  • Cinta Tak Terhalang Usia   Bab 3

    Sesuai saran sahabatku, kami berdua mengganti pakaian yang lebih terbuka, bahkan cukup berani karena kami tidak memakai pakaian dalam sama sekali.Penampilan seperti ini benar-benar menonjolkan bentuk tubuh kami yang berlekuk-lekuk.Terutama aku yang punya tulang agak besar, sehingga terlihat begitu menonjol di bagian belakang dan depan.Sahabatku menatapku dengan mata berbinar.“Tina, bentuk tubuhmu memang sudah bawaan lahir. Kalau aku jadi pria, aku pasti suka. Nggak heran anakku bisa begitu terpesona denganmu.”Wajahku sampai merona malu mendengar pujian sahabatku.Kami memilih untuk melakukan ini di rumah sahabatku, karena rumahnya lebih besar.Setelah semuanya siap, aku menelepon anakku, Hans. Menyuruhnya datang ke rumah sahabatku.Sahabatku juga menghubungi Freddy.Setelah kedua orang itu kembali, kami membiarkan mereka bermain dulu, sementara aku pergi masak bersama sahabatku.Agar semuanya berhasil, kami bahkan menambahkan sedikit obat khusus ke dalam minuman alkohol.Soalnya k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status