Di antara putri orang kaya yang asli dan palsu, aku adalah putri orang kaya asli yang dibenci. Aku dan adikku diculik secara bersamaan. Penculik kami pun memotong salah satu jariku dan mengirimkannya kepada orang tuaku. Namun, orang tuaku malah bersyukur karena itu bukan jari adikku. Adikku diam-diam memberi isyarat pada orang tuaku untuk melapor polisi, tetapi malah ketahuan penculik kami. Demi melindungi adikku, orang tuaku mengatakan bahwa aku yang membocorkan alamatnya. Oleh karena itu, penculik itu pun menyiksaku sampai mati, sedangkan adikku berhasil diselamatkan. Namun, begitu melihat tubuhku yang dimutilasi, orang tuaku akhirnya menjadi gila dan mengatakan ingin adik dan penculik itu membayarnya dengan nyawa mereka.
View MoreOrang tuaku ingin membunuh orang, tetapi mereka pasti akan dihukum.Orang dalam rumah menyadari ada yang tidak beres dan hendak melarikan diri. Namun, semuanya sudah terlambat. Dengan adanya bensin, api segera menjalar ke sekeliling. Orang di dalam rumah tidak berhenti meminta tolong, tetapi pintu rumah sudah dikunci Ayah dan Ibu dari luar.Ayah dan Ibu menyaksikan semua ini dengan ekspresi bengis dan puas karena dendam mereka akhirnya terbalaskan.“Kalian sudah celakai putriku, juga bilang dia bernasib sial! Kalau begitu, kalian temani saja dia di alam baka!”Penduduk desa segera menyadari kebakaran ini dan buru-buru memadamkan api supaya apinya tidak menyebar ke rumah di samping. Sayangnya, orang di dalam rumah sudah tidak sempat menunggu sampai api dipadamkan dan akhirnya mati terbakar. Setelah api padam, yang tersisa hanyalah beberapa onggok mayat yang sudah gosong.Pada hari itu juga, Ayah dan Ibu ditangkap. Namun, mereka sudah gila dan sama sekali tidak peduli pada putusan pengad
Melihat wajah ibu kandungnya yang sangat mirip dengannya, Yasmine mencibir, “Orang desa dari mana kalian!”“Aku tahu kamu benci Ibu karena Ibu nggak berada di sisimu selama ini. Tapi, Ibu juga terpaksa. Ibu mau kamu lewati hidup yang baik. Kalau bukan demi membiarkanmu jadi putri orang kaya, mana mungkin aku melakukan hal yang begitu berisiko dengan menukar kalian!” ujar ibu kandung Yasmine dengan sedih.Aku pun tercengang. Ternyata mereka yang sengaja menukar kami. Pantas saja mereka selalu menyiksaku dan begitu menyayangi adik laki-lakiku. Awalnya, aku kira mereka hanya lebih mementingkan anak laki-laki. Ternyata, mereka sudah tahu dari awal aku bukanlah anak mereka.Ibu langsung menerjang ke arah mereka dan memukul mereka sambil berseru, “Ternyata kalian yang memisahkanku dengan anakku selama 18 tahun! Bajingan! Kalian benar-benar pantas mati!”Tanpa memedulikan citranya sebagai istri orang kaya, dia mulai berkelahi dengan orang tua kandung Yasmine. Saat dilerai, terdapat beberapa b
“Bi Wina!” panggil Ibu.Setelah Bi Wina masuk ke kamar, Ibu menunjuk ke lemari baju dan bertanya dengan nada menyalahkan, “Apa begini perlakukan kalian ke Liana? Dia bahkan nggak punya satu pun pakaian yang bagus?”Bi Wina melirik lemari pakaianku dan menjawab, “Sebelumnya, kamu yang suruh aku untuk nggak belikan pakaian baru untuknya biar dia jera.”Ibu sepertinya sudah melupakan hal ini. Setelah tertegun beberapa saat, dia baru tersadar.“Aku benar-benar ibu yang sangat buruk.” Ibu memeluk pakaianku sambil menangis pilu. Dia melanjutkan, “Liana, carilah ibu yang baik di kehidupan selanjutnya. Ibu minta maaf.”Dia menangis di dalam kamarku semalaman. Keesokan harinya, dia pergi ke kantor polisi dengan mata bengkak.Ibu ingin bertemu dengan Yasmine, tetapi dicegah oleh polisi. “Maaf, sekarang, dia itu tersangka yang merencanakan penculikan ini.”“Nggak mungkin! Yasmine itu anak yang baik!”“Harap tenang dulu. Sebenarnya, dia yang sengaja menyuruh para penculik itu untuk menculik korban
Yasmine pun tertegun dan menggeleng.“Hasil autopsi bilang, Liana sudah mati sebelum kamu pulang ke kediaman Keluarga Lukira. Kenapa kamu bilang dia belum mati?” bentak polisi yang menginterogasinya.Dia menunduk untuk sekian lama, lalu baru menjawab sambil terisak, “Ini semua salah Ibu! Ibu bilang ke penculik Kakak yang suruh lapor polisi, makanya penculik baru pukul Kakak sampai mati! Ini nggak ada hubungannya denganku. Aku sudah katakan semua yang kuketahui.”Yasmine buru-buru melepaskan diri dari masalah ini.Dari informasi yang diberikan Yasmine, polisi menemukan lokasi pertama mereka dikurung. Pabrik tua yang telantar ini dipenuhi dengan darah. Ahli forensik segera menyegel seluruh lokasi dan mengatakan bahwa semua darah itu hanya milikku seorang.Semua orang sangat tercengang setelah mengetahui seberapa parah aku dipukul sebelum mati. Begitu melihat mayatku, Ayah dan Ibu akhirnya menangis dengan pilu.Aku menatap mayatku tanpa ekspresi. Sekujur tubuhku dipenuhi dengan memar. Aku
Berhubung masih tidak bisa menyelesaikan kasus ini, polisi akhirnya datang ke rumah. Ibu pun mau tak mau membawa mereka ke kamarku.“Ini kamar putri kalian?” tanya polisi dengan terkejut setelah melihat kamarku.Kamarku terletak di samping kamar pembantu. Itu adalah kamar terkecil dan terburuk dalam rumah. Bahkan kamar pembantu juga lebih bagus.Ibu menjawab dengan sedikit perasaan bersalah, “Dia sendiri yang pilih.”Saat baru tiba di kediaman Keluarga Lukira, aku awalnya tinggal di kamar yang besar. Namun, Yasmine sering mengatakan aku pergi ke kamarnya untuk mengancamnya pulang ke rumahnya sendiri. Ayah dan Ibu merasa perlu memberiku pelajaran, makanya mereka menyuruhku pindah ke kamar pembantu.“Kami boleh ambil rambut ini, ‘kan?” Polisi mengambil rambutku dari bantal, lalu lanjut berkata, “Kamu masih punya beberapa pertanyaan. Tolong suruh putrimu turun.”Melihat polisi datang ke rumah, Yasmine merasa agak gelisah, tetapi buru-buru menenangkan diri.Polisi mengamatinya dan bertanya
Saat diculik, aku selalu melindungi Yasmine. Namun, dia malah tidak memberi tahu Ayah dan Ibu bahwa aku sudah mati.“Tentu saja! Dia itu juga anak kami. Setelah menebusnya, Ayah dan Ibu akan kirim dia kembali ke Keluarga Tanzil. Kami nggak akan biarkan dia mengganggumu,” hibur Ibu sambil memeluknya.Begitu mendengar hal ini, Yasmine jelas terlihat panik. Setelah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, dia baik-baik saja selain kehilangan sebuah jari kelingking.Ibu akhirnya merasa lega dan berkata, “Untung saja Yasmine nggak terluka.”Aku menyaksikan dia memeluk Yasmine dengan rasa iri. Awalnya, Ibu juga bersikap sangat lembut padaku. Setelahnya, dia sama sekali tidak peduli padaku. Dia sudah sepenuhnya lupa bahwa dirinya masih memiliki seorang putri. Saat ini, aku sudah mati. Sebelum mati, aku juga harus menanggung siksaan setragis itu. Jika tahu aku sudah mati, Ibu pasti akan gembira, ‘kan? Dia akhirnya sudah terlepas dari sebuah beban.Penculik masih ingin lanjut memeras orang tuaku
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments