Share

Cinta Terlarang
Cinta Terlarang
Penulis: Mommy No Na

Bab 1

Terdengar suara getaran ponsel di atas nakas, dengan malas Luna meraihnya dan melihat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. 

"Halo …." sapanya.

"Halo, apa benar ini dengan Luna Elvira?" tanya wanita dari seberang telpon.

"Iya, saya Luna. Ini siapa?"

"Saya Farida Sulastri, istri dari Bapak Deni Hermawan!" Suara wanita itu lantang tapi bergetar.

"Si-siapa?" tanya Luna gugup. Dia bukan tidak mendengar, Luna hanya tidak percaya wanita itu akan menghubunginya.

"Farida Sulastri."

Setelah menerima telpon dari Farida, Luna kemudian bersiap-siap untuk pergi ke taman dimana Farida meminta Luna menemuinya. Dengan memakai kaos berwarna hijau lumut dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam Luna pergi meninggalkan rumah kost dengan mengendarai motor maticnya.

Sebenarnya ia bingung, untuk apa istri pemilik restoran tempat ia bekerja itu meminta untuk menemuinya karena Luna belum pernah sekalipun bertemu dengan istri bosnya itu. Sesampai di taman, Luna langsung menghubungi nomor yang tadi memintanya untuk datang ke taman, dan tak jauh dari tempatnya berdiri seorang wanita berkerudung warna krem melambaikan tangan ke arahnya dan Luna melangkah ke arah wanita itu.

"Maaf, Bu! Saya terlambat." ucap Luna sedikit sungkan.

"Duduk!" Luna dengan sedikit ragu duduk di samping wanita itu.

"Udah berapa lama kamu kenal suami saya?" tanya Farida tanpa menatap Luna.

"Sejak saya kerja di restoran bapak, Bu!" jawab Luna pelan. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan wanita di sampingnya.

"Mulai besok jangan temui suami saya lagi. Carilah pekerjaan ditempat lain." Farida mengambil sebuah amplop dari dalam tasnya dan meletakkannya di pangkuan Luna.

"Maksud Ibu?" tanya Luna. Ia tidak mengerti arah ucapan istri bosnya itu.

"Tidak usah berlagak bodoh, saya tau tujuan kamu mendekati suami saya. Itu ambil, tapi jangan pernah dekati suami saya lagi!" ucap wanita itu, tatapannya tajam seolah menghujam jantung Luna. Selesai bicara Farida berdiri lalu pergi.

Luna terdiam, bingung dengan ucapan Farida barusan. Apakah itu artinya aku telah dipecat? Begitu pikirnya. Beberapa saat kemudian ia tersadar, lalu ia berlari mengejar wanita yang baru saja meninggalkannya. Ia berlari ke parkiran dan ia sampai tepat saat Farida akan naik ke dalam mobil sedan berwarna orange miliknya.

"Maaf, Bu! Saya tidak butuh ini." Luna meraih tangan Farida dan meletakkan amplop tadi ke tangannya.

"Jangan menyesal karena kamu tidak akan dapat apapun lagi dari suami saya!" Ucapnya sambil tersenyum sinis ke arah Luna.

"Terserah!" Luna berbalik lalu pergi meninggalkan Farida yang tersenyum mengejek.

Luna melangkah meninggalkan taman dengan lesu. Ia bingung dengan yang baru terjadi. Baru beberapa bulan ini ia bekerja di restoran milik Deni, namun sekarang ia telah dipecat tanpa tahu alasannya.

Deni yang sedang berada di restoran terkejut dengan kedatangan istrinya yang tiba-tiba. Biasanya istrinya itu tidak mau datang ke restoran karena lebih suka di rumah, mengurus dan menemani anak-anak mereka bermain.

"Tumben Mama kesini? Biasanya juga Papa ajak Mama nggak mau," ujar Deni melihat istrinya tiba-tiba datang dengan senyum khasnya. Setelah menemui Luna, Farida langsung ke restoran milik suaminya.

"Pengen aja, Pa, sekali-kali. Penasaran sama karyawan Papa yang namanya Luna itu," kata Farida santai, meski di dalam dadanya ia menahan rasa cemburu, namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Oh, dia lagi off hari ini, Ma. Mama tau dari mana tentang Luna?" tanya Deni heran. Farida tersenyum mendengarkan pertanyaan suaminya. Sebenarnya dia sudah tahu jadwal kerja gadis itu.

Rasa cemburu yang Farida rasakan membuat sesak di dadanya. Dia tidak menyangka pria yg hampir lima belas tahun jadi suaminya itu akan menduakan cintanya. Meski Deni tidak menunjukkan perubahan sikap saat di rumah, tapi dengan melihat foto-foto kedekatan suaminya dan gadis itu, cukup membuatnya yakin kalau hubungan antara suaminya dan Luna, bukan sekedar hubungan antara bos dan karyawan. 

Selain itu, beberapa kali Farida mengikuti suaminya secara diam-diam dan mendapatkan Deni beberapa kali terlihat menjemput Luna. Ada rasa sakit seperti di tusuk-tusuk jarum di dadanya. Dia tidak menyangka, suaminya akan menjalin hubungan dengan gadis yang bahkan cocok jadi anaknya.

Seminggu telah berlalu, Luna sudah tidak lagi datang ke restoran Deni. Deni berusaha menghubungi Luna namun sepertinya nomornya telah di blokir oleh Luna. Ketika Deni bertanya pada karyawan lain pun, mereka tidak ada yang mengetahui kenapa Luna tidak lagi masuk kerja. Ada rasa menyesal dalam hati Deni, kenapa ia tidak pernah menanyakan dimana Luna tinggal. Sementara alamat yang ada dalam biodata karyawan adalah alamat kontrakan Luna yang lama.

Bahkan Deni beberapa kali menunggu Luna di pinggir jalan, dimana Luna menunggunya, saat ia akan menjemput Luna saat gadis itu masih kerja di restorannya. Namun tidak sekalipun Luna muncul di tempat itu.

Minggu telah berganti bulan, namun Deni tidak juga menemukan Luna. Hingga hari itu, entah kenapa Deni turun dari mobil dan meninggalkannya di pinggir jalan. Lalu ia menyusuri sebuah jalan yang agak kecil, yang di seberang kiri kanan jalan itu terdapat rumah-rumah warga. Ia terus saja melangkah hingga ia menemukan jalan tanah, ia pun mengikuti jalan itu. Ia melihat ada warung kecil, karena ia merasa haus, maka ia pun memasuki warung itu untuk membeli air mineral, dan ketika ia akan membayar tiba-tiba datang gadis yang beberapa waktu belakangan ini di carinya. 

"Luna!?" panggilnya tidak percaya.

"Ba-bapak? Kenapa Bapak ada disini?" Luna tidak menyangka akan ketemu Deni di tempat itu.

"Saya mencari kamu, Luna," Luna mengerutkan kedua alisnya tanda ia tidak mengerti.

"Mencari saya? Untuk apa, Pak?" Luna tidak dapat menyembunyikan kebingungan dari wajahnya.

"Ada yang ingin saya bicarakan sama kamu! Bolehkah saya ikut ke rumahmu?" Lanjut Deni.

"Bicara apa, Pak?" tanya Luna heran.

"Bisakah kita bicara di rumahmu? Ini sangat penting, Lun," Deni seperti memohon. Setelah beberapa saat Luna ragu, akhirnya ia mengangguk. Lalu tak berapa lama kemudian mereka meninggalkan warung itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status