Share

Semanis gula

Bab 4 Semanis Gula

Di Pondok Pesantren

Seperti biasanya, Almaira tengah berjalan bersama ketiga temannya, Rara, Izah dan Jihan.

Mereka baru saja selesai mengikuti sholat Isya'

"Maira, besok subuhan jangan telat lagi ya datengnya." Ucap Rara.

"Iya, besok gak telat deh." Jawab Maira.

"Kamu mah, Iya terus tapi tetep aja telat Mai." Ejek Rara.

"Heran deh sama kalian, suka banget gangguin Aku." Protes Maira.

"Gak tau ya? asik aja" Jawab Jihan tertawa.

"Oh gitu, oke Fiks. Lihat aja besok ya, pokonya Aku gak telat."Ucap Maira berjalan dengan mundur melangkah meninggalkan temannya tetapi dengan menghadap temannya.

"Mairaaa Aw..." belum selesai Rara berbicara, Maira telah terduduk di bawah karena terjatuh.

"Aduhhh" teriak Maira, kakinya terkilir karena ternyata dia menginjak tepi jalan sehingga terperosok dan terkilir hingga terjatuh.

"Astaghfirullah" teman-teman Maira mempercepat langkah hendak menolong Maira.

"Kamu gak Papa?" Tanya seseorang yang berada di depannya.

Maira mendongak dilihatnya Gus Ray bersama dengan Mas Azzam.

"Maira... Maira, kamu itu kebiasaan ya. Kalo jalan nyrimpet terus." Ucap Mas Azzam yang memang telah hafal dengan Maira yang teledor.

"Mas Azzam, kenapa si Mas Azzam itu bukannya tolongin Aku, malah ngomong gitu." Protes Maira.

"Apa Kaki kamu Sakit?" Tanya Gus Rayyan berjongkok menatap Almaira.

"Astaghfirullah." Ucap Maira dan Gus Rayyan kompak. mereka sama-sama tersadar dan mengalihkan pandangan.

"Maaf." Ucap Gus Rayyan merasa bersalah kemudian berdiri kembali.

"Maira, Kamu gak Papa?" Rara dengan sigap membantu Maira berdiri.

"Nggak, Aku nggak papa kok. Ini cuma keseleo aja." Jawab Maira.

"Gus Rayyan..Mas Azzam, kalo gitu kita bawa Maira pulang kerumahnya dulu ya." Pamit Rara. 

"Iya... kalian semua hati-hati ya dijaga itu temannya ntar jatuh lagi malah." ledek Mas Azzam.

"Ihhh Mas Azzam, Awas aja ya nanti." Ancam Maira.

"Maira... Mairaa beda banget sama Mbak-nya." Ucap Azzam.

"Berbeda bagaimana maksud Mas Azzam?" Tanya Gus Ray.

"Mbak-nya Alim, anggun. Pokoknya idaman lah. Adiknya tingkahnya Gus, Umi-nya sering cerita Gus. Dia sering jatuh bangun. Ya karena pecicilannya itu, orangnya gak bisa diem Gus." Terang Mas Azzam.

"Yasudah Mas Azzam, mari kita lanjut keliling." Ajak Rayyan.

Di Rumah Maira.

"Assalamualaikum....." Rara, Jihan dan Izah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam...." Zahwa membukakan pintu dilihatnya Maira dipapah oleh kedua temannya.

"Astaghfirullah, Kamu kenapa kok dipapah?" Tanya Mbak Zahwa.

"Jatuh, keseleo." jawab Maira.

"Mana Mbak coba lihat, yaampun Dek sampe gosong gitu lho, ayo Rara Mbak bantu bawa masuk ya. " Ucap Zahwa kemudian Zahwa membantu Maira untuk duduk di kursi.

"Mbak panggil Umi dulu ya." Ucap Zahwa meninggalkan Maira dengan teman-temannya.

kemudian Zahwa datang bersama Umi Ana. Umi Ana kemudian langsung melihat kaki Almaira.

"Almaira, ini kenapa bisa gosong gini si Nak? kamu kamu dibilangin. Kalo jalan hati-hati. Kasian dong sama diri sendiri." Celoteh Umi Ana.

"Iya Umi, Maira salah." Jawab Maira.

"Yaudah Umi Panggil dukun pijat dulu ya kalo gitu, Zahwa kamu jaga Adek dulu." Pinta Umi Ana.

" Iya Umi." Jawab Zahwa.

"Mbak Zahwa, kalo gitu Kita juga mau pamit balik ke pondok ya Mbak, gak baik malam malam diluar." Pamit Rara.

"Oh iya, Kalian hati-hati ya. Makasih udah bantu Maira." Ucap Mbak Zahwa.

"Iya Mbak, sama-sama. Maira Kita balik ya." Pamit Rara.

"Iya, Kalian Hati-hati ya, makasih udah nolongin." jawab Maira.

Di tengah Malam.

Seperti biasanya, Maira terbangun dari tidurnya, dengan susah payah ia berusaha mengambil air wudhu dan tetap melakukan kebiasaannya di atas sajadah cinta-nya.

"Tentang hari ini, tentang pertemuan pertemuan yang seolah terus terjadi. perlakuan seorang pria yang manis, semanis gula. tapi Aku tahu. bahwa debu tidak akan pernah bersanding dengan permata." Tulis Maira.

Maira kembali melanjutkan tidurnya. terlelap dalam lelahnya. hingga Maira merasakan ada yang menepuk pundaknya pelan.

"Dek... bangun Dek. ini udah subuh. Adek subuhan di rumah aja ya." Zahwa membangunkan Maira dengan perlahan.

Maira perlahan membuka matanya.

"Ini udah subuh ya Mbak?" Tanya Maira.

"Iya, kamu gak usah ke Musholla dulu ya Dek, kaki kamu masih sakit kan?" tanya Zahwa.

"Iya Mbak, yaudah Maira ambil wudhu dulu ya Mbak." Pamit Maira.

"Mau Mbak bantuin?"Tanya Zahwa.

"Gak usah Mbak, Maira bisa kok." jawab Maira.

Di Kelas.

Hari ini Maira dan teman-temanya memiliki kelas di jam sembilan pagi, Rara, Izah,dan Jihan tengah berbincang tentang pelajaran. Kemudian Maira masuk dengan langkahnya yang pincang.

"Mairaaa, yaampun kok kamu masuk si. Kita kira kamu absen dulu." Ucap Jihan.

"Ngapain absen, Orang Aku gak papa juga." Jawab Maira.

"Kaki kamu udah baikan Mai?" tanya Rara.

"Iya lumayan si Ra, Alhamdulillah gak separah semalem." Jawab Maira.

"Eh... Ustad dateng....." teriak Santriwati yang memasuki ruangan.

Masuklah Mas Azzam bersama dengan Gus Rayyan.

"Apa? Gus Rayyan?Kok bisa?" batin Maira.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakkatuh" sapa Mas Azzam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakkatuhu" Jawab Santriwati.

"Oke teman-teman disini saya mau memperkenalkan Pak Ustadz yang akan mengulang di pelajaran Bahasa Arab ini, Saya yakin Kalian semua pasti sudah mengenal Beliau. langsung saja monggo Ustad Ray." Ucap Mas Azzam.

"Terimakasih Mas Azzam." Ucap Rayyan.

"Kalo begitu, Saya pamit." Ucap Mas Azzam kemudian meninggalkan kelas.

"Selamat Pagi semuanya, baik ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama Saya Rayyan kalian boleh panggil Ustad Ray, dan Saya yang akan mengulang kalian selama satu tahun ini." terang Ustad Ray.

"What?? Satu tahun??" batin Maira.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asniarty Asniarty
bagus ceritanya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status