Share

Bertemu Dia

(Air tau kemana ia harus mengalir menuju lautan)

Di Tempat Pak Kiai

Rara, Jihan dan Izah ikut bergabung dengan para santri dan santriwati lainnya untuk menyambut Cucu dari Kiai.

tiba-tiba suara wanita memanggil Rara dari belakang. 

"Lho Rara." sapa Umi Ana.

"Eh Umi, assalamualaikum Umi." Rara mencium tangan Umi Ana diikuti oleh Jihan dan Izah.

"Loh Maira kok gak sama kalian? biasanya kalian berempat terus. Kalian tau nggak Almaira kemana?" tanya Umi Ana.

Rara dan kedua temannya pun saling menoleh, hendak menjawab tetapi enggan berbohong.

"Tadi kita ketemu sama Mbak Zahwa Umi." jawab Rara.

"Oh iya, terus? Almaira sama Zahwa?" Tanya Umi.

"Emmm itu Umi. Mbak Zahwa..." belum selesai Rara menyelesaikan perkataannya.

Tiba-tiba seorang santri berlari masuk ke rumah Pak Kiai dan sepertinya terjadi sesuatu.

Benar saja,Tidak butuh waktu lama. Keadaan gempar karena santri tersebut melaporkan bahwa Cucu dari Pak Kiai mengalami kecelakaan.

Seketika Pak Kiai pun terjatuh tak sadarkan diri, dengan cepat Umi Ana berpamitan pada Rara dan temannya untuk membantu Pak Kiai.

"Alhamdulillah, selamet gak jadi ditanya. Almaira Kamu tu kemana si? gak tau apa disini kita ketar ketir." Ucap Rara pelan.

Di Jalan.

Nampak orang berkerumun di sekitar mobil yang menabrak pagar bangunan, beruntung tidak ada korban meninggal. Seluruh penumpang mobil selamat. 

"Alhamdulillah Pak, Tidak ada luka yang serius." Ucap Rayyan.

"Iya Gus Ray, Allah masih melindungi kita." jawab Pak Supir.

"Kira-kira bengkel yang dekat dari sini dimana ya Pak?" Tanya Rayyan.

"Jauh Gus Ray, lebih baik saya panggilkan taksi untuk Gus Ray ya. Pak Kiai pasti sudah menunggu Gus Ray." Saran Pak Sopir.

"Gak usah Pak, Saya naik bus aja. Bapak hati-hati ya. Ini ongkos untuk Bapak, dan jangan lupa hubungi Saya nanti." Pesan Rayyan.

"Iya Gus, Terimakasih banyak." Jawab Pak Supir.

"Iya sama-sama Pak, Saya duluan Pak." Pamit Rayyan.

Di Dalam Bus.

Almaira berkali-kali melirik jam tangannya, Bus yang ia tumpangi mengalami kemacetan.

"Pak ini ada apa ya? kok macet si?" tanya Maira.

"Itu Dek, Ada Kecelakaan di depan, tapi mobilnya udah mau dikerek kok, sabar ya Dek." Jawab Pak Supir Bus.

"Iya Pak." Jawab Maira.

Bus berhenti dan Rayyan masuk kedalam Bus tersebut. Itulah untuk pertama kalinya Maira dan Rayyan bertemu. 

Awalnya semua terjadi secara normal, hingga kemudian masuklah ibu hamil yang tengah membawa anak kecil dan tidak mendapatkan tempat duduk.

Dengan sigap, Almaira berdiri dan mempersilahkan Penumpang tersebut untuk menduduki bangkunya. Rayyan yang melihat itupun merasa kagum terhadap sikap Almaira.

Di Kediaman Pak Kiai.

Pak Kiai baru saja tersadar dari pingsannya. Bu Nyai berusaha menenangkan Suaminya itu.

"Sabar to Pak, yang tenang. Gusti Allah pasti melindungi Nak Ray." Ucap Bu Nyai.

"Iya Pak, Kita berdoa saja semoga Gus Rayyan sehat, selamat." Ucap Pak Fahri.

(Pak Fahri adalah Ayah dari Almaira dan Zahwa.)

"Monggo diminum dulu teh angetnya Pak Kiai." Zahwa membawakan secangkir teh hangat untuk Pak Kiai.

"Buuu Kamu sudah coba menghubungi nomer Nak Ray?" Tanya Pak Kiai.

"Iya, ini Ibu coba ya Pak." jawab Bu Nyai kemudian berusaha menelepon Rayyan berkali-kali. Tetapi nomor tersebut tidak aktif.

Di Gang Ponpes.

"Pak kiri kiri Pak." Teriak Almaira di gang Pondok Pesantren.

Supir pun menepikan Kendaraan. Almaira turun dari bus tersebut begitu pula dengan Rayyan yang ada dibelakang Almaira.

"Kenapa Wanita itu berjalan ke arah pondok, apakah dia salah satu santriwati dari pondok pesantren Al Khidmah?" batin Rayyan.

Almaira telah sampai di gerbang pondok pesantren, ia mengintip dari lubang kecil di gerbang tersebut.

"Apa ada sesuatu di dalam?" Tanya Rayyan.

"Astaghfirullah hal adzim." Almaira terkejut.

"Kenapa? Apa Ada yang salah?" Tanya Rayyan.

"Sttttt jangan keras-keras ngomongnya nanti ketahuan kalo kita keluar tanpa izin. Kamu pasti juga santri disini yang kabur buat jalan jalan kan?" tebak Almaira masih mengintip memastikan keadaan aman.

Rayyan hanya tersenyum mendengar pertanyaan sekàligus pernyataan Maira.

"Alhamdulillah , aman Mas. Gak ada orang. Saya duluan ya Mas. Oh iya kalo nanti kita mungkin ketemu pura-pura gak pernah ketemu aja ya Mas. Sama-sama cari aman, Aku gak akan bilang ke siapa-siapa kok." ucap Almaira kemudian masuk dengan mengendap-endap.

"Siapa Santriwati itu, dia benar benar berbeda dengan wanita yang selama ini Saya temui." Ucap Rayyan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status