Share

Memberitahu Joy

Author: Sofia Grace
last update Last Updated: 2022-09-17 00:04:35

Miranda mendesah. Dia teringat betapa bahagianya Astrid di hari pernikahannya dengan Lukas. Senyuman penuh sukacita tak henti-hentinya menghiasi wajahnya yang cantik. Sang kakak berusaha bersikap sama meskipun hatinya terluka. Demikian pula dengan Lukas. Beberapa kali Miranda memergoki mantan kekasihnya itu curi-curi pandang ke arahnya.

Oleh karena itulah Miranda selalu berusaha selalu menjenguk adiknya di rumah pada hari dan jam kerja. Di saat Lukas sedang tidak berada di rumah. Meskipun sesekali tak sengaja mereka berpapasan juga, namun Miranda selalu menekan perasaannya dan berusaha bersikap biasa saja.

Lukas pun demikian. Dia menyadari statusnya telah berubah. Astridlah istrinya yang sah. Dia berkewajiban menjaga perasaan perempuan itu dan membuatnya bahagia. Namun rupanya hal itu justru membuat batin Lukas tertekan. Lelah rasanya menanggung beban seberat itu di usianya yang masih sangat muda, yaitu dua puluh dua tahun. Hati kecil pria itu menjerit setiap kali Astrid keceplosan mengeluh tentang rasa sakit yang mendera tubuhnya akibat mengurangi konsumsi obat-obat leukimia.

Akhirnya pria yang kedewasaannya belum matang itu terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat. Narkoba membuatnya bermimpi selama beberapa saat. Keluar sementara dari kehidupan nyata yang membuat batinnya tersiksa.

Miranda menghela napas panjang. Ditatapnya foto sang adik lekat-lekat.

“Astrid,” ucapnya sendu. “Kamu nggak keberatan kan, kalau kubiarkan Joy berhubungan dengan ayah kandungnya? Lukas sudah menjalani hukumannya. Anakmu juga membutuhkan figur seorang ayah. Aku sebagai tantenya Joy memang sangat menyayanginya. Juga berusaha melakukan yang terbaik baik baginya. Tapi tetap saja aku punya keterbatasan sebagai manusia. Yaitu tak mampu menjadi figur seorang ayah bagi Joy. Panutan bagi anakmu itu untuk menjadi laki-laki sejati.”

Gadis itu meraih tisu lagi. Diusapnya air mata yang mulai mengalir kembali. Entah kenapa hatinya mulai terasa tenang setelah mengungkapkan kegundahan hatinya di depan foto Astrid.

“Bicaralah melalui hati kecilku, Dik. Atau datanglah lewat mimpiku. Katakan saja kalau kamu menolak anakmu menjalin hubungan dekat ayah kandungnya. Janji ya, Dik. Aku tunggu. Kalau sampai besok pagi tidak ada tanda apapun darimu, maka kusimpulkan kamu tak mempermasalahkan aku membiarkan Lukas menjalin kedekatan dengan Joy.”

Kembali dipeluknya erat-erat foto Astrid. Setelah itu dikembalikannya pada tempat asalnya tergantung.

Hati Miranda terasa lapang. Dia lalu berbaring kembali di samping keponakannya yang masih terlelap. Wajahnya tersenyum tulus. Dipejamkannya matanya. Tak lama kemudian dia pun  tertidur.

***

Pukul enam pagi alarm ponsel Miranda berbunyi dengan nyaring. Gadis itu terbangun. Dimatikannya alarm. Lalu dia mengambil posisi duduk di atas ranjang. Joy masih pulas dalam tidurnya.

Miranda teringat pada kata-katanya tadi malam. Tentang permintaannya agar mendiang Astrid memberinya tanda jika tidak setuju kakaknya membiarkan Lukas mendekati Joy.

“Nggak ada pertanda apapun dari Astrid,” cetus gadis itu pada dirinya sendiri. “Baik lewat mimpi maupun hati kecilku. Apakah ini artinya dia nggak masalah Joy kuberitahu tentang Lukas dan menjalin kedekatan dengan ayahnya itu?”

Gadis itu memejamkan mata. Kemudian dihelanya napas panjang beberapa kali. Miranda berusaha menajamkan nalurinya. Menelisik jauh ke dalam relung-relung hati nuraninya. Siapa tahu mendiang adiknya menitipkan pesan.

Beberapa saat kemudian sepasang mata bulat berbulu lentik milik gadis itu terbuka. Hati nuraninya tak memberikan petunjuk apapun. Berarti sang adik tak menghalang-halangi niatnya untuk memperkenalkan Lukas sebagai ayah kandung Joy.

“Jangan kuatir, Astrid,” ucap gadis itu seraya memandang ke arah foto mendiang adiknya yang tergantung di dinding kamar. “Sebagaimana janjiku dulu padamu, Joy tetap berada dalam pengasuhanku. Takkan kuberikan dia pada siapapun. Kedekatannya dengan Lukas nanti akan kupantau….”

Setelah berkata demikian, Miranda meraih ponselnya kembali. Dikirimnya pesan WA pada Lukas.

[Selamat pagi, Lukas. Sori pagi-pagi WA. Kapan kamu bisa kutelepon?”]

Beberapa saat kemudian, muncul pesan balasan dari adik iparnya itu.

[Pagi, Mira. Kalau kamu nggak keberatan, aku saja yang meneleponmu sekarang….]

Dan hati pria itu girang sekali ketika Miranda membalas pesan WA-nya demikian:

[Ok.]

“Terima kasih, Tuhan!” seru Lukas di dalam kamar tidurnya. “Sungguh ini sebuah anugerah yang tak ternilai dariMu. Miranda mengirimiku pesan WA duluan dan bahkan bersedia kutelepon! Semoga ini menjadi awal yang baik bagiku untuk menjalin hubungan dengan anakku. Amin.”

Selanjutnya pria yang telah menanti sekian tahun untuk dapat bertemu kembali dengan buah hatinya itu menelepon Miranda. Pembicaraan mereka berlangsung dengan tenang, tanpa emosi. Semuanya demi kebaikan Joy Abraham. Seorang anak tak berdosa yang membutuhkan kasih sayang merata dari keluarganya.

***

“Halo, Om Lukas. Apa kabar?” sapa Joy ketika bertemu ayah kandungnya untuk yang kedua kali.

Hari itu dia diajak Miranda pergi ke arena permainan di mal lain. Lukas sudah menunggu di sana. Gadis itu mengizinkan adik iparnya tersebut menghabiskan waktu satu hingga dua jam bermain dengan Joy di arena permainan tersebut.

Lukas menerima maksud kakak iparnya itu dengan lapang dada. Dia tahu tak mudah bagi Miranda untuk langsung mempercayainya dengan memberikan alamat lengkapnya. Bagaimanapun juga mereka sudah bertahun-tahun tak bertemu. Gadis itu masih harus memantapkan hatinya untuk benar-benar percaya pada Lukas.

“Joy…. Mulai sekarang, jangan panggil dengan sebutan Om, ya,” ujar Miranda merevisi kata-kata keponakannya.

“Lho, kenapa memangnya, Tante?” tanya si bocah keheranan.

“Karena panggilan itu kurang tepat, Sayang,” jawab si tante sambil tersenyum.

Dada Lukas berdebar-debar mendengarnya. Sebentar lagi Miranda akan memberitahu Joy siapa aku yang sebenarnya, batin pria itu galau. Kira-kira gimana reaksi anak ini, ya?

“Terus Joy mesti manggil gimana?” cecar bocah itu tak puas. “Masa Kakak Lukas?”

Terdengar suara Miranda dan Lukas tertawa keras. Suasana tegang mencair sudah. Selanjutnya Miranda memangku keponakan tercintanya itu dan berkata, “Om ini sebenarnya ayahnya Joy. Jadi mulai sekarang Joy panggil Papa, ya?”

“Hah?!”

Joy terbelalak. Mulut bocah itu ternganga saking kagetnya. “Masa ini papanya Joy?” sergahnya tak percaya. “Kata Tante Mira, Papa pergi jauh nggak tahu kemana. Kok sekarang tiba-tiba muncul?”

Lukas tersentak. Dia merasa bersalah. Sembari menguatkan hatinya, pria itu mengelus-elus rambut putranya.

“Papa sudah pulang sekarang, Joy. Papa…Papa minta maaf sudah terlalu lama pergi meninggalkanmu. Papa…Papa bekerja mencari uang di tempat yang…ehm…jauh. Sekarang Papa sudah kembali dan nggak akan pergi-pergi lagi….”

Wajah tampan Lukas basah oleh air mata. Sungguh dia tak dapat menahan perasaannya lagi. Bahkan penjelasannya terhadap Joy tadi diucapkannya dengan terbata-bata. Penjelasan yang merupakan skenario yang dirancang Miranda untuknya.

“Sudah, sudah. Jangan nangis lagi, dong. Joy maafkan, deh. Iya kan, Tante?” tanya si bocah sembari menoleh ke arah Miranda.

Miranda mengangguk mantap. Lukas merasa tersentuh. Dipeluknya tubuh montok bocah itu sambil menangis tersedu-sedu. Joy sampai kebingungan melihat tangisan ayahnya semakin menjadi-jadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Kemunculan Astrid

    Miranda merasa hidupnya bagaikan mimpi. Semuanya berjalan begitu cepat. Perkawinannya dengan Carlos, KDRT yang dialaminya, musibah keguguran yang menimpanya, tuntutannya terhadap sang suami atas tindak pidana kekerasan, dan yang terakhir adalah perceraiannya dengan konglomerat muda tersebut.Wanita itu menghela napas panjang. Dia sudah hidup berdua lagi dengan Joy di rumah lamanya. Kembali menjalani kehidupan mereka sebelum dirinya menikah dengan Carlos. Setiap pagi mengantarkan keponakannya itu ke sekolah sekaligus tempat penitipan anak. Lalu dia melanjutkan hari dengan bergelut dalam kesibukan sebagai broker properti.Rosita, pemilik kantor pemasaran properti tempatnya bekerja, tidak banyak bertanya tentang perceraiannya. Demikian pula dengan rekan-rekannya sesama broker properti. Mereka memahami bahwa pasti ada alasan serius yang membuat Miranda melepaskan diri dari keluarga Martin. Tak mudah mendapatkan hati seorang konglomerat muda seperti Carlos Martin. Kalau sampai Miranda tak

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Kondisi Memprihatinkan Carlos Martin

    Keinginan Miranda dipenuhi oleh Victoria. Putranya itu diperiksa kondisi kejiwaannya oleh Dokter Asih. Hasilnya ternyata Carlos mengalami gangguan jiwa berat. Kombinasi antara depresi dan bipolar. Oleh karena itulah sikap pria itu tidak konsisten, terutama terhadap istrinya sendiri. Terkadang dai dapat bersikap sayang sekali, tapi tak jarang berubah menjadi acuh tak acuh. Demikian pula dia dulu tak segan-segan melakukan kekerasan fisik dan mental terhadap Miranda ketika naik darah waktu mengetahui Lukas berenang di kolam renang rumah mereka.Tuntutan kasus KDRT terhadap Carlos dicabut oleh Miranda. Wanita itu benar-benar menepati janjinya untuk tak menggugat harta gono-gini dalam gugatan cerainya. Victoria menghargai tindakan menantunya tersebut. Diam-diam dia meminta pengacaranya untuk menggunakan segala cara demi mempercepat persidangan hingga Miranda segera putus hubungan dengan keluarga Martin.Winda, kuasa hukum Miranda yang mencurigai hal itu kemudian memberitahu kliennya. Miran

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Negosiasi

    Kata-kata kuasa hukumnya itu membuat harga diri Victoria tersentuh. Itulah sebabnya wanita itu mengikis egonya hingga bahkan merendahkan dirinya dengan menemui sang menantu di tempat tinggalnya.Victoria datang berdua dengan Ridwan. Miranda sendiri telah siap menghadapi kedua tamu spesialnya itu dengan didampingi oleh Dokter Asih dan seorang wanita paruh baya yang merupakan kuasa hukumnya. Nama pengacara itu adalah Winda, rekanan Dokter Asih yang berpengalaman menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.Kedua belah pihak saling bersalaman ketika bertemu. Hanya Victoria dan Miranda yang tidak. Wajah kedua wanita itu terlihat kaku sekali saat berhadapan. Bahkan Victoria sengaja tak memandang ke arah menantunya itu. Saking dia membutuhkan kerja sama Miranda demi kebebasan Carlos. Jika tidak, najis sekali baginya menginjakkan kaki di rumah ini!Miranda sendiri dengan gagah menengadahkan wajahnya dan menatap sang ibu mertua. Bagaimanapun dia adalah tuan rumah ini, wajib memperlak

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Tindakan Selanjutnya

    Miranda dimintai keterangannya di kantor polisi, sedangkan Carlos yang menjadi tersangka pelaku kekerasan dijebloskan ke dalam sel tahanan. Laki-laki itu berteriak-teriak histeris bagaikan orang gila.“Lepaskan aku! Berani-beraninya kalian menangkapku. Kalian tidak tahu siapa aku? Aku ini Carlos Martin, pemilik Martin Bakery. Siapa pejabat di kota ini yang tidak kenal aku? Bahkan atasan kalian pun akan menghukum kalian semua jika tahu aku diperlakukan seperti ini!”Dokter Asih geleng-geleng kepala melihat kelakuan suami pasiennya itu. Orang kaya yang berakal sehat tidak akan membuka jati dirinya sefrontal itu di hadapan penegak hukum. Biasanya justru akan bersikap tenang dan bahkan tak mengeluarkan sepatah katapun sampai kuasa hukum datang mewakili dirinya.Perilaku Carlos yang emosional itu menunjukkan ketidakstabilan mentalnya. Oleh karenanya diperlukan observasi psikologis yang mendalam untuk mendukung pemeriksaan kepolisian lebih lanjut.Sementara itu Victoria sendiri dibawa ke

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Kejadian Tak Terduga

    Tiba-tiba Victoria yang sejak tadi diam saja bangkit berdiri dan berteriak keras sekali, “Cukup, Miranda! Berani-beraninya kamu bersikap tidak sopan di depan suamimu sendiri. Kamu lupa siapa Carlos Martin? Dia ini adalah pewaris tunggal keluarga Martin yang terpandang. Siapa yang tidak kenal bisnis Martin Bakery yang sangat luas jaringannya? Dasar kamu ini kacang lupa kulitnya. Dengar ya, Miranda. Kamu ini bukan siapa-siapa kalau tidak menikah dengan putraku!”Sang menantu menyeringai sinis. Ditatapnya ibu mertuanya itu dengan berani. “Nyonya Victoria Martin, saya memang bukan berasal dari keluarga terpandang. Saya ini cuma seorang perempuan pekerja keras yang kebetulan dipertemukan dengan seorang pemuda kaya raya, yaitu putra Anda si Carlos Martin. Semula saya kira dia laki-laki yang baik, terhormat, dan mempunyai integritas. Sayang sekali dugaan saya salah besar. Seandainya orang-orang di luaran sana tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam perkawinan kami, mereka pasti mendukung penu

  • Cinta Untuk Ayah Keponakanku   Pengungkapan

    “Enak sekali ikan salmon panggang ini, Mir. Saos madu lemonnya meresap dengan sempurna. Membuat ikannya terasa moist, manis, dan segar. Hmm…, Mama bisa makan banyak, nih. Hehehe…,” puji Victoria saat makan siang bersama Miranda dan Carlos esok siangnya.Sang menantu tersenyum senang mendengar pujian ibu mertuanya tersebut. Tak sia-sia dia mencari ikan salmon dengan kualitas terbaik. Juga meminta koki rumahnya memasak ikan super mahal itu sesuai kegemaran Victoria. Si koki sampai membuat menu itu sebanyak dua kali untuk dicicipi rasanya oleh Miranda. Pada upaya yang terakhir sang nyonya rumah akhirnya merasa puas dan meminta agar menu tersebut dibuat agak banyak sebagai hidangan utama makan siang hari ini.“Ibu Victoria perfeksionis sekali orangnya. Apalagi ikan salmon adalah makanan favoritnya. Beliau sudah pernah menikmati kelezatan ikan itu dengan berbagai cara penyajian. Jadi saya harap menu kreasi Anda nanti tidak mengecewakan, bahkan kalau bisa justru membuat mama mertua saya it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status