Share

Bab 25

Suasana makan malam yang biasanya hanya sunyi di tambah senyap, karena memang Om Aska yang jarang pulang cepat dari kantornya kini menjadi riuh. Siapa lagi penyebab ke hebohan ini kalau bukan adik dari Om Aska, Ayana. 

Dari awal makan sampai selesai, dia tidak henti-hentinya mengoceh. Ada saja yang di omonginnya. Ku pikir hanya aku orang yang tidak bisa diam dalam kondisi apapun, ternyata masih ada yang spesies denganku, tapi dia lebih jauh sedikit di atasku.

"Haduh kenyang banget," pekik Ayana sambil menepuk-nepuk perutnya. Bagaimana dia tidak kekenyangan sampai seperti itu, dia makan entah berapa piring tadi. Ku rasa lambungnya terbuat dari karet kali ya?

Wajah manisnya tidak henti-hentinya menunjukkan senyuman lebar miliknya. Cih, andai saja Om Aska juga sering tersenyum seperti itu. Nyatanya itu hanyalah andai-andaian ku saja yang tidak akan mungkin jadi kenyataan.

"Besok-besok aku main lagi kemari deh, masakannya bi Inah lebih enak dari pada mas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status