Share

Cinta Yang Harus Dimiliki
Cinta Yang Harus Dimiliki
Penulis: Molista

KEBEBASAN

"Ahhh, Reyhan aku mencintaimu," desahan lembut dari bibir  Freya saat Reyhan tumbang setelah membuat tubuhnya berkeringat di dalam ruangan yang dingin. Dan akhirnya malam yang penuh kehangatan berlangsung penuh dengan keringat yang bertukar.

"Rey, apa kamu masih keberatan jika aku pergi melanjutkan kuliah desainerku di luar negeri?" tanya Freya. Ia memeluk tubuh Reyhan yang bersandar di ranjang dengan tubuh polosnya.

"Aku sudah menjawab pertanyaanmu itu bukan?"

"Tapi ini kesempatan untukku meraih mimpiku untuk menjadi desainer, dan kesempatan ini tidak akan datang untuk kedua kalinya."

"Lalu? Apa kamu akan tetap meninggalkan aku untuk mengejar mimpimu itu?" tanya Reyhan. Suaranya kali ini terdengar dingin.

Freya melepas pelukan lalu menatap Reyhan. "Aku sangat mencintaimu, tapi aku juga harus memikirkan masa depanku. Aku harap kamu mengerti."

"Ya, aku sangat mengerti," jawab Reyhan. Ia langsung turun dari ranjang dan menggapai pakaiannya yang berserakan di lantai. "Jika itu adalah pilihanmu, maka lakukanlah," imbuhnya.

"Apa kamu akan marah padaku?"

"Marah …? untuk apa?" jawab Reyhan. Ia menatap kearah Freya yang masih menutupi tubuh polosnya dengan selimut. "Freya, jika itu adalah pilihanmu, maka aku pun tidak akan memaksamu untuk tetap tinggal di sampingku."

"Tapi Rey, apa kamu mau menungguku hingga aku kembali?"

Reyhan menyeringai. "Untuk apa aku menunggu sesuatu yang ingin pergi meninggalkanku," jawabnya sambil melangkah menuju pintu kamar hotel.

"Rey tunggu!" ucap Freya berusaha menghentikan langkah Reyhan. Ia turun dari ranjang dengan tubuh yang hanya tebalut selimut, Reyhan yang terus melangkahkan kakinya tidak menghiraukan panggilan sang kekasih. Freya tidak mungkin mengejar Reyhan dengan tubuhnya yang hanya tertutup selimut, ia menatap kepergian Reyhan di ambang pintu kamar hotel hingga Reyhan menghilang di dalam pintu lift.

----"""""----

"Rey, sebaiknya besok kamu nemuin Freya di bandara?" ucap Agus setengah berteriak. Lantunan musik disco yang mewakili kebebasan malam ini, membuat mereka harus mengeluarkan suara yang keras agar mendengar ucapan satu sama lain.

Reyhan menenggak bir yang ada di gelasnya, ia menoleh ke arah temannya sambil tersenyum. "Gus buat apa aku harus nemuin dia? dia yang mau ninggalin aku ya sudah biarin saja. Aku mah bodo amat, cewe bukan cuma dia seorang," jawab Reyhan.

"Kamu yakin nggak bakal nyesel kehilangan cewek secantik dan sebaik Freya?" ucap Ali menimpali.

"Ngapain aku harus nyesel. Lagipula orang yang bakal sama dia itu cuma dapetin bekas yang sudah habis aku cicipi."

"Pffttttt dasar cowok brengsek kamu Rey."

"Ahk so suci kamu Gus."

"Kalian berdua itu sama. Sama-sama playboy, jadi jangan saling menyalahkan," ucap Ali menengahi.

Reyhan dan Agus yang mendengar ucapan Ali pun langsung menatap ke arahnya secara bersamaan.

"Al, kalo kamu pengin nyicip ayam kampus bilang saja ke kita, nggak usah pakai acara pura-pura takut dosa. Nanti kita pasti carikan yang pas buat kamu kok," ucap Agus sedikit meledek.

"Bener Al, aku yakin kamu pasti ketagihan kalo dah ngerasain gimana tuh rasanya gunung kembar dan penjepit empuk para gadis yang kehausan gaya," tambah Reyhan.

Reyhan dan Agus saling mengangkat tangannya dan tos, sedangkan Ali menggelengkan kepalanya atas tingkah kedua teman. "Nggak bro, aku lebih milih mabuk minuman daripada mainan cewek. Aku takut bahaya, kalau ntar kebablasan terus dia hamil kan berabeh," jawab Ali yang langsung menenggak minumannya.

"Ppffffffttttt," Reyhan dan Agus sama-sama terkekeh. "Hei beg*! kamu khawatirkan hal itu di jaman sekarang? ckckck sepertinya kamu menahan hasratmu hanya karena hal sepele seperti itu," cibir Reyhan.

"Padahal nih Rey, selama ini anunya Ali tuh sudah ngebet tapi sang pemiliknya Cemen takut bikin perut tetangga menggelembung," ledek Agus.

"Hahahaha!" Reyhan tertawa mendengar ucapan Agus, dan Agus pun ikut tertawa.

"Kalian berdua tuh bisa ngomong kaya gitu karena nggak takut karma dan nggak punya adik cewe kaya aku. Jujur aku cuma takut karma yang berlaku, jika aku mempermainkan cewek ntar adikku juga dipermainkan cowo juga. Aku nggak mau masa depan dan hidup adikku hancur," jelas Ali membela diri.

"Emmmm gitu ya," ucap Reyhan dan Agus sambil manggut-manggut.

"Rey kamu tau sesuatu nggak?" ucap Agus menoleh kearah Reyhan.

"Apaan?"

"Kita punya teman seorang ustadz sekarang Rey."

Reyhan dan Agus menatap kearah Ali yang nampak jelas mukanya terlihat kesal.

"Pppffffffftttt! Hahhaha," Reyhan dan Agus terkekeh bersamaan, namun Ali hanya menggelengkan kepalanya sambil menenggak bir di gelasnya kembali. Hal seperti itu sudah biasa di antara mereka, saling ejek dan mengutarakan kejelekan masing-masing di depannya langsung. Karena bagi mereka arti persahabatan adalah tanpa kemunafikan dan kebohongan. Baik dan buruk selalu mereka tunjukkan apa adanya tanpa ada yang ditutupi. Karena sahabat yang baik akan selalu menerima kelebihan dan kekurangan kita, dan yang paling penting adalah suka duka, senang susah selalu ada.

"Hai semuanya," sapa seorang wanita seksi dan cantik menghampiri mereka.

Mereka bertiga secara kompak menoleh ke arah suara tersebut. "Hai juga cantik," jawab Agus.

"Cyeeiiii si kupu-kupu malam, nyamperin kita nih," celetuk Ali.

"Kalian mau turun nggak biar aku temenin," tawar Katty. Dia adalah wanita malam di club tersebut, namun dia juga adalah teman terbaik mereka yang selalu setia mendengarkan keluh kesah, dan setiap masalah mereka bertiga.

"Emang kamu lagi free?" tanya Reyhan.

"Kalo aku lagi ada orderan nggak mungkin banget aku nyamperin kalian semua. Al, ayo dong sekali-kali turun ke lantai disco daripada di sini ntar lama-lama kamu kembung sama tuh minuman," ucap Katy meledek Ali yang tak pernah mau turun bersama mereka.

Ali melambaikan tangan tanda menolak. "Thanks aja Kat, kamu cukup ajak saja nih dua serigala aja, kalo aku ikut ntar kamu kewalahan."

"Eh dasar temen sialan, pake ngatain kita serigala. Dasar landak!" pekik Agus.

Katty pun hanya terkekeh dan langsung menarik tangan Agus dan Reyhan ke lantai disco. "Sudah ayo jangan ribut." Mereka menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik, Katty gadis sexi yang lincah menari dengan lekuk tubuh indahnya berada di antara Reyhan dan Agus. Sementara Ali hanya menatap ke arah mereka sambil menikmati bir yang menemaninya. Sesekali Katty melambaikan tangan ke Ali agar ia ikut bergabung namun Ali hanya membuang mukanya.

DRRRTTTT DRRRTTTT

Ponsel Reyhan berdering, getaran ponsel yang ada di saku celananya memaksa Reyhan untuk berhenti sejenak dari kesenangannya.

Freya calling ….

Melihat layar ponsel dan nama yang menelpon, Reyhan hanya menyunggingkan senyuman sinis dan mengabaikannya. Ia menonaktifkan ponselnya kemudian menyimpannya kembali di saku celananya. Ia kembali menikmati alunan musik disco bersama Katty dan Agus hingga merasa lelah dan puas.

"Ada yang mau nemenin aku main malam ini nggak?" tanya Katty setelah selesai dari lantai disco dan kembali berkumpul bersama Ali.

*Maaf, novel ini tidak aku lanjutkan karena jalan cerita yang kurang menarik. Jadi sebelum kalian membuang waktu dan akhirnya kecewa. Mohon jangan di lanjutkan membaca. Lebih baik baca ceritaku yang lain, yang aku buat secara serius. Terimakasih semuanya*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status