Share

Cinta Yang Terlambat Bersinar
Cinta Yang Terlambat Bersinar
Author: Isma Hanifa

Bab 1

Author: Isma Hanifa
Keesokan harinya, mereka berdua dipergoki Sabrina, sahabat masa kecil pria itu dengan pakaian yang masih acak-acakan. Sabrina seperti disambar petir, matanya memerah dan berlari keluar. Sayangnya, dia tertabrak truk yang kehilangan kendali dan tewas di tempat.

Sejak itu, Luela merasa Jack seperti berubah menjadi orang lain.

Jack sangat tenang, dia mengurusi pemakaman Sabrina, menikahi dirinya dan bahkan tidur bersamanya setiap malam. Jack juga berkata bahwa dirinya belum ingin punya anak, sehingga berulang kali menariknya untuk menggugurkan kandungan.

Pada keguguran keenam, Luela mengalami pendarahan hebat. Saat terbaring lemah di meja operasi, dia mendengar dokter menelepon Jack.

Dan jawaban pria itu tetap tenang, "Sudah mati? Kalau sudah mati baru kasih tahu aku."

Seketika Luela pun sadar, Jack benci dengan dirinya.

Jack benci karena dirinya berinisiatif menjadi penawar racunnya, benci karena dirinya secara tidak langsung telah membunuh Sabrina.

Luela meninggal di atas meja operasi dengan penyesalan yang menghantui seluruh tubuhnya.

Saat membuka mata lagi, dia mendapati dirinya terlahir kembali, tepat di hari ketika Jack diracuni ...

Melihat pria yang biasanya dingin, angkuh dan tak tersentuh, kini terbaring di atas ranjang dengan beberapa kancing kemejanya terbuka dan ujung matanya tampak kemerahan, bagaikan bunga di puncak gunung yang akhirnya ditarik turun dari singgasananya. Hati Luela pun dipenuhi perasaan yang rumit.

Di kehidupan sebelumnya, dia jatuh hati dengan pesona Jack yang seperti ini, hingga timbul keinginan yang tak bisa dibendung. Dia tak peduli bahwa pria ini adalah teman ayahnya, tak peduli dengan usia mereka yang berjarak dua belas tahun dan nekat menjadi obat penawar bagi pria itu.

Namun, setelah itu, barulah dia sadar bahwa Jack dan Sabrina sebenarnya saling menyukai sejak lama. Hanya saja, belum sempat mereka mengungkapkan perasaan, dirinya sudah lebih dulu masuk ke dalam kehidupan pria itu.

Mungkin karena takdir mengasihaninya, dirinya pun diberi kesempatan untuk terlahir kembali, tepat di hari yang menentukan nasib hidupnya ini!

Di kehidupan kali ini, Luela hanya ingin melakukan satu hal, yaitu menyatukan Jack dan Sabrina.

Tanpa ragu sedikit pun, dia langsung mengambil ponsel dari dalam tas dan menekan nomor Sabrina.

Sepuluh menit kemudian, Sabrina pun tiba di tempat itu.

Luela langsung menggenggam tangannya erat-erat dan berkata, "Aku tahu dia menyukaimu dan kamu juga menyukainya. Hanya saja, kalian belum ada kesempatan yang tepat untuk saling mengungkapkannya. Dia diracuni obat perangsang dan sangat membutuhkanmu sekarang. Ini kesempatan terbaik untuk menyatakan isi hati kalian."

Saat menerima telepon tadi, Sabrina sudah agak curiga. Kini, setelah mendengar kata-kata Luela, ekspresi wajahnya semakin rumit, takut ini hanyalah jebakan.

"Luela, apa yang lagi kamu rencanakan? Bukannya kamu suka dengan Jack? Dia lagi keracunan sekarang, bukannya manfaatin situasi ini, kok malah panggil aku ke sini? Dan bahkan menyatukan kami?"

Luela hanya tersenyum getir mendengarnya.

Memang benar, Luela sedang mengejar Jack dan semua orang tahu itu.

Dulu, dia pikir selama dirinya berusaha, dirinya bisa menembus jurang perbedaan usia dan status mereka. Tapi kini dia sadar, selama Jack tidak mencintainya, sebanyak apapun dirinya berkorban, akhirnya tetap hanya akan merasakan pahitnya hidup.

Di kehidupan lalu, dirinya benar-benar salah besar.

Luela menggeleng pelan dan menjawab, "Sudah nggak suka lagi. Mulai sekarang, aku nggak akan menyukainya lagi."

Usai bicara, langsung terdengar suara erangan dari dalam kamar.

"Dia sudah hampir nggak tahan. Kalau kamu nggak masuk sekarang, bisa terlambat."

Sabrina menoleh ke arah kamar mengikuti arah pandangan Luela, terlihat ada keraguan yang melintas dari tatapannya.

Akhirnya, setelah berpikir sejenak, Sabrina seolah mengambil keputusan, "Kalau begitu, apain kamu di sini? Mau dengar pertunjukannya langsung?"

Tubuh Luela sedikit menegang, lalu menyerongkan badan untuk memberi jalan pada wanita di depannya.

Begitu tangan Sabrina menyentuh wajah Jack, Luela pun langsung menutup rapat pintu kamar tanpa ragu.

Detik berikutnya, terdengar samar suara erangan pria dan desahan wanita dari balik pintu tebal itu, sangat menyayat telinga Luela.

Gelombang suara itu bagaikan palu besar yang menghantam hatinya, menghancurkannya menjadi serpihan-serpihan kecil yang tak terbentuk lagi.

Luela seperti kehilangan seluruh tenaga, tubuhnya terjatuh pelan ke lantai.

Air matanya menetes tanpa bisa dihentikan. Tapi entah kenapa, dia justru merasa lega.

Akhirnya, dia bisa lepas dari takdir kehidupannya yang dulu.

Dengan tangan gemetar, dia menyeka air mata yang mengalir di wajahnya, lalu bangkit dan berjalan tertatih menuju kamarnya.

Malam itu, dua orang di kamar sebelah bebas melepaskan hasrat.

Dan Luela tak bisa tidur sepanjang malam.

Saat pagi menyingsing, panggilan telepon dari ayahnya pun masuk.

"Ela, kamu mau ikut tinggal di luar negeri dengan ayah?"

Beberapa tahun lalu, Grup Salim berencana mengembangkan usahanya ke pasar internasional. Ayah Luela berangkat sendiri ke luar negeri dan karena tak bisa mengurus putrinya langsung, dia menitipkan Luela pada Jack, sahabatnya.

Titipan ini berlangsung selama beberapa tahun.

Kemudian, Luela malah jatuh cinta pada Jack. Oleh karena itu, meskipun bisnis keluarganya sudah stabil di luar negeri, Luela selalu menolak ajakan ayahnya yang sudah berkali-kali mengajaknya untuk menyusul ke luar negeri.

Kini, Jack dan Sabrina akhirnya bersama. Sudah waktunya dirinya pergi dan menjalani hidupnya sendiri.

Memikirkan itu, Luela menarik napas dalam.

"Ayah, aku mau ikut ke luar negeri denganmu."

Mendengar jawaban itu, suara ayahnya terdengar sangat terkejut dan emosional di balik ponsel,

"Putriku sayang, akhirnya kamu sadar juga. Ayah sudah bilang dari dulu, Jack itu bukan orang yang cocok untukmu. Kamu terlalu memaksakannya, itu nggak akan ada hasilnya. Jatuh cinta itu nggak masalah, asal dengan orang yang tepat. Ayah sudah siapkan calon tunangan yang seumuran denganmu. Nanti setelah sampai di sini, kalian bisa saling kenal dan coba jalani hubungan dulu, nggak ada salahnya."

Kata-kata ayahnya membuat mata Luela yang sudah bengkak kembali berkaca-kaca.

Di kehidupan lalu, ayahnya juga pernah menasihatinya begitu. Tapi, dirinya bersikeras menolak dan akhirnya menyia-nyiakan hidupnya sendiri.

Dia mengepalkan tangan erat dan tersenyum kecil.

"Aku bakal ikuti semua arahanmu, ayah. Aku langsung urus surat pindahnya ke imigrasi nanti."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 22

    Karena kekurangan gizi yang berlangsung lama dan berbagai siksaan, wajah Sabrina yang dulu berseri, berubah menjadi sangat kurus.Ibu Jack hanya menamparnya sekali, tapi Sabrina langsung terjatuh tergeletak di lantai, tak bisa bangkit lagi.Namun, ibu Jack masih merasa itu terlalu ringan. Begitu mengingat anaknya jadi seperti ini karena perempuan ini, amarahnya kembali memuncak.Dia tak bisa menahan diri lagi, langsung menyerangnya, menarik kerah baju Sabrina dan menamparnya berkali-kali.Kalau saja para sipir penjara tidak segera menyadari situasinya dan bergegas melerai, mungkin hari ini Sabrina bakal kehilangan nyawanya di sini.Meski sudah ditahan erat oleh dua sipir, mulut ibu Jack terus melontarkan makian ke arah Sabrina. “Dasar jalang, kenapa bukan kamu yang kecelakaan?!” “Kenapa bukan kamu yang koma saja?”…Mendengar makian kejam itu, Sabrina hanya merasa semuanya sangat ironis.Dulu, saat Jack mencintainya sepenuh hati, ibu Jack bahkan memperlakukannya seperti anak kandung

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 21

    Dulu, saat Luela masih mencintainya, dia sering berandai-andai tentang anak mereka.Kalau nanti punya anak perempuan, Luela ingin memanjakannya menjadi putri kecil paling bahagia di dunia.Kalau anak laki-laki, dia ingin mendidiknya menjadi sehebat Jack.Waktu bilang semua itu, mata Luela berbinar penuh harapan. Dia bahkan sempat menggambar banyak sketsa wajah anak mereka.Namun, saat dia menyerahkan gambar-gambar itu pada Jack, Jack malah merobek semuanya dan melemparkannya ke perapian.Jack juga dengan dingin bilang, dirinya bakal melahirkan anak dengan siapapun, asal bukan dengan Luela.Jack juga menyuruh Luela berhenti berkhayal hal-hal yang tak masuk akal.Mengingat semua itu, Jack hanya bisa tersenyum pahit.Dulu, Luela yang menggandeng lengannya sambil cerita soal mimpi-mimpinya, sekarang malah dirinya sendiri yang ingin punya anak dengannya dan berkhayal tentang mimpi tak masuk akal itu.Pada saat bersamaan, pintu ruang kerjanya diketuk. “Pak Jack, mobilnya sudah siap.”Mende

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 20

    Jack tak sempat menghindar, langsung dihajar Jimmy hingga terkapar di lantai.Itu pertama kalinya Jimmy kehilangan kendali, setiap pukulannya penuh emosi.Jika bukan karena kepala pelayan datang untuk melerai, mungkin Jack sudah dihajar sampai mati!Jimmy tak peduli dengan luka di tangannya, hanya menatap dingin pria yang tergeletak nyaris tak bernyawa di lantai. “Seberapa benci kamu sama Ela, sampai tega menghancurkannya berulang kali?!” “Kamu tahu nggak ada berapa orang yang menonton ulang tahun Ela hari ini? Kamu sadar nggak pertunjukan drone itu bakal dilihat banyak orang? Kamu mau mereka pikir apa tentang Ela?” “Haruskah Ela dihina seluruh dunia habis-habisan, baru kamu puas?!” “Bukan, bukan begitu … “Jack berusaha bangkit, tapi baru saja membuka mulutnya, dia langsung muntah darah.Detik berikutnya, Jimmy menendang keras dadanya! “Bukan apa?! Jack, dengar baik-baik, kalau bukan karena Ela masih peduli denganmu, kamu sudah mati sejak hari pertama menginjakkan kaki di sini!”

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 19

    Karena kejadian sebelumnya, saat Jimmy mengadakan pesta ulang tahun untuk Luela, dia sengaja menempatkan banyak pengawal di setiap pintu masuk. Takutnya, kalau sedikit saja lengah, Jack bisa saja menerobos masuk.Tapi yang mengejutkan, kali ini Jack tidak muncul.Begitu mendengar laporan dari kepala pelayan, Jimmy sempat menunjukkan raut kaget, tapi entah kenapa perasaannya justru semakin tak tenang.Jadi, dia tetap memerintahkan kepala pelayan untuk berjaga-jaga.Pesta ulang tahun Luela kali ini memang diadakan sangat meriah.Jimmy bukan hanya menyewa semua papan iklan digital untuk menayangkan pesta tersebut, tapi juga menghiasi seluruh istana dengan kembang api.Kembang api itu akan dinyalakan tepat saat Luela meniup lilin ulang tahunnya.Selain itu, seluruh istana juga dipenuhi bunga dan berlian, semuanya adalah kesukaan Luela.Hadiah ulang tahun dari para tamu pun menumpuk seperti bukit, bahkan hampir setinggi kue istana raksasa yang dibuat khusus oleh Jimmy.Puncak acara ulang t

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 18

    Pelayan langsung mengiyakan dan berbalik pergi untuk mengurus semua hadiah itu.Ketika Jack mendengar kalau semua hadiah yang dikirim sudah dikembalikan, dia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya memerintahkan asistennya untuk terus mengirim lagi.Dan saat Jimmy mengira semua hadiah itu hanya akan dikirim ke rumahnya, Jack malah muncul langsung di pesta dengan membawa hadiah-hadiah itu.Ini adalah pesta yang diadakan sahabat lama Keluarga Soan, sekaligus juga pertama kalinya Luela menghadiri acara resmi sebagai Nyonya Jimmy.Gaun merah yang Luela kenakan senada dengan sapu tangan merah di dada Jimmy.Cincin 25 karat di jari manisnya adalah hadiah ulang tahun ke-25 dari Jimmy dan menjadi pusat perhatian seluruh tamu yang hadir.Sejak Luela berjalan masuk dengan menggandeng lengan Jimmy, semua mata tertuju padanya.Termasuk pandangan Jack dari sudut ruangan.Melihat gadis yang dulu selalu mengejarnya kini berdiri bahagia dengan wajah berseri-seri di tengah keramaian, Jack merasakan

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 17

    Salju malam itu kembali membuat Jack jatuh sakit dan demam tinggi hingga tak sadarkan diri.Melihatnya terus mengigau memanggil nama Luela dalam keadaan setengah sadar, asisten pun merasa tidak tega.Malam itu juga, dia menggunakan segala koneksi yang dimilikinya, hanya untuk memohon agar Luela mau datang ke rumah sakit dan menemui Jack sekali saja.Namun pada akhirnya, yang diterima asisten hanyalah sebuah alat perekam suara yang dikirim pelayan atas perintah Jimmy.Di dalam kamar yang sunyi, hanya ada Jack seorang diri.Dia memandangi alat perekam di tangannya cukup lama, baru akhirnya menekan tombol pemutar.Setelah beberapa detik suara berisik, suara Luela langsung terdengar jelas di telinganya.Nada bicaranya terdengar agak sinis, “Kalau saja Sabrina nggak kena masalah, mungkin sampai mati pun, aku nggak akan pernah dengar permintaan maaf darinya.” “Manusia memang begitu, baru sadar setelah kebenaran terbongkar, baru menyesal setelah kehilangan. Tapi aku sama sekali nggak butuh p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status