Share

Bab 2

Author: Isma Hanifa
Setelah menutup telepon, Luela buru-buru menyeka air matanya. Dia mengambil dokumen-dokumennya dan bersiap untuk pergi.

Namun, begitu pintu kamar dibuka, dia justru berpapasan langsung dengan pria yang berdiri di depan kamarnya.

Leher Jack dipenuhi bekas ciuman yang terlihat jelas di mata Luela.

Meski dirinya sudah menyiapkan hati untuk kenyataan bahwa Jack dan Sabrina sudah melewati malam bersama, saat melihat itu langsung, Luela tetap tak kuasa menahan diri. Dia pun mengalihkan pandangannya.

Gerakan kecil itu jelas tak luput dari pandangan Jack. Ditambah dengan matanya yang tampak kemerahan, pria itu pun langsung mengerti.

Nada suaranya dingin, tapi kini terselip peringatan, "Luela, suka nggak suka, aku dan Sabrina sudah bersama."

"Aku bakal menikahinya. Jadi, selama kamu masih tinggal di rumah ini, kamu harus menghormatinya. Jangan pernah ulangi hal-hal konyol seperti dulu lagi."

Luela menunduk, lalu menjawab dengan tenang, "Iya, Om Jack."

Seketika, panggilan Om Jack terdengar begitu asing di telinga Jack.

Dia menunduk, menatap wajah gadis di hadapannya.

Dia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali gadis itu memanggilnya dengan sebutan itu.

Dulu, saat Luela baru pindah ke rumahnya, dia selalu memanggilnya, "Om Jack" dengan manis.

Namun setelah perasaannnya berubah, Luela mulai memanggil langsung nama pria itu dan tak pernah memanggilnya om.

Jack mengernyit, baru saja mau berbicara, tetapi suara perempuan dari belakang memecah keheningan yang tegang di antara mereka.

"Jack, aku sudah bawa koperku. Aku tidur di kamar yang mana?"

Jack langsung tersadar kembali dan merangkul Sabrina yang berjalan mendekat. Dengan lembut, Jack menjawab, "Kamu suka kamar yang terang, kebetulan pencahayaan kamar Luela paling bagus. Aku suruh dia pindah ke kamar tamu saja, biar kamu bisa tinggal di sini."

Sabrina tampak tersenyum puas, tetapi dia tetap berpura-pura sungkan, "Aduh, jadi nggak enak hati dengan Ela."

"Ela yang lebih dulu tinggal di sini, aku yang seharusnya tinggal di kamar tamu."

Usai bicara, Sabrina pun hendak berjalan turun ke lantai bawah, tetapi tiba-tiba dia berteriak kecil.

Jack menariknya kembali dan memeluknya lagi, berkata, "Kamu itu calon istriku, bakal jadi nyonya di rumah ini. Masa iya kamu tidur di kamar tamu?"

"Tapi Ela sudah lama tinggal di kamar ini, kalau tiba-tiba disuruh pindah, apa dia nggak keberatan?"

Mendengar itu, Jack melirik ke arah gadis yang berdiri di depan pintu dan berkata, "Kenapa harus keberatan? Dia juga harus mulai terbiasa, terbiasa kalau aku bakal menikah, terbiasa ada nyonya baru di rumah ini dan terbiasa dengan kenyataan bahwa dia itu hanyalah orang luar."

Bulu mata Luela bergetar halus, lalu tersenyum tipis penuh kepedihan.

Orang luar ...

Benar juga, dirinya memang orang luar.

Luela menarik napas pelan dan menjawab, "Aku kemas barang sekarang juga dan pindah ke kamar tamu."

Lagipula, dia juga bakalan pergi sebentar lagi, kembali ke sisi ayahnya. Dia tidak akan pernah mau kembali dan menginjak tempat ini lagi.

Tempat ini adalah rumah milik Jack dan Sabrina.

Beberapa hari berikutnya, Luela sibuk bolak-balik ke kedutaan untuk mengurus dokumen pindahnya. Dia sengaja pergi pagi-pagi dan pulang larut malam, hanya demi tak bertemu dengan Jack.

Namun, sekeras apapun usahanya menghindar, Luela tetap harus menyaksikan secara langsung kemesraan Jack dan Sabrina.

Saat Sabrina kurang nafsu makan, Jack rela mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan berbagai koki ternama ke rumah demi memasakkan makanan untuknya.

Saat Sabrina merasa kurang enak badan, Jack bahkan membatalkan kontrak kerja sama bernilai triliunan demi menemani Sabrina sepenuh hati di rumah.

Saat Sabrina menyebutkan sebuah perhiasan secara spontan, tak sampai sepuluh menit, perhiasan itu sudah ada di tangan dan diberikan untuknya.

Luela hanya menyaksikan semuanya dalam diam, tanpa membuat keributan.

Sambil menunggu proses pemindahannya selesai, dia mulai membereskan barang-barangnya.

Dia terlebih dulu mengemas koper, lalu mengumpulkan semua surat cinta dan sketsa-sketsa yang dulu dia buat untuk Jack, memasukkannya ke dalam sebuah kotak dan membawanya keluar untuk dibuang.

Namun, begitu sampai di depan pintu, dia malah bertemu dengan Jack yang baru saja pulang membawa kue untuk Sabrina.

Luela berpura-pura tak melihatnya. Tanpa menoleh sedikit pun, dia melangkah ke luar.

Namun detik berikutnya, Jack menahan tangannya dan pergelangannya terasa sakit.

"Kamu sengaja menghindariku beberapa hari ini?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 22

    Karena kekurangan gizi yang berlangsung lama dan berbagai siksaan, wajah Sabrina yang dulu berseri, berubah menjadi sangat kurus.Ibu Jack hanya menamparnya sekali, tapi Sabrina langsung terjatuh tergeletak di lantai, tak bisa bangkit lagi.Namun, ibu Jack masih merasa itu terlalu ringan. Begitu mengingat anaknya jadi seperti ini karena perempuan ini, amarahnya kembali memuncak.Dia tak bisa menahan diri lagi, langsung menyerangnya, menarik kerah baju Sabrina dan menamparnya berkali-kali.Kalau saja para sipir penjara tidak segera menyadari situasinya dan bergegas melerai, mungkin hari ini Sabrina bakal kehilangan nyawanya di sini.Meski sudah ditahan erat oleh dua sipir, mulut ibu Jack terus melontarkan makian ke arah Sabrina. “Dasar jalang, kenapa bukan kamu yang kecelakaan?!” “Kenapa bukan kamu yang koma saja?”…Mendengar makian kejam itu, Sabrina hanya merasa semuanya sangat ironis.Dulu, saat Jack mencintainya sepenuh hati, ibu Jack bahkan memperlakukannya seperti anak kandung

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 21

    Dulu, saat Luela masih mencintainya, dia sering berandai-andai tentang anak mereka.Kalau nanti punya anak perempuan, Luela ingin memanjakannya menjadi putri kecil paling bahagia di dunia.Kalau anak laki-laki, dia ingin mendidiknya menjadi sehebat Jack.Waktu bilang semua itu, mata Luela berbinar penuh harapan. Dia bahkan sempat menggambar banyak sketsa wajah anak mereka.Namun, saat dia menyerahkan gambar-gambar itu pada Jack, Jack malah merobek semuanya dan melemparkannya ke perapian.Jack juga dengan dingin bilang, dirinya bakal melahirkan anak dengan siapapun, asal bukan dengan Luela.Jack juga menyuruh Luela berhenti berkhayal hal-hal yang tak masuk akal.Mengingat semua itu, Jack hanya bisa tersenyum pahit.Dulu, Luela yang menggandeng lengannya sambil cerita soal mimpi-mimpinya, sekarang malah dirinya sendiri yang ingin punya anak dengannya dan berkhayal tentang mimpi tak masuk akal itu.Pada saat bersamaan, pintu ruang kerjanya diketuk. “Pak Jack, mobilnya sudah siap.”Mende

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 20

    Jack tak sempat menghindar, langsung dihajar Jimmy hingga terkapar di lantai.Itu pertama kalinya Jimmy kehilangan kendali, setiap pukulannya penuh emosi.Jika bukan karena kepala pelayan datang untuk melerai, mungkin Jack sudah dihajar sampai mati!Jimmy tak peduli dengan luka di tangannya, hanya menatap dingin pria yang tergeletak nyaris tak bernyawa di lantai. “Seberapa benci kamu sama Ela, sampai tega menghancurkannya berulang kali?!” “Kamu tahu nggak ada berapa orang yang menonton ulang tahun Ela hari ini? Kamu sadar nggak pertunjukan drone itu bakal dilihat banyak orang? Kamu mau mereka pikir apa tentang Ela?” “Haruskah Ela dihina seluruh dunia habis-habisan, baru kamu puas?!” “Bukan, bukan begitu … “Jack berusaha bangkit, tapi baru saja membuka mulutnya, dia langsung muntah darah.Detik berikutnya, Jimmy menendang keras dadanya! “Bukan apa?! Jack, dengar baik-baik, kalau bukan karena Ela masih peduli denganmu, kamu sudah mati sejak hari pertama menginjakkan kaki di sini!”

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 19

    Karena kejadian sebelumnya, saat Jimmy mengadakan pesta ulang tahun untuk Luela, dia sengaja menempatkan banyak pengawal di setiap pintu masuk. Takutnya, kalau sedikit saja lengah, Jack bisa saja menerobos masuk.Tapi yang mengejutkan, kali ini Jack tidak muncul.Begitu mendengar laporan dari kepala pelayan, Jimmy sempat menunjukkan raut kaget, tapi entah kenapa perasaannya justru semakin tak tenang.Jadi, dia tetap memerintahkan kepala pelayan untuk berjaga-jaga.Pesta ulang tahun Luela kali ini memang diadakan sangat meriah.Jimmy bukan hanya menyewa semua papan iklan digital untuk menayangkan pesta tersebut, tapi juga menghiasi seluruh istana dengan kembang api.Kembang api itu akan dinyalakan tepat saat Luela meniup lilin ulang tahunnya.Selain itu, seluruh istana juga dipenuhi bunga dan berlian, semuanya adalah kesukaan Luela.Hadiah ulang tahun dari para tamu pun menumpuk seperti bukit, bahkan hampir setinggi kue istana raksasa yang dibuat khusus oleh Jimmy.Puncak acara ulang t

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 18

    Pelayan langsung mengiyakan dan berbalik pergi untuk mengurus semua hadiah itu.Ketika Jack mendengar kalau semua hadiah yang dikirim sudah dikembalikan, dia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya memerintahkan asistennya untuk terus mengirim lagi.Dan saat Jimmy mengira semua hadiah itu hanya akan dikirim ke rumahnya, Jack malah muncul langsung di pesta dengan membawa hadiah-hadiah itu.Ini adalah pesta yang diadakan sahabat lama Keluarga Soan, sekaligus juga pertama kalinya Luela menghadiri acara resmi sebagai Nyonya Jimmy.Gaun merah yang Luela kenakan senada dengan sapu tangan merah di dada Jimmy.Cincin 25 karat di jari manisnya adalah hadiah ulang tahun ke-25 dari Jimmy dan menjadi pusat perhatian seluruh tamu yang hadir.Sejak Luela berjalan masuk dengan menggandeng lengan Jimmy, semua mata tertuju padanya.Termasuk pandangan Jack dari sudut ruangan.Melihat gadis yang dulu selalu mengejarnya kini berdiri bahagia dengan wajah berseri-seri di tengah keramaian, Jack merasakan

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 17

    Salju malam itu kembali membuat Jack jatuh sakit dan demam tinggi hingga tak sadarkan diri.Melihatnya terus mengigau memanggil nama Luela dalam keadaan setengah sadar, asisten pun merasa tidak tega.Malam itu juga, dia menggunakan segala koneksi yang dimilikinya, hanya untuk memohon agar Luela mau datang ke rumah sakit dan menemui Jack sekali saja.Namun pada akhirnya, yang diterima asisten hanyalah sebuah alat perekam suara yang dikirim pelayan atas perintah Jimmy.Di dalam kamar yang sunyi, hanya ada Jack seorang diri.Dia memandangi alat perekam di tangannya cukup lama, baru akhirnya menekan tombol pemutar.Setelah beberapa detik suara berisik, suara Luela langsung terdengar jelas di telinganya.Nada bicaranya terdengar agak sinis, “Kalau saja Sabrina nggak kena masalah, mungkin sampai mati pun, aku nggak akan pernah dengar permintaan maaf darinya.” “Manusia memang begitu, baru sadar setelah kebenaran terbongkar, baru menyesal setelah kehilangan. Tapi aku sama sekali nggak butuh p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status