Short
Perasaan Setelah Jadi Abu

Perasaan Setelah Jadi Abu

By:  AnonimCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Cinta pertama suamiku terkena gagal ginjal akut dan akulah satu-satunya orang yang cocok untuk menjadi donor. Demi menyelamatkan cinta pertamanya, suamiku memaksaku menggugurkan kandungan ketika kandunganku berusia enam bulan. Suamiku berkata dengan suara yang sangat lembut dan menusuk, "Bisakah kamu sedikit berbaik hati? Kamu cuma kehilangan seorang anak. Tapi, dia kehilangan hidupnya!" Aku berusaha menolak, tetapi suamiku mengancam akan bunuh diri. Aku dan anakku pun tidak selamat di meja operasi. Sementara cinta pertamanya berhasil menjalani transplantasi dan bertahan hidup. Segalanya berjalan seperti yang suamiku inginkan, tetapi setelah dia tahu bahwa aku sudah meninggal, dia pun menjadi gila.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah meninggal, rohku perlahan-lahan terlepas dari tubuhku dan melayang tanpa arah di udara.

Perutku belum dijahit dan di tubuhku hanya tersisa satu ginjal. Di sampingku ada anak yang belum terbentuk sempurna. Keadaannya sangat mengenaskan.

Tidak lama kemudian, tubuhku ditutup rapat dengan sehelai kain putih. Mayat pun didorong keluar dari ruang operasi.

Aku melihat bahwa suamiku, Candra Wongso berdiri di depan pintu ruang operasi yang lain. Kecemasan yang belum pernah aku lihat memenuhi wajahnya.

Ketika melewati Candra, dia bahkan tidak menoleh sedikit pun.

Apa yang sedang kuharapkan? Dia hanya mengkhawatirkan orang lain.

Ketika pintu operasi di depan Candra terbuka, dia langsung berlari menghampiri dokter dan berkata, "Dokter, gimana kondisi Yuli?"

"Operasi transplantasi ginjalnya sangat sukses. Begitu efek anestesinya hilang, kamu bisa menemuninya." Candra tersenyum lebar mendengar itu.

Yuli yang ada di kamar tampak pucat. Mata Candra memerah ketika melihatnya. Dia menggenggam tangan perempuan itu dengan erat dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Yuli, kamu sudah menderita."

"Nggak kok." Yuli mengangkat tangan perlahan-lahan dan menyentuh pipi Candra dengan lembut. Yuli terdiam sejenak dan berkata, "Candra, kamu seharusnya nggak ada di sini. Kamu seharusnya menemani Susan. Aku berutang padanya."

Usai mengatakan itu, Yuli menitikkan air mata.

Candra memotong, "Sampai kapan kamu akan memikirkan dia? Kalau bukan karena wanita jahat itu, operasimu nggak akan tertunda sampai sekarang, 'kan? Semua ini salahnya. Dia membuatmu menderita seperti ini."

Kata-kata Candra penuh kebencian dan nada menyalahkan.

Napasku terhenti seketika. Jantungku seolah-olah diremas oleh rasa sakit yang tak kasat mata.

Susan disebut Candra sebagai wanita jahat itu adalah aku.

Konon katanya...

Ketika orang mati, hidup akan berputar seperti kilasan cahaya terakhir. Namun, yang aku lihat adalah dua orang yang berpelukan dengan erat.

Yang tersisa dibenakku hanyalah rasa takut yang menggulung seperti ombak dan nyeri tak berujung saat Candra memaksaku naik ke meja operasi.

Waktu itu Candra memegang tanganku dan berkata dengan mata merah, "Susan, aku bersumpah. Asalkan kamu selamatkan Yuli, kita akan hidup bahagia. Tapi, kalau Yuli mati, aku nggak akan mau hidup lagi." Nada bicaranya seperti memohon, tetapi sebenarnya itu adalah ancaman.

Sejak orang tuaku meninggal, aku tidak punya apa-apa. Perusahaan peninggalan mereka terlilit utang dan Keluarga Wongso membantuku membayarnya.

Sejak Keluarga Wongso membantuku waktu itu, nyawaku sudah menjadi milik Candra.

Aku jelas-jelas tahu bahwa Candra tidak akan benar-benar bunuh diri. Namun, ancaman itu sudah cukup untuk membuatku luluh.

Aku pun menyerah ketika menatap pria yang aku cintai selama lima tahun ini. Aku rela menggugurkan anak kami dan mendonorkan ginjalku untuk Yuli, menantikan kehidupan bersama kami kelak bisa membaik.

Namun, pada saat operasi, pendarahan hebat terjadi. Dokter berkali-kali mencoba menghubungi keluarga, tetapi tidak ada yang menjawab. Dalam kesadaranku yang mulai memudar, samar-samar kudengar beberapa helaan napas panjang penuh keputusasaan.

Akhirnya, aku mengembuskan napas terakhirku.

Saat ini, tubuhku terbaring kaku di ruang jenazah yang sangat dingin, sementara Candra masih setia menemani cinta pertamanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status