Aku bahagia karena hanya memiliki satu hati, karena cukup satu hati yang akan aku beri, teruntuk orang yang aku cintai yaitu kamu. Khoirina Azzalina Arni(~Azzam~ Cinta dalam Balutan doa)***Entah ada keberanian dari mana Arni memeluk tubuh Azzam. Membuat Azzam tersentak. Arni menangis di dada bidang Azzam."Mas, ajari aku untuk mencintaimu, dan aku yakin setelah kita melakukan itu hubungan kita semakin terikat dan cinta akan segera hadir di hatiku untukmu," ucap Arni masih terisak.Azzam tersenyum lembut ia menghapus air mata Arni membingkai pipi Arni dan detik berikutnya Azzam mencium kening dan bibir Arni, ciuman pertama untuk Arni dan Azzam. Hal itu menimbulkan desir di hati Arni. Efek dari ciuman itu begitu terasa Arni malu untuk menatap wajah Azzam. Ciuman yang di berikan Azzam itu hanya sekilas tapi efek yang diberikan membuat keduanya kembali sama-sama canggung, entah kenapa Azzam sampai melakukan itu, dirinya juga malu. Hanya karena melihat bibir ranum Arni ia hilang fokus
Dalam menjalani hubungan, sakinah berarti mengandung makna ketenangan, mawaddah mengandung arti rasa cinta, rahmah itu mengandung arti kasih sayang. Jika tiga itu ada pada dirimu maka percayalah, keberkahan akan selalu mendampingimu. Insya Allah.(Cinta dalam Balutan doa sudah doa)***Azzam memesankan Arni makanan sea food salah satunya kepiting saos merah kesukaannya, tanpa ia dan Arni sadari sang istri ada alergi kepiting. Maklum gadis itu tidak pernah makan kepiting selama ini.Karena lapar membuat Arni berselera memakannya. Bahkan Azzam dengan telaten membukakan canggung kepiting itu dan cupitnya. Mereka sangat menikmatinya. Setelah makan Arni dan Azzam memutuskan untuk kembali ke resort. Nanti malam Azzam akan memberikan kejutan pada Arni dengan menyiapkan makan malam romantis.Arni membersihkan tubuhnya setelah mereka sampai. Sore hari mereka menikmati keindahan pantai di balkon resort yang mereka tempati. Tiba-tiba tubuh Arni menggigil kedinginan. Azzam panik, ia membawa Ar
Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih.(HR. Bukhari)***Setelah makan malam romantis. Azzam membawa Arni berjalan-jalan sebentar, kebetulan tak jauh dari tempat mereka menginap ada pasar malam. Disana sangat ramai, berbagai makanan tradisional juga souvenir khas kota Lombok terpajang di lapak-lapak penjual. Azzam masih menggandeng tangan Arni seolah takut Arni tertinggal atau hilang di tempat ini."Dek, kamu mau beli apa? Jangan sungkan tinggal bilang ya," ucap Azzam."Iya, Mas. Kalau saya ingin sesuatu pasti bilang kok," ujarnya."Maaf ya, Aku belum sempat buatin kamu kartu ATM. Nanti kamu pegang kartu debitku aja, ya. Kamu bisa menggunakannya untuk membeli apa yang kamu inginkan tanpa malu memintanya langsung padaku," ungkapnya."Kalau kartunya Mas pegangkan saya, nanti Mas pakai apa?" Azzam tersenyum. "Aku masih punya lagi kok, kalau aku beli bisa pakai yang lain, atau bisa pakai kartu Atmku." ucapnya.""At
Cinta adalah satu-satunya bunga yang dapat tumbuh dan berbunga tanpa bantuan musim. (Kahlil Gibran)***Azzam membawa Arni ke pusat pelayanan kesehatan, di sana Arni segera mendapatkan pertolongan. Beruntung lukanya tidak terlalu dalam, dan tidak sampai merobek telapak kakinya hanya menancap tak terlalu dalam. Setelah dibersihkan supaya tidak iritasi pihak medis membalutnya dengan perban.Azzam masih terlihat panik menunggu di luar takut terjadi sesuatu yang fatal. Tidak berselang lama dokter yang menanganinya keluar."Bagaimana kondisi kaki istri saya, Dok? Kakinya tidak apa-apa 'kan? Lukanya tidak terlalu dalam 'kan?" Azzam memberondong dokter yang Ada di hadapannya dengan berbagai pertanyaan membuat dokter itu tersenyum sambil geleng kepala."Alhamdulillah, lukanya tidak dalam hanya tancapan kecil, memang cukup banyak mengeluarkan darah tadi, tapi tidak apa-apa, saya sudah menanganinya dan lukanya sudah diperban, kok," jawab dokter itu sambil tersenyum."Alhamdulillah," ucapnya
Denganmu aku tidak pernah harus berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diriku. Aku bisa menjadi konyol dan aneh sesukaku ketika aku bersamamu. (Khairina Azzalina Arni ~ Cinta dalam Balutan doa) Gak Apa kok, Mas. Itu haknya Mas. Mas bisa melakukan apapun yang Mas mau karena aku sudah menjadi milik Mas," ucapnya datar. Sambil meninggalkan Azzam sendiri.Azzam mengusap wajahnya kasar. Ia pikir Arni sudah benar-benar membuka hatinya untuknya setelah semalam mereka melakukannya, bahkan tadi siang saat tidur Arni yang duluan memeluknya. Ya, meskipun dirinya tau Arni sedang tidak sadar karena dalam keadaan tidur saat memeluknya duluan.Azzam bingung harus berbuat apa. Saat ini dirinya masih berada di balkon sendirian, keindahan senja sudah tergantikan dengan awan kelabu dan mulai gelap menandakan malam sudah datang. Bahkan sudah sejak tadi suara azan berkumandang. Azzam melangkah masuk. Ia melihat Arni yang sudah duduk dengan memakai mukenanya, mungkin menunggunya untuk sholat bersam
Kita hanya butuh waktu dan membiasakan diri untuk saling terbuka agar kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Dengan begitu cinta akan hadir karena terbiasa. (Azzam-Arni ~ Cinta dalam Balutan doa) Mereka memutuskan untuk kembali ke resort setelah membeli buah tangan untuk keluarga mereka. Setelah sampai di kamar, Arni memasukkan barang-barang mereka ke dalam koper, mempersiapkan semuanya supaya tidak ada yang tertinggal karena pagi mereka harus mr tinggalkan resort ini."Mas bantu ya, Dek!" tawarnya. "Gak usah, Mas. Ini sudah mau selesai kok," ucapnya. "Ya sudah Mas mandi dulu."Setelah makan malam yang ia pesan via online, mereka menghabiskan waktu mereka di balkon, duduk santai di bangku panjang sambil memandang langsung ke pantai."Apa Mas akan langsung bekerja?" tanyanya."Kemungkinan iya, karena sejak kemarin temanku menghubungiku," ujarnya."Apa sih suka duka sebagai seorang perwira polisi, Mas?" tanyanya."Banyak, Dek. Sukanya saat kita berhasil menangkap penja
Hidup itu bukan tentang membahagiakan diri sendiri, bagilah kebahagiaan itu kepada orang di sekeliling kita karena kebahagiaan itu akan bertambah ketika dibagi. (Cinta dalam Balutan doa)***Hari ini Azzam sudah mulai bekerja, Arni belajar sebagai istri yang baik berusaha menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan mengurus semua keperluan suaminya. Azzam menggodanya saat Arni mengacingkan bajunya. Kebiasaan baru Azzam setelah bulan madu adalah menggoda Arni, dirinya sangat puas melihat wajah Arni yang merona merah karena malu. Tangan Azzam dengan nakalnya mencubiti pipi Arni, membuat Arni kesal."Mas, tangannya dikondisikan, ya. Sakit tau!" rengeknya kesal. Azzam menanggapinya dengan cengiran."Mas berangkat dulu, ya! O iya, kapan kamu masuk kuliahnya, Dek?" tanyanya sambil mencium kening Arni setelah sang istri mencium punggung tangannya."Insya Allah mulai ospeknya bulan depan, Mas," jawabnya.Azzam dan Arni menuju meja makan, di sana sudah ada ibu dan ayahnya. "Siapa ya
Kak, Gus Afnan sering ke sini, ya?" tanyanya sambil makan kudapan yang disuguhkan Afifah pada mereka."Iya setiap satu minggu sekali, dia ke sini ngaji ke abangmu. Kakak suruh mampir ke kamu katanya malu kamu sudah punya istri," ungkapnya. Memang rute perjalan ke Pondok sang abang akan melewati rumahnya terlebih dahulu, dulu Afnan sering mampir ke rumah Azzam setiap berkunjung ke Pondok gus Achmad. Arni sejak tadi menunduk, bingung dengan hatinya, sejak masuk dan matanya bertemu pandang dengan gus Afnan apalagi saat ini Azzam membahas pria itu. Hatinya bergejolak tak tau harus berbuat apa."Dek, kamu kok sejak tadi menunduk aja, Gak ada ikhwan di sini kecuali suamimu, aku harap kamu bisa menjadi adikku seperti menantu-menantu ayah dan ibu lainnya. Kita harus selalu rukun ya, Dek," ucap Afifah sambil tersenyum tulus pada Arni. Arni mengangkat kepalanya dan membalas mengangguk dengan senyum menghiasi wajahnya. "Aku tau, kamu wanita baik bisa merubah Azzam, beruntung Azzam mendapatkan