Share

Pamit

***

Bersabarlah duhai hati, suatu hari akan hadir tempat terbaik yang dapat menjadi pelabuhan pertama dan terakhirmu.

***

Arni membuka matanya perlahan, dilihatnya sekelilingnya. Ada dokter yang tersenyum ke arahnya, Ummi Syarifah, dan ibunya juga Ratna.

"Kamu sudah sadar, Nak?" tanya Syafaah khawatir.

Arni mencoba tersenyum dan mencoba untuk duduk.

"Kamu tiduran dulu gak apa kok, Nak," ujar Ummi Syarifah tersenyum padanya.

Arni tersenyum lembut membalasnya.

"Sebaiknya mbaknya istirahat sebentar, ya. Menghilangkan puyeng di kepalanya," ujar dokter yang sudah menjadi langganan pondok ini.

Arni mencoba untuk duduk dengan bantuan Ratna dan ibunya.

Azzam mengajak Afnan masuk untuk mengenalkan Arni. Afnan sudah mencoba mencari alasan tapi Azzam terus memaksa, hingga mau tak mau dirinya menuruti kemauan Azzam.

Azzam masuk bersama Afnan. Membuat Arni yang melihatnya menjadi canggung.

"Tadi ibu diantar Nak Azzam," bisik Syafaah.

Arni mengangguk.

"Bu, kenalkan ini Gus Afnan, putranya ki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zaky Adzkia Priyadinata
aduuh..meleleh juga sma mas Azzam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status