Share

Bab 424

Penulis: Sierra
Vincent menarik selimut dan menutup wajah tampannya. Tidak ada yang perlu dibahas. Dia juga benar-benar tidak ingin bicara lagi.

Baru pertama kali melakukan hal yang "nakal", langsung ketahuan oleh Yuvi. Vincent memang murni apes.

Yuvi menarik selimut yang menutupi wajahnya, lalu berucap, "Vincent, jawab aku. Kenapa kamu nonton video seperti itu?"

Sekarang, Vincent sedang terbaring lesu di ranjang. Satu kakinya yang panjang menjulur keluar setengah. Dalam kemalasannya, dia tetap memancarkan aura liar dan tak terkekang.

Yuvi menarik selimut dari wajahnya, lalu tubuh mungilnya yang lembut pun ikut menindih tubuh Vincent.

Vincent sudah pasrah. Dia pun membalas, "Aku memang sudah nonton, lalu kenapa?"

"Kamu!" Yuvi sangat kesal melihat kelakuan tebal mukanya.

Vincent menatap wajah mungilnya yang berbentuk oval itu. "Kamu sudah boleh keluar."

"Aku nggak mau keluar."

"Terus, kamu maunya apa?"

"Aku juga mau nonton!"

Mata Vincent langsung memicing. Dia berusaha meraih kembali ponselnya dan tida
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (26)
goodnovel comment avatar
norsuzana azizan
sebenarnya ini hero sm heroin nya siapa ya... cerita nye belit2 terus...
goodnovel comment avatar
Michellyn
harusnya tamatkan dulu cerita wenndy baru buat cerita yuvi. tajuknya tdk seiring dgn cerita.lama2 jd bosan
goodnovel comment avatar
Hanna Hanna
blom ada kelanjutannya lagi ini thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 428

    “Hendro, aku telepon Hana!”Saat ditelepon oleh Eddy, Hendro masih saja bersikap begitu arogan. Jadi, Wenny akan menghubungi Hana biar Hana melihatnya.Sesuai dugaan, pria itu langsung menghentikan aksinya. Hendro menunduk untuk menatap Wenny.Wenny tersenyum sinis. Dia sudah menduga bahwa nama Hana sangat manjur. “Hendro, segera tinggalkan rumahku. Kalau nggak, aku pasti akan kasih tahu Hana kalau kamu sudah ganggu aku malam ini. Hana memang nggak bakal lakukan apa-apa, tapi dia bisa bikin kamu nggak bisa lakukan apa-apa.”Tatapan membara Hendro tertuju pada diri Wenny. Suaranya terdengar serak. “Wenny, ada apa sama kamu?”Wenny terbengong. Dia sedang mengatakan soal Hana. Kenapa Hendro bertanya seperti ini?Memangnya ada apa?Tiba-tiba Wenny menyadari sesuatu. Sejak dia berbadan dua, tubuhnya mengalami sedikit perubahan. Beberapa hari ini, dadanya sangat bengkak dan semalam dia juga mengeluarkan banyak cairan putih.Lagi-lagi Wenny merasa murka. Dia langsung mendorong Hendro. “Minggi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 427

    Hendro kesakitan. Wenny masih sama seperti sebelumnya yang suka menggigit.Hendro mengulurkan tangannya untuk mendorong. Dia langsung mendorong Wenny ke dalam sofa.Tubuh lembut Wenny jatuh ke atas sofa. Baru saja dia hendak berdiri, pada saat ini, tubuh tinggi dan tegap Hendro langsung menindih tubuhnya ke atas sofa.Dua tangan kecil Wenny mendorong dada kokoh Hendro. Dia berkata dengan kening berkerut, “Hendro, kamu ngapain … uhm!”Bibir delima Wenny langsung disumpal. Hendro menunduk untuk mencium bibir delimanya.Kedua mata Wenny spontan disipitkan. Terakhir kali mereka bermesraan adalah pada saat di desa. Hendro memaksa Wenny untuk melakukannya. Setelah pulang dari desa, mereka berdua tidak pernah melakukannya lagi.Sekarang aura bersih dan dominan Hendro kembali menyerang. Dia membuka paksa gigi Wenny, mulai memasuki rongga mulut Wenny. Saat ini, pikiran Wenny menjadi hampa.“Hendro, lepaskan aku!”Wenny berusaha untuk meronta. Tangannya mendorong bagian luar jas hitam Hendro. Di

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 426

    Hendro melihat sekeliling. “Seharusnya dekorasi di sini juga nggak murah?”Wenny bertanya, “Jadi?”“Semua ini uangnya Eddy?”“Iya, semuanya dikeluarkan oleh kekasihku. Mobil mewah dibeliin dia. Rumah mewah juga dibeliin dia. Aku cukup bawa barang-barangku untuk tinggal di sini saja.”Hendro menggigit bibir bawahnya. Pada saat ini, dia tiba-tiba melihat sesuatu di atas meja tamu. “Apa itu?” Hendro berjalan ke sisi meja tamu.Wenny mengangkat kelopak matanya untuk melihat. Mata berkilaunya disipitkan, sebab ada sebuah tespek di atas meja tamu.Wenny mengulurkan tangannya hendak mengambilnya.Namun, Hendro mendahului Wenny. Dia telah mengambil tespek itu.Hendro melihat tespek, lalu melihat ke sisi Wenny. “Ngapain kamu beli tespek?”Wenny melirik sekilas. Untung saja tespek itu masih baru dan tidak ada dua garis merah di atasnya. Jika tidak, masalah kehamilannya tidak bisa dirahasiakan lagi.Berhubung Hendro tidak menyukai anak kecil dan tidak berencana untuk menjadi ayah, Wenny pun tida

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 425

    Wenny diseret keluar dari restoran oleh Hendro. Langkah kaki pria itu panjang dan cepat sehingga Wenny hampir terseret-seret untuk bisa mengikutinya.Wenny berseru sambil mengernyit, "Hendro, lepaskan aku!"Tanpa berkata apa-apa, Hendro membuka pintu mobil mewahnya dan langsung mendorong Wenny masuk ke kursi penumpang depan. Setelah itu, dia sendiri masuk ke kursi pengemudi.Mobil mewah Rolls-Royce Phantom melaju kencang di jalanan kota. Wenny kembali mengernyit. "Pak Hendro, kamu sudah selesai makan malam secepat itu? Apa wanita cantik bergaun merah yang menari indah tadi nggak cukup menarik untuk bikin kamu bertahan lebih lama?"Wenny sebenarnya tidak menyangka Hendro akan muncul tiba-tiba di bar. Sebab beberapa saat sebelumnya, dia masih melihat pria itu menikmati tarian si wanita cantik.Hendro menekan setir mobil dengan tangan panjangnya yang mengenakan jam tangan mahal. Cahaya lampu neon kota memantul di wajahnya yang tampan dan dingin sehingga memberi kesan elegan dan memesona.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 424

    Vincent menarik selimut dan menutup wajah tampannya. Tidak ada yang perlu dibahas. Dia juga benar-benar tidak ingin bicara lagi.Baru pertama kali melakukan hal yang "nakal", langsung ketahuan oleh Yuvi. Vincent memang murni apes.Yuvi menarik selimut yang menutupi wajahnya, lalu berucap, "Vincent, jawab aku. Kenapa kamu nonton video seperti itu?"Sekarang, Vincent sedang terbaring lesu di ranjang. Satu kakinya yang panjang menjulur keluar setengah. Dalam kemalasannya, dia tetap memancarkan aura liar dan tak terkekang.Yuvi menarik selimut dari wajahnya, lalu tubuh mungilnya yang lembut pun ikut menindih tubuh Vincent.Vincent sudah pasrah. Dia pun membalas, "Aku memang sudah nonton, lalu kenapa?""Kamu!" Yuvi sangat kesal melihat kelakuan tebal mukanya.Vincent menatap wajah mungilnya yang berbentuk oval itu. "Kamu sudah boleh keluar.""Aku nggak mau keluar.""Terus, kamu maunya apa?""Aku juga mau nonton!"Mata Vincent langsung memicing. Dia berusaha meraih kembali ponselnya dan tida

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 423

    Itu adalah sebuah video yang tidak normal, bermuatan konten dewasa.Begitu suara aneh-aneh terdengar dari video itu, Vincent langsung menyadari apa yang sedang dia tonton dan buru-buru menutupnya.Vincent lalu langsung mengirim dua kata ke Wesley. [Cari masalah.]Wesley tertawa terbahak-bahak. [Kak Vincent, kamu sekarang sudah punya pacar. Ini waktu yang tepat untuk belajar hal-hal baru. Masa pubermu sudah datang.]Vincent membalas. [Diam!]Wesley tidak berani mengirim apa pun lagi.Vincent kembali memusatkan perhatian pada penelitiannya tentang Ghost. Tak terasa setengah jam berlalu. Vincent pun berbaring di ranjang dengan satu tangan sebagai bantal di bawah kepala. Pikirannya kacau, entah sedang memikirkan apa.Dulu, pikiran Vincent selalu tenang.Namun sejak bertemu Yuvi, hatinya jadi agak kacau.Entah kenapa, Vincent malah membuka ponselnya lagi dan memutar ulang video tadi.Sementara itu di kamar sebelah, Yuvi dan Molita sudah berbaring dan mulai mengobrol sebelum tidur.Yuvi bert

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status