Orlando berdecak kecil saat mendengar jawaban Kaliya.
“Sudah lemah seperti itu, kamu tetap saja angkuh,” komentarnya blak-blakan.
“Ya ... sifat alamiah iblis memang seperti ini. Kamu harus membiasakan diri, Orlando.”
“Tidurlah. Aku akan berjaga-jaga hingga kamu merasa baikan.” Orlando menawarkan.
Kaliya bergumam kecil, dan dia mulai menutup mata.
“Aku lelah,” ucapnya pelan.
“Aku tahu. Maka dari itu aku akan membiarkanmu beristirahat.”
Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Sepertinya Kaliya benar-benar terlelap. Berada di bumi dan akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, membuatnya berubah menjadi iblis yang gampang kelelahan. Sangat berbeda ketika dia masih berada di bawah kerajaan ayahnya, Elliot. Di sana, Kaliya sangat dikagumi oleh para pengikut ayahnya dan dipuja-puja. Tapi kini dia merasa seperti seonggok iblis tak berguna.
Cahaya matahari mulai m
Kaliya mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melemparkan pandangan tidak suka ke arah Orlando.“Hei, wajar saja jika aku bertanya. Aku ini kan, manusia! Aku tidak tahu tentang dunia kalian!” ujar Orlando membela diri.Hal itu membuat Kaliya memutar bola matanya. Entah kenapa dia bisa membuat ikatan dengan pria ini. Padahal Orlando selalu membuat emosi Kaliya meletup-letup.“Pokoknya, kita harus segera mengumpulkan batu permata itu, Orlando. Aku tidak mau Lucifer menemukannya lebih dulu. Lagi pula, sepertinya Lucifer tidak tahu jika batu itu telah pecah menjadi beberapa bagian. Dengan begitu, dia akan kebingungan ketika mengejar kita.”“Baiklah, baiklah. Berati dari mana kita harus memulai?”Kaliya berpikir sejenak. “Apakah ada semacam buku sejarah di sekitar sini? Aku ingin memastikan pengetahuanku tentan batu permata Katastrof itu.”“Maksudmu semacam perpustakaan? Yang dipenuhi dengan ra
“Celaka kalau begitu,” ucap Orlando cemas. “Jika permata itu dimiliki oleh manusia, bukankah sesuatu akan terjadi, Kaliya?”Kaliya mengangguk. “Aku pernah memegang batu itu dan aku tahu bagaimana auranya. Jika batu itu ada di sekitarku, aku pasti bisa merasakannya.”“Kalau begitu kita harus menyusun strategi untuk mencari batu itu. Semakin cepat kita mengumpulkan batu itu, maka semakin cepat pula aku bisa melepaskan perjanjian ini denganmu, Kaliya.”Rasa tersinggung langsung menyentil hati perempuan iblis itu. Ditatapnya Orlando dengan pandangan tak suka. Sekilas, matanya berkilat kemerahan. Kaliya bisa melihat tubuh Orlando menegang. Sepertinya lelaki itu takut mendapat lemparan bola api dari Kaliya.“Kenapa kamu bicara begitu, Orlando? Kita baru saja memulai, dan kamu ingin segera mengakhiri perjanjian ini? Yang benar saja!” desis Kaliya tajam. “Dengar, ya, jika aku tidak melindungimu mun
Sambil memperhatikan, Kaliya menunggu. Dan benar saja, dua biji kenari kembali dijatuhkan dari lantai dua.“Siapa di sana?” tanya Kaliya geram. Dia bisa merasakan aura lain. Seorang hantu. Tapi Kaliya ingin memastikan kalau radarnya memang benar.“Jika kamu ingin menggangguku, maaf, aku tidak akan terpengaruh. Pergilah sekarang juga sebelum aku mengirim kamu ke neraka,” ujar Kaliya kemudian.TUK.“AW!” pekik Kaliya kaget. Sebuah biji kenari tiba-tiba saja terlempar tempat ke pangkal hidungnya.Tentu saja Kaliya murka. Rasa nyeri membuat emosi wanita iblis itu kembali memuncak.“Jangan bermain-main denganku! Cepat tunjukkan siapa dirimu atau aku akan membakar habis rumah ini,” desisnya tajam. “Aku tahu kamu tidak bisa tinggal tanpa tempat ini, jadi keluarlah!”Belasan biji kenari tiba-tiba berjatuhan dengan sembarangan ke lantai bawah. Dan hal itu membuat sudut bibir Kaliya te
“Apa? Kamu bilang apa tadi?” tanya Kaliya sedikit terkejut.“Aku yang membakar tempat ini,” ulang Evelyn tanpa ragu. Meski begitu, raut wajahnya terlihat sangat polos. Kaliya bahkan tidak bisa melihat sorot dendam dari matanya.Jika manusia bertemu dan melihat sosok orang mati, pasti yang mereka rasakan hanyalah kehampaan. Beda lagi dari sudut pandang Kaliya. Dia adalah iblis. Dan dia bisa melihat, merasakan, dan berinteraksi dengan berbagai makluk yang tidak bisa dilihat oleh manusia.Kaliya tidak menyangka akan mendapatkan jawaban ekstrem tersebut. Dia mengedipkan matat. Tatapannya tak pernah beralih dari sesosok hantu di depannya.“Jangan bercanda, tidak mungkin makhluk polos sepertimu melakukan hal itu,” ujar wanita iblis itu kemudian.Evelyn mendengus. Hantu gadis kecil itu tidak suka ketika ada orang atau makhluk yang yang memanggilnya dengan sebutan lucu atau menggemaskan.“Aku tidak polos!&rd
Beberapa biji kenari kembali mendarat. Bukan hanya di kepala tetapi juga di tubuh Orlando.“Apa yang sedang kamu bicarakan, Kaliya? Apa kamu sudah gila?” tanyanya agresif. “Berhentilah melakukan ini padaku! Hentikan serangan biji kenari itu!”Kaliya tertawa puas ketika melihat Orlando kewalahan akibat serangan biji kenari yang dilempar oleh Evelyn. Hantu gadis cilik itu sendiri juga menikmati kegiatannya. Dia tampakanya sedang bersenang-senang.“Hentikan, hei, hentikan! AW...! Jangan lemparkan itu ke arah mataku!” teriak Orlando lagi.“Sudah hentikan, Evelyn!” seru Kaliya sambil menahan tawa. “Kasihan dia! Cepat hentikan!”Evelyn menoleh ke arah Kaliya kemudian mengangguk. Karena biji kenari di tangannya juga sudah habis, dia akhirnya berhenti menjahili Orlando.Orlando terkesiap. Kedua lengannya terangkat menutupi wajah. Namun ketika dirasa lemparan kenari itu sudah tak ada, barula
“Heh, sungguh! Siapa kamu? Kenapa kamu tiba-tiba muncul? Padahal hanya ada aku dan Kaliya sebelumnya di sini!” ucap Orlando bertubi-tubi.Kaliya menyeringai. Kemudian dia menepuk kepala Orlando dengan tangannya hingga lelaki itu mengaduh.“Kamu ini bodoh atau apa, sih? Kamu tidak bisa melihat ya, kalau gadis kecil itu adalah hantu?”“A-apa? Hantu?” pekik Orlando, sembari melihat ke arah Kaliya dengan mata melotot.Kaliya mengangguk. “Ya, hantu. Evelyn, bukankah kamu harus memperkenalkan diri?” tanyanya kepada gadis kecil itu. “Kini lelaki bodoh ini sudah bisa melihat wujudmu.”“Ah, terima kasih!” seru Evelyn girang. “Namaku Evelyn!” lanjutnya sembari menatap Orlando.Orlando mengangkat tangannya kemudian melambaikan jemarinya pelan.“Ha-hai, Evelyn,” sapanya tergagap. Bulu kuduk lelaki itu rasanya masih merinding.“Aku tidak pe
“Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?” seru Evelyn menimpali. Dia tidak suka jika kedua makhluk di depannya malah asyik sendiri.Entah kenapa, perkataan Orlando memengaruhi pemikiran Kaliya. Yang tadinya dia tidak yakin dengan hal itu, kini malah ikut curiga. Ketika mendengar cerita dari Evelyn, Kaliya hanya menerka-nerka mungkin saja gadis hantu itu berbohong. Dan kalau pun dia berkata yang sesungguhnya, Kaliya ragu jika batu yang ditemukan oleh ‘pria tua pencuri’ itu adalah permata Katastrof.Setahu Kaliya, manusia seumuran dengan Evelyn bisa saja salah mengenali suatu benda. Bagaimanapun, mereka masih lah anak-anak yang tidak mungkin mengerti tentang semua hal.Kaliya segera beralih memandang Evelyn.“Eve, apa kamu masih ingat bagaimana ciri-ciri batu permata yang ditemukan oleh pria itu?”“Kenapa kamu bertanya?”“Tidak apa-apa. Hanya saja kami takut jika batu tersebut adalah permata
Kaliya sudah memutuskan. Begitu pun dengan Orlando. Laki-laki itu siap untuk berpetualang. Tidak seperti sebelumnya, kini keberanian Orlando mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Mungkin ini juga adalah pengaruh baik karena dia banyak menghabiskan waktu bersama Kaliya.“Jadi kalian akan pergi mencarinya?” Suara Evelyn kembali memecahkan keheningan.Kaliya dan Orlando mengangguk kompak.“Tapi bagaimana denganku? Itu berarti kalian akan meninggalkan aku di sini?” Gadis hantu itu bertanya dengan nada sedih.“Benar, Evelyn. Kami terpaksa harus meninggalkanmu. Kami juga memang berniat untuk singgah sebentar di tempat ini. Dan kami tidak menyangka akan bertemu denganmu,” ucap Kaliya menjelaskan.Mendadak, Evelyn memasang ekspresi murung.“Tidak bisakah aku ikut bersama kalian? Aku tidak mau hidup kesepian di sini lagi.”Orlando dan Kaliya saling melempar tatapan saat mendengar pertanyaan dari Eve