***
"Turunkan aku di sini. Aku mau membeli sesuatu."
Grace menunjuk mini market di pinggir jalan. Ankara menepikan mobil, membiarkan Chantelle Grace pergi sendirian. Ankara berniat menunggu Grace di dalam mobil. Dia ingin merenung. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya untuk mendapatkan perhatian Jessica? Ankara terus memikirkan itu kendati ada Grace di sampingnya.
Grace memasuki mini market dan membeli sayur-mayur, ikan segar, dan daging. Dia merindukan saat-saat memasak untuk Ankara. Dia tetap ingin melayani Ankara sebagai suami sah-nya. Di apartemen mereka tidak ada pembantu. Ankara hanya memesan makanan mahal di restoran ternama setiap kali mau makan. Namun kali ini Grace mau memasak untuk suaminya.
Saat berada di kasir, Grace merasa perutnya sakit. Nyeri, dan sangat menyiksanya. Grace menahan sakitnya, membayar di kasir lalu berusaha membawa barang belanjaan keluar dari mini market. Barang itu cukup banyak, dan semestinya Ankara membantunya
Follow *** @Sastrabisu untuk informasi update
***Cinta pertama adalah seseorang yang pertama kali kita cintai semasa hidup kita. Banyak orang percaya kekuatan cinta pertama. Namun, sebagian orangmeragukan hal itu dan meyakini bahwa setiap cinta pertama akan gagal.Ankara Mahendra Orlando mungkin salah satu yang mempercayai cinta pertama. Walaupun sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu, Ankara masih menyimpan perasaan cintanya. Jessica masih cinta dalam hidup Ankara"Lama tidak bertemu, Jessica Flowers!"Ankara berseru saat melihat punggung Jessica. Dia menampakkan sisi sombongnya sebagai CEO Bank NYC yang sukses. Dia telah berada di level tertinggi sebagai pebisnis. Jessica menoleh ke arah lelaki itu sambil tersenyum miring."Kau masih orang yang sama, Ankara!"Jessica menoleh ke arah pria itu. Dia masih mengingat saat Ankara meniggalkannya tanpa alasan. Ankara selalu menampakkan sisi songong setiap kali Jessica bertanya mengenai alasan mereka putus. A
Ankara mengamati kepergian Paris dan Jessica. Tangannya mengepal setiap kali menyaksikan Jessica terus berada dalam rengkuhan Paris. Ponsel Ankara berdering membuat Ankara berusaha mereda emosinya. "Aku sudah di mini market yang bapak maksud. Di mana nyonya Grace? Aku tidak melihatnya di sini."Ankara melihat sekelilingnya dan di hadapannya supir itu telah menunggu. Ankara mematikan panggilan itu lalu bicara empat mata dengan orang itu."Bagaimana kau bisa baru datang sekarang?" geram Ankara.Dalam hati dia penasaran ke mana Grace pergi. Betulkah wanita itu akan melahirkan dan Ankara malah membiarkan dia sendirian? Ankara mencemaskan Grace. Dia seharusnya melakukan itu sebelumnya."Aku sudah mengusahakan datang cepat, Pak."Ankara ingin memukul supir itu namun rasanya percuma. Grace mungkin sudah pulang naik taksi. "Kalau begitu biasakan untuk datang lebih cepat lagi!"Supir itu hanya memandangi Ankara, untuk menghorm
***Ketika malam hari tiba, Ankara sudah pulang kerja. Dia melihat kalau Grace sudah ada di apartemen. Supir Ankara telah berhasil menjemput wanita itu. Kecemasan Ankara mereda. Grace tampak baik-baik saja. Ankara kembali memikirkan kebersamaan Jessica dan Paris siang tadi. Semakin dibayangkan semakin hal itu membuat frustrasi.Ankara kehilangan selera makannya. Dia bahkan tidak menyentuh makan malam buatan Grace. Padahal Grace sudah menyiapkan itu tak peduli keadaan wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Apa yang dilakukan Ankara saat ini? Dia lebih memilih menonton televisi dan tak menghiraukan perjuangan sang istri membuat makan malam spesial itu. Dia sedikit pun tak menghargai usaha Grace dalam melayaninya.Ankara sedang menonton berita mengenai harga pasar bisnis Internasional. Nyaris setiap hari nama Orlando Best Bank ada dalam daftar layar TV itu. Kenaikan saham mereka terus naik. Uang terus mengalir dalam rekening pria itu seperti air yang teru
***Jessica terus mengamati bunga mawar merah pemberian Paris. Dia mulai berpikir bagaimana caranya agar bunga itu tetap tumbuh. Jessica menaruh bunga itu ke dalam pot namun tidak yakin apakah bisa tumbuh lebih lama atau tidak."Kau harus tahu bahwa kau sangat mirip dengan bunga mawar itu," seru Paris saat menyaksikan Jessica tak bisa melepaskan perhatian dari mawar itu."Maksudmu aku berduri?" Jessica membalasnya dengan gurauan.Paris menunjukkan seringai di wajahnya lalu berkata, "maksudku kau sangat cantik. Kau juga kuat seperti mawar. Aku tidak pernah melihat orang sekuat dirimu."Semua kisah pilu Jessica di masa mudanya menunjukkan betapa dia begitu kuat menjalani kehidupan tanpa orang tua."Aku juga tidak pernah menemukan orang seromantis dirimu di dunia nyata."Pria romantis kebanyakan ada di dalam cerita novel yang selalu dibaca Jessica. Ternyata wanita itu mampu menemukan satu pria seperti itu
***Rekreasi adalah bagian paling menyenangkan dalam berpacaran. Dengan berekreasi beban pikiran seseorang akan berkurang. Pagi hari ketika memar di lengan Jessica sudah membaik, Paris mengajak wanita itu berkencan di pantai.Belakangan ini Paris bersungguh-sungguh membuat Jessica bahagia. Paris benar-benar berubah menjadi pria romantis dalam kurun waktu yang tak lama.Paris dan Jessica menikmati waktu mereka di Plumb beach yang letaknya berada di Belt Parkway. Pantai itu cukup cantik dan membuat Jessica merasa paginya menjadi lebih baik. "Aku sering datang ke pantai ini kalau aku libur sekolah dulu. Waktu remaja aku sekolah di Eropa. Apa aku pernah mengatakan itu?" tanya Paris."Kurasa aku tahu dari seseorang. Travis?"Jessica berkata ragu meskipun sebenarnya dia jelas tahu Paris dari Ankara. Jessica hanya mengenal nama Paris dan tidak menyangka Paris adalah saudara kembar mantan pacarnya.Sejak mereka pertama kali bertemu
***"Kalian memang pasangan serasi. Cantik dan tampan. Mama yakin anak kalian pasti mewarisi keindahan wajah kalian."Grace tersenyum saat mendengar ucapan Ibu mertuanya. Ankara mengajak Grace mengunjungi rumah orang tuanya. Ankara tidak bisa menolak saat Inggrid mendesak dia datang ke rumah itu. Ankara sangat menyayangi ibunya. Padahal ia masih ada keperluan kerja. Apa daya baginya ibunya adalah segalanya."Kurasa juga begitu. Bayi kami mirip sekali dengan Ankara."Grace membalas sambil menyantap makan malam di rumah mertuanya. Ada chef khusus di rumah itu dan makanan yang disajikan selayaknya makanan mahal dari restoran mewah."Ankara, kau harus merayakan pesta besar saat anak kalian lahir. Mama ingin seluruh dunia mengenal anak kalian."Inggrid menyarankan hal itu pada putra kesayangannya. Dia sangat bangga akan segera memiliki cucu dari putranya, Ankara. Dia pikir semua orang harus mengenalkan pada dunia cucu pert
***Lukisan buatan Paris sudah selesai. Paris mendekati Jessica sambil menenteng lukisan itu di tangannya. "Apa kau tidak berniat berenang?" Paris bertanya seiring Jessica berjoget. Wanita itu memutar lagu Shakira dan nalurinya sebagai penari tiang tak terhindarkan. Jessica sangat suka bergoyang."Aku sudah tidak terlalu menyukai berenang semenjak menjadi penari strip," jawab Jessica. Dia bohong karena dia pernah berenang di danau penuh buaya bersama Paris. "Benarkah?"Paris mengernyit. Dia berusaha menyentuh pinggang Jessica agar wanita itu berhenti berjoget.Dan trik itu berhasil. Jessica mematikan musik yang terputar di ponselnya kemudian memberi Paris hirauan."Aku bercanda."Jessica terkekeh pelan. Dia melingkarkan tangannya di leher Paris sehingga mereka bisa mengambil pose mesra seakan mereka akan berdansa."Apa kau sangat ingin berenang di pantai?"Ketika Jessica bertanya seperti itu, Paris m
***Jessica mendadak menjadi sangat pemberani. Sebelumnya dia menghindari Ankara. Namun sekarang dia tanpa rasa takut menemani Paris mengambil ATM milik Paris di rumah orang tuanya. "Aku tidak mau memuji rumahmu tapi aku tidak bisa menyangkal kalau rumahmu sangat mewah," bisik Jessica sebelum masuk ke dalam rumah pria itu."Ini bukan rumahku. Ini rumah orang tuaku," sela Paris.Dia menggenggam tangan Jessica masuk ke dalam rumah. Saat mereka di ruang tengah, di sana ada Ankara, Grace, dan Ibunya, Inggrid Mahendra. Dan ketika Inggrid melihat Jessica, dia bersungut-sungut."Kau membawa wanita penghibur ke dalam rumah Mama. Apa kau tidak waras?""Aku memang sudah gila, Ma."Paris menghela napas. Dia masih menggenggam tangan Jessica ketika dia berkata, "jangan menyebut Jessica wanita penghibur. Dia adalah calon menantu keluarga ini. Mama harus membiasakan itu."Paris mengutarakannya tanpa beban, membuat ibunya