Share

Tertangkap Basah

Author: Otty A
last update Last Updated: 2025-09-15 11:00:47

Frans bangkit dari kursinya. Ia berjalan pelan menuju ke arah Viola dan Steven. Saat ini, jantung Viola berdetak seperti genderang yang ditabuh. Kepalanya juga tiba tiba terasa nyeri. 

Pandangan mata Viola kabur lalu menjadi gelap. Viola memejamkan mata. Keringat keluar makin banyak. 

"BRuK!" Viola ambruk. Ia pingsan. Steven dengan panik menggendong istrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Semua orang yang ada di ruang tamu ikut panik melihat kondisi Viola yang tiba tiba saja tidak sadarkan diri.

"Ada apa dengan dia?" Frans penasaran. Ia juga cemas melihat Viola yang pingsan.

"Mungkin dia kelelahan." Emma menjawab singkat.

Emma memerintahkan asisten rumah tangganya untuk menemani Viola di kamar. 

Sementara itu, Steven mengambil minyak angin dari kotak P3K. Ia melepas sepatu hak tinggi yang dikenakan istrinya, lalu memijat kaki istrinya dengan lembut.

Asisten rumah tangga mencoba membuat Viola sadar dengan botol kecil aroma terapi yang didekatkan pada indera penciumannya.

"Apa yang terjadi dengan dia? Kenapa dia tiba tiba pingsan?" Steven bermonolog dalam hati.

Beberapa menit berlalu, Viola masih belum membuka matanya. Emma yang ikut panik, meminta asisten rumah tangga kepercayaannya untuk menghubungi dokter pribadi.

Dokter datang dengan peralatan lengkap. Ia memeriksa kondisi Viola. Bibir Viola terlihat sangat pucat. Bagian bawah matanya juga terlihat memutih.

"Saya rasa, pasien mengalami kelelahan dan juga malnutrisi." Dokter mengeluarkan beberapa macam obat dan juga vitamin.

"Malnutrisi? Maksudnya dia kurang makan makanan bergizi? Dokter sebelum anda mengatakan hal yang tidak tidak, anda perlu tahu, bahwa menantu saya bukan berasal dari keluarga tidak mampu. Iya kan Steven!?" Emma menyahut.

Steven hanya mengangguk. Dokter melirik ke arah Emma. "Malnutrisi bisa terjadi karena diet ekstrim yang dilakukan oleh pasien. Tak selalu berhubungan dengan kondisi keuangan." 

"Oh begitu rupanya." Emma kembali ke ruang tamu menemui Frans.

"Bagaimana kondisi menantumu?" Frans menyimpan rahasianya dan Viola dalam hatinya sendiri. 

"Dia baik baik saja. Dia hanya kelelahan. Maaf karena kejadian ini, pembahasan bisnis kita jadi terganggu." 

Frans mengalihkan topik pembicaraan. Ia mulai membahas mengenai kebun kelapa sawit yang rencananya akan dikelola olehnya dan Emma.

"Pasien benar benar sangat lemah. Pasien harus banyak makan makanan berprotein tinggi. Ia juga membutuhkan beragam buah buahan agar tubuhnya tidak mudah ambruk." Dokter mencatat semua yang harus dilakukan oleh Steven di atas secarik kertas.

"Baik Dok." Steven menjawab singkat.

"Jangan lupa untuk membelikannya vitamin." Dokter menulis resep yang bisa ditebus di apotek.

Setelah selesai melakukan tugasnya, dokter keluar dari ruangan Viola. 

Steven menatap Viola yang masih belum sadarkan diri. "Apa yang telah ia alami? Apa latar belakang keluarganya memang sangat miskin?" 

"Tidak Bu. Aku tidak mau." Viola mengigau. Steven lantas memegang bagian bahunya. Ia mengguncang bahu gadis itu agak kencang agar segera terbangun.

Tapi sayang, Viola masih saja belum sadarkan diri.

"Kalau begitu, kau jaga dia sebentar!" Steven meminta asisten rumah tangga untuk menemani Viola. Sementara ia sendiri akan pergi ke apotek untuk membeli beberapa vitamin.

Namun asisten rumah tangga sudah memiliki jadwal pembersihan halaman depan rumah. Akan ada tukang taman yang datang untuk menata halaman. Asisten rumah tangga dengan terpaksa harus meninggalkan Viola sendirian di dalam kamar untuk beberapa saat.

Frans meminta izin kepada Emma untuk pergi sebentar ke toilet. Pembicaraan mengenai bisnis, harus berhenti untuk beberapa saat.

Sebenarnya, Frans tak benar benar ingin pergi ke toilet. Frans ingin mengetahui dan melihat kondisi Viola secara langsung.

Frans melihat dokter yang keluar dari kamar yang ada di ujung ruang tengah. Ia yakin, bahwa kamar Viola ada di sana.

Frans berjalan di dalam rumah dengan sangat hati hati. Ia melihat ke kanan dan kiri memastikan tak ada orang yang sedang mengawasi gerakannya.

"Ceklek!" Frans membuka pintu kamar. Dan benar saja, Viola sedang terbaring lemah di atas kasur. 

"Bagus, dia sedang sendirian." Frans menyunggingkan senyum. 

Frans masuk ke dalam kamar. Duduk di tepi ranjang sambil mengamati wajah cantik Viola.

"Kenapa kau selalu lari dariku?" Frans bicara pada Viola yang masih memejamkan mata.

Frans menyentuh pipi mulus gadis itu. Mengusapnya dengan lembut dan penuh hasrat.

Anehnya, justru sentuhan Frans lah yang berhasil menyadarkan Viola. Kelopak mata Viola bergerak. Perlahan lahan ia membuka matanya.

Melihat Frans ada di depannya, Viola melongo. Ia shock tapi ia masih lemah, sehingga tak bicara sepatah kata pun.

"Jangan takut Viola. Aku tak akan menyakitimu." Frans menenangkan.

Viola menarik tubuhnya sendiri, berusaha merubah posisinya untuk duduk. Frans membantu Viola. Kedua mata saling bertemu. 

"Kau menikah dengan Steven? Kapan? Tidak mungkin yang dikatakan Emma itu benar. Kau masih perawan, di malam pertama kita." Frans mengajukan beberapa pertanyaan yang tak ingin dijawab oleh Viola.

Gadis itu hanya menunduk tak berani melihat lawan bicaranya.

"Tidak apa apa Viola. Aku menghargai privasi mu." Frans memegang tangan Viola.

"KRiet!" Emma masuk ke dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka. Ia melihat Frans dan Viola berada di dalam kamar.

Emma juga melirik ke arah tangan Frans yang masih memegang tangan menantunya.

"Frans, apa yang kau lakukan di kamar menantuku? Aku kira kau sedang pergi ke toilet!" seru Emma. Tatapan Emma terasa menguliti setiap rahasia yang sedang berusaha ditutupi oleh keduanya.

"Emma! Sejak kapan kau datang?" Frans segera berdiri.

Jantung Viola kembali berdegup kencang melihat tatapan penuh curiga dari ibu mertuanya. 

"Cobaan apa yang sedang menimpa diriku?" erang Viola dalam hati. Mata Viola berkaca kaca. Ia kembali merasa ketakutan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bilar Arimbi
elahh pke ketauan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta di Rumah Bordil   Disiksa

    "PLak!" Satu tamp4ran yang cukup keras membuat telinga Viola berdenging. Ia mengaduh kesakit4n. Tapi kini, matanya tak lagi berkaca kaca. Mentalnya sudah diremukkan berkali kali, ia tak lagi sedih mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya."Ucapakan kata maaf, lalu aku akan mengampunimu." Steven menatap tajam."Aku tidak mau! Aku tidak merasa bersalah! Selama pernikahan kita, aku menjaga kesetiaan! Aku tidak pernah tidur dengan orang lain, seperti yang telah kau lakukan!" Viola menjawab dengan lantang. Gerakan tubuhnya mengi$yaratkan penolakan akan penind4san."PLak!" Kali ini Steven men4mpar wajahnya lebih keras. Hingga Viola jatuh tersungkur ke lantai. Kedua tangannya ditarik ke belakang, kepalanya diinj4k oleh suaminya sendiri."Cepat minta maaf! Atau aku akan meremukk4n tulang tengk0rakmu!" Steven tampaknya sudah gelap mata. Karena Viola tak lagi merengek dan mengemis perhatiannya.Setetes air mata keluar dari sudut mata wanita itu. Steven yang melihatnya merasa puas. Ia melepaska

  • Cinta di Rumah Bordil   Ceraikan Aku

    Frans datang ke Rumah Bagnio bersama dengan orang penting yang dikenal sebagai seorang Gubernur, pemimpin tertinggi di bagian provinsi. "Sekarang tidak ada yang bisa menghentikan aku. Dimana Viola? Kembalikan dia padaku!" Frans bicara pada wanita penghib*r yang ada di sana."Mawar baru saja dibawa ke kantor polisi. Dan Viola serta anaknya sudah dibawa pulang oleh Steven." Salah satu wanita pengh*bur memberitahu Frans."Jadi Viola kembali ke rumah Steven?!" Mata Frans terbuka lebar."Iya, suaminya memaksa untuk membawanya pulang.""Bagaimana Frans? Apa kita masih perlu menutup rumah b0rdil ini?" Sang Gubernur akan menggunakan jabatannya untuk menutup tempat hiburan itu.Sang Gubernur merupakan sahabat dekat Frans. Keduanya saling mengenal sejak duduk di bangku SMP. Pertemanan yang mereka jalin didasari oleh rasa hormat dan pengertian.Para wanita penghib*r yang mendengar ucapan Gubernur, segera mengatupkan kedua tangan mereka. Mereka tidak mau tempat yang menjadi satu satunya tumpuan u

  • Cinta di Rumah Bordil   Istri atau Pelac*r?

    Mawar dan orang orang yang berada di sana terkejut mendengar ucapan Steven. Tak ada orang yang melerai pertengkaran tersebut. Mereka semua hanya menonton. Membiarkan Adrian dipuk*li berkali kali hingga wajahnya babak belur."Kau yang membuang istrimu demi tembikar dari desa! Dan aku hanya mengambil apa yang sudah kau buang!" sahut Adrian dengan suara terbata bata."Siapa yang membuangnya? Aku tidak membuang Viola!!" Steven berteriak penuh amarah. Ia berusaha untuk menc3kik adiknya sendiri. Kali ini, semua orang yang berada di sana melerai pertengkaran mereka."Dimana Viola? Akan aku bongkar tempat ini, jika aku tidak menemukan Viola." Steven berteriak sambil melotot memandangi satu per satu wajah yang ada di depannya."Kau tidak berhak memiliki Viola lagi! Dia sudah bebas sekarang! Dia bisa memilih dengan siapa dia akan menikah!" Adrian melud4hi wajah Kakaknya. Ia menarik tubuhnya ke samping lalu bangkit berdiri. "Dia bisa tidur dengan s

  • Cinta di Rumah Bordil   Tidur Dengan Istri Kakakku

    "BRak! BRak!" Frans mengetuk pintu dengan kencang hingga suaranya terdengar seperti orang yang sedang memukul mukul pintu dari luar."Siapa yang mengetuk pintu? Mengganggu sekali!" Adrian enggan membuka pintu. Ia terus memainkan wanita yang ada di depannya."BRak! BRak!" Sementara Frans terus saja memukul pintu dengan keras. Hal ini menarik perhatian Mawar."Om Frans? Apa yang anda lakukan di sini? Apa anda lupa jika kamar ini adalah kamar VVIP khusus untuk pelanggan yang telah membayar mahal. Mawar menegur sikap Frans. Ia tak ingin Frans mengganggu Adrian yang sedang bercumbu dengan Viola."Aku ingin Viola keluar! Dia tidak boleh melayani siapapun!" Frans menjawab dengan tegas."Viola tidak bisa pergi kemana mana! Dia harus tetap berada di sini! Dia adalah bintang di rumah b0rdil ini!" Mawar menjawab dengan mata melotot, mengisyaratkan bahwa ia tak mau berkompromi dengan Frans."Berapa uang yang dibayarkan pria itu padamu?" tany

  • Cinta di Rumah Bordil   Bercumbu Dengan Adik Ipar

    "Selamat malam untuk kalian semua! Malam ini kita kedatangan wanita paling cantik di Rumah Bagnio." Mawar mulai memperkenalkan Viola di depan umum."Berapa harganya?" Salah satu tamu langsung bertanya pada Mawar. Raut wajahnya terlihat tidak sabar."Sabar Om. Sebentar lagi kita akan mulai acaranya." Mawar tersenyum genit. Wajahnya sumringah membayangkan banyaknya uang yang bisa ia dapatkan dalam semalam."Ayo buka harganya!" teriak pria yang lain lagi. "Aku tidak bisa! Aku tidak bisa melakukan ini." Viola menggeleng sambil bicara pelan. Wajahnya memelas, ia berusaha merayu Mawar agar tidak menju4lnya pada lelaki hidung b3lang."Jika kau mundur, maka aku akan membawa anakmu pergi dari sini. Dan selamanya, kau tak akan pernah bertemu dengan anakmu lagi." Mawar menunjuk ke arah sisi kirinya. Viola melihat ke arah yang ditunjuk oleh Mawar. Ternyata ada seorang wanita yang saat ini sedang menggendong putranya."Alvaro!" uca

  • Cinta di Rumah Bordil   Menjadi P3lacur

    Meski awalnya sempat ragu, tapi akhirnya ia tetap datang ke Rumah Bagnio untuk mencari Mami Dona. Saat ia baru sampai di sana, 2 orang wanita berbisik bisik sambil melihat ke arahnya. Setelah itu, salah satu dari mereka pergi masuk ke dalam Rumah Bagnio.Tak berselang lama, Mawar datang menemuinya. "Kau pasti datang ke sini untuk mencari Dona, iya kan?" "Dimana dia?" Viola mengangguk."Viola, aku penasaran apa hubunganmu dengan Dona?" Mawar berjalan mendekat."Kami berteman baik." Viola melihat gerak gerik Mawar yang terlihat berbeda."Hmm! Itu bagus! Kalau begitu, apakah Dona juga sudah memberitahumu perihal tunggakan uang pajak rumah b0rdil ini?" Mawar mengerutkan kening."Tidak! Untuk yang satu itu aku tidak tahu." Viola menggeleng."Kau tidak tahu?" Mawar bertanya sekali lagi. Dan Viola segera menggelengkan kepala."Aneh sekali!" seru Mawar."Dimana Dona? Aku ingin bertemu dengannya." Viola menatap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status