Share

Bertemu Lagi

Author: Otty A
last update Last Updated: 2025-08-29 14:10:31

Bayangan Frans terasa makin mendekat. Viola memencet tombol yang ada di dekat pintu lift.

Jantung berdebar makin kencang seperti hampir meledak. Akhirnya pintu lift terbuka. Viola dengan langkah kaki yang cukup lebar masuk ke dalam lift. Ia memencet tombol dengan angka paling kecil.

Pintu lift segera tertutup. Sebelum pintu lift benar benar tertutup, Viola dapat melihat dengan jelas Frans sedang mengejarnya sambil meneriakkan namanya. "Viola! Kembali padaku!"

Viola merasa lega, ia akhirnya sampai di basement dan segera menelepon Steven.

"Halo Steven, kau ada dimana? Aku sudah ada di basement."

"Aku juga baru saja sampai di basement." Steven keluar dari mobil. Ia bersiul dan melambaikan tangan pada Viola.

Viola berlari ke arah Steven dan dengan buru buru masuk ke dalam mobilnya.

"Ayo kita pergi dari sini," ucap Viola.

Steven mengangguk. "Aku akan mengantarmu pulang ke rumah. Dan meminta izin pada ibumu untuk menikahimu."

"Tidak!" Viola langsung menggelengkan kepalanya. Menolak usulan Steven.

"Kenapa? Meski kita menikah karena perjanjian kontrak, ibumu tetap harus tahu."

"Aku tidak bisa. Jelas dia tak akan setuju. Tidak!" Viola terus menggeleng. Wajahnya juga terlihat kesal.

"Baiklah kalau begitu. Lalu aku harus mengantarkanmu kemana?" tanya Steven.

"Aku tidak tahu."

Mobil Steven melaju kencang menerobos kegelapan malam. Mereka pergi ke daerah pinggiran. Ia membawa Viola ke rumah milik kerabatnya yang sudah lama tak digunakan.

Rumah dengan pagar bambu bercat kuning adalah tujuan utama mereka. Mobil mewah Steven berhenti tepat di depan pagar. Steven menyerahkan kunci rumah pada Viola.

"Kapan kita akan menikah?" Viola mengajukan pertanyaan yang membuat Steven tersenyum.

"3 hari lagi. Dan kau harus mempersiapkan diri dengan baik. Aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku. Jika perkenalan kalian berlangsung lancar, aku akan memberimu bonus." Steven mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Viola.

Viola mengangguk setuju. Ia keluar dari mobil. Ia masuk ke dalam rumah. Saat melihat bagian dalam rumah yang berdebu, ia tak mengeluh. Viola malah langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang di ruang tamu. Sepanjang malam, ia tidur di atas sofa.

Cuaca yang panas tanpa angin, membuat tubuh gadis itu berkeringat. Viola terbangun karena pakaiannya basah.

"Aku sangat lapar." Viola berjalan ke dapur. Di laci meja dapur, ia menemukan mie instan.

Gadis itu segera membuat sarapan. Selesai sarapan, ia kembali membaca surat kesepakatan.

Pada poin nomor 3 tertulis, pertemuan dengan kedua orang tuaku harus berjalan lancar. Jika terdapat sedikit saja kesalahan, akan dihitung sebagai poin pinalti dan pihak kedua harus membayar denda.

Meski hanya lulusan SMA, Viola paham jika ia harus mempersiapkan dirinya sebaik mungkin.

"Steven berasal dari keluarga kaya. Pendidikan mereka pasti sarjana dan lulusan universitas terkenal di kota ini." Viola bermonolog.

Viola berencana untuk pergi ke kampus. Dan melihat lihat apa saja yang bisa ia pelajari di sana.

Sebelum pergi ke kampus, ia mandi. Lalu mengambil pakaian di lemari yang pas di badannya.

Untungnya lemari di rumah itu, penuh dengan pakaian wanita dan juga pria. Viola bebas memilih pakaian mana yang ingin ia kenakan.

****

Viola tiba di kampus. Untuk pertama kalinya, ia merasa canggung dan tidak percaya diri. Gadis itu menarik nafas dalam dalam dan mulai berjalan menyusuri area kampus.

Setelah matahari berada tepat di atas kepalanya, Viola pergi ke kantin. Ia duduk dan memesan makanan. Seorang pemuda menghampirinya. Dan mengajaknya mengobrol.

Pemuda itu menjelaskan apa saja yang ada di kampus. Ia juga mengatakan siapa nama dosen pembimbing yang membantunya menyusun skripsi. Ia mengira jika Viola adalah calon mahasiswa baru di kampus itu.

Mendapatkan semua informasi itu, Viola merasa sangat senang. Ia pun berpamitan pulang.

****

Hari ini, Steven dan Viola duduk di sebuah kantor notaris. Mereka akan melangsungkan pernikahan kontrak.

Setelah Steven dan Viola membubuhkan tanda tangan pada surat perjanjian, keduanya telah resmi menikah secara kontrak.

Steven membawa Viola pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Jadi ini wanita yang kau nikahi?" Emma, ibu dari Steven bicara dengan wajah datar menunjukkan ekspresi tidak suka.

Viola tersenyum. Ia menyodorkan tangan mengajak ibu mertuanya untuk bersalaman.

Emma hanya melengos. Ia menolak untuk bersalaman.

"Nama saya Viola Beverley. Saya senang bisa mengenal anda." Viola memperkenalkan dirinya sendiri sambil tersenyum.

Steven mempersilahkan Viola untuk duduk. Emma mulai memberikan pertanyaan pada Viola.

"Dimana kau bersekolah? Jangan katakan, jika kau hanya tamatan SMA."

Ucapan Emma membuat jantung Viola berdegup kencang. Untungnya ia sudah mempersiapkan segalanya.

"Saya bersekolah di Universitas Eindhoven."

Emma mengerutkan kening. Ia tak percaya dengan yang dikatakan oleh Viola. "Kau gadis kampungan, berani beraninya berbohong padaku."

"Tentu saja tidak. Saya tidak berani melakukan hal itu." Viola menenun kebohongannya dengan cerdas. Ia lantas menyebutkan siapa dosen yang ia kenal di sana dan juga menyebutkan nama salah satu kawannya yang masih terdaftar menjadi mahasiswa di sana.

Penjelasan lengkap yang diberikan oleh Viola, membuat Emma percaya. Terlebih ketika Viola ikut berbincang menggunakan bahasa inggris.

Emma mulai merasa kagum dengan Viola. "So when did you get married?"

"It's been a year. Sorry if we didn't tell you and you felt offended." Jawaban Viola makin menarik perhatian Emma.

Sesi perkenalan berlangsung dengan sangat lancar. Steven merasa senang karena ternyata gadis yang dipilihnya menjadi istri sewaan tak hanya cantik, tapi juga sangat pintar.

Untuk menunjukkan rasa hormat kepada Viola, Emma mengajaknya makan siang.

"Makanan apa yang kau suka Viola? Dan apakah kau bisa memasak?" Emma ingin mengenal Viola lebih jauh.

Viona terdiam sejenak. Ia berpikir keras, masakan apa yang layak untuk disebutkan di dalam rumah mewah itu.

"Lasagna. Tapi di pagi hari, saya juga suka makan bubur ayam sederhana. Saya biasa memasaknya sendiri."

Jawaban Viola membuat Emma mengangguk pelan. Emma lantas meminta pelayan untuk menyiapkan lasagna sebagai menu utama makan siang.

Mereka makan bersama sambil terus mengobrol. Semakin sering Viola menjawab pertanyaan, membuat Emma semakin tertarik.

"Drrtt!" Dering ponsel milik Emma harus menghentikan percakapan mereka selama beberapa menit.

Emma pergi ke ruang tengah untuk menjawab panggilan telepon. Setelah selesai bicara, Emma kembali ke ruang makan.

"Kalian jangan pulang cepat, Mama ingin mengenalkan kalian pada seseorang."

"Siapa Ma?" sahut Steven.

"Teman bisnis Mama. Dia akan datang sebentar lagi."

Viola dan Steven berpindah tempat ke halaman belakang untuk mengobrol. Viola melihat ke arah awan.

"Apa yang kau lihat?" tanya Steven.

"Awan, betapa bebasnya jadi awan awan itu. Tanpa tekanan bebas melayang di udara," sahut Viola.

"Maaf jika saya mengganggu, Nyonya meminta saya untuk memberitahu jika tamu yang ditunggu sudah datang. Nyonya meminta kalian berdua ke ruang tamu, sekarang." Suara seorang asisten rumah tangga, membuat lamunan Viola buyar.

Viola dan Steven berjalan bersama menuju ke ruang tamu.

"Ini dia Steven dan Viola. Putra dan menantuku." Emma segera mengenalkan dua sejoli yang berdiri di sampingnya.

Ternyata teman bisnis Emma adalah Frans Chandra, orang yang telah membeli keperaw@nan Viola.

Mata Viola dan Frans saling bertemu. Keduanya tak berkedip. Viola berkeringat dingin. Kedua lututnya terasa gemetar. Jantung berdebar tak karuan.

"Om Frans," ucap Viola dalam hati. Gadis itu beringsut mundur. Nyalinya mendadak ciut. Ia yang sejak tadi bicara dengan percaya diri, kini bungkam tanpa suara.

"Apa yang harus aku lakukan?" Viola bicara pada dirinya sendiri. Seluruh tubuhnya menggigil dalam kecemasan ekstrem.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bilar Arimbi
cowo baek biasany g baek
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta di Rumah Bordil   Disiksa

    "PLak!" Satu tamp4ran yang cukup keras membuat telinga Viola berdenging. Ia mengaduh kesakit4n. Tapi kini, matanya tak lagi berkaca kaca. Mentalnya sudah diremukkan berkali kali, ia tak lagi sedih mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya."Ucapakan kata maaf, lalu aku akan mengampunimu." Steven menatap tajam."Aku tidak mau! Aku tidak merasa bersalah! Selama pernikahan kita, aku menjaga kesetiaan! Aku tidak pernah tidur dengan orang lain, seperti yang telah kau lakukan!" Viola menjawab dengan lantang. Gerakan tubuhnya mengi$yaratkan penolakan akan penind4san."PLak!" Kali ini Steven men4mpar wajahnya lebih keras. Hingga Viola jatuh tersungkur ke lantai. Kedua tangannya ditarik ke belakang, kepalanya diinj4k oleh suaminya sendiri."Cepat minta maaf! Atau aku akan meremukk4n tulang tengk0rakmu!" Steven tampaknya sudah gelap mata. Karena Viola tak lagi merengek dan mengemis perhatiannya.Setetes air mata keluar dari sudut mata wanita itu. Steven yang melihatnya merasa puas. Ia melepaska

  • Cinta di Rumah Bordil   Ceraikan Aku

    Frans datang ke Rumah Bagnio bersama dengan orang penting yang dikenal sebagai seorang Gubernur, pemimpin tertinggi di bagian provinsi. "Sekarang tidak ada yang bisa menghentikan aku. Dimana Viola? Kembalikan dia padaku!" Frans bicara pada wanita penghib*r yang ada di sana."Mawar baru saja dibawa ke kantor polisi. Dan Viola serta anaknya sudah dibawa pulang oleh Steven." Salah satu wanita pengh*bur memberitahu Frans."Jadi Viola kembali ke rumah Steven?!" Mata Frans terbuka lebar."Iya, suaminya memaksa untuk membawanya pulang.""Bagaimana Frans? Apa kita masih perlu menutup rumah b0rdil ini?" Sang Gubernur akan menggunakan jabatannya untuk menutup tempat hiburan itu.Sang Gubernur merupakan sahabat dekat Frans. Keduanya saling mengenal sejak duduk di bangku SMP. Pertemanan yang mereka jalin didasari oleh rasa hormat dan pengertian.Para wanita penghib*r yang mendengar ucapan Gubernur, segera mengatupkan kedua tangan mereka. Mereka tidak mau tempat yang menjadi satu satunya tumpuan u

  • Cinta di Rumah Bordil   Istri atau Pelac*r?

    Mawar dan orang orang yang berada di sana terkejut mendengar ucapan Steven. Tak ada orang yang melerai pertengkaran tersebut. Mereka semua hanya menonton. Membiarkan Adrian dipuk*li berkali kali hingga wajahnya babak belur."Kau yang membuang istrimu demi tembikar dari desa! Dan aku hanya mengambil apa yang sudah kau buang!" sahut Adrian dengan suara terbata bata."Siapa yang membuangnya? Aku tidak membuang Viola!!" Steven berteriak penuh amarah. Ia berusaha untuk menc3kik adiknya sendiri. Kali ini, semua orang yang berada di sana melerai pertengkaran mereka."Dimana Viola? Akan aku bongkar tempat ini, jika aku tidak menemukan Viola." Steven berteriak sambil melotot memandangi satu per satu wajah yang ada di depannya."Kau tidak berhak memiliki Viola lagi! Dia sudah bebas sekarang! Dia bisa memilih dengan siapa dia akan menikah!" Adrian melud4hi wajah Kakaknya. Ia menarik tubuhnya ke samping lalu bangkit berdiri. "Dia bisa tidur dengan s

  • Cinta di Rumah Bordil   Tidur Dengan Istri Kakakku

    "BRak! BRak!" Frans mengetuk pintu dengan kencang hingga suaranya terdengar seperti orang yang sedang memukul mukul pintu dari luar."Siapa yang mengetuk pintu? Mengganggu sekali!" Adrian enggan membuka pintu. Ia terus memainkan wanita yang ada di depannya."BRak! BRak!" Sementara Frans terus saja memukul pintu dengan keras. Hal ini menarik perhatian Mawar."Om Frans? Apa yang anda lakukan di sini? Apa anda lupa jika kamar ini adalah kamar VVIP khusus untuk pelanggan yang telah membayar mahal. Mawar menegur sikap Frans. Ia tak ingin Frans mengganggu Adrian yang sedang bercumbu dengan Viola."Aku ingin Viola keluar! Dia tidak boleh melayani siapapun!" Frans menjawab dengan tegas."Viola tidak bisa pergi kemana mana! Dia harus tetap berada di sini! Dia adalah bintang di rumah b0rdil ini!" Mawar menjawab dengan mata melotot, mengisyaratkan bahwa ia tak mau berkompromi dengan Frans."Berapa uang yang dibayarkan pria itu padamu?" tany

  • Cinta di Rumah Bordil   Bercumbu Dengan Adik Ipar

    "Selamat malam untuk kalian semua! Malam ini kita kedatangan wanita paling cantik di Rumah Bagnio." Mawar mulai memperkenalkan Viola di depan umum."Berapa harganya?" Salah satu tamu langsung bertanya pada Mawar. Raut wajahnya terlihat tidak sabar."Sabar Om. Sebentar lagi kita akan mulai acaranya." Mawar tersenyum genit. Wajahnya sumringah membayangkan banyaknya uang yang bisa ia dapatkan dalam semalam."Ayo buka harganya!" teriak pria yang lain lagi. "Aku tidak bisa! Aku tidak bisa melakukan ini." Viola menggeleng sambil bicara pelan. Wajahnya memelas, ia berusaha merayu Mawar agar tidak menju4lnya pada lelaki hidung b3lang."Jika kau mundur, maka aku akan membawa anakmu pergi dari sini. Dan selamanya, kau tak akan pernah bertemu dengan anakmu lagi." Mawar menunjuk ke arah sisi kirinya. Viola melihat ke arah yang ditunjuk oleh Mawar. Ternyata ada seorang wanita yang saat ini sedang menggendong putranya."Alvaro!" uca

  • Cinta di Rumah Bordil   Menjadi P3lacur

    Meski awalnya sempat ragu, tapi akhirnya ia tetap datang ke Rumah Bagnio untuk mencari Mami Dona. Saat ia baru sampai di sana, 2 orang wanita berbisik bisik sambil melihat ke arahnya. Setelah itu, salah satu dari mereka pergi masuk ke dalam Rumah Bagnio.Tak berselang lama, Mawar datang menemuinya. "Kau pasti datang ke sini untuk mencari Dona, iya kan?" "Dimana dia?" Viola mengangguk."Viola, aku penasaran apa hubunganmu dengan Dona?" Mawar berjalan mendekat."Kami berteman baik." Viola melihat gerak gerik Mawar yang terlihat berbeda."Hmm! Itu bagus! Kalau begitu, apakah Dona juga sudah memberitahumu perihal tunggakan uang pajak rumah b0rdil ini?" Mawar mengerutkan kening."Tidak! Untuk yang satu itu aku tidak tahu." Viola menggeleng."Kau tidak tahu?" Mawar bertanya sekali lagi. Dan Viola segera menggelengkan kepala."Aneh sekali!" seru Mawar."Dimana Dona? Aku ingin bertemu dengannya." Viola menatap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status