Share

Tetap gelisah

“Tetap saja, kalau suatu hari nanti malah tahu secara mendadak dan secara tidak sengaja, aku tidak bisa yakin kamu akan menerimanya,” ucap dari Yuna yang mengatakan ketidakyakinannya.

Elmi diam saja selama beberapa saat. Ia tidak bodoh dan juga sudah mempertimbangkan sampai ke sana. Dirinya tidak mungkin bisa membiarkan begitu saja apa yang ia dapatkan kali ini. Tapi, di satu sisi, ia tidak mau Alina tahu secara mendadak.

Akhirnya mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Selama itu juga, apa yang menjadi masalah Elmi ini tidak dibahas sama sekali. Ada dua anak kecil yang tidak sepantasnya tahu mengenai hal tersebut, dan itu lah yang membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.

Alina terus bermain dengan Cahaya, sementara Elmi terus merasa cemas dan tidak nyaman sama sekali dengan apa yang telah dia rasakan. Bingung…, sungguh, dia merasa sangat bingung dan tidak dapat berpikir dengan jernih tentunya.

Hingga mereka selesai makan, dan anak-anak yang berada di sana kembali ke playground yang disediakan. Yuna yang melihat betapa gelisah dirinya pada saat itu, segera memegang kakinya dan mencoba menenangkan dirinya yang merasa benar-benar gelisah setengah mati.

“Hei, aku tahu kamu sekarang merasa benar-benar gelisah. Seperti yang sudah pastinya kamu siapkan, kamu hanya perlu membuat dirimu sendiri lebih yakin dan juga bisa menerima risikonya,” ujar dari Yuna.

“Yah, meski kamu berkata begitu, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Gerard, Yuna,” timpal dari Bryan yang ada di sebelahnya.

Elmi tak bisa membuka banyak mulutnya, rasanya sungguh berat dan juga terasa sakit sekali hanya dengan memikirkannya. Alina, putri kecil yang ia perjuangkan kebahagiaannya dan juga ia perjuangkan supaya bisa hidup dengan layak, malah harus seperti ini.

Dia masih terlalu kecil untuk mengetahui hal seberat ini. Tapi, dia juga akan bersekolah setelah ini, pastinya akan ada pikiran kenapa hanya dia yang tidak memiliki papa.

Andrew yang jelas saja memperhatikan bagaimana dirinya yang merasa amat gelisah dan juga merasa sangat tidak bisa tenang akan apa yang tengah dihadapi tersebut, membuka suara untuk memberitahukan apa yang menjadi pendapatnya tentunya.

“Elmi. Aku tahu mungkin bagimu ini sedikit berat dan mungkin kamu akan jadi tersiksa dengan apa yang mendadak terjadi. Tapi, dari awal kamu memutuskan untuk bercerai dengannya, adalah pilihanmu yang tentunya juga memiliki risiko,” ujar Andrew.

Elmi menahan emosinya yang terasa sangat sesak dan membuat dirinya merasa sedih sampai dirinya sendiri mau menangis dan tidak bisa berkata banyak lagi. Meski ia tahu bahwa ini adalah salah satu risikonya, tetap saja, rasanya ia pun tak bisa sembarangan menerimanya.

“Yah…, aku…, aku tahu,” ucapnya dengan lemah.

Suasana jadi dingin setelah Elmi berkata demikian kepada mereka yang ada di sana. Benar-benar menyedihkan sekali. Astaga.

Mereka selesai makan, dan akhirnya mereka pergi dari sana. Bryan dan Yuna mengantarkan Elmi sampai ke tempat tinggalnya. Karena ada anak kecil yang tengah mereka ajak, makanya mereka jadi seperti sedikit sensitif dan juga sedikit mencoba merahasiakan apa yang mereka rasakan untuk saat ini.

“Saat sekolah sudah mulai, apa kamu tak masalah kalau Alina dijemput oleh aku? Jadi kamu bisa di rumah saja,” ucap dari Yuna.

“Tapi-“

“Tenang saja, aku tahu belakangan ini pekerjaanmu cukup banyak, kamu juga bisa menitipkannya padaku saat kamu sibukk. Kamu tahu kan Elmi, sekarang, kalau ada meeting, kamu tidak bisa datang hanya dengan layar saja,” Yuna menawarkan diri dan memberitahukan kewajibannya.

Tak bisa disangkal. Benar, Elmi tahu benar, bahwa seperti apa yang sudah disepakati, bahwa sekarang, dia tidak bisa hanya datang ke rapat dengan layar saja. Dia harus datang dengan seluruh anggota tubuhnya yang tentunya masih sangat dan amat lengkap sekali.

Mereka akhirnya berpisah di sana. Alina begitu senang mengucap sampai bertemu kepada mereka yang sudah berlalu. Mungkin hanya Elmi saja yang terlalu banyak khawatir dan juga terlalu berpikiran buruk kepada anaknya tersebut.

“Elmi,” panggil Andrew yang juga turun di tempat yang sama.

Elmi berbalik badan, melihat ke arah Andrew. Saat dirinya sedang memegang tangan sang anak dengan sangat erat tentunya.

“Ya?” jawabnya sambil bertanya.

Andrew tampak hendak menyiapkan apa yang hendak ia katakan kepada diri Elmi ini. Sambil tetap tersenyum, Elmi menunggu apa yang hendak diberitahukan olehnya tersebut.

“Kalau kamu merasa perlu bantuan dan juga orang di sisimu, aku akan menjadi orang pertama di sana, boleh, kan?” ucapnya.

Saat mendengarnya, mendadak saja wajah dari Elmi memerah dan langsung membuang wajah. Mendadak saja panas yang ia rasakan.

‘Apa sih?!’

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status