Share

Bab 7

"Selamat pagi, Nona Yvonne. Aku asisten Pak Shawn. Pak Shawn ingin kamu menemuinya, tolong ikut denganku," ujar Xavier.

Begitu melihat Xavier, Yvonne sontak tertegun. Kemudian, dia buru-buru menunduk untuk menutupi reaksinya yang jelas-jelas terlihat mengenali Xavier.

Ketika Neil menyuruhnya mengobati seorang pasien, pria ini yang membukakan pintu untuknya. Jadi, pria ini asistennya Shawn? Itu artinya, orang yang terluka adalah Shawn?

"Nona Yvonne, silakan." Xavier menekan ucapannya saat melihat Yvonne yang hanya terdiam.

Yvonne berusaha menenangkan dirinya, lalu menyahut, "Aku masih harus pergi bekerja."

Jelas, Yvonne menolak karena tidak ingin bertemu dengan Shawn. Mendengar penolakan ini, Xavier membalas, "Nona Yvonne, pikirkanlah baik-baik. Kalau Pak Shawn marah, kamu bukan hanya akan kehilangan pekerjaan, tapi kariermu sebagai seorang dokter mungkin akan hancur."

Ini adalah ancaman terang-terangan. Yvonne mengepalkan tangannya dengan erat. Ayahnya hanya membayar biaya operasi ibunya, tetapi biaya perawatan ditanggung sendiri olehnya. Yvonne tidak boleh kehilangan pekerjaan, juga tidak boleh menghancurkan kariernya sendiri. Jadi, dia terpaksa menyetujui permintaan ini.

"Tunggu sebentar, aku harus menghubungi rumah sakit untuk meminta cuti," ujar Yvonne. Kemudian, dia naik ke lantai atas untuk menelepon dan memasukkan pisau bedah ke tasnya sebagai perlindungan diri. Selesai berkemas, dia baru turun ke lantai bawah.

Segera, mereka tiba di sebuah tempat hiburan. Yvonne tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat seperti ini. Terlihat pria dan wanita yang saling menggoda, juga ada beberapa wanita yang berdiri di sudut dinding sambil bergosip.

"Dengar-dengar, pria yang membahas bisnis dengan Shawn di ruang privat VIP lantai atas, sangatlah mesum. Dia juga senang menyiksa wanita saat bercinta."

"Jangan-jangan, dia pria yang hampir membunuh gadis yang bercinta dengannya waktu itu?"

"Benar, dia orangnya."

"Tsk tsk, entah siapa yang akan bernasib sial kali ini. Pokoknya, jangan sampai dia memilih kita. Aku dengar, meskipun gadis waktu itu selamat, dia nggak bisa melahirkan lagi. Entah metode apa yang dia gunakan saat menyiksa gadis itu."

Yvonne bergidik ngeri mendengarnya. Terutama saat mendengar nama Shawn, dia langsung merasa panik hingga telapak tangannya basah.

Dalam sekejap, lift berhenti di lantai paling atas. Ketika melihat raut wajah Yvonne yang pucat pasi, Xavier berbaik hati untuk memperingatkan, "Kamu sendiri juga tahu kenapa Pak Shawn menikahimu. Asalkan menandatangani surat perceraian itu, kamu bisa terbebas dari pertemuan hari ini."

Keluarga Jamison berutang budi pada Keluarga Staford sehingga merasa tidak enak hati untuk menolak permintaan Keluarga Staford. Namun, semua ini akan berakhir jika Yvonne setuju untuk bercerai.

Yvonne menatap Xavier dengan tubuh yang agak gemetaran. Jika bisa menolak sejak awal, pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. Shawn juga tidak akan punya kesempatan untuk memaksanya seperti ini. Pada akhirnya, Yvonne menarik napas dalam-dalam dan melangkah ke luar lift.

Xavier mengernyit melihatnya. Dia membawa Yvonne masuk ke ruang privat VIP tanpa menasihatinya lagi. Di bawah cahaya lampu yang remang-remang, terlihat Shawn dan seorang pria yang duduk di sofa.

Begitu masuk, penampilan Yvonne langsung menyita perhatian pria yang duduk di samping Shawn. Dia mengamati tubuh Yvonne dengan lancang, lalu memberi penilaian, "Lumayan juga. Kulitnya putih dan pinggangnya ramping. Kalau dipeluk, rasanya pasti sangat lembut. Kemarilah, duduk di sampingku."

Pria itu pun melambaikan tangannya kepada Yvonne. Mendengar ini, Yvonne menoleh menatap Shawn. Shawn bersandar pada sofa sambil menyilangkan kakinya dengan elegan. Lantaran gelap, Yvonne tidak bisa melihat wajah dan ekspresinya.

Kemudian, pria itu bangkit untuk menghampiri Yvonne. Dia meletakkan tangannya di atas bahu Yvonne, lalu bertanya kepada Shawn seraya tersenyum, "Dari mana kamu menemukan gadis ini? Dia jauh lebih cantik daripada gadis-gadis yang selalu berdandan tebal. Gadis bening seperti ini benar-benar sesuai dengan seleraku."

Shawn tidak berbicara, juga tidak melarang. Apakah ini artinya dia menyetujui tindakan pria ini? Yvonne merasa sangat putus asa. Dia mengepalkan tangannya dengan erat sambil meremas tasnya.

"Kamu bisa minum bir nggak?" tanya pria bernama Harvey itu sembari merangkul pinggang Yvonne.

Yvonne merasa sangat jijik dengannya. Dia pun menggeser tubuhnya sambil menjawab, "Nggak bisa."

"Bukan masalah, aku akan mengajarimu," balas Harvey seraya menuangkan segelas bir hingga penuh. Kemudian, dia menyodorkannya ke samping mulut Yvonne.

Yvonne memiringkan kepalanya untuk menghindar, tetapi Harvey malah bersikeras memeluknya. Dia pun meronta-ronta dan berkata, "Lepaskan aku ...."

"Sudah kewajibanmu untuk menemaniku bertemu tamu," ucap Shawn tiba-tiba. Dia mencondongkan tubuhnya dengan perlahan sehingga wajahnya menjadi terlihat jelas. Kemudian, dia mendongak dan menambahkan dengan tidak acuh, "Kalau tidak sanggup melakukannya, aku akan mengusirmu dari vilaku."

Awalnya, Yvonne mengira Shawn hanya akan mengabaikannya karena tidak suka padanya. Dia sungguh tidak menduga bahwa Shawn akan menggunakan cara murahan seperti ini.

"Aku akan meminumnya," ujar Yvonne sambil mendorong Harvey. Setelah mengambil gelas tersebut, dia langsung menenggaknya hingga habis. Ini pertama kalinya dia meminum bir. Tenggorokannya terasa sangat panas karena meminum begitu banyak.

Ketika melihat penampilan Yvonne yang begitu menggoda, Harvey pun bertanya dengan tidak sabar, "Pak Shawn, aku sudah boleh membawanya pergi belum?"

Yvonne sontak tercengang mendengarnya. Dia tanpa sadar ingin kabur, tetapi tatapannya kebetulan bertemu dengan mata Shawn yang suram. Dalam sekejap, Yvonne hanya bisa terdiam. Ternyata, Shawn ingin mempermalukannya. Shawn segera mengalihkan pandangannya, lalu menjawab, "Silakan."

Harvey langsung tersenyum lebar. Dia segera memeluk Yvonne, tetapi Yvonne tidak menolak lagi dan mengikutinya keluar dari ruang privat.

Xavier menghampiri dan berbisik, "Nona Yvonne mungkin akan dinodai kalau pergi bersama Harvey. Dia ...."

Xavier tahu bahwa majikannya ini ingin Yvonne berinisiatif mundur dari pernikahan. Namun, bukan berarti Yvonne harus kehilangan keperawanannya karena hal ini, 'kan?

Shawn menuangkan segelas bir untuk dirinya sendiri. Setelah meneguknya hingga habis, dia bertanya dengan murung, "Kamu kira dia masih perawan?"

Xavier tercengang hingga membelalakkan matanya. Keluarga Staford bukan hanya tamak, tetapi juga memberikan wanita yang sudah tidak perawan kepada majikannya? Tiba-tiba, Xavier merasa sangat kesal. Sia-sia dia merasa kasihan pada Yvonne tadi. Wanita ini sama sekali tidak pantas dikasihani!

"Dia jelas-jelas tahu kita sengaja mempersulitnya, tapi masih nggak mengungkit tentang perceraian. Sepertinya, dia nggak akan menyerah secepat itu," ujar Xavier. Apakah wanita ini ingin terus tinggal di vila Keluarga Jamison?

"Pak Shawn ...," panggil Xavier lagi.

"Sudahlah, kita pergi," sela Shawn dengan tenang. Jelas, dia tidak ingin mendengar apa pun tentang Yvonne lagi.

Xavier yang mengerti pun tidak berbicara lagi. Dia berjalan ke depan untuk membukakan pintu ruang privat.

Setelah duduk di dalam mobil, sebuah sosok seketika melintas di benak Shawn. Dia terus teringat pada Yvonne yang mengikuti Harvey dengan sukarela. Wanita ini jelas-jelas tahu akan terjadi sesuatu, tetapi masih bersedia mengikuti Harvey? Yvonne ini benar-benar ....

"Putar arah," perintah Shawn tiba-tiba.

Xavier awalnya tertegun sesaat. Namun, dia segera mengerti maksud majikannya sehingga buru-buru mengemudikan mobil ke kelab sebelumnya.

Setibanya di sana, mereka malah tidak menemukan Yvonne. Orang-orang pun mengatakan bahwa dia sudah dibawa pergi.

Wajah Shawn menjadi sangat murung. Dia memerintahkan Xavier untuk kembali ke vila. Akan tetapi, Yvonne juga tidak berada di vila. Wanita ini jelas-jelas belum pulang.

"Cari dia," perintah Shawn. Tiba-tiba, pintu vila terbuka dan terdengar suara Yvonne, "Bibi Leah ...."

Toleransi alkohol Yvonne sangat rendah sehingga dia langsung mabuk. Jika bukan karena profesinya yang menuntutnya untuk selalu tenang dan mengendalikan diri, dia mungkin sudah tidak bisa pulang. Namun, Yvonne melihat Leah hanya berdiri diam di tempatnya tanpa berani melangkah maju.

"Bibi ...." Tepat ketika Yvonne hendak memanggil lagi, dia baru menyadari bahwa ada pria yang berdiri di ruang tamu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status