Share

Bab 7. Jagalah Hatinya

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2023-01-17 19:29:33

Nadira terjaga mendengar tangisan Nafa dari box bayinya. Namun sesuatu yang melingkar diperutnya membuatnya sulit untuk bangkit. Jantung Nadira bedetak cepat saat menyadari sebuah tangan kokoh memeluknya dari belakang. Hembusan napas hangat di belakang lehernya meciptakan desiran hebat di dadanya.

"Sejak kapan Uda Farhan tidur di sebelahku?" pikirnya dalam hati.

Semalam, setelah mereka berpelukan cukup lama, Farhan masuk ke ruang kerjanya lewat pintu tembus dari kamar mereka, dan tidak kembali hingga Nadira tertidur pulas. Dia mengira , seperti biasanya, Farhan akan tidur di sofa panjang di ruang kerjanya itu sampai pagi.

Namun entah kapan suaminya itu kembali dan tertidur di sampingnya.

Perlahan Nadira mengangkat tangan kekar yang masih melingkar di perutnya. Namun Tangan itu begitu erat. Tangisan Nafa mulai terdengar kencang.

"Uda, maaf! Nafa nangis." Nadira menepuk pelan lengan suaminya.

Sontak Farhan terjaga dan melepaskan tangannya. Nadira pun bangkit lalu menghampiri Nafa dan meraih bayi cantik itu.

Kali ini Nadira menyusui baby Nafa di atas sofa, karena suaminya kembali terlelap di ranjangnya.

Wanita itu sesekali melirik pada Farhan. Dirinya merasakan adanya perubahan sikap Farhan sejak dia melahirkan.

Dulu, Farhan tidak pernah tidur hingga terlelap di sampingnya  Setiap hari Farhan selalu tidur di sofa besar di ruang kerja. Dia sengaja membuat pintu tembus, agar tidak ada yang mengetahui tentang keadaan rumah tangga mereka yang sebenarnya.

Sesekali Farhan meminta hak kebutuhan biologisnya walau tanpa rayuan ataupun kata-kata mesra layaknya pasangan suami istri. Lalu setelah selesai, dia akan kembali ke ruang kerjanya, meninggalkan Nadira sendirian.

Tak jarang Nadira mendengar obrolan mesra suaminya dengan sang kekasih hingga malam hari. Karena dinding ruang kerja Farhan menyatu dengan dinding kamarnya.

Memang awalnya  semua terasa menyakitkan. Perlahan Nadira berusaha berdamai dengan hatinya. Mencoba untuk ikhlas menjalani rumah tangga yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya  

Dia terpaksa menyetujui perjanjian itu. Sepakat bercerai setelah Nadira melahirkan. Karena dia tak punya pilihan lain. Andai saja waktu bisa berputar kembali ke masa lampau. Ingin rasanya menolak perjodohan itu. Ingin rasanya menolak permintaan Ibu dan Mamak. Namun Nadira adalah anak yang sangat tahu balas budi. Dia tak ingin mengecewakan Mamak yang telah menyekolahkannya sejak dia SMA.

"Turuti saja  permintaan mamakmu, Dira. Kita banyak hutang budi pada beliau. Kalau tidak ada Mamak Sutan Sati, mana bisa kamu melanjutkan sekolah." 

Walaupun Nadira membiayai kuliahnya sendiri, tapi dia sadar, kalau bukan karena Mamaknya, mungkin dia tak sekolah sejak lulus SMP. Mamaknya pula yang memberinya ongkos untuk merantau ke Jakarta.

Sikap Farhan  beberapa hari ini sungguh berbeda dari biasanya. Farhan menjadi lebih betah di rumah. Sejak pulang dari rumah sakit, Nadira belum pernah mendengar lagi percakapan Farhan dengan kekasihnya lewat ponselnya. Sikap dan cara bicara Farhan juga berbeda. Tidak datar dan dingin seperti biasanya.

Apa semua perubahan ini karena hadirnya  Nafa? Atau karena saat ini ada Ibu di tengah-tengah kita?

Adzan subuh telah berkumandang. Nafa kembali tertudur. Seperti biasa, Nadira menyiapkan pakaian farhan. Namun dia tak berani membangunkan suaminya itu. Setelah membersihkan diri, Nadira memilih keluar kamar dan memeriksa pekerjaan para pelayan di dapur.

Setelah semuanya sudah selesai, Nadira menyiapkan sarapan untuk suaminya di meja makan.

Farhan baru saja selesai manunaikan salat subuh saat Nadira kembali masuk ke kamarnya. Nadira mengulum senyum melihat Farhan salat tepat di samping box bayi Nafa, bukan di ruang kerja seperti biasanya.

"Sarapan sudah siap, Uda."

Farhan mengangguk.

"Mamak berangkat dengan pesawat pagi. Setelah ini Aku akan ke bandara menjemput beliau. Suruhlah para pelayan memasak lebih banyak dan enak. Biar Mamak menginap di sini saja selama di Jakarta."

Sungguh Nadira tak percaya dengan apa yang  Farhan katakan. Kenapa kini suaminya itu sangat peduli dengan keluarganya.

"Iya, Uda. Terima kasih."

Nadira mengikuti Farhan ke ruang makan seraya mendorong stroller Baby Nafa. Seorang Baby sitter mengambil alih Baby Nafa dan membawanya ke taman belakang. Seperti biasa, Nadira menemani dan melayani suaminya sarapan.

Tiba-tiba ponsel Farhan berdering. Suami Nadira itu melirik sekilas pada layar, sebuah nama dan foto terpampang membuatnya enggan untuk menerima panggilan yang baru saja masuk. Farhan meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

Diam-diam Nadira memperhatikan sikap Farhan  yang tidak seperti biasanya. Dia menduga itu adalah panggilan telphon dari kekasih Farhan. Nadira hapal betul dengan tampilan fotonya. Walau tak begitu jelas, namun Nadira mengenali foto itu, karena sebelumnya tak jarang Farhan menerima panggilan telphon dari kekasihnya itu, di dekat Nadira.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Farhan bangkit dari kursi, kemudian menghampiri Bu Ani yang sedang menonton televisi.

"Bu, Aku ke Bandara dulu jemput Mamak. Ibu mau ikut?" tanyanya .

"Indak usah, Nak. Ibu mau bantu-bantu masak sajalah di dapur."

"Jangan terlalu lelah, Bu. Biar pelayan yang mengerjakannya! Saya pamit, Bu!" Farhan mencium tangan Bu Ani sebelum beranjak menuju mobilnya.

Nadira melihat jelas tatapan bangga Bu Ani pada menantunya. Dia menghela napas kasar. Bagaimana jika suatu saat Ibunya tahu apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangganya

.

Nadira melepas kepergian Farhan menuju bandara. Kemudian kembali disibukkan dengan Baby Nafa hingga sore hari. Nadira memang ingin mengurus sendiri putrinya sebelum dia aktif kembali di perusahaan, setelah bercerai nanti dengan Farhan.

.

.

.

Mamak Sutan Sati berdecak kagum melihat besarnya rumah Farhan. Pria paruh baya itu berkeliling mengitari rumah Farhan dan memuji setiap kemewahan yang berada di setiap sudutnya.

Tak henti-hentinya Mamak Sutan Sati memuji-muji menantu kebanggaannya itu. Jika di kampung, dialah yang paling dipuji oleh orang-orang karena telah berhasil menikahkan keponakannya dengan orang terkaya dan terpandang dikampungnya.

"Mamak sangat bangga padamu, Farhan. Hampir semua orang menginginkan punya menantu seperti kamu ini. Sudah sukses,  taat agama, santun dan tidak sombong."  Mamak Sutan Sati menepuk-nepuk punggung menantunya yang bertubuh dua kali lipat lebih besar darinya.

Farhan hanya tersenyum mendengar ucapan Mamak Sutan Sati. Saat ini mereka berdua sedang bersantai melepas penat di salah satu saung taman belakang,  setelah perjalanan jauh dari bandara.

Nadira dan  Bu Ani datang menghampiri mereka,  membawa satu nampan berisi makanan dan minuman..

"Silakan di cicipi, Mak, Uda!" Nadira menghidangkan isi nampan itu di depan dua pria berbeda usia yang sedang serius berbicara.

"Farhan, Nadira ini adalah keponakan yang Aku besarkan sejak umur enam belas tahun.. Karena sejak Ayahnya meninggal, dia adalah tanggung jawabku. Sejak menikah denganmu, Dia menjadi tanggung jawabmu dunia dan akhirat. Tolong jaga dia! Bukan hanya fisiknya, tapi jagalah juga hatinya. Jika sampai dia terluka karena kamu, Aku tidak akan pernah memaafkanmu." Mamak Sutan Sati berkata tegas seraya menatap dalam pada Farhan.

Suami Nadira itu sontak terdiam menahan sesak. Selama ini dia memang tak pernah melukai Nadira secara fisik. Namun dia tahu betul bahwa dirinya telah menciptakan luka yang dalam di hati istrinya.

Kini sepasang suami istri itu saling menatap lekat. Ada penyesalan tersirat dari mata tegas milik Farhan. Sementara Nadira kembali merasakan gemuruh di dadanya. Mengingat semua yang telah dia alami selama menjadi istri Farhan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 112. Kejutan

    "Aku ingin kita menikah." Erika yang sedang duduk santai di sofa terkejut saat Boyka tiba-tiba datang menghampirinya. Ia menatap pria itu dengan mata membesar."A-apa?"Boyka duduk di hadapan Erika dengan raut wajah tenang. Menghela napas panjang. Memandang wajah Erika sesaat, lalu kembali bicara."Aku ingin kita menikah setelah anak kita lahir." Ia mencondongkan tubuhnya, lalu menyentuh wajah Erika dengan lembut. Rasa hangat mengalir pada keduanya saat mereka bersentuhan.Erika berdebar, ia menggigit bibirnya, pikirannya masih penuh dengan keraguan. " Tapi, aku nggak yakin ...""Kenapa?" Boyka menatapnya serius. Ia meraih jemari Erika dan menggenggamnya erat. "Aku sudah membuktikan bahwa aku selalu ada di sini untukmu. Aku sudah menyelamatkanmu dari penjara. Aku sudah berjanji akan menjagamu dan anak kita." Perlahan satu tangan kekar Boyka mengelus perut Erika.Erika menunduk. Dalam beberapa minggu terakhir, ia melihat sisi lain dari Boyka. Pria itu memang kasar dan keras kepala,

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 111. Akhir Kekacauan

    "Erika?" Suara Tiara bergetar. Tubuhnya sedikit mundur ketika melihat Erika berdiri di hadapannya dengan senyum penuh arti. Ia ingin berteriak, tapi tenggorokannya seakan tercekat. Padahal saat ini ia hanya dipisahkan oleh layar yang berada di belakang pelaminan. Erika berjalan mendekat dengan santai, tangannya menggenggam clutch bag kecil berwarna perak. "Kamu tampak cantik sekali, Tiara," katanya dengan nada lembut yang mencurigakan. Tiara menelan ludah. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Erika tertawa kecil. "Kenapa? Aku hanya ingin mengucapkan selamat. Bagaimanapun juga, aku pernah menjadi bagian dari hidup Neil, kan?" Tiara mengamati wanita di hadapannya dengan hati-hati. Ada sesuatu yang tidak beres. Erika tidak mungkin datang hanya untuk memberikan ucapan selamat. "Erika, kalau kamu datang hanya untuk membuat masalah, lebih baik kamu pergi." Erika mengangkat bahu. "Aku? Membuat masalah? Tentu saja tidak." Ia merogoh clutch bag-nya dan sesuatu berkilat keluar dari dalamny

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 110. Resepsi Menegangkan

    "Semuanya sudah siap, Pak. Hotel sudah mengatur dekorasi sesuai permintaan, tamu undangan juga sudah konfirmasi kehadiran." Asisten Neil melaporkan persiapan pernikahan dengan detail. Sambil berjalan memasuki kantornya, Neil mengangguk puas. "Bagus. Pastikan semuanya berjalan lancar. Aku tidak mau ada kendala sedikit pun." Asistennya mengangguk, lalu keluar dari ruangan. Neil menghela napas dan bersandar di kursinya. Besok adalah hari yang sangat penting dalam hidupnya. Pernikahan resminya dengan Tiara, sesuatu yang sudah lama ia inginkan. Meski ini resepsi pernikahan keduanya, tapi rasanya seperti yang pertama baginya Namun, ada perasaan tidak nyaman yang mengganjal di hatinya. Entah mengapa, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mungkin karena banyak kejadian menegangkan belakangan ini, hingga Neil merasa khawatir.Di rumah mewah keluarga Neil, Helda duduk di ruang tamu sambil menyesap teh hangatnya. Josh baru saja masuk setelah berbicara dengan panitia pernikahan di hotel.

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 109. Saat Keluarga Tiara Datang

    "Neil!" Helda berteriak marah melihat putranya masuk ke mobil. Neil tidak peduli dengan ancamannya. Rahangnya mengatup keras, dan tangannya mengepal. Josh yang sejak tadi memperhatikan dari tangga depan akhirnya melangkah mendekat. Ia melihat emosi Helda makin memuncak. "Cukup, Helda," ujar Josh tenang. Helda menoleh tajam. "Kamu lihat sendiri kan? Anakmu membantahku demi keluarga perempuan itu!" Josh menghela napas. "Kamu yang memaksanya untuk memilih." "Aku hanya ingin yang terbaik untuknya, Josh!" Helda membalas cepat. Josh menatap istrinya dalam. "Helda, aku tahu kamu keras kepala. Tapi sejujurnya, aku memang tidak setuju dengan acara besar ini sejak awal. Aku khawatir hal seperti ini akan terjadi." Helda melipat tangan di dada. "Jadi, kamu pikir aku yang salah?" Josh mengangguk pelan. "Bukan hanya kamu. Aku juga sempat meragukan keluarga Tiara. Tapi, aku sudah menyelidiki mereka sejak awal." Helda mengernyit. "Apa maksudmu?" Josh menarik napas dalam sebelum menjelaska

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 108. Menjelang Hari Penting

    "Tidak perlu!" Suara Helda terdengar ketus, membuat Tiara yang berdiri di balik pintu ruang tengah menahan napas. Hatinya mencelos seketika. "Mami, mereka adalah keluarganya. Mereka harus ada di acara ini." Neil mencoba berbicara lebih pelan, tapi nada suaranya tetap tegas. Tiara tahu suaminya tidak suka berdebat soal hal seperti ini. "Mami tidak mau tamu-tamu kita nanti tahu kalau istrimu itu berasal dari kampung." Tiara membekap mulutnya. Kata-kata Helda terasa seperti pukulan keras di dadanya. "Mami! Tolong jangan bicara begitu. Apa hubungannya dengan tamu-tamu kita?" "Neil, dengarkan Mami!" suara Helda terdengar lebih tegas. "Kamu adalah pengusaha besar, CEO perusahaan besar. Bagaimana jika orang-orang tahu kalau istrimu hanyalah anak dari keluarga biasa yang tinggal di desa? Itu bisa merusak reputasimu!" "Astaga! Mami masih memikirkan gengsi? Ini pernikahan, bukan acara bisnis!" Neil terdengar semakin kesal. "Mami tidak mau tahu! Pokoknya mereka tidak perlu datang!" Held

  • Cinta yang Disadari Usai Bercerai   Bab 107. Surat Cerai

    "Selamat siang Bu Erika, saya ingin bertemu. Apa ibu bisa siang ini?" Suara pengacara Neil yang ia kenali terdengar di ujung telepon. Erika mengernyit. Kira-kira ada apa tiba-tiba pengacara Neil menghubunginya dan meminta bertemu. "Untuk apa?" tanyanya dengan nada waspada. "Ada sesuatu yang harus saya serahkan pada Ibu. Apa kita bisa bertemu di kafe dekat kantor?" Erika berpikir sejenak. Ada rasa penasaran dalam hatinya. "Baiklah, aku akan datang," sahutnya singkat. Setelah menutup telepon, ia menoleh ke arah Boyka yang duduk di sofa yang sedang memainkan ponselnya dengan santai. "Aku mau pergi sebentar," ujar Erika sambil mengambil tasnya. Boyka meliriknya sekilas. "Mau ke mana?" "Bukan urusanmu." Boyka terkekeh. "Oke, oke, tapi jangan lama-lama, nanti aku rindu." Erika tidak menanggapi dan segera pergi. Namun, tanpa ia sadari, Boyka menatap punggungnya penuh curiga, lalu dengan santai memasukkan ponselnya ke dalam saku dan lantas berdiri. Dengan naik taksi online Erika m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status