Cinta yang Disadari Usai Bercerai

Cinta yang Disadari Usai Bercerai

last updateLast Updated : 2025-03-02
By:  Rina NovitaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
13 ratings. 13 reviews
112Chapters
104.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Menikah tanpa cinta yang diakhiri dengan perceraian. Namun, siapa yang mengira setelah bercerai, justru mereka merasa kehilangan dan semakin dekat. Hingga tanpa mereka sadari getaran-getaran cinta itu tumbuh dan timbul rasa saling ingin memiliki. Akankah mereka bersatu kembali? Atau mereka akan terus hidup terpisah tanpa ada yang memulai untuk mengakui perasaan masing-masing?

View More

Chapter 1

Bab 1. Sejuta Rasa

Sebuah gedung perkantoran di kota Jakarta. Tepat di lantai dua puluh lima, seorang pria tampan dengan wajah tegas berwibawa, menggeser tombol hijau dengan jari telunjuknya yang kokoh, saat mendengar nada panggilan pada ponselnya.

"Farhan, Istrimu akan melahirkan!'

Tubuh pria bernama Farhan itu menegang mendengar kabar yang baru saja dia dengar. Ponsel di tangannya nyaris jatuh saat mendengar suara ibu mertuanya dari seberang sana.

"Iy-iyaa, Bu. Farhan segera pulang. Dira dibawa ke rumah sakit mana, Bu?"

"Rumah sakit Kasih Bunda, Nak."

Setelah menutup panggilan telphon dari Bu Ani-mertuanya, Farhan bergegas mengambil kunci mobil di laci meja kerja, meraih jas di sandaran kursi, kemudian melesat keluar dari ruangannya dan setengah berlari hendak memasuki lift khusus yang menuju lobby.

"Tunda semua jadwalku hari ini! Istriku melahirkan."

Sang sekretaris tak sempat menjawab, hanya bisa ternganga melihat atasannya, Farhan Adiguna, melangkah sangat cepat dan berlalu begitu saja di depannya.

Setengah berlari, Farhan menghampiri mobilnya di area parkir khusus direksi yang berada tak jauh dari lobby utama. Pria berdarah Minang campur Jerman itu bergegas masuk dan melajukan mobilnya.

Sepanjang jalan tak henti-hentinya dia berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya. Entah kenapa dia merasa aneh dengan perasaannya saat ini. Kenapa dia sangat mencemaskan Dira? Wanita yang terpaksa dia nikahi tanpa cinta sejak setahun yang lalu. Waktu itu Farhan hanya tak ingin mengecewakan bundanya yang sudah tua, hingga dia terpaksa menerima perjodohan ini. Dia tak pernah menyangka Bundanya telah melamar Dira pada Bu Ani di kampung tanpa sepengetahuannya.

Setelah melewati kemacetan dan perjalanan yang cukup melelahkan, Farhan tiba di area parkir Rumah Sakit bersalin Kasih Bunda. Sesuai petunjuk dari ibu mertuanya, Farhan langsung menuju ruang bersalin yang bersebelahan dengan Unit Gawat Darurat (UGD).

Farhan semakin mempercepat langkahnya ketika melihat ruangan bertuliskan 'Kamar Bersalin' dari kejauhan. Bu Ani yang sudah menunggunya sejak tadi telah berdiri di depan pintu masuk Kamar bersalin.

"Masuklah, Nak. Adzankan anakmu!" Wajah wanita paruh baya itu nampak sangat bahagia saat menantunya mencium tangannya.

Farhan hanya mengangguk dan bergegas masuk melewati pintu kaca ruang khusus bersalin ini.

Setetes embun menetes dari sudut netra tajam milik laki-laki berahang kokoh itu ketika melihat Nadira terbaring lemah. Di sampingnya seorang bayi merah nan mungil menggeliat seraya menggerak-gerakkan tangannya.

"Anakku ..." lirihnya dengan suara bergetar.

Nadira mengangguk lemah namun dia berusaha untuk tetap tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya.

"Anak kita perempuan, Uda." Suara Nadira sangat lemah. Namun aura kebahagiaan terpancar di wajah ovalnya yang cantik.

"Andai saja Bunda masih hidup, pasti beliau senang. Bunda sangat ingin sekali cucu perempuan," lanjut wanita berkulit kuning langsat itu.

Kali ini bulir bening mengalir dari mata Nadira. Seorang wanita Minang yang dengan ikhlas menerima perjodohan dari orang tuanya setahun yang lalu. Walaupun dia tahu Farhan tidak pernah mencintainya, hingga hari ini.

Dengan hati-hati Farhan menggendong bayi mungil itu dan mengadzankannya dengan berlinang air mata. Kemudian setelahnya, kembali meletakkan bayi cantik itu tepat di samping Nadira.

"Dia akan tetap menjadi anakmu, Uda Farhan. Sampai kapanpun dia adalah anakmu. Kamulah nanti yang akan menjadi walinya ketika dia menikah kelak."

Farhan mengernyitkan dahi tak mengerti apa maksud perkataan Nadira barusan.

"Apa maksudmu, Dira? Kenapa kamu berkata begitu?"

"Uda Farhan tak perlu khawatir. Aku tidak akan melanggar perjanjian yang telah kita sepakati. Aku ikhlas menerima perjanjian itu." Parau suara Dira, tubuhnya bergetar. Sungguh sebenarnya terasa begitu berat mengucapkan apa yang baru saja dia katakan.

Sontak Farhan terdiam. Napasnya tiba-tiba sesak. Mengingat perjanjian yang telah dia buat sendiri delapan bulan yang lalu, persis beberapa hari setelah kepergian Bunda untuk selama-lamanya. Ketika itu, dia memaksa Nadira untuk menandatangani surat perjanjian itu.

Kini, entah kenapa Farhan justru hampir lupa dengan surat itu.

"Nantilah kita bicarakan itu. Tunggulah sampai anak kita berumur tiga bulan." Ucapan itu terlontar begitu saja dari mulut Farhan. Entah kenapa saat ini dia tak ingin membahasnya. Padahal dulu hampir setiap hari Farhan mengingatkan tentang isi surat itu pada Nadira.

"Tidak usah repot-repot mengurusku. Kamu tidak akan mengerti kebutuhanku yang sudah terbiasa tinggal di kota. Aku sudah biasa mengurus diriku sendiri. Jangan bikin Aku tergantung denganmu, akan repot jadinya jika Kita telah bercerai nanti."

"Uruslah dirimu sendiri, tak usah hiraukan Aku. Pernikahan kita ini hanya sementara. Jangan sampai ada perasaan apapun diantara kita."

Kata-kata Farhan itu yang selalu memenuhi kepala Nadira setiap hari. Hingga mau tak mau wanita itu mulai mempersiapkan hati dan jiwanya jika kelak Farhan menceraikannya.

Namun, walau selalu dilarang, Nadira tetap menjalankan kewajibannya mengurus dan melayani suaminya setiap hari. Karena itu yang diajarkan oleh ibunya.

"Tak perlu Uda menunggu sampai tiga bulan. Bukankah Uda sudah menanti waktu itu cukup lama? Aku tidak pernah keberatan jika sewaktu-waktu uda datang menengok anak kita."

Sesak sudah napas Farhan mendengar penuturan Nadira. Entah kenapa sekarang justru hatinya terasa nyeri mendengar Nadira membahas tentang perjanjian itu.

Farhan bergeming.

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari nomor yang sudah tak asing lagi baginya.

[ Sayang, kamu di mana? Aku kangen. Bisa ketemu di tempat biasa?)

Farhan hanya membaca pesan itu, kemudian menutupnya kembali. Entah mengapa, rasanya enggan untuk membalas. Ada apa dengan dirinya? Seharusnya dia bahagia ketika mendapat pesan dari Erika, wanita yang sejak lama menjadi kekasihnya, jauh sebelum menikah dengan Nadira.

"Jika Uda harus kembali ke kantor, silakan!' ucap Nadira dengan merasakan nyeri di dadanya, lalu membuang pandangannya ke langit-langit kamar bersalin ini.

Kedua kaki Farhan seakan berat untuk melangkah. Seakan terpaku, dia tetap berdiri di samping ranjang Nadira. Menatap wajah wanita yang sekarang telah menjadi ibu dari anaknya.

Baru kali ini Farhan menatap wajah Dira dengan sejuta rasa yang dia sendiri tak paham. Entah kenapa kali ini enggan rasanya berpaling dari wajah cantik bermata teduh yang nampak kelelahan itu.

Sementara Nadira merasakan keanehan yang terjadi pada suaminya. Hingga membuatnya tak berani bertemu mata dengan Farhan.

"Permisi, Bu Nadira. Bayinya saya bawa ke ruang bayi dulu, agar ibunya bisa dipindahkan ke ruang rawat." Seorang perawat tiba-tiba masuk dan membawa bayi Nadira keluar.

Keduanya mengangguk. beberapa saat kemudian mereka kembali canggung dan tak banyak bicara.

Selama ini Farhan memang sangat jarang berbincang dengan Nadira. Dari sejak awal menikah, mereka bicara hanya seperlunya saja.

Hingga ingatannya kembali pada kejadian setahun yang lalu. Saat dirinya terpaksa menikah dengan wanita yang kini berada di hadapannya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Misti Ningsih
bagus ceritanya
2024-12-03 07:59:56
1
user avatar
Yanti Bowo
Cerita bagus bgt, lanjut kak
2024-11-27 11:58:08
0
user avatar
Red Dragon
cerita Yang bagus. sayang sekali Masih Belum tamat kayaknya.
2024-10-20 11:11:38
0
user avatar
Cilon Kecil
ini bakalan dilanjutin lagi ga? ga rela kalau hidup Erika masih baik² saja
2024-03-23 14:41:07
0
default avatar
Eva Nanda
Sangat bagus dan menarik
2024-02-29 06:20:14
0
user avatar
Indah Susanti
Lanjutannya blm ada thor
2023-12-11 21:55:17
0
user avatar
Indah Susanti
Ditunggu kelanjutannya kak author
2023-11-30 13:27:51
0
default avatar
Idhot Latisya
Good story
2023-04-18 01:11:24
1
default avatar
Idhot Latisya
Enteresting
2023-04-18 01:09:08
1
user avatar
Zubaidah Zubaidah
akhirx aku ketemu lagi dg karya kak Rina...aku suka ceritax bagus dan gak bikin bosen...semangat ya kak othor.
2023-02-14 11:41:31
2
user avatar
Yunique Djafar
lanjut thor, yg rajin up nya
2023-02-04 02:38:54
1
user avatar
Ryanka
bagus dan memberi pelajan bagi rumah tangga
2023-01-21 00:24:47
2
user avatar
Ayunda Ayunda
ceritanya bagus banget bikin banjir air mata
2023-11-11 21:09:07
0
112 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status