Compartir

Bab 6

Autor: Seanna
Nayla didorong masuk oleh para pengawal ke dalam ruang jenazah yang gelap dan suram. Di kejauhan bahkan masih ada beberapa mayat yang menunggu untuk dikremasi.

Udara dingin menusuk hidungnya setiap kali dia menarik napas.

Nayla terus-menerus memukul pintu. "Renzo!"

"Tunggu sampai kamu di dalam benar-benar merenung apakah kamu mau mengakui kesalahanmu atau nggak. Setelah itu aku akan mengeluarkanmu."

Nayla hanya bisa meringkuk di sudut ruangan, memeluk dirinya erat-erat. Pemandangan seperti ini kembali membangkitkan ingatan masa kecilnya.

Ibunya sakit parah dan berkali-kali menelepon ayahnya. Namun, suara desahan dan tawa genit dari telepon membuat sang ibu memuntahkan darah. Ibunya menggenggam tangan Nayla yang berusia lima tahun.

"Kamu harus selalu mencintai dirimu sendiri dulu, Nayla .... Jangan gantungkan harapanmu pada seorang pria."

Saat kecil, Nayla tidak mengerti apa maksud ibunya. Yang dia tahu hanyalah pelukan ibunya semakin dingin. Tak peduli bagaimana dia mendorong-dorong tubuh ibunya, tidak ada lagi respons. Nayla menghabiskan sehari semalam bersama jasad ibunya seperti itu.

Tatapan terakhir ibunya kembali berputar di kepalanya. Tubuh Nayla gemetar hebat. Dia hanya bisa merangkak ke arah pintu.

"Buka pintunya!"

"Kumohon, bukalah!"

"Tolong aku ...."

Tolong selamatkan ibuku ....

Nayla kembali menjadi anak berusia lima tahun itu, yang menangis tanpa henti meminta pertolongan.

Nayla terkurung semalaman penuh. Baru keesokan paginya, Renzo membuka pintu.

Melihat rambut Nayla berantakan dan sorot mata yang hampa, Renzo sempat merasa tersentuh. Namun begitu mengingat bahwa Nayla hampir menghancurkan Novya karena cemburu, dia kembali mengeraskan hati.

"Sudah tahu salahmu?"

Nayla mengangkat matanya sedikit. Air matanya sudah habis sejak malam tadi.

"Aku salah."

Salah karena menjadikan cinta sebagai seluruh hidupnya. Salah karena berkali-kali menggantungkan harapan pada Renzo. Salah ... kelewat konyol.

Sambil menatap wajah Renzo yang dia cintai selama bertahun-tahun itu, Nayla berkata, "Renzo, kamu puas sekarang?"

Mendengar ucapannya, hati Renzo tercekat. Dia segera merengkuh Nayla ke dalam pelukan.

"Aku tahu kamu cemburu. Kamu terlalu peduli padaku, makanya kamu melakukan hal seperti itu. Selama kamu mau minta maaf padanya dengan baik-baik, semua ini akan selesai."

"Nayla, aku melakukan semua ini demi nama baikmu. Demi kita."

Nayla menatap kosong ke luar jendela. Saat tadi malam dia menghantam pintu dengan sekuat tenaga, kuku-kukunya sampai terkelupas. Benar-benar menyedihkan.

"Aku nggak mencintaimu lagi, Renzo," katanya pelan.

Renzo mengira Nayla hanya sedang marah, jadi dia memeluk Nayla semakin erat. "Kita sudah bersama belasan tahun. Nama kita sudah lama saling terikat sampai tak bisa dipisahkan. Jangan bilang hal seperti itu lagi."

"Pak Renzo, gawat! Bu Novya bunuh diri!"

Dokter di luar ruangan bergegas masuk. Renzo tak peduli apa pun, lalu langsung menyeret Nayla menuju ruang perawatan. Perban di pergelangan tangan Novya baru saja dipasang, darah masih merembes keluar dari kain kasa.

"Aku tahu aku ini bukan siapa-siapa, sedangkan dia wanita terhormat. Tapi aku juga punya harga diri. Aku hanya bisa membuktikan ketulusanku dengan mati!"

Begitu selesai bicara, dia kembali berusaha memanjat jendela. Renzo buru-buru memeluknya dengan erat. "Nayla sudah tahu dia salah. Dia datang untuk meminta maaf."

Nayla melihat Renzo memberi isyarat dengan mata, meminta Nayla bicara sesuai keinginannya. Dia hanya berkata datar, "Maaf. Sekarang aku boleh pergi?"

"Wajahnya begitu dingin dan menyeramkan. Dia pasti masih ingin membalas dendam padaku." Novya kembali menangis.

Renzo menenangkannya dengan suara lembut, "Kamu mau dia minta maaf gimana?"

"Setidaknya dia harus berlutut dan bersujud. Dia ingin merusak kehormatanku dan ingin membunuhku."

"Renzo, bagaimana mungkin aku pernah menyukai orang sepertimu?" Belum selesai Nayla berbicara, dia sudah ditekan ke lantai. Mendengar kata-kata itu, Renzo sempat goyah. Namun, Novya masih gemetar dalam pelukannya.

"Kalau melakukan kesalahan, harus mengaku salah. Bantu Nyonya."

Pengawal menekan kepala Nayla dan menghantamkannya ke lantai berulang kali. Benturan yang terus-menerus membuat kepala Nayla terasa melayang. Dulu, dia juga pernah bersujud seperti ini di depan makam ibunya.

Saat itu, Renzo juga ikut berlutut di sampingnya. "Nayla, kita berlutut di depan makam ibumu dan bersumpah seperti pasangan pengantin. Dia pasti akan bahagia."

Entah sudah berapa kali dia dipaksa menyentuhkan kepala ke lantai. Hingga dahinya pecah dan lantai penuh darah, barulah Nayla dilepaskan.

Dia terjatuh ke lantai. Sebelum kehilangan kesadaran, dia sempat melihat Renzo berlari menghampirinya dengan panik dan memeluknya.

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 20

    Di internet mendadak muncul gelombang komentar.[ Ceritamu sudah berakhir, tapi tulisanmu masih mencintainya. ]Warganet menemukan kalau penyebar awal rumor itu adalah Novya dan semua orang mulai menyalahkannya. Orang-orang mengatakannya akan selalu kalah dari Nayla.Bahkan ada yang membocorkan bahwa pengantin wanita pada pernikahan abad milik Keluarga Simeru adalah Nayla.[ Benar-benar hidup yang luar biasa. Dikhianati oleh cinta masa kecil, lalu jatuh ke pelukan pria yang jauh lebih tinggi kedudukannya. ][ Persona putri besar kita memang sesuai dengan kenyataan. Inilah hidup seorang tokoh wanita utama! ]Di lokasi pernikahan, Nayla mengenakan gaun pengantin sambil melihat komentar di internet, lalu menggoda Rylan yang berdiri di sampingnya."Berita ini kamu yang sebarkan, 'kan?"Rylan mengenakan setelan khusus rancangan desainer, tampan sekali. Meskipun ketahuan, dia tidak marah, hanya merapikan ujung lengan bajunya."Untuk apa nge-ship pasangan yang sudah kedaluwarsa? Istriku sudah

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 19

    Nayla menarik-narik dasi Rylan. "Waktu itu kamu bilang aku adalah tuanmu, itu benar nggak?"Rylan masih ada rasa takut di hatinya. Dia takut kalau dia muncul terlambat sedetik saja, Renzo akan nekat mati bersama Nayla. Dia tidak bisa bereaksi untuk sesaat. "Apa?"Nayla tersenyum sambil menariknya masuk, lalu mencium bibirnya ....Sejak kejadian itu, barulah hati Rylan perlahan tenang. Dia mulai mengikuti Nayla fokus mempersiapkan pernikahan."Gaun pengantin harus dibuat khusus dengan renda buatan tangan. Jenis bunga, dekorasi lokasi, semuanya harus dibawa ke aku untuk kuperiksa. Terus, aku suka pernikahan outdoor. Pantau cuaca untuk seminggu ke depan."Melihat Nayla kembali menjadi dirinya yang dulu, berwibawa dan dominan, Rylan merasa sedikit lega dan mengiakan semuanya. "Semua persiapan dilakukan sesuai permintaan Nyonya."Nayla berbaring di paha Rylan, menatapnya lekat-lekat."Rylan, capek ya .... Menikah itu capek. Aku nggak mau nikah lagi."Rylan langsung panik. "Undangan sudah ku

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 18

    Saat itu, adegan ketika mereka memutuskan nama perusahaan masih teringat jelas."NayDream gimana? Kamu adalah mimpiku. Aku membangun sebuah mimpi indah untukmu."Dengan tangan bergetar, Renzo menandatangani namanya di atas.Nayla menatap kontrak itu dengan tatapan dingin. "Hubungan kita sejak awal memang hanya mimpi kosong yang tak nyata. Hanya aku yang menganggapnya sungguh-sungguh, bahkan menjadikannya seluruh duniaku.""Sayangnya, aku sudah berhenti bermimpi."'Aku adalah Nayla, hanya diriku sendiri.'Membawa kontrak itu, Nayla mengumumkan kebangkrutan dan penutupan NayDream. Sama seperti perasaan yang telah hancur, yang tidak akan pernah pulih lagi.Pada hari sembahyang leluhur, Nayla membawa seikat bunga dan datang ke makam ibunya. Dia mengusap lembut foto ibunya, lalu duduk di sampingnya dan bersandar pelan, seperti dulu saat dia bersandar dalam pelukan sang ibu."Ibu, Ayah meninggal di sanatorium. Tapi tenang saja, aku menguburkannya jauh sekali. Dia nggak akan mengganggumu. Kam

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 17

    Renzo yang tergeletak di bar tiba-tiba ditarik oleh sahabatnya. "Kamu mau minum di sini sampai kapan? Kalau ada perempuan yang nggak mau sama kamu, ya sudah. Masa kamu juga mau berhenti hidup?"Renzo tertawa pahit. Matanya merah. "Ya, aku bahkan ingin mati. Aku merasa tanpa dia, hidupku lebih buruk dari mati."Sahabatnya menghantamkan satu pukulan yang membuat Renzo jatuh di sofa. "Kamu sekarang bilang hidupmu lebih buruk dari mati, tapi waktu kamu terlibat dengan Novya, apa aku dulu nggak menasihatimu?""Sekarang kamu pura-pura jadi orang yang paling setia untuk apa? NayDream sudah benar-benar hancur. Kamu tahu nggak, dia bahkan sudah mulai menyerang Keluarga Kamari."Renzo sangat mengetahui gerakan Nayla. Dia paham Nayla sedang membalas dendam padanya, tetapi dia tidak ingin melakukan apa pun.Jika Nayla melakukan semua itu karena benci, karena ingin membalas dirinya, bukankah itu berarti dia masih peduli dan dirinya masih bisa memengaruhi emosi Nayla?"Sebaiknya kamu segera pergi me

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 16

    Nayla baru bangun tidur dan turun, lalu melihat seluruh lantai satu sudah dipenuhi hadiah. Rylan baru selesai menandatangani berkas. Dia tersenyum dan melambaikan tangan pada Nayla."Kenapa nggak tidur lebih lama? Aku tadinya mau kasih kamu kejutan."Nayla melihat seluruh ruangan penuh kotak hadiah dan merasa sedikit bingung. "Mas kawinnya sudah banyak. Ini apa lagi?"Rylan menyerahkan sebuah dokumen. "Itu semua cuma mainan kecil. Lihat yang ini."Nayla melihat proposal perusahaan itu dan membalik beberapa halaman. Rencana itu sepenuhnya ditujukan untuk menandingi NayDream milik Renzo, bahkan skala dan pasarnya lebih besar."Kalau kamu ingin merebut semuanya, kamu tetap harus punya sedikit pion di tangan. Sudah berkali-kali aku bilang, kamu boleh mengajukan permintaan apa pun."Nayla menggenggam proposal itu erat-erat. "Rylan, aku nggak pernah bertanya kenapa kamu begitu baik padaku. Ini sudah jauh melampaui batas seorang rekan kerja."Rylan menatap wajah cerah Nayla yang begitu cantik

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 15

    Renzo merasa hatinya seolah-olah akan terbelah menjadi dua dan terus-menerus ditarik. Sakitnya tak tertahankan.Kenapa bisa menjadi seperti ini? Dia memegangi dadanya, bernapas berat. Namun, tak peduli bagaimana pun, rasa sakit dari dadanya tak juga mereda. Tenggorokannya terasa manis dan amis.Saat berikutnya, Renzo menyemburkan seteguk darah segar. Dia terbaring tak berdaya di lantai, menatap langit-langit."Renzo, aku milikmu.""Renzo, kalau kamu nggak menikahiku, aku akan menikah dengan orang lain.""Renzo, aku nggak mencintaimu lagi."Ekspresi dingin Nayla terus terulang di dalam kepalanya. Dia mencengkeram rambutnya dan berguling di lantai karena rasa sakit. Sejak hari itu, Renzo seperti jatuh sakit.Begitu dia berbaring di kasur, wajah dingin Nayla akan terus muncul di pikirannya, membuatnya tidak bisa tidur.Renzo hanya bisa setiap hari tenggelam di bar. Hanya dengan membuat dirinya mabuk, dia bisa sedikit bermimpi tentang hari-hari yang telah berlalu. Nayla pun masih akan ters

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status