Share

Bab 3

Penulis: Makjos
Setelah itu, Aryan mengirimiku beberapa pesan.

Aku tidak membalas, dia tidak mengirim pesan lagi.

Ulang tahunku masih seminggu lagi.

Kupikir aku akan merayakan ulang tahunku sendirian tahun ini.

Tetapi tepat sebelum tengah malam.

Aryan menerjang hujan deras, muncul di hadapanku sambil membawa kue.

Dia memberiku hadiah kalung dan memasangkannya, lalu dengan tulus meminta maaf.

“Apa yang terjadi hari itu adalah salahku.”

“Aku tidak memberimu rasa aman yang cukup, yang membuatmu curiga padaku.”

“Jangan khawatir, setelah proyek ini selesai, aku akan bicara dengan keluargaku tentang pernikahan kita.”

Ini pertama kalinya dalam delapan tahun berpacaran dia memberiku janji seperti itu.

Aku menghitung hari, dengan penuh harap menantikan pernikahanku yang telah lama kunantikan.

Namun kemudian aku menyadari bahwa hari itu sebenarnya masih lama.

Setelah berbaikan dengan Aryan, dia menemuiku setiap hari sepulang kerja untuk menikmati waktu bersama.

Ini berlangsung selama setengah bulan sebelum Aryan kembali menekuni jadwal kerjanya yang padat.

Hari itu aku menemani atasan untuk acara sosial.

Setelah makan malam selesai, aku melihat Aryan dan Farah makan di sudut restoran.

Sebelum aku mendekat, aku mendengar Aryan berbicara perlahan, “Makanan ini untuk berterima kasih atas nasihatmu. Kalau tidak, aku tidak akan bisa menenangkannya.”

“Dulu dia penurut dan bijaksana, nggak pernah kayak gini sebelumnya.”

“Sebenarnya, akulah yang menyeretmu ke dalam masalah ini waktu itu.” Farah tiba-tiba mendongak ke arahku.

Dia menyeringai dan mengangat jarinya untuk berjanji pada Aryan.

“Kudengar Kak Aryan dan Kak Arumi sudah berpacaran selama delapan tahun. Kenapa kalian belum menikah?”

“Apa Kak Aryan benar-benar masih mencintai Kak Arumi? Aku tidak ingin melihat Kak Aryan menghabiskan hidup dengan orang yang tidak Kak Aryan cintai. Aku juga tidak ingin Kak Aryan terus-menerus menyia-nyiakan waktu Kak Arumi. Masa muda seorang gadis itu sangat penting. Beritahu aku, aku janji tidak akan memberi tahu siapa pun!”

Aku tiba-tiba berhenti.

Aryan terdiam beberapa detik, lalu perlahan berkata, “Ibaratnya begini, bahkan makanan paling enak pun akan terasa membosankan jika dimakan terus-menerus selama beberapa tahun.”

“Tapi aku tidak rela kehilangannya.”

“Jadi begitulah.”

Saat itu, rasanya seperti ada gumpalan kapas yang menyumbat dadaku, membuatku sulit bernapas.

Aku menghampiri Aryan dan mengambil gelas.

Begitu melihatku, dia langsung mengulurkan tangan untuk melindungi Farah.

“Arumi, apa yang kamu lakukan di sini? Apa kamu mengikutiku?!”

Melihat tindakannya dan mendengar tuduhannya, rasa sakit yang tajam kembali menusuk hatiku.

Tak tahan lagi, aku melempar minuman di tanganku ke arah Aryan.

Para tamu di sini mulai penasaran dengan apa yang terjadi dan mulai melirik.

Farah tidak tega, buru-buru menyeka wajah Aryan, “Kak Arumi, gimanapun kau tak bisa memperlakukan Kak Aryan seperti ini!”

Aku mengabaikan perkataan Farah dan menatap Aryan dengan tajam.

Dia mendorong Farah dengan lembut, menyeka wajahnya, dan berkata dengan nada dingin, “Arumi, pantas saja kamu tak punya teman, pantas saja tak ada yang mau dekat-dekat denganmu.”

“Sifatmu kayak gini, siapa sih yang sanggup?”

Gelas di tanganku jatuh berdenting ke lantai.

Aku tak pernah menyangka akan ada hari di mana Aryan akan membentakku demi gadis lain.

Aku tak pernah membayangkan dia akan menggunakan kenangan pahitku sebagai pisau untuk menusukku.

Ayahku berselingkuh saat aku masih kecil, lalu meninggal di laut bersama selingkuhannya.

Ibu membesarkanku dengan susah payah.

Berasal dari keluarga tunggal yang hidup pas-pasan, dengan anggota keluarga yang hanya memiliki pekerjaan biasa menjadi sumber penindasan untukku.

Sepulang sekolah, aku dikunci di toilet, menjadi korban keisengan teman-teman.

Aryan muncul di hadapanku seperti dewa dan menyelamatkanku.

Saat kami berpapasan, dia berkata, “Jangan menyalahkan dirimu sendiri atas kesalahan orang lain.”

Tetapi sekarang, dia sendiri membantah pernyataan itu.

Aku menatap Aryan, air mata mengalir deras di wajahku.

Tetapi Aryan bahkan tidak melirikku, dia langsung meninggalkan restoran bersama Farah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 8

    Setelah kuceritakan kejadian hari ini, Gibran mengerutkan kening dan mulai mengemasi pakaiannya.Melihatnya tiba-tiba begitu sibuk berkemas, aku bertanya, “Kamu sedang apa?” Gibran tampak serius.“Sayang, aku takut orang itu akan mengganggumu lagi.”“Ayo kita pindah ke rumah Ibu dan Ayah. Mereka sudah berkali-kali mendesakku untuk pulang. Lagipula, di sana punya pengasuh, pembantu, dan satpam di rumah. Orang itu tidak akan bisa mendekatimu lagi.”Melihat ekspresinya yang ketakutan, aku mencubit pipinya dengan lembut.“Apa yang kamu takutkan? Dia tidak akan berani berbuat apa-apa padaku. Memangnya kenapa kalau dia datang? Aku akan mengusirnya setiap kali dia datang!”Tetapi akhirnya, aku dan Gibran tetap pulang ke kampung halaman, berencana untuk tinggal di sana sampai hari perkiraan persalinanku.Mertuaku sangat senang karena kedatangan kami, bahkan kakaknya Gibran yang selalu sangat sibuk mengurus perusahaannya juga datang berkunjung.Aku merasa sangat nyaman di rumah ini.Hanya saja

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 7

    Aryan mencoba menjelaskan.“Ketika Farah melompat, kami memeriksa rekaman CCTV. Aku melihat seorang perempuan dengan postur tubuh yang mirip denganmu, dia juga mengenakan pakaian yang sama denganmu. Kupikir…”“Apa kamu melihat wajah orang itu dengan mata kepalamu sendiri?”“Apa kau mendengar orang itu berbicara dengan telingamu sendiri?”Aryan menggeleng, wajahnya memucat.Aku geram, “Banyak sekali orang dengan bentuk tubuh yang mirip, banyak yang pakai pakaian yang sama. Apa kamu pikir aku akan begitu terang-terangan mengirim surat seperti ini? Apa kamu tidak merasa aneh? Apa kamu tidak berpikir ada yang sengaja membiarkanmu melihatnya?!”“Aku rasa kamu tidak pernah memikirkan ini, tapi kamu masih saja ngotot menyalahkanku, padahal kamu tidak punya bukti apa pun.”“Karena dibandingkan denganku, yang sudah bersamamu selama delapan tahun dan kamu sudah bosan, kamu lebih suka juniormu yang lembut dan muda, jadi yang kamu pikirkan hanyalah mendapatkan keadilan untuknya.”Aryan nampaknya h

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 6

    Setelah hari itu, aku tak pernah bertemu Alya lagi dan perlahan-lahan melupakan percakapan kami.Hidupku kini bahagia dan memuaskan. Aku punya suami yang tampan dan lembut, seorang bayi juga akan segera lahir.Seandainya ibuku melihat hidupku sekarang, dia pasti akan bahagia untukku.Tetapi aku tidak pernah menduga Aryan akan datang mencariku.Di usia kehamilan yang mamasuki bulan ke delapan, aku sering berjalan-jalan di taman komplek untuk berolahraga.Ini kawasan perumahan kelas atas, banyak anak dari keluarga kaya dan selebritas punya rumah di sini.Petugas keamanannya biasanya sangat bertanggung jawab. Makanan yang dipesan online saja akan diantarkan petugas keamanan, orang luar tidak diizinkan masuk.Jadi, ketika tiba-tiba aku berpapasan dengan Aryan, aku terkejut dan mengerutkan kening. “Bagaimana kamu bisa masuk?”Aryan menatapku tajam, tatapannya perlahan mendarat di perutku.Matanya langsung memerah.Aku bahkan melihat sedikit air mata di matanya.Sejak pertama kali melihat Al

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 5

    Perilaku Aryan yang tidak masuk akal dan sembarangan, membuatku kehilangan ibuku dan memutuskan hubunganku dengannya yang telah berjalan delapan tahun.Setelah mengurus pemakaman, aku mematuhi perintah mutasi perusahaan dan bekerja di perusahaan baru.Selama waktu itu, aku menjual rumah secepat mungkin.Lalu, dengan hanya sedikit barang yang tersisa, aku meninggalkan Kota Daro.Sebelum naik pesawat, aku memeriksa unggahan Aryan untuk terakhir kalinya.Dalam video ski terbarunya yang diunggah sepuluh menit yang lalu, dia dan Farah tampak tersenyum lebar, tertawa terbahak-bahak sambil mengumpulkan kepingan salju.Aku langsung memblokir dan menghapus semua akun dan nomor teleponnya.…Aku mengerjap, tersadar dari lamunanku dan mengusir ingatan menyakitkan itu.Alya yang melihatku terdiam, mengurutkan keninganya.“Arumi, kamu sudah hampir 30 tahun, masih belajar kabur membawa janin di perutmu seperti tokoh utama di novel?”“Kamu sudah bersembunyi seperti ini selama hampir setahun hanya unt

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, aku menerima telepon dari rumah sakit.Aku mendapat kabar bahwa kondisi ibuku memburuk, beliau kini dirawat di UGD.Aku melupakan patah hatiku, menyuruh sopir untuk berbalik dan bergegas ke rumah sakit.Untuk saat ini, kondisi ibuku membaik.Dokter bilang kondisi yang memburuk seperti malam ini bisa saja terjadi lagi. Ibuku mungkin hanya punya waktu sebulan lagi untuk hidup.Aku duduk di samping ranjang ibuku, mataku bengkak karena menangis.Ibu membelai rambutku dengan lembut seperti biasa, “Nak, jangan menangis. Jika Ibu tiada, juga bukan hal buruk. Ibu takkan jadi beban lagi untukmu.”“Satu-satunya penyesalanku adalah tak bisa melihatmu menikah.”Aku menghapus air mataku, menggenggam tangan ibu erat-erat, dan berkata dengan sungguh-sungguh, “Aryan melamarku, sebenarnya aku berencana untuk menyampaikan kabar baik itu beberapa hari lagi. Bu, jangan khawatir, aku akan buat Ibu melihatku menikah.” Aku menelepon Aryan segera setelah meninggalkan rumah sakit.T

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 3

    Setelah itu, Aryan mengirimiku beberapa pesan.Aku tidak membalas, dia tidak mengirim pesan lagi.Ulang tahunku masih seminggu lagi.Kupikir aku akan merayakan ulang tahunku sendirian tahun ini.Tetapi tepat sebelum tengah malam.Aryan menerjang hujan deras, muncul di hadapanku sambil membawa kue.Dia memberiku hadiah kalung dan memasangkannya, lalu dengan tulus meminta maaf.“Apa yang terjadi hari itu adalah salahku.”“Aku tidak memberimu rasa aman yang cukup, yang membuatmu curiga padaku.”“Jangan khawatir, setelah proyek ini selesai, aku akan bicara dengan keluargaku tentang pernikahan kita.” Ini pertama kalinya dalam delapan tahun berpacaran dia memberiku janji seperti itu.Aku menghitung hari, dengan penuh harap menantikan pernikahanku yang telah lama kunantikan.Namun kemudian aku menyadari bahwa hari itu sebenarnya masih lama.Setelah berbaikan dengan Aryan, dia menemuiku setiap hari sepulang kerja untuk menikmati waktu bersama.Ini berlangsung selama setengah bulan sebelum Ary

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status