Share

Bab 4

Penulis: Makjos
Dalam perjalanan pulang, aku menerima telepon dari rumah sakit.

Aku mendapat kabar bahwa kondisi ibuku memburuk, beliau kini dirawat di UGD.

Aku melupakan patah hatiku, menyuruh sopir untuk berbalik dan bergegas ke rumah sakit.

Untuk saat ini, kondisi ibuku membaik.

Dokter bilang kondisi yang memburuk seperti malam ini bisa saja terjadi lagi.

Ibuku mungkin hanya punya waktu sebulan lagi untuk hidup.

Aku duduk di samping ranjang ibuku, mataku bengkak karena menangis.

Ibu membelai rambutku dengan lembut seperti biasa, “Nak, jangan menangis. Jika Ibu tiada, juga bukan hal buruk. Ibu takkan jadi beban lagi untukmu.”

“Satu-satunya penyesalanku adalah tak bisa melihatmu menikah.”

Aku menghapus air mataku, menggenggam tangan ibu erat-erat, dan berkata dengan sungguh-sungguh, “Aryan melamarku, sebenarnya aku berencana untuk menyampaikan kabar baik itu beberapa hari lagi. Bu, jangan khawatir, aku akan buat Ibu melihatku menikah.”

Aku menelepon Aryan segera setelah meninggalkan rumah sakit.

Terlepas dari apa pun yang terjadi di antara kami sebelumnya, aku hanya berharap dia akan bekerja sama denganku kali ini.

Tetapi saat itu, aku tidak tahu keputusan yang aku buat akan menjadi hal yang aku sesali seumur hidupku.

Setelah panggilan telepon tersambung, aku buru-buru bicara, “Aryan, ayo kita percepat pernikahan kita. Kondisi ibuku semakin memburuk, aku ingin beliau meninggal dengan tenang.”

Aryan tetap diam di ujung telepon.

Jantungku berdebar kencang, suaraku bergetar, “Aryan, kamu nggak mau?”

Aryan tidak menjawabku, tetapi justru bertanya lagi, “Kamu tahu Farah melompat dari gedung kemarin?”

“Seseorang mengirim surat pengaduan ke kampus Farah, menuduhnya sebagai simpanan. Semuanya jadi kacau sekarang. Farah mencoba melompat dari gedung untuk membuktikan dirinya tidak bersalah. Dia diselamatkan, tetapi emosinya sangat labil saat ini.”

“Arumi, aku hanya punya satu pertanyaan, apa kamu ada hubungannya dengan surat pengaduan itu?”

Aku terkejut, lalu menyadari apa yang terjadi, aku berkata dengan tak percaya, “Aryan, kamu curiga aku yang mengirim surat itu?”

“Kita sudah bersama selama delapan tahun, apa kamu tidak tahu aku orang seperti apa?!”

Aku sangat marah sampai ingin meledak.

Tetapi nada bicara Aryan terdengar sangat tenang, “Jika kamu tidak melakukannya, kenapa kamu begitu gelisah?”

“Aku setuju untuk menikah. Kamu bisa mulai mempersiapkannya.”

Dia menutup telepon setelah mengatakan itu.

Aku mengirim pesan untuk bertanya, tetapi dia menghindari topik itu.

Dengan waktu yang begitu terbatas, aku berhenti memikirikan kejadian bunuh diri Farah.

Aku menjadi sangat sibuk, berusaha keras menyelenggarakan pernikahan dalam waktu dua minggu.

Selama dua minggu itu, aku dan Aryan sama sekali tidak bertemu.

Pengukuran gaun pengantin dan setelan jas pengantin pria dilakukan secara terpisah.

Dia hanya membalas pesanku setiap tiga hari sekali.

Ketika aku mendesaknya, dia bilang dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sedang menyelesaikan sebuah proyek.

Jadi aku berhenti bertanya dan mengurus pernikahan itu sendiri, tak merepotkan Aryan sedikit pun.

Pernikahan itu tiba sesuai rencana.

Aku menunggu dengan gaun pengantinku dari siang hingga malam, dari penuh harap hingga putus asa.

Kursi pengantin pria tetap kosong.

Aku menelepon Aryan berkali-kali, tetapi tak ada yang menjawab.

Hanya sebuah pesan suara baru di Whatsapp-ku.

“Arumi, aku sudah pernah memberimu kesempatan.”

“Seandainya kamu jujur mengakui di telepon bahwa kamu yang mengirim surat itu dan dengan baik meminta maaf kepada Farah, aku pasti akan menghadiri pernikahan ini dan akan tetap jadi pengantin priamu.”

“Tapi sekarang sudah terlambat. Aku tidak akan pergi ke pernikahan dan aku tidak akan menikahimu. ”

“Ini hukuman untukmu karena telah menindas Farah.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 8

    Setelah kuceritakan kejadian hari ini, Gibran mengerutkan kening dan mulai mengemasi pakaiannya.Melihatnya tiba-tiba begitu sibuk berkemas, aku bertanya, “Kamu sedang apa?” Gibran tampak serius.“Sayang, aku takut orang itu akan mengganggumu lagi.”“Ayo kita pindah ke rumah Ibu dan Ayah. Mereka sudah berkali-kali mendesakku untuk pulang. Lagipula, di sana punya pengasuh, pembantu, dan satpam di rumah. Orang itu tidak akan bisa mendekatimu lagi.”Melihat ekspresinya yang ketakutan, aku mencubit pipinya dengan lembut.“Apa yang kamu takutkan? Dia tidak akan berani berbuat apa-apa padaku. Memangnya kenapa kalau dia datang? Aku akan mengusirnya setiap kali dia datang!”Tetapi akhirnya, aku dan Gibran tetap pulang ke kampung halaman, berencana untuk tinggal di sana sampai hari perkiraan persalinanku.Mertuaku sangat senang karena kedatangan kami, bahkan kakaknya Gibran yang selalu sangat sibuk mengurus perusahaannya juga datang berkunjung.Aku merasa sangat nyaman di rumah ini.Hanya saja

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 7

    Aryan mencoba menjelaskan.“Ketika Farah melompat, kami memeriksa rekaman CCTV. Aku melihat seorang perempuan dengan postur tubuh yang mirip denganmu, dia juga mengenakan pakaian yang sama denganmu. Kupikir…”“Apa kamu melihat wajah orang itu dengan mata kepalamu sendiri?”“Apa kau mendengar orang itu berbicara dengan telingamu sendiri?”Aryan menggeleng, wajahnya memucat.Aku geram, “Banyak sekali orang dengan bentuk tubuh yang mirip, banyak yang pakai pakaian yang sama. Apa kamu pikir aku akan begitu terang-terangan mengirim surat seperti ini? Apa kamu tidak merasa aneh? Apa kamu tidak berpikir ada yang sengaja membiarkanmu melihatnya?!”“Aku rasa kamu tidak pernah memikirkan ini, tapi kamu masih saja ngotot menyalahkanku, padahal kamu tidak punya bukti apa pun.”“Karena dibandingkan denganku, yang sudah bersamamu selama delapan tahun dan kamu sudah bosan, kamu lebih suka juniormu yang lembut dan muda, jadi yang kamu pikirkan hanyalah mendapatkan keadilan untuknya.”Aryan nampaknya h

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 6

    Setelah hari itu, aku tak pernah bertemu Alya lagi dan perlahan-lahan melupakan percakapan kami.Hidupku kini bahagia dan memuaskan. Aku punya suami yang tampan dan lembut, seorang bayi juga akan segera lahir.Seandainya ibuku melihat hidupku sekarang, dia pasti akan bahagia untukku.Tetapi aku tidak pernah menduga Aryan akan datang mencariku.Di usia kehamilan yang mamasuki bulan ke delapan, aku sering berjalan-jalan di taman komplek untuk berolahraga.Ini kawasan perumahan kelas atas, banyak anak dari keluarga kaya dan selebritas punya rumah di sini.Petugas keamanannya biasanya sangat bertanggung jawab. Makanan yang dipesan online saja akan diantarkan petugas keamanan, orang luar tidak diizinkan masuk.Jadi, ketika tiba-tiba aku berpapasan dengan Aryan, aku terkejut dan mengerutkan kening. “Bagaimana kamu bisa masuk?”Aryan menatapku tajam, tatapannya perlahan mendarat di perutku.Matanya langsung memerah.Aku bahkan melihat sedikit air mata di matanya.Sejak pertama kali melihat Al

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 5

    Perilaku Aryan yang tidak masuk akal dan sembarangan, membuatku kehilangan ibuku dan memutuskan hubunganku dengannya yang telah berjalan delapan tahun.Setelah mengurus pemakaman, aku mematuhi perintah mutasi perusahaan dan bekerja di perusahaan baru.Selama waktu itu, aku menjual rumah secepat mungkin.Lalu, dengan hanya sedikit barang yang tersisa, aku meninggalkan Kota Daro.Sebelum naik pesawat, aku memeriksa unggahan Aryan untuk terakhir kalinya.Dalam video ski terbarunya yang diunggah sepuluh menit yang lalu, dia dan Farah tampak tersenyum lebar, tertawa terbahak-bahak sambil mengumpulkan kepingan salju.Aku langsung memblokir dan menghapus semua akun dan nomor teleponnya.…Aku mengerjap, tersadar dari lamunanku dan mengusir ingatan menyakitkan itu.Alya yang melihatku terdiam, mengurutkan keninganya.“Arumi, kamu sudah hampir 30 tahun, masih belajar kabur membawa janin di perutmu seperti tokoh utama di novel?”“Kamu sudah bersembunyi seperti ini selama hampir setahun hanya unt

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, aku menerima telepon dari rumah sakit.Aku mendapat kabar bahwa kondisi ibuku memburuk, beliau kini dirawat di UGD.Aku melupakan patah hatiku, menyuruh sopir untuk berbalik dan bergegas ke rumah sakit.Untuk saat ini, kondisi ibuku membaik.Dokter bilang kondisi yang memburuk seperti malam ini bisa saja terjadi lagi. Ibuku mungkin hanya punya waktu sebulan lagi untuk hidup.Aku duduk di samping ranjang ibuku, mataku bengkak karena menangis.Ibu membelai rambutku dengan lembut seperti biasa, “Nak, jangan menangis. Jika Ibu tiada, juga bukan hal buruk. Ibu takkan jadi beban lagi untukmu.”“Satu-satunya penyesalanku adalah tak bisa melihatmu menikah.”Aku menghapus air mataku, menggenggam tangan ibu erat-erat, dan berkata dengan sungguh-sungguh, “Aryan melamarku, sebenarnya aku berencana untuk menyampaikan kabar baik itu beberapa hari lagi. Bu, jangan khawatir, aku akan buat Ibu melihatku menikah.” Aku menelepon Aryan segera setelah meninggalkan rumah sakit.T

  • Cinta yang Jatuh Tanpa Gema   Bab 3

    Setelah itu, Aryan mengirimiku beberapa pesan.Aku tidak membalas, dia tidak mengirim pesan lagi.Ulang tahunku masih seminggu lagi.Kupikir aku akan merayakan ulang tahunku sendirian tahun ini.Tetapi tepat sebelum tengah malam.Aryan menerjang hujan deras, muncul di hadapanku sambil membawa kue.Dia memberiku hadiah kalung dan memasangkannya, lalu dengan tulus meminta maaf.“Apa yang terjadi hari itu adalah salahku.”“Aku tidak memberimu rasa aman yang cukup, yang membuatmu curiga padaku.”“Jangan khawatir, setelah proyek ini selesai, aku akan bicara dengan keluargaku tentang pernikahan kita.” Ini pertama kalinya dalam delapan tahun berpacaran dia memberiku janji seperti itu.Aku menghitung hari, dengan penuh harap menantikan pernikahanku yang telah lama kunantikan.Namun kemudian aku menyadari bahwa hari itu sebenarnya masih lama.Setelah berbaikan dengan Aryan, dia menemuiku setiap hari sepulang kerja untuk menikmati waktu bersama.Ini berlangsung selama setengah bulan sebelum Ary

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status