Share

Bab 4

Author: Montano
Mata Johannes langsung membara. Setelah membantu Merry mengenakan gaun itu dengan penuh semangat, dia menindih Merry lagi ....

[ Meski ada noda, ini sangat berharga bagiku. Aku akan menghargainya .... ]

Di akhir postingan itu, Merry menutupnya dengan kesimpulan yang genit dan ceria.

Di kolom komentar, ada banyak orang yang berspekulasi, memberi restu, dan menge-ship pasangan ini.

Sungguh menjijikkan.

Setelah keluar dari rumah sakit, Johannes masih terus menemaniku sepanjang hari.

Sampai suatu hari, dia berkata dengan ekspresi serbasalah, "Sayang, hari ini perusahaan adakan gathering karena hasil kerja yang bagus. Aku terpaksa harus hadir, apalagi aku sudah seminggu nggak pergi ke perusahaan."

Aku pun mengangguk.

Dia dengan santainya membantuku membeli bubur dan merapikan pakaianku sebelum pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Aku membuka akun media sosial Merry.

[ Aku sangat menantikan gathering hari ini! ]

Cih!

Ketika Johannes yang mengenakan kemeja biru dan menata rambutnya dengan rapi hendak keluar, aku berkata, "Kutemani, deh. Sudah lama juga aku nggak pergi ke perusahaan."

"Benarkah? Boleh juga."

Dia tertegun sejenak, lalu membantuku memilihkan baju untukku.

Sebelum keluar, aku dengan santainya mengambil sepotong selendang biru. Mereknya sama dengan merek kemejanya.

Semua orang sepertinya sudah tiba di hotel. Johannes mendorong kursi rodaku sambil perlahan-lahan berjalan masuk melewati pintu.

"Semuanya, tenang dulu! Cuma Pak Johannes yang masih belum datang!"

Di meja makan, Merry yang tampil glamor dan mengenakan gaun pendek biru tanpa tali langsung membeku begitu melihatku. Kami bertiga sama-sama mengenakan pakaian berwarna biru. Namun, gaun Merry terlihat murahan dan kampungan sehingga membuatnya mencolok.

Pada detik berikutnya, dia segera memasang ekspresi gembira dan menggantikan Johannes mendorong kursi rodaku. "Kenapa Nyonya juga datang? Sudah sembuh, ya? Baguslah!"

"Lumayan," jawabku sambil tersenyum sopan dan membiarkannya mendorongku.

Suasana acara makan malam ini sangat meriah.

Di meja besar untuk menampung 20 orang, Merry yang tadinya duduk diagonal di seberangku menghampiriku sambil memegang segelas anggur.

"Nyonya Silvia masih kelihatan awet muda! Aku iri banget! Aku mau bersulang dengan Nyonya dan doakan semoga Nyonya tetap muda dan cantik!"

Mana ada orang yang bersulang dengan mengucapkan kata-kata seperti ini?

Suasana meriah di meja tiba-tiba berubah menjadi keheningan yang canggung.

Melihatku yang tidak merespons, Johannes mengambil gelas dari tangan Merry dan memelototinya. "Sembarangan saja! Istriku bukan orang yang bisa kamu olok-olok! Duduk!"

Merry pun mengambil kesempatan itu untuk duduk di sebelah Johannes. Jarak mereka sangat dekat dan dia terlihat patuh.

Aku tersenyum, tetapi tidak merasakan gejolak emosi apa pun. Sebaliknya, dia yang tidak tahan dan melirikku beberapa kali.

"Pak Johannes, jangan minum terlalu banyak."

"Pak Johannes, ikan ini banyak tulang. Hati-hati waktu makan."

"Sup ini enak. Aku akan mendinginkannya untukmu."

Merry sangat perhatian dan tidak berhenti melayani Johannes.

Rekan-rekan kerja lainnya pun menggodanya, "Asisten ini kerjanya maksimal banget. Dia bahkan tahu jelas selera Bos."

Merry tersenyum malu-malu sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Sudah seharusnya. Lambung Pak Johannes kurang baik, jadi dia harus lebih hati-hati."

Wakil presdir yang suka bergosip itu bertanya padaku dengan niat bercanda, "Nyonya lagi hamil? Perutmu besar banget."

Plop!

Sendok Merry langsung jatuh dan sup yang panas hampir terciprat ke wajahku.

"Maaf, Nyonya. Aku nggak sengaja."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 11

    Johannes barulah orang yang memiliki masalah kesuburan. Dalam kasusnya, tanpa menjalani program bayi tabung, dia tidak akan pernah punya anak. Namun, Merry sama sekali tidak menjalani program bayi tabung. Setelah hamil sepuluh bulan, bayinya sudah lahir. Namun, pesan ini terasa bagaikan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan Johannes dan membuatnya tercekik.Bagaimana mungkin begitu? Selama sepuluh tahun ini, dia selalu percaya masalahnya terletak pada diriku. Dia tidak percaya. Hanya saja, ketika melihat Merry yang sedang menggendong anak, hatinya sangat bergejolak.Selama seminggu penuh, dia tidak bisa tidur. Kebahagiaan dari memiliki anak tidak mampu kegelisahan yang terus menghantuinya itu.Akhirnya, Johannes memutuskan untuk pergi memeriksakan diri. Dia diam-diam pergi ke kota lain sendiri. Saat hasilnya keluar, dia baru tahu bahwa air maninya sama sekali tidak mengandung sperma.Merry ternyata berselingkuh!Johannes sangat murka. Dia juga menggila dan langsung menabrakkan mo

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 10

    Kakak sepupuku adalah seorang atlet wanita angkat besi dengan berat lebih dari 100 kg. Begitu mendengar ucapan itu, dia langsung menampar Merry. Wajah Merry langsung bengkak dan memerah. Ayah dan kakakku juga mendengar keributan ini. Mereka keluar dengan tampang masam dan menatapnya. Merry tidak mengenali mereka dan terlihat tidak takut."Silvia, bisa nggak kamu berhenti bersikap nggak tahu malu? Kamu pada dasarnya mandul. Memangnya kamu kira beberapa suntikan bisa membantu? Jangan-jangan, kamu bahkan nggak tahu kalau kamu sudah menopause?"Dia menatapku dengan penuh provokasi dan tampang ingin pamer.Aku menyeret pergi kakak dan ayahku yang hampir murka. Kakak sepupuku menyingsingkan lengan bajunya dan bergegas menghampiri Merry, lalu menamparnya dua kali lagi."Laki-laki nggak pukul perempuan. Aku akan gantikan mereka melakukannya!"Merry tidak menyangka kakak sepupuku akan bersikap sekejam ini. Dia langsung ketakutan dan jatuh terduduk di lantai sambil meratap.Mobil Johannes berde

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 9

    Aku tidak menunggu Johannes kembali, melainkan langsung check-out dari hotel dan pulang sendirian.Ayah dan kakakku sudah menungguku di pintu masuk vila. Tidak ada ekspresi di wajah mereka. Namun, makin seperti ini, badai yang melanda akan makin besar. Setelah menerima pesanku, Johannes membalas.[ Silvia, aku sangat sibuk dan harus lembur di perusahaan untuk beberapa hari terakhir. Tolong gantikan aku minta maaf sama Ayah. Aku pasti akan mengajaknya jalan-jalan seusai sibuk. ]Dia sebenarnya hanya tidak ingin menunduk padaku di hadapan keluargaku. Bahkan setelah terus-menerus menerima bantuan dan kebaikan mereka, dia tetap menolak untuk tunduk.Dulu, demi harga diri, aku selalu membelanya. Kali ini, aku diam saja.Dokter keluarga yang dibawa Ayah memeriksaku dan menulis laporan. Kakakku menatap memar di perutku dengan mata dipenuhi rasa sakit hati.Ayahku sangat marah. Dia mengabaikan upayaku untuk menghentikannya dan memeriksa rekaman CCTV. Setelah melihat ibu mertuaku menindasku, d

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 8

    Johannes baru pulang di malam hari."Sayang, lihat apa yang kubawakan untukmu."Begitu masuk ke rumah, dia langsung dengan bangganya menunjukkan sebuah tas berwarna jingga. Itu adalah satu set piring Hermes."Bukannya kamu paling suka memasak? Aku juga suka masakanmu. Aku membelinya khusus untukmu."Aku berterima kasih sambil tersenyum, lalu berkata dengan sedih, "Itu terlalu mahal. Jangan beli lagi lain kali."Dia mengelus kepalaku dengan lembut. "Aku nggak peduli sama uang. Kamu sudah berkorban begitu banyak untukku. Wajar saja aku berikan yang terbaik untukmu."Untuk sesaat, aku hampir berpikir dia tulus. Meskipun dia jelas-jelas tidak mencintaiku lagi, tatapannya masih bisa dibuat seolah-olah penuh kasih sayang.Melihat aku tidak marah lagi, dia menghela napas lega, lalu mencium keningku sebelum pergi berganti pakaian.Melihat piring di depanku, aku merasa sangat mual. Ini hanyalah pelengkap tak penting yang dibeli demi memenuhi syarat untuk membeli tas Merry itu."Coba lihat apa i

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 7

    "Sayang, tunggu kami ke sana. Kamu punya tempat menetap? Kalau nggak, Ayah akan belikan sebuah rumah untukmu."Ayahku mengancam akan menghancurkan Johannes. Sementara itu, kakakku yang berekspresi muram mulai mengatur urusan di perusahaan dan bertekad untuk membuat Johannes menyesali perbuatannya seumur hidup.Setelah dihibur oleh keluargaku, aku memutuskan sambungan telepon. Kemudian, aku kembali ke kamar rawat inapku, bersembunyi di balik selimut dengan tubuh gemetar, dan menangis sejadi-jadinya.Sebenarnya, ada alasan kenapa aku memperlakukan Johannes dengan begitu baik hingga bahkan mempertaruhkan kesehatanku untuk menjalani program bayi tabung.Pada tahun pertama kami bersama, ketika tidak sengaja bertemu dengan seorang preman dan preman itu hendak menyerangku, dia mengadang di depanku tanpa ragu dan menahan pisau itu dengan tangan kosong. Pisau tajam itu hampir memotong separuh tangannya, tetapi dia berhasil menyelamatkan nyawaku. Namun, setelah tidak mencintaiku lagi sekarang,

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 6

    Ketika aku tersadar lagi, aku melihat ibu mertuaku yang sinis dan galak. Dia melipat tangannya dan menatap dingin ke arahku yang terbaring UGD.Dia mencibir, "Silvia, kalau kamu nggak bisa punya anak, bisa nggak kamu serahkan saja posisimu? Jangan sia-siakan masa muda putraku. Sebagai seorang wanita, kamu bahkan nggak bisa punya anak. Apa gunanya suntikan-suntikan itu? Kamu sudah habiskan banyak uang putraku! Dasar pembawa sial!""Kenapa kamu nggak ngaca dulu? Berani-beraninya kamu monopoli posisi sebagai istri Johannes. Kamu sudah tua dan jelek. Memangnya kamu layak?"Sekarang, aku berusia 30 tahun. Aku telah bersama Johannes selama sepuluh tahun dan mendampinginya dari nol hingga sukses. Aku merelakan aset ratusan triliun dan statusku sebagai putri orang kaya yang dimanja demi mendampinginya merintis usahanya. Ayah dan kakakku juga memberikan dukungan penuh kepada Johannes sehingga dia yang dulunya miskin memiliki kekayaan saat ini.Aku telah menempuh perjalanan jauh demi datang kem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status