Share

Bab 3

Penulis: Montano
"Masuk!"

Di tempat parkir bawah tanah yang remang-remang, sikap Johannes yang lembut langsung berubah drastis. Dia mendorong gadis itu ke kursi belakang dengan kasar, lalu masuk, menutup pintu, dan tidak pernah keluar lagi.

Aku berdiri tak jauh dari sana, lalu menyalakan ponselku dan menghubungkannya ke CCTV dalam mobil. Saat gambar dan suaranya mulai muncul di layar ponselku, aku menggeser kursi rodaku sedikit ke belakang.

"Kenapa? Bukannya kamu marah padaku hari ini? Kenapa kamu datang lagi?"

Johannes menindihnya dengan tatapan menggoda.

"Aku merindukanmu. Aku tahu kamu mau temani Kak Silvia. Aku cuma merasa agak sedih. Kemarin, kamu bilang akan membawaku ke laut, tapi kamu malah menghilang sore ini."

Merry menangis tersedu-sedu, tetapi jari-jarinya mencengkeram punggung Johannes yang telanjang. Bekas merah di punggungnya masih terlihat jelas. Sepertinya, "pergulatan" mereka semalam sangat sengit.

"Merry, nggak boleh nangis. Tanggalkan sendiri pakaianmu," perintah Johannes.

Merry menatapnya dengan penuh pemujaan dan menanggalkan pakaiannya sepotong demi sepotong.

Aku tidak kembali ke kamar rawat inap, melainkan mencari sudut yang sepi dan menyaksikan apa yang ditampilkan di layar ponselku bagaikan seorang pencuri.

Saat hasrat mencapai puncaknya, Johannes memeluk dan menciumnya dengan penuh gairah tanpa menghentikan gerakan tangannya.

Merry berkata, "Aku sangat mencintaimu, Johannes. Aku rela menanggung kesulitan apa pun demi kamu."

"Aku juga mencintaimu, Bodoh. Sepenuhnya."

Aku menekan tombol rekam dan kembali ke ranjang pasien. Setelah itu, aku melepas headset dan tidak lagi mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Dokter yang bertugas datang untuk pemeriksaan larut malam. Dia mengerutkan kening ketika melihat ruangan yang kosong. "Di mana suamimu? Kok dia langsung hilang padahal baru temani kamu sebentar?"

Aku tidak menjawab. Sebaliknya, aku tersenyum muram dan bertanya, "Dokter, aku nggak berencana punya anak lagi. Kapan aku bisa pulang?"

Dokter itu tertegun sejenak. Setelah memberitahuku waktunya, dia pun berbalik dan pergi.

Johannes tidak kembali sepanjang malam. Keesokan paginya, dia muncul di pintu kamar rawat inap dengan pakaian berantakan dan tampang kelelahan.

"Silvia, maaf. Ada sesuatu mendesak yang terjadi di perusahaan. Setelah selesai, aku nggak ingin ganggu istirahatmu, jadi aku pulang dulu."

Dia dapat berbohong sealami bernapas.

Melihat orang yang nyaris menyatu dengan hidupku itu, jantungku yang masih berdetak terasa seperti didorong dari tebing yang dibangun atas dasar cinta, lalu terempas ke jurang yang tak berujung.

"Oh iya, aku bawakan bajumu. Ganti saja dulu bajumu."

Dia mengeluarkan sebuah tas dan berkata sambil tanpa sengaja meminta maaf, "Ada sebuah gaun barumu yang tak sengaja kukotori dan sudah kubuang. Kalau sudah senggang, beli saja yang baru pakai uangku."

Aku tersenyum dan mengiakannya.

Johannes tidak ingin pergi ke kantor, tetapi teleponnya terus berdering.

Setelah terbangun lima kali akibat deringan ponselnya, aku berkata, "Pergilah ke perusahaan. Jangan khawatirkan aku."

Akhirnya, dia menghela napas lega dan pergi dengan enggan.

Aku menelepon seseorang dari kamar rawat inap. Tak lama kemudian, aku menerima semua informasi mengenai Merry. Akun media sosialnya bernama "Putri Merry". Di bagian biodata tertulis sebaris kalimat "Keseharianku bersama Joe ....".

Postingannya mencakup aktivitas kesehariannya, termasuk foto-foto perjalanan ke luar negeri, juga tas dan sepatu desainer.

Di hadapanku, dia berpenampilan layaknya seorang karyawan magang baru yang mengenakan rok denim, kemeja putih, dan sneakers. Di belakangku, dia terlihat bagaikan wanita simpanan orang yang mengenakan barang-barang mewah dan gaun ketat.

Di semua foto mereka yang menunjukkan kemesraan, ada stiker yang menutupi wajah mereka. Dia telah mengunggah postingan-postingan itu selama hampir setengah tahun. Totalnya ada lebih dari 500 postingan dan semuanya tentang kehidupan cinta sehari-harinya dengan bos perusahaan yang kaya raya.

Merry memiliki lebih dari 100 ribu pengikut, yang mana termasuk cukup banyak. Postingan paling pertama adalah di hari ulang tahunku.

[ Bos mabuk dan aku diam-diam menciumnya. Dia nggak menolak dan bahkan memujiku imut. ]

Setelah pulang malam itu, Johannes menghabiskan sepanjang malam bersamaku dan terus-menerus membicarakan keinginannya untuk punya anak denganku.

Aku tersenyum dan melihat postingan terbarunya. Gaun baru yang katanya dibuang karena kotor itu jelas-jelas dipakai oleh Merry.

Setelah keguguran kedua, aku merasa sangat sedih hingga menjadi depresi. Gaun itu adalah hadiah dari Johannes setelah aku pulih dari depresi selama setengah tahun. Bagiku, itu adalah satu-satunya kenanganku tentang anakku yang belum lahir.

Aku tidak rela memakainya. Bukan hanya karena itu adalah pakaianku yang paling mahal, tetapi juga karena gaun itu sangat berarti. Aku menyimpan gaun itu di sudut terdalam lemariku agar tidak merusak atau mengotorinya secara tidak sengaja.

Aku memutar rekaman mobil semalam dan menyetelnya hingga detik-detik terakhir.

Johannes mengantar Merry yang pakaiannya sudah robek ke vila kami.

"Kenapa aku nggak boleh masuk?"

"Silvia sangat peka, jangan timbulkan masalah," jawab Johannes dengan suara yang berat dan pelan.

Mata Merry pun berkaca-kaca karena sedih hingga Johannes menemukan gaun kesayanganku itu dan memberikannya kepada Merry. Merry jelas tahu apa arti gaun itu dan langsung merasa gembira. Dia menyentuh dagu Johannes dengan jari kakinya yang dibalut stoking hitam.

"Kalau begitu, bantu aku memakainya. Kamu selalu menanggalkan bajuku dengan begitu agresif, kenapa kamu nggak punya kesabaran untuk membantuku mengenakannya?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 11

    Johannes barulah orang yang memiliki masalah kesuburan. Dalam kasusnya, tanpa menjalani program bayi tabung, dia tidak akan pernah punya anak. Namun, Merry sama sekali tidak menjalani program bayi tabung. Setelah hamil sepuluh bulan, bayinya sudah lahir. Namun, pesan ini terasa bagaikan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan Johannes dan membuatnya tercekik.Bagaimana mungkin begitu? Selama sepuluh tahun ini, dia selalu percaya masalahnya terletak pada diriku. Dia tidak percaya. Hanya saja, ketika melihat Merry yang sedang menggendong anak, hatinya sangat bergejolak.Selama seminggu penuh, dia tidak bisa tidur. Kebahagiaan dari memiliki anak tidak mampu kegelisahan yang terus menghantuinya itu.Akhirnya, Johannes memutuskan untuk pergi memeriksakan diri. Dia diam-diam pergi ke kota lain sendiri. Saat hasilnya keluar, dia baru tahu bahwa air maninya sama sekali tidak mengandung sperma.Merry ternyata berselingkuh!Johannes sangat murka. Dia juga menggila dan langsung menabrakkan mo

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 10

    Kakak sepupuku adalah seorang atlet wanita angkat besi dengan berat lebih dari 100 kg. Begitu mendengar ucapan itu, dia langsung menampar Merry. Wajah Merry langsung bengkak dan memerah. Ayah dan kakakku juga mendengar keributan ini. Mereka keluar dengan tampang masam dan menatapnya. Merry tidak mengenali mereka dan terlihat tidak takut."Silvia, bisa nggak kamu berhenti bersikap nggak tahu malu? Kamu pada dasarnya mandul. Memangnya kamu kira beberapa suntikan bisa membantu? Jangan-jangan, kamu bahkan nggak tahu kalau kamu sudah menopause?"Dia menatapku dengan penuh provokasi dan tampang ingin pamer.Aku menyeret pergi kakak dan ayahku yang hampir murka. Kakak sepupuku menyingsingkan lengan bajunya dan bergegas menghampiri Merry, lalu menamparnya dua kali lagi."Laki-laki nggak pukul perempuan. Aku akan gantikan mereka melakukannya!"Merry tidak menyangka kakak sepupuku akan bersikap sekejam ini. Dia langsung ketakutan dan jatuh terduduk di lantai sambil meratap.Mobil Johannes berde

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 9

    Aku tidak menunggu Johannes kembali, melainkan langsung check-out dari hotel dan pulang sendirian.Ayah dan kakakku sudah menungguku di pintu masuk vila. Tidak ada ekspresi di wajah mereka. Namun, makin seperti ini, badai yang melanda akan makin besar. Setelah menerima pesanku, Johannes membalas.[ Silvia, aku sangat sibuk dan harus lembur di perusahaan untuk beberapa hari terakhir. Tolong gantikan aku minta maaf sama Ayah. Aku pasti akan mengajaknya jalan-jalan seusai sibuk. ]Dia sebenarnya hanya tidak ingin menunduk padaku di hadapan keluargaku. Bahkan setelah terus-menerus menerima bantuan dan kebaikan mereka, dia tetap menolak untuk tunduk.Dulu, demi harga diri, aku selalu membelanya. Kali ini, aku diam saja.Dokter keluarga yang dibawa Ayah memeriksaku dan menulis laporan. Kakakku menatap memar di perutku dengan mata dipenuhi rasa sakit hati.Ayahku sangat marah. Dia mengabaikan upayaku untuk menghentikannya dan memeriksa rekaman CCTV. Setelah melihat ibu mertuaku menindasku, d

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 8

    Johannes baru pulang di malam hari."Sayang, lihat apa yang kubawakan untukmu."Begitu masuk ke rumah, dia langsung dengan bangganya menunjukkan sebuah tas berwarna jingga. Itu adalah satu set piring Hermes."Bukannya kamu paling suka memasak? Aku juga suka masakanmu. Aku membelinya khusus untukmu."Aku berterima kasih sambil tersenyum, lalu berkata dengan sedih, "Itu terlalu mahal. Jangan beli lagi lain kali."Dia mengelus kepalaku dengan lembut. "Aku nggak peduli sama uang. Kamu sudah berkorban begitu banyak untukku. Wajar saja aku berikan yang terbaik untukmu."Untuk sesaat, aku hampir berpikir dia tulus. Meskipun dia jelas-jelas tidak mencintaiku lagi, tatapannya masih bisa dibuat seolah-olah penuh kasih sayang.Melihat aku tidak marah lagi, dia menghela napas lega, lalu mencium keningku sebelum pergi berganti pakaian.Melihat piring di depanku, aku merasa sangat mual. Ini hanyalah pelengkap tak penting yang dibeli demi memenuhi syarat untuk membeli tas Merry itu."Coba lihat apa i

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 7

    "Sayang, tunggu kami ke sana. Kamu punya tempat menetap? Kalau nggak, Ayah akan belikan sebuah rumah untukmu."Ayahku mengancam akan menghancurkan Johannes. Sementara itu, kakakku yang berekspresi muram mulai mengatur urusan di perusahaan dan bertekad untuk membuat Johannes menyesali perbuatannya seumur hidup.Setelah dihibur oleh keluargaku, aku memutuskan sambungan telepon. Kemudian, aku kembali ke kamar rawat inapku, bersembunyi di balik selimut dengan tubuh gemetar, dan menangis sejadi-jadinya.Sebenarnya, ada alasan kenapa aku memperlakukan Johannes dengan begitu baik hingga bahkan mempertaruhkan kesehatanku untuk menjalani program bayi tabung.Pada tahun pertama kami bersama, ketika tidak sengaja bertemu dengan seorang preman dan preman itu hendak menyerangku, dia mengadang di depanku tanpa ragu dan menahan pisau itu dengan tangan kosong. Pisau tajam itu hampir memotong separuh tangannya, tetapi dia berhasil menyelamatkan nyawaku. Namun, setelah tidak mencintaiku lagi sekarang,

  • Cinta yang Luruh Bersama Cahaya Terakhir   Bab 6

    Ketika aku tersadar lagi, aku melihat ibu mertuaku yang sinis dan galak. Dia melipat tangannya dan menatap dingin ke arahku yang terbaring UGD.Dia mencibir, "Silvia, kalau kamu nggak bisa punya anak, bisa nggak kamu serahkan saja posisimu? Jangan sia-siakan masa muda putraku. Sebagai seorang wanita, kamu bahkan nggak bisa punya anak. Apa gunanya suntikan-suntikan itu? Kamu sudah habiskan banyak uang putraku! Dasar pembawa sial!""Kenapa kamu nggak ngaca dulu? Berani-beraninya kamu monopoli posisi sebagai istri Johannes. Kamu sudah tua dan jelek. Memangnya kamu layak?"Sekarang, aku berusia 30 tahun. Aku telah bersama Johannes selama sepuluh tahun dan mendampinginya dari nol hingga sukses. Aku merelakan aset ratusan triliun dan statusku sebagai putri orang kaya yang dimanja demi mendampinginya merintis usahanya. Ayah dan kakakku juga memberikan dukungan penuh kepada Johannes sehingga dia yang dulunya miskin memiliki kekayaan saat ini.Aku telah menempuh perjalanan jauh demi datang kem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status