Share

Bab 5

Author: Hedgehog
Bukannya melepaskan tangannya, Arya malah menggenggam lengan Shasa makin kuat.

"Shasa, apa kamu pikir dengan cara kekanak-kanakan seperti ini, kamu bisa mengutukku mati?"

"Aku nggak pernah berpikir begitu," jawab Shasa.

Arya tertawa dingin. "Nggak pernah berpikir begitu?"

"Ya, aku memang nggak pernah berpikir begitu."

"Lalu ini semua apa?!" bentaknya sambil melemparkan selebaran pemakaman di tangannya ke arah wajah Shasa.

Kertas-kertas itu menghantam wajahnya, ujung kertas yang tajam menggores kulit Shasa hingga terasa perih.

Shasa menyentuh wajahnya dan melihat darah menodai ujung jarinya.

Melihat darah itu, genggaman Arya spontan mengendur. "Aku..."

Belum sempat dia melanjutkan, Shasha tiba-tiba berlari menghampiri dan berdiri di antara mereka berdua, yang secara tidak langsung memperlebar jarak antara mereka berdua.

Wajahnya tampak penuh kekhawatiran saat menatap Shasa. "Kak Shasa, kamu nggak apa-apa? Wajahmu berdarah!"

Shasa mundur beberapa langkah, tidak menanggapi mereka.

Dia berjongkok dan memunguti satu per satu kertas yang berserakan di lantai. Seandainya Arya mau memperhatikan dengan saksama, dia pasti akan melihat bahwa di bawah brosur pemakaman itu terselip surat persetujuan operasi.

Namun, dia tidak melihatnya.

Memang benar, seorang pria yang tidak pernah mencintainya tidak akan pernah peduli padanya. Shasa pun berbalik dan melangkah naik ke lantai atas tanpa menoleh lagi ke arah mereka.

Melihat Shasa naik ke lantai atas, Shasha buru-buru menahan Arya yang tampak ingin mengejarnya.

"Kak Arya, kamu nggak apa-apa?"

Wajah Arya saat itu pucat pasi, bibirnya yang biasanya berwarna ungu muda kini berubah menjadi ungu gelap.

Napasnya terengah. "Aku nggak apa-apa."

Shasha merasa ada yang tidak beres. "Kamu kelihatan nggak baik-baik saja. Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit."

Arya sebenarnya tidak ingin pergi, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa menolak Shasha dan ikut bersamanya untuk menjalani pemeriksaan.

Shasa tidak tahu sama sekali tentang hal ini.

Begitu kembali ke kamar sementaranya, dia mulai membereskan dan mengemas barang-barangnya.

Shasha sebelumnya telah menempati kamarnya, yang justru memudahkan dirinya.

Barang-barangnya sudah dipindahkan dari kamarnya, dikemas dalam beberapa kardus dan diletakkan di sini.

Sekarang, Shasa hanya perlu memilah semua pakaian dan barang-barang itu, mana yang masih bisa dipakai, dan mana yang tidak.

Barang-barang yang tidak terpakai akan dibuang ke tempat sampah atau disumbangkan ke lembaga amal.

Sebuah foto lama yang sudah menguning jatuh ke lantai saat Shasa membongkar barang-barangnya.

Di dalam foto itu ada dirinya dan Arya.

Tahun itu, Arya menyelamatkannya saat dirinya tenggelam. Akibatnya, Arya harus dirawat di rumah sakit selama setengah tahun.

Foto itu diambil saat Arya masih dirawat.

Shasa berdiri di samping ranjang, tersenyum canggung ke arah kamera.

Sementara Arya yang masih muda bersandar di tempat tidur, menatap kamera dengan wajah jengkel.

Ekspresinya sama seperti ketika dia melihat Shasa sekarang.

"Shasa."

Shasa tersentak, dia menoleh dan melihat Arya berdiri di ambang pintu dengan tatapan dingin.

"Ada apa?" tanyanya.

Mata hitam Arya menatapnya. "Tandatangani ini."

Di tangannya ada sebuah berkas.

Shasa melangkah mendekat, menerima berkas itu, lalu membukanya.

Perjanjian perceraian.

Shasa terdiam beberapa detik, lalu perlahan menutup berkas itu. "Aku akan menandatanganinya."

"Kalau gitu, tandatangani sekarang," ucap Arya sambil menatapnya tajam, "Kita nggak perlu terus membuang waktu satu sama lain."

Shasa menggenggam perjanjian perceraian itu dan menggigit bibirnya. "Tapi, nggak sekarang."

"Shasa, menurutmu apa kamu masih punya pilihan lain?"

Ekspresi Arya menunjukkan ketidaksenangan. "Sebaiknya tandatangani sekarang juga."

Shasa menatapnya, dia melihat kemarahan dan ancaman dalam sorot mata Arya.

"Maaf, aku nggak ingin menandatanganinya sekarang," ujarnya lembut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 25

    Selama beberapa hari-hari ini, Riana memperhatikan setiap gerak-gerik Arya.Awalnya, dia juga sangat membenci pria itu, karena bagaimanapun juga Arya telah mengecewakan sahabatnya, Shasa.Namun seiring waktu berlalu, Riana mulai menyadari bahwa tatapan dan ekspresi Shasa setiap kali melihat Arya sudah tidak lagi seperti dulu, tidak lagi dipenuhi kebencian dan penolakan.Bahkan, kadang-kadang dia memergoki Shasa menatap Arya dengan pandangan yang sulit dijelaskan.Sebagai sahabatnya, Riana tahu bahwa di hati Shasa, Arya masih menempati tempat yang istimewa.Daripada terus terjebak dalam kebimbangan, bukankah lebih baik jika dia berani mengambil langkah ke depan?Mendengar kata-kata Riana, hati Shasa yang semula dipenuhi keraguan dan ketakutan tiba-tiba menjadi tercerahkan.Benar juga, apa pun yang terjadi nanti, tidak akan lebih buruk dari sekarang.Jika dia masih mencintai pria di hadapannya, mengapa tidak mencoba sekali lagi? Mungkin kali ini Shasa bisa menemukan kebahagiaan yang bena

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 24

    "Aku tumbuh sebagai pewaris Keluarga Lexim, sejak kecil aku dikelilingi oleh tipu muslihat dan intrik orang dewasa.""Aku bisa menghadapi segala macam siasat dan permainan kotor, tapi yang nggak bisa kuterima adalah ketika orang terdekatku menipuku.""Namun lucunya, orang yang menipuku justru ada di sekelilingku sendiri. Aku nggak mampu melihat perasaanku dengan jelas, bahkan meremehkan perasaan Shasa padaku.""Semua yang terjadi sekarang adalah akibat dari perbuatanku sendiri, dan aku menerimanya.""Kalau begitu, kamu seharusnya juga bisa melepaskannya," ujar Erza.Arya menghela napas dan tersenyum pahit. "Kalau benar-benar mencintai seseorang, bagaimana mungkin bisa melepaskannya? Terlebih aku baru menyadari ketika semuanya sudah terlambat, tanpa kusadari, aku sudah lama mencintai Shasa.""Aku nggak bisa melepaskannya."Tiba-tiba, pintu apartemen Shasa terbuka.Arya menoleh dan melihat Shasa keluar dengan mengenakan sweter longgar yang santai, rambutnya digulung seadanya.Jantungnya

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 23

    Shasa mendengarkan ucapan Arya yang penuh keyakinan, tetapi hatinya terasa aneh, seolah semua ini tidak nyata.Tidak, perasaan itu sudah muncul sejak pertama kali Arya muncul di depan toko hiasan rambut bunganya.Sekarang, ketika melihat pria itu berbicara seperti ini, rasa tidak percayanya mencapai puncak.Shasa bahkan sempat meragukan, apakah orang yang berdiri di hadapannya ini benar-benar Arya.Arya tampak sudah membulatkan tekadnya. "Tentu saja, aku tahu kamu sekarang sangat membenciku.""Nggak apa-apa." Dia menatap Shasa dengan serius. "Nggak peduli kamu mencintaiku atau nggak, yang penting aku mencintaimu.""Masa lalu kita memang nggak indah, tapi nggak masalah. Kita bisa menciptakan kenangan indah yang baru."Erza mendengus pelan. "Kamu nggak merasa omonganmu itu terlalu sepihak?"Tidak disangka, Arya justru mengangguk. "Benar, aku memang terlalu sepihak. Tapi demi bisa mendapatkanmu kembali, aku bersedia melakukan semua hal yang dulu nggak pernah kulakukan.""Shasa." Arya berk

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 22

    Arya menatap Shasa dengan perasaan hancur. Sebelum datang, dia sudah menyiapkan diri secara mental dan merasa bisa menerima perkataan apa pun dari Shasa.Namun, kenyataannya tidak demikian.Saat Shasa dengan wajah datar berkata bahwa dirinya tidak ingin tahu dan tidak peduli, Arya merasa seolah jantungnya ditusuk pisau tajam.Perihnya begitu nyata.Dia ingin bicara, tetapi mengurungkannya.Sementara itu, Erza yang mendengar ucapan Shasa dan melihat ekspresi Arya yang tidak percaya, tidak kuasa menahan nada sinis di suaranya. "Etika seorang pria itu penting. Shasa bahkan sudah nggak peduli soal urusanmu dengan wanita lain, jadi buat apa kamu masih mengatakan semua ini?"Shasa mengangguk, menyetujui ucapan Erza, lalu menambahkan dengan tenang, "Selain itu, hal-hal yang dulu kulakukan untukmu, itu karena aku sendiri yang ingin melakukannya. Kamu nggak perlu merasa terbebani, juga nggak perlu berterima kasih."Shasa memang tidak pernah mengharapkan rasa terima kasih darinya. Semua itu hany

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 21

    Shasa tanpa sadar menjerit pelan.Darah merembes dari sudut bibir Arya, tetapi dia tetap menggenggam erat lengan Shasa dan tidak mau melepaskan.Arya takut, jika dia melonggarkan genggamannya, Shasa akan kembali menghilang tanpa jejak."Lepaskan aku!" Shasa mengkerutkan dahi. "ARYA!"Namun, bukannya melepas, Arya justru terseyum.Erza yang melihat itu tidak tahan lagi. Dia tidak bisa membiarkan wanita yang dia sukai digenggam begitu kasar oleh pria bernama Arya itu.Erza mengepalkan tinjunya. "Kamu cari masalah, ya? Kamu nggak tahu sopan santun, ya? Sudah kubilang, lepaskan!""Nggak. Aku nggak akan melepaskannya."Arya menatap Shasa lekat-lekat. "Aku sudah pernah melepaskanmu sekali. Kali ini, aku nggak akan melakukannya lagi."Shasa merasakan sedikit getir di hatinya.Seandainya, kata-kata itu diucapkan Arya sebelum dia pergi.Mungkin Shasa akan luluh.Namun, setelah setengah tahun berlalu, hatinya sudah berubah.Saat kembali bertemu dengan Arya, Shasa melihat di mata pria itu sudah t

  • Cinta yang Sirna Sebelum Fajar   Bab 20

    Shasa sedang fokus membuat hiasan rambut bunga untuk pelanggan, sehingga dia tidak menyadari perubahan ekspresi di wajah Riana.Erza yang melihat Riana menatap ke arah luar toko, ikut menoleh dengan bingung.Di depan pintu toko berdiri seorang pria berambut hitam yang mengenakan mantel panjang. Dia menatap ke arah dalam toko dengan ekspresi yang sulit diartikan, antara sedih dan bahagia.Erza mengikuti arah pandang pria itu, dan segera menyadari bahwa yang sedang diperhatikan adalah Shasa.Dalam sekejap, hatinya merasa waswas.Pria itu melangkah perlahan masuk ke dalam toko. Riana segera maju dan menghadangnya. "Ngapain kamu datang ke sini?"Nada kesal Riana menarik perhatian Shasa.Begitu dia melihat pria itu, tubuhnya langsung menegang.Pria itu tidak lain adalah Arya, orang yang telah berusaha mencari Shasa dengan susah payah selama setengah tahun."Shasa." Arya menatap Shasa tanpa tahu harus berkata apa."Pak, apa kamu ingin membeli hiasan rambut bunga?"Sebuah sosok tinggi tiba-ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status