Share

Bab 98

"Ayah!" Agnes tidak mengerti, Kakek Susilo selalu hebat sepanjang hidupnya, kenapa dia menjadi bingung setelah pensiun?

Agnes benar-benar tidak tahu apa yang begitu baik dari Yara, sampai Kakek Susilo begitu berpihak padanya.

Agnes menarik Melanie ke depan Kakek Susilo. "Ayah, Melanie juga bisa melukis dan sudah menang banyak penghargaan di dalam dan luar negeri. Ayah bisa menyuruh Melanie mencoba melukiskan mimpimu itu."

"Nggak perlu, dia nggak bisa melukisnya." Kakek Susilo dengan tegas menolak.

"Kakek" Melanie tersenyum dan berkata, "Gimana kalau biarkan aku mencobanya dulu? Kemampuan melukisku memang terbatas, tapi pasti lebih bagus dari pada hasil lukisan tangan kiri Yara."

"Itu benar." Agnes menimpali dari samping.

Pikiran Melanie berubah dan dia menghela napas lagi, "Yara juga terlalu impulsif, apa pun yang terjadi, dia seharusnya nggak menyayat pergelangan tangannya dan menghancurkan dirinya sendiri."

"Apa?" Agnes terkejut, jelas tidak menyangka kalau Yara menggores pergelangan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status