Accueil / Romansa / Cintai Aku, Pak Dosen! / Chapter 14 : Akhir Kencan yang Mengecewakan

Share

Chapter 14 : Akhir Kencan yang Mengecewakan

Auteur: Ivy Morfeus
last update Dernière mise à jour: 2025-10-14 14:35:25
Rafferty berdiri tegak, berusaha mempertahankan ketenangan, meskipun kemeja linennya tampak kontras dengan mantel trench coat Ronn yang dominan.

“Selamat siang, Dr. Nathaniel. Kami baru saja menyelesaikan makan siang. Aerin memberitahu banyak soalmu.” ucap Rafferty, mengulurkan tangannya ke arah Ronn.

Ronn mengabaikan Rafferty. Matanya yang tajam terkunci pada Aerin. “Kau sudah menyelesaikan tugas Diktat yang kuberikan, Aerin? Hari ini kau belum melaporkan progressmu padaku,”

Aerin mencoba mengumpulkan keberanian, ia melirik Rafferty sekilas, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke pria diktator di hadapannya. Ia harus bersopan santun pada Ronn di hadapan Rafferty agar kekasihnya itu tak curiga tentang fakta bahwa ia tinggal seatap bersama dosennya.

“Saya… saya pikir, ini adalah hari libur saya. Jadi saya bisa melakukan apapun tanpa perlu harus melapor pada Anda.”

Ronn maju selangkah, mencondongkan tubuh sedikit di atas meja, hingga mulutnya sejajar dengan telinga Aerin.

“Benar
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 28 : Hampir Terbuai Gesekan Dosen

    Jari telunjuk Ronn berputar-putar perlahan di lingkaran bibir gelas. Matanya tak lepas menatap Aerin yang sedang sibuk mengupas beberapa batang kencur. Lalu dia meletakkannya di atas meja makan. Setelah ia duduk, dahi Ronn berkerut.‘Apa yang akan dia lakukan?’ tanya Ronn dalam hati. Kekhawatiran Ronn menjadi saat Aerin hendak menggigit kencur itu.“Hei!” Refleks Ronn menahan tangan Arrin.”Kau langsung memakannya tanpa dimasak?”Aerin mengangguk. “Ini sehat. Baik untuk kesehatan tubuhmu. Rasanya juga tidak buruk,”Aerin menggigit kencurnya, dan mengunyahnya seperti biasa. Ronn menatapnya dengan tatapan aneh. Ia menunggu ekspresi Aerin setelahnya. Tapi Aerin justru melahap sisa kencur.“Apa itu normal di Indonesia?” tanya Ronn lagi.Aerin mengangguk-angguk antusias. “Beberapa penyanyi di Indonesia memakan ini juga. Yang penting bersih dan sudah terkupas.”Ronn yang tadi menegakkan punggungnya dengan tegang, kini ia menyandarkan tubuhnya ke kursi lagi. Ia menyisip kopi hangatnya. Tapi m

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 27: Kesempatan Menyanyi

    Sudah dua mingggu Aerin bekerja part-time di The Old Pages. Uang tunai £20 per hari terasa melegakan, tetapi jauh dari target £4,000. Setiap sore, Aerin masih meminta izin pada Ronn saat akan berangkat dengan alasan yang sama. Ia masih tak ingin Ronn tahu tentang kerja part time nya. Dan yang membuatnya lega adalah kesibukan Ronn. Lega karena ia tak perlu memberikan alasan panjang lebar, juga lega karena bayangan kotornya tentang Ronn lama-lama terkikis dengan kesibukannya akhir-akhir ini juga jarangnya mereka berinteraksi.Sore itu, Aerin baru saja bersiap berangkat pukul 17:00, saat Ronn keluar dari ruang kerjanya, memegang kunci mobil.“Kau mau ke mana, Aerin?” tanya Ronn, tanpa emosi.“Perpustakaan, seperti biasa,” jawab Aerin, berusaha terlihat santai.Ronn mengangguk, tetapi ia tidak beranjak. Ia hanya menatap Aerin. “Kau sering sekali berada di perpustakaan akhir-akhir ini. Aku khawatir kau terlalu memforsir diri. Kau butuh istirahat.”“Aku baik-baik saja, Ronn. Aku hanya ingin

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 26 : Hari Pertama Part Time

    Jika ia ingin mengatakan yang sejujurnya, ini bukan pertama kalinya seseorang menggodanya secara terang-terangan. Tapi ia tak pernah sekalipun membiarkannya—walaupun secara fisik penampilan para gadis itu jauh lebih menggoda, dengan tubuh yang montok, raut wajah yang seksi dan dewasa. Dia selalu tak ingin berpaling dari istrinya.Tidak sampai hari ini, gadis yang ia kira polos, berani melangkah lebih jauh, hanya untuk menjauhkan diri darinya. Sebenarnya ia mendengar pembicaraan Aerin dan Liz saat di tangga perpustakaan, soal Aerin yang ingin keluar dari rumahnya. Tapi kali ia akan membiarkannya lebih dulu. Ia tahu, tidak akan mudah untuk Aerin pindah dari rumahnya. Banyak hal yang Aerin butuhkan dan pikirkan. Dan Ronn yakin, Aerin akan cepat menyerah.Mata Ronn menyipit saat Aerin menempelkan bibirnya. Ia terkejut, tapi tak dipungkiri keberanian Aerin menyulut api dalam dirinya."Kau pikir ini salahku, Sweetheart?" gumamnya di saat Aerin melepaskan kecupannya, suaranya seperti geraman

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 25 : Menyerah

    Aerin tidak bisa tidur semalaman setelah ancaman dingin Lilith. Itu membuatnya semakin bertekad untuk keluar dari rumah ini. Pagi itu, Aerin turun ke dapur. Ronn sudah pergi, meninggalkan aroma kopi yang kuat dan kesunyian. Aerin segera meraih ponselnya. Ia harus pindah. Ia menelepon nomor agen apartemen yang ia temukan semalam. “Halo, selamat pagi. Saya tertarik dengan kamar studio yang Anda iklankan. Bisakah saya tahu detail sewanya?” tanya Aerin, suaranya berusaha terdengar santai. ‘Tentu, Nona. Biaya sewa bulanan £800. Dan kami mewajibkan deposit setara enam minggu sewa, ditambah sewa bulan pertama dan biaya administrasi. Total yang harus dibayarkan di muka adalah sekitar £4,000.’ Aerin merasakan darahnya mengalir turun. "£4,000?" ‘Ya, itu standar di area ini,’ jawab suara itu. Aerin segera mengucapkan terima kasih dan mengakhiri panggilan. Ia lantas membuka aplikasi bank di ponselnya. Saldo: £812.10. ‘Sial! Ini bahkan tidak cukup untuk depositnya saja,’ geram Aeri

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 24 : Rayuan Clara

    Ronn menatap Clara dengan berbagai pikiran di kepalanya. Di saat yang sama, Clara melangkah perlahan ke meja Ronn, bibirnya melengkung membentuk senyum misterius.“Bukan hanya saya yang akan mendapat keuntungan dari diktat tambahan ini. Tapi juga saya bisa pastikan Anda menikmatinya,” kata Clara, suaranya dibuat lebih rendah dan halus. Ia sengaja bersandar sedikit ke meja."Apa yang kau mau?" Ronn mengangkat sebelah alisnya.Clara menghela napas panjang, dan Ronn melihat dengan jelas kancing teratas kemeja Clara telah terbuka. Terlebih lagi, Clara dengan sengaja mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Ronn, memperlihatkan belahan dadanya yang padat."Saya tahu Anda sangat sibuk dengan riset dan... bimbingan Anda. Tapi mungkin, hanya mungkin, Anda butuh seseorang yang bisa membuat Anda lebih rileks. Seseorang yang... berpengalaman." Clara sedikit menggoyangkan dadanya, sehingga membuat kedua bukit kembar berukuran besar itu memantul dengan sensual. Ia menatapan Ronn penuh makna."Anda

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 23 : Barter

    Aerin berjalan mondar mandir di dalam kamar pagi itu. Sorot mata Ronn semalam—saat Aerin nekat melahap sesendok nasi goreng dari tangan Ronn—masih menempel di ingatannya. Mata pria itu seakan menelanjanginya, ada sepercik api yang berkobar di sana, yang seolah siap membakar Aerin dengan gairah.“Aku hanya ingin menggodanya, membalasnya karena melakukan hal semena-mena terhadapku. Tapi kenapa—mata itu, membuatku terbayang-bayang terus…” gumam Aerin frustasi. Ia menutup wajahnya yang memerah. Efek panas dari tatapan itu masih terasa. Aerin menarik napas dalam, mencoba meredam gejolak di perutnya.Alarm berbunyi, ia harus berangkat kuliah karena ada kelas pagi yang diajar oleh Ronn. Aerin turun ke dapur, ia melihat meja makan sudah bersih. Ronn berdiri di dekat kompor, meminum kopi, setelan jasnya sudah sempurna."Selamat pagi, Dr. Nathaniel," sapa Aerin, mencoba bersikap normal."Selamat pagi, Miss Danadyaksa," jawab Ronn datar, tanpa menoleh. "Saya sudah membuatkan roti panggang keju y

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status