Home / Romansa / Cintai Aku, Pak Dosen! / Chapter 18 : Rawat Inap

Share

Chapter 18 : Rawat Inap

Author: Ivy Morfeus
last update Last Updated: 2025-10-16 12:43:13

“Aerin, ada apa sebenarnya?”

Percakapan mereka sempat tertunda karena perawat lebih dulu datang dan memindahkan Aerin ke ruang VIP. Setelah para perawat itu pergi, Liz segera menutup pintunya, tak lupa melongok ke kanan kiri dulu untuk memastikan sosok Ronn belum muncul. Lalu dia mendekat ke ranjang Aerin dengan tergesa-gesa. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan yang tak terjawab dan firasat buruk. Ronn sudah menghilang—ia harus memanfaatkan waktu ini.

Liz duduk di kursi di sebelah ranjang Aerin. Ia melihat sahabatnya. Aerin terbaring lemah, infus menempel di tangannya, namun matanya yang terbuka kini tampak lebih jernih.

"Aerin, tolong jelaskan sebelum aku berpikir yang tidak-tidak. Dr. Nathaniel bilang akan membawakan keperluanmu. Apa maksudnya? Bagaimana dia tahu di mana ia harus mengambilnya? Kalian ada hubungan apa?” desak Liz.

Aerin memalingkan wajahnya, menghindar dari tatapan menyelidik Liz.

"Itu tidak penting, Liz. Aku lelah. Aku hanya ingin tidur," bisik Aerin parau.

"Tentu s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 28 : Hampir Terbuai Gesekan Dosen

    Jari telunjuk Ronn berputar-putar perlahan di lingkaran bibir gelas. Matanya tak lepas menatap Aerin yang sedang sibuk mengupas beberapa batang kencur. Lalu dia meletakkannya di atas meja makan. Setelah ia duduk, dahi Ronn berkerut.‘Apa yang akan dia lakukan?’ tanya Ronn dalam hati. Kekhawatiran Ronn menjadi saat Aerin hendak menggigit kencur itu.“Hei!” Refleks Ronn menahan tangan Arrin.”Kau langsung memakannya tanpa dimasak?”Aerin mengangguk. “Ini sehat. Baik untuk kesehatan tubuhmu. Rasanya juga tidak buruk,”Aerin menggigit kencurnya, dan mengunyahnya seperti biasa. Ronn menatapnya dengan tatapan aneh. Ia menunggu ekspresi Aerin setelahnya. Tapi Aerin justru melahap sisa kencur.“Apa itu normal di Indonesia?” tanya Ronn lagi.Aerin mengangguk-angguk antusias. “Beberapa penyanyi di Indonesia memakan ini juga. Yang penting bersih dan sudah terkupas.”Ronn yang tadi menegakkan punggungnya dengan tegang, kini ia menyandarkan tubuhnya ke kursi lagi. Ia menyisip kopi hangatnya. Tapi m

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 27: Kesempatan Menyanyi

    Sudah dua mingggu Aerin bekerja part-time di The Old Pages. Uang tunai £20 per hari terasa melegakan, tetapi jauh dari target £4,000. Setiap sore, Aerin masih meminta izin pada Ronn saat akan berangkat dengan alasan yang sama. Ia masih tak ingin Ronn tahu tentang kerja part time nya. Dan yang membuatnya lega adalah kesibukan Ronn. Lega karena ia tak perlu memberikan alasan panjang lebar, juga lega karena bayangan kotornya tentang Ronn lama-lama terkikis dengan kesibukannya akhir-akhir ini juga jarangnya mereka berinteraksi.Sore itu, Aerin baru saja bersiap berangkat pukul 17:00, saat Ronn keluar dari ruang kerjanya, memegang kunci mobil.“Kau mau ke mana, Aerin?” tanya Ronn, tanpa emosi.“Perpustakaan, seperti biasa,” jawab Aerin, berusaha terlihat santai.Ronn mengangguk, tetapi ia tidak beranjak. Ia hanya menatap Aerin. “Kau sering sekali berada di perpustakaan akhir-akhir ini. Aku khawatir kau terlalu memforsir diri. Kau butuh istirahat.”“Aku baik-baik saja, Ronn. Aku hanya ingin

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 26 : Hari Pertama Part Time

    Jika ia ingin mengatakan yang sejujurnya, ini bukan pertama kalinya seseorang menggodanya secara terang-terangan. Tapi ia tak pernah sekalipun membiarkannya—walaupun secara fisik penampilan para gadis itu jauh lebih menggoda, dengan tubuh yang montok, raut wajah yang seksi dan dewasa. Dia selalu tak ingin berpaling dari istrinya.Tidak sampai hari ini, gadis yang ia kira polos, berani melangkah lebih jauh, hanya untuk menjauhkan diri darinya. Sebenarnya ia mendengar pembicaraan Aerin dan Liz saat di tangga perpustakaan, soal Aerin yang ingin keluar dari rumahnya. Tapi kali ia akan membiarkannya lebih dulu. Ia tahu, tidak akan mudah untuk Aerin pindah dari rumahnya. Banyak hal yang Aerin butuhkan dan pikirkan. Dan Ronn yakin, Aerin akan cepat menyerah.Mata Ronn menyipit saat Aerin menempelkan bibirnya. Ia terkejut, tapi tak dipungkiri keberanian Aerin menyulut api dalam dirinya."Kau pikir ini salahku, Sweetheart?" gumamnya di saat Aerin melepaskan kecupannya, suaranya seperti geraman

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 25 : Menyerah

    Aerin tidak bisa tidur semalaman setelah ancaman dingin Lilith. Itu membuatnya semakin bertekad untuk keluar dari rumah ini. Pagi itu, Aerin turun ke dapur. Ronn sudah pergi, meninggalkan aroma kopi yang kuat dan kesunyian. Aerin segera meraih ponselnya. Ia harus pindah. Ia menelepon nomor agen apartemen yang ia temukan semalam. “Halo, selamat pagi. Saya tertarik dengan kamar studio yang Anda iklankan. Bisakah saya tahu detail sewanya?” tanya Aerin, suaranya berusaha terdengar santai. ‘Tentu, Nona. Biaya sewa bulanan £800. Dan kami mewajibkan deposit setara enam minggu sewa, ditambah sewa bulan pertama dan biaya administrasi. Total yang harus dibayarkan di muka adalah sekitar £4,000.’ Aerin merasakan darahnya mengalir turun. "£4,000?" ‘Ya, itu standar di area ini,’ jawab suara itu. Aerin segera mengucapkan terima kasih dan mengakhiri panggilan. Ia lantas membuka aplikasi bank di ponselnya. Saldo: £812.10. ‘Sial! Ini bahkan tidak cukup untuk depositnya saja,’ geram Aeri

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 24 : Rayuan Clara

    Ronn menatap Clara dengan berbagai pikiran di kepalanya. Di saat yang sama, Clara melangkah perlahan ke meja Ronn, bibirnya melengkung membentuk senyum misterius.“Bukan hanya saya yang akan mendapat keuntungan dari diktat tambahan ini. Tapi juga saya bisa pastikan Anda menikmatinya,” kata Clara, suaranya dibuat lebih rendah dan halus. Ia sengaja bersandar sedikit ke meja."Apa yang kau mau?" Ronn mengangkat sebelah alisnya.Clara menghela napas panjang, dan Ronn melihat dengan jelas kancing teratas kemeja Clara telah terbuka. Terlebih lagi, Clara dengan sengaja mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Ronn, memperlihatkan belahan dadanya yang padat."Saya tahu Anda sangat sibuk dengan riset dan... bimbingan Anda. Tapi mungkin, hanya mungkin, Anda butuh seseorang yang bisa membuat Anda lebih rileks. Seseorang yang... berpengalaman." Clara sedikit menggoyangkan dadanya, sehingga membuat kedua bukit kembar berukuran besar itu memantul dengan sensual. Ia menatapan Ronn penuh makna."Anda

  • Cintai Aku, Pak Dosen!   Chapter 23 : Barter

    Aerin berjalan mondar mandir di dalam kamar pagi itu. Sorot mata Ronn semalam—saat Aerin nekat melahap sesendok nasi goreng dari tangan Ronn—masih menempel di ingatannya. Mata pria itu seakan menelanjanginya, ada sepercik api yang berkobar di sana, yang seolah siap membakar Aerin dengan gairah.“Aku hanya ingin menggodanya, membalasnya karena melakukan hal semena-mena terhadapku. Tapi kenapa—mata itu, membuatku terbayang-bayang terus…” gumam Aerin frustasi. Ia menutup wajahnya yang memerah. Efek panas dari tatapan itu masih terasa. Aerin menarik napas dalam, mencoba meredam gejolak di perutnya.Alarm berbunyi, ia harus berangkat kuliah karena ada kelas pagi yang diajar oleh Ronn. Aerin turun ke dapur, ia melihat meja makan sudah bersih. Ronn berdiri di dekat kompor, meminum kopi, setelan jasnya sudah sempurna."Selamat pagi, Dr. Nathaniel," sapa Aerin, mencoba bersikap normal."Selamat pagi, Miss Danadyaksa," jawab Ronn datar, tanpa menoleh. "Saya sudah membuatkan roti panggang keju y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status