Share

Bab 122

Author: Anana-chan
last update Last Updated: 2025-05-04 12:15:36

“Kita belum bisa berangkat ke Inggris, Peter tidak dizinkan naik pesawat. Tunggu sampai empat bulan,” ucap prof. John sedih. Dia menatap Aurora yang sedang memberikan ASI kepada Peter.

“Apa nggak masalah?” tanya Prof. John sedikit ragu. Roy menggelengkan kepala secepat mungkin. Tentu saja dia tidak masalah. Joanna akan wisuda empat bulan lagi dan dia bisa membawah gadis cantik itu bersamanya. Roy ingin memperkenalkan Joanna kepada ibu dan ayahnya di Inggris.

“Aku nggak masalah,” sahut Roy semangat sambil mencolek pipi Joanna. Perempuan itu mengerutu kesal.

“Tidak masalah prof. John. Lagian juga kita belum bisa membawah Peter jauh,” seru Aurora. Dia mengelus kepala putranya dengan lembut. Prof. John tersenyum.

“Oke, untuk empat bulan ini. Aku akan mengusut kasus Dominic juga. Dia harus mendapatkan hukuman karena menyekapmu dulu. Dia juga yang membunuh Antoni dan pamanmu.”

Roy secara cermat mendengarkan penjelasan prof. John.

“Untuk kamu Roy, besok temani saya ke kantor!”

“Jangan pacara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 123

    Cicilia menangis tersedu di hadapan prof. John. Prof. John akhirnya mendatangi wanita itu. Cicilia berjanji dengan penuh keseriusan, hari ini adalah hari terakhir dirinya menghubungi prof. John. Dia tidak akan menganggu Aurora dan prof. John lagi.“Apa yang membuatmu sedih?” tanya prof. John lirih.“Cicilia, kamu ini wanita yang kuat. Tidak mungkin rapuh hanya karena masalah sepele seperti ini!”Cicilia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Dia mengengam tangan prof. John tapi ditepis secepat mungkin.“Apa kamu sudah tidak ingin bersamaku?” sahutnya dengan bola mata berkabut. Prof. John menghela napas berat.“Aku bosan dengan pertanyaanmu, Cicilia. Aku sudah katakan, aku sudah bersama Aurora. Dia perlahan menerimaku. Apa kamu tidak tahu?” ucapnya. Cicilia menunduk ke bawah. Dia menyeka air matanya yang mengalir seketika.“Jadi, apa yang terjadi dengan ayahmu?”“Apa perusahaanya bangkrut?” sergap prof. John. Cicilia terisak menangis. Dia sesekali menganggukan kepal

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 124

    Prof. John menyentuh kepalanya yang seakan ingin pecah seketika. Entah mengapa dadanya terasa sesak. “Apa yang terjadi?” gumamnya. Dia menatap Cicilia. Perempuan itu tidak memakai busana. Cicilia duduk di sampingnya sambil menangis.Prof. John secepat mungkin mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya. Bola matanya membulat sempurna.“Apa yang terjadi?” sahutnya frustasi. Cicilia menghela napas panjang. Dia memeluk prof. John namun secepat kilat ditepis lelaki itu.“Jangan sentuh aku!”“Apa yang kau lakukan, Cicilia?”“Kau~”Prof. John menghentikan ucapannya. Dia segera turun dari tempat tidur. Memungguti bajunya yang berserakan di lantai.“Cicilia, apa yang kau lakukan! Jangan menangis seperti ini!”“Kau menjebakku?” prof. John menatap tajam ke arah Cicilia. Cicilia spontan menggelengkan kepala. Dia terus menangis di hadapan prof. John.“Aku tidak melakukan ini, John!”“Kamu yang meniduriku!”“Kamu yang ingin bercinta denganku, bagaimana sekarang? Kamu yang lakukan ini kepadaku!” te

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 125

    “Ada apa sih John? Mengapa wajahmu terlihat aneh seperti itu?”“Kamu sudah seharian terlihat seperti orang asing. Apa ada yang menganggumu saat ini?” tanyanya. Prof. John menghela napas panjang. Dia memijit kepalanya yang terasa sakit. Prof. John duduk di kursi goyangnya.“Ada apa?”“Kita hanya dua orang di ruangan ini, katakan apa yang sedang kamu rasakan. Aurora sampai khawatir dengan dirimu,” ucapnya lagi. Prof. John menghela napas panjang. Dia bingung harus menjelaskan apa kepada Roy. Pasti Roy kaget saat mendengarkan bahwa dirinya sudah bercinta dengan Cicilia.Prof. John terdiam membisu. Dia memegang dagunya dan mengelusnya secara perlahan. Roy semakin greget dengan sifat sahabatnya itu.“John, katakan kepadaku, apa yang terjadi!”“Jangan seperti ini, ah kau benar-benar membuatku penasaran!” gerutunya kesal. Prof. John menatap Roy yang terlihat gusar. Dia bingung harus menjelaskan seperti apa sehingga Roy tidak memarahinya.“Oke, jangan kaget yah,” serunya. Roy menganggukan kepa

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 126

    “Apakah sudah mengumpulkan bukti?” sahut William kepada beberapa pengawal yang ditugaskan untuk menanggani kasus kematian Edward.“Ya, cari sebanyak-banyaknya bukti. Aku mau lelaki itu berada di penjara! Aku tidak ingin dia bebas. Dia akan melakukan tindakan jahat lagi!”“Ikuti perintahku!” sahutnya melalui sambungan telepon.“Baik, Tuan.”William mengusap wajahnya sambil memandang ke arah jendela. Dia harus memasukan Dominic ke penjara. Walaupun memiliki kekuasaan, William tidak takut kepada lelaki itu. Dominic harus menanggung akibat dari sakit hatinya dan Maya akan menyesal bersama lelaki itu.Di saat sepi, William suka melihat foto-foto Aurora. Dia selalu berharap perempuan itu mempublikasikan foto anaknya agar dia bisa melihat Peter dari jauh. Sayang sekali, tidak ada satu pun foto Peter di halaman media sosialnya.“Apa lelaki itu melarangnya mempublikasikan foto Peter?”“Aku merindukan anakku, aku bisa gila jika tidak melihat baby Peter!” rancaunya frustasi. Setiap hari William

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 127

    “Ibu tahu kan, aku sibuk!”“Aku tidak bisa di sini setiap hari. Banyak yang harus aku lakukan. Mengapa tiba-tiba berada di kantorku dan memaksa untuk ikut bersamamu?” protes William. Baru saja dia ingin meeting namun meeting itu harus dibatalkan karena ibunya tiba-tiba berada di depan.“Ibu sudah katakan kepadamu kemarin, William. Kita akan mengujungi ayahmu. Tapi apa? Kamu tidak mendengarkan ibu kan?”“Jadi tidak masalah jika ibu datang. Toh, kemarin kamu sudah mengiyakan apa yang ibu katakan tadi,” protes Adelia tidak terima.Mereka berada di dalam mobil dan terus berdebat.“Ibu lelah dengan sikap kerasmu, William. Selalu menyalahkan ibu atas apa yang terjadi denganmu. Ini bukan sepenuhnya salah ibu. Ibu tidak melakukan itu!” jelas Adelia. Bola matanya memanas. Dia harus kerja keras untuk mendapatkan cinta dari anaknya.“Ibu memisahkan aku dengan Aurora. Ibu lihat sendiri kan, bagaimana Aurora sekarang tidak ingin bersamaku?”“Aku tahu, tapi ini tidak sepenuhnya salah ibu. Ayah Auro

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 128

    “Maafkan ibu, karena cinta ibu, kamu seperti ini.”“Ibu tahu, ini adalah kesalahan ibu, kamu berhak marah, kamu berhak memaki ibu. Tidak masalah. Ibu tidak akan marah kepadamu,” serunya.Adelia menghela napas berat. Dia menyentuh tangan William. Lelaki itu tidak menepisnya lagi. Hanya diam dan terus menangis. Adelia bisa merasakan tubuh William yang sedang bergetar. Dia menahan sesak di dadanya saat ini.“Kamu berhak marah, William!”“Ibu yang salah. Apa kata ayahmu?” tanyanya. Adelia mencoba menatap William dan berharap putranya itu melihatnya juga.“Ayah mengatakan, jaga ibumu. Dia tetap ibumu. Bagaimana pun aku membencinya, dia tetap ibumu!” jelas William. Intonasi suaranya merendah saat ini. Tidak ada amarah. Dia berusaha menahannya.“Ayahku sangat mencintaimu. Mengapa tega menghianatinya? Mengapa tega mewarisi kutukan ini kepadaku? Sahabatku juga menodai pernikahanku sendiri. Orang yang aku cintai pergi bersama anakku. Ini semua karena …,” kata-kata William terjeda. Dia tidak san

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 129

    Joanna meminta izin kepada Aurora untuk keluar bersama Roy. Mereka akan mempersiapkan keperluan untuk pernikahan nanti. Aurora menganggukan kepala. Dia mengizinkan Joanna untuk pergi bersama Roy. Dia akan ditemani para suster yang berjaga di rumah.“Apa tidak apa-apa, Aurora?” tanya Joanna melalui sambungan telepon. Dia takut jika Aurora keberatan. Apalagi di rumah tidak ada yang menemaninya kecuali para suster yang berjumlah dua orang.Prof. John sengaja membawah dua suster penjaga untuk menemani Aurora. Mereka akan bergantian mengasuh baby Peter.“Tidak apa-apa, Joanna. Lagian kamu juga perlu waktu berdua dengan Roy. Kalian akan menikah jadi perlu bersama.”Joanna sedikit ragu meninggalkan Aurora sendiri.“Aku akan pulang cepat, aku janji,” serunya.“Aku pergi dulu yah, hati-hati di rumah!” ucap Joanna lalu segera mematikan sambungan telepon. Aurora menghela napas lega. Joanna harus selalu bersama Roy untuk menumbuhkan cinta mereka.Tapi, dari tadi subuh sebuah pesan dari nomor tida

    Last Updated : 2025-05-04
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 130

    Dominic mempercepat langkahnya masuk ke dalam apartemen. Dia memandangi Maya yang sudah menunggunya. Perempuan itu segera memeluknya dan menangis.“Aku tidak tahan dengan media sosialku, Dominic. Aku sungguh terluka,” ucapnya. Maya menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Isak tangisannya pecah saat melihat Dominic yang sudah dua hari tidak datang menemuinya.“Memangnya ada apa?”“Aku juga sedang sakit kepala, perusahaanku terancam bangkrut! Aku tidak bisa berbuat apapun saat ini, Maya.”Dominic menunduk ke bawah. Dia sesekali menatap Maya yang panik. Ada ketakutan di raut wajah perempuan cantik itu.Dominic mendapatkan Maya. Dia menang karena telah mendapatkan cinta yang selalu dikejarnya puluhan tahun. Mereka tergolong nekat. Berani bercinta dan mengambil resiko untuk itu semua. Ya, tentu saja karena Dominic percaya Maya hanya menjadi miliknya.“Jadi, kamu bangkrut?” tanyanya. Dominic menggelengkan kepala secepat mungkin. “Bukan bangkrut, perusahaanku terancam bang

    Last Updated : 2025-05-04

Latest chapter

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 146

    “Apa kamu serius akan meninggalkan semua ini?”“Aku yakin, prof. John akan menunggumu. Dia lelaki setia. Dia tidak mudah menyerah!”“Jadi, kamu harus menikmati hidupmu selama lima tahun di Prancis ini dan kembalilah bersamanya nanti. Apa kamu tegas melihatnya bersedih seperti itu?” gumam bibi Madame. Aurora tersenyum.“Ya, aku akan menjadi Aurora yang baru dan layak untuk dicintainya. Jika aku tetap di Nevada maka aku tidak akan bisa membahagiakannya. Aku dan melukaianya dan aku akan terbayang dengan masa lalu yang menyakitkan! Aku tidak ingin itu terjadi,” sahut Aurora sambil memandangi Madame. Perempuan paruh baya itu setuju.“Ya, aku setuju dengan keputusanmu, kamu berhak memiliki waktu sendiri. Buatlah dirimu bahagia dan perhatikan Peter dengan baik,” serunya. Aurora menghela napas lega.Selama di Prancis, dia akan membuat banyak hal. Aurora akan terjun di dunia bisnis pakaian dan juga akan melanjutkan hobinya untuk menulis novel. Bibi Madame menemainya selama setahun. Rupanya per

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 145

    “Dia pantas mendapatkan itu!”“Dia sangat pantas mendapatkan itu!” sahut Cicilia lirih. Para pengawal menahannya. Para pengawal berusaha mengurungnya di ruangan khusus. Alex hanya bisa menenangkan Cicilia. Memberikan peringatakan dengan apa yang baru saja dilakukannya.“Kamu akan mendapatkan hukuman dengan apa yang kamu lakukan hari ini!”“Aku tidak peduli!” teriak Cicilia segera.“Kamu pikir aku peduli itu, Alex? Aku sama sekali tidak peduli. Aku menyesal, bukan Aurora yang terkenal pistolku melainkan William!”“Sial!” gerutunya. Alex menghela napas panjang. Cicilia benar-benar keras kepala. Seharusnya perempuan itu menyesal. Apa dia sudah gila? Pikir Alex.“Kamu gila, Cicilia!”“Kamu benar-benar gila!” gerutunya kemudian. Cicilia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Dia tertawa terbahak-bahak dan membuat Alex ketakutan setengah mati.“Aku memang gila, aku gila karena John!”“Aku gila kerena John!” sahutnya lagi. Para pengawal akhirnya membawah Cicilia ke kantor

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 144

    “Cicilia?” sahut prof. John tidak menyangka. Perempuan itu ada di depannya secara tiba-tiba. Kapan Cicilia datang? Bagaimana bisa dia tahu di mana dirinya berada.“Kau membohongiku, prof. John!” gumamnya. Satu butir air mata menetes di pipinya. Cicilia mengarahkan pistol itu ke arah Aurora. Prof. John segera menarik tangan Aurora mendekat ke arahnya.“Apa yang kau lakukan?”“Apa yang kau lakukan, Cicilia? Hentikan dan simpan pistolmu!” perintahnya. Aurora menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.“Kau membohongiku John, apa seperti ini caramu?” Cicilia semakin mendekat. Dia menatap Aurora dengan pandangan tajam.“Aku sudah katakan, jika aku tidak bisa memilikimu, maka Aurora tidak bisa memiliki siapapun itu!” gumamnya lagi. William secepat mungkin berdiri di samping Aurora. Kedua lelaki itu berdiri dan menghadang Cicilia.“Kau berjanji akan menikahiku, John!”“Apa seperti ini yang kau janjikan kepadaku? Kau membohongiku, kau m

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 143

    Roy menatap Joanna yang tampak manis malam ini. Besok, perempuan itu akan resmi menjadi miliknya. Roy sudah menunggu hal itu jauh-jauh hari. Dia sangat ingin Joanna menjadi miliknya.“Apa kamu menyukainya?” bisik Roy lembut. Makan malam istimewa ini sebagai kado spesial. Dia mencintai Joanna setulus hatinya dan memberikan apapun yang diinginkan perempuan itu.“Apa kamu menyukainya?” tanyanya lagi. Joanna menganggukan kepala. Dia sedikit malu dengan sentuhan Roy yang sangat memabukan.“Aku sedih,” bisik Joanna. Mereka berdua duduk di taman yang indah. Saling bertatapan dan saling menebar kasih.“Apa yang kamu pusingkan sayang?”“Apa ada yang menganggumu?” Joanna menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan.“Aurora, aku kasihan kepadanya. Besok adalah hari bahagia untukku, tapi untuk Aurora, aku rasa dia akan sedih dengan rumah tangganya.”Roy tersenyum. Hal yang sangat disukai dari Joanna adalah ketulusan hatinya. Joanna cantik dan memiliki hati yang tulus. Selain itu, di

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 142

    Cicilia duduk sambil menunduk ke bawah. Air matanya terus mengalir. Dadanya terasa sesak. Dia sesekali memandangi prof. John yang sedang berdiri di depannya. Alex keluar dan membiarkan prof. John berbicara dengan serius kepada Cicilia. Perempuan itu akan mendengarkannya dengan baik.“Jadi, kamu berencana untuk mengakhiri hidupmu? Apa kamu tidak pernah pikirkan hal ini lebih jauh?” gumamnya. Prof. John memandangi Cicilia yang terus terisak menangis.Prof. John menyentuh tangan perempuan itu. Memberikan ketenangan kepadanya.“Aku yakin, kamu bisa melewati semua ini, Cicilia. Aku yakin kamu bisa menghapus segala sakit hatimu itu.” Prof. John mencondongkan wajahnya. Dia meraba pipi perempuan itu dan menyeka air matanya.“Kamu sudah berjanji akan menikahiku!” Cicilia menatap prof. John dengan bola mata berkabut.“Aku tidak bisa menguasai diriku sendiri, aku tidak bisa,” bisiknya lagi. Cicilia segera berdiri dan spontan memeluk prof. John. Dia tidak ingin melepaskan lelaki itu. Dia sudah gi

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 141

    “Aurora, aku serius mengatakan hal ini, tidak mungkin prof. John melakukan hal yang membuatmu terluka. Dia tidak akan melakukan itu, aku serius!” jelas Joanna penuh keyakinan. Dia menunjukan seluruh bukti dan rekaman Alex. Lelaki itu menjelaskan bahwa dirinya dan Cicilia memiliki hubungan tersembunyi.Jika Cicilia sedang frustasi, perempuan itu akan menghampirinya. Mengadu dan bahkan mereka selalu bermesraan. Cicilia memanfaatkannya sebagai tempat untuk meluapkan seluruh emosi. Alex paham, namun rasa sayangnya kepada Cicilia benar-benar sangat besar. Dia tidak ingin perempuan itu sendiri dalam keterpurukan. Maka dari itu, Alex berusaha bersamanya dan mengejarnya hingga ke Nevada.Aurora memandangi seluruh bukti yang ditunjukan Joanna dan Roy secara serius.“Prof. John lelaki baik, dia tidak akan melakukan hal seperti itu. Makanya, aku jelaskan kepadamu seperti ini agar kamu paham!” sambung Joanna.Aurora menghela napas panjang.“Aku harus pulang, Roy dan aku harus mengurus beberapa ke

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 140

    “Kau bisa marah kepadaku saat ini, kamu bisa berteriak dan memukulku. Tapi, biarkan William dan Aurora bersama lagi. Peter membutuhkan keluarga yang utuh. Bayi itu membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya,” sahut Adelia. Air matanya terjatuh di pipi. Rebeca menghela napas panjang. Dia memandangi William yang sedang menatapnya.“Maafkan aku,” gumamnya lirih.“Maafkan aku!” pintanya lagi. Adelia menunduk ke bawah dan terus meminta maaf kepada wanita yang pernah disakitinya itu. Tidak mudah bagi Rebeca untuk menerimanya kembali. Tidak mudah bagi Rebeca untuk melupakan penghianatan suaminya karena Adelia.“Aku tidak bisa!”“Aku tidak ingin anakku menderita, Adelia!”“Aku tidak bisa Aurora menderita, cukup aku saja yang mengalami ini. Tidak untuk putriku!” gerutunya. Adelia menghela napas berat. Dia mengengam tangan Rebeca semakin erat.“Kamu bisa marah kepadaku sekarang, Rebeca!”“Kamu bisa memakiku saat ini, tapi jangan lakukan kepada William. Jangan pisahkan putraku dengan perempuan y

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 139

    “Definisi cinta selalu berbeda bagi orang yang merasakannya,” gumam Roy. Dia menunggu Cicilia selesai menangis. Dia harus mencoba menyadarkan perempuan itu terhadap apa yang sedang dirasakannya. Bukan cinta yang ada di hatinya. Bukan cinta yang ada di hati Cicilia saat ini.Cicilia secepat kilat menyeka air matanya. Dia menunduk ke bawah. Malu karena Roy sedang menatapnya saat ini.“Aku minta maaf karena membuatmu menangis.”“Aku kasihan denganmu Cicilia, kamu harus tahu ini, kamu harus paham bagaimana John dan keras kepalanya. Kamu akan terluka jika terus bersamanya. Cinta tidak akan membuatmu bahagia bersamanya. Dia tidak akan mencintaimu, kamu hanya melukai dirimu!”“Aku mengandung anaknya!” tegas Cicilia kemudian. Roy menghela napas panjang.“Apa benar kamu mengandung anaknya?” tanyanya lagi. Cicilia menganggukan kepala.“Ya, aku mengandung anaknya, aku tidak berbohong! Aku mengandung anaknya!” rancau Cicilia. Seluruh yang ada di restoran itu menoleh ke arah mereka. Roy mencoba me

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 138

    “Semua lelaki sama saja, kamu memberikan luka itu kepadaku, kamu tidak peduli, kamu dan William sama saja!” rancau Aurora. Dia terus menangis di dalam pelukan prof. John.“Kamu egois!” hardiknya.Butiran bening itu terus mengalir di pipinya. Tubuh Aurora bergetar. Dia tidak kuasa menahan luka hatinya. Dia tidak kuasa menerima semua ini. Sungguh, dia tidak tahan lagi. Aurora ingin berteriak. Aurora ingin pergi saja dari tempat itu. Tidak ada orang yang bisa dipercayainya. Tidak ada orang yang begitu tulus melindunginya. Semuanya sama saja! Melukai hatinya dan membuatnya tidak bisa berkata apapun.“Maafkan saya Aurora.”“Apa yang kamu katakan benar adanya, saya egois, saya lelaki egois!” ucap prof. John. Dia terus memeluk Aurora dan tidak ingin melepaskannya.“Saya tidak ingin kamu kembali bersama William. Saya menahanmu di sini agar kamu tetap memilih saya. Semua hal ini diluar kehendak saya, semuanya tidak bisa saya atasi!” ucap prof. John. Suaranya merendah. Seakan sedang menahan ses

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status