Share

Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya
Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya
Author: Makjos

Bab 1

Author: Makjos
"Itu putra atasan! Kalau dulu si Susan nggak antar makanan untuk ibu dan anak itu, kamu pikir kamu bisa punya kesempatan emas untuk dijodohkan kayak gini?"

"Kenapa kalau ayahnya atasan? Yanto cuma prajurit receh sekarang. Kalau aku bisa lulus ujian masuk universitas, aku bisa pindah ke kota. Setelah itu, aku bisa dapatkan pria baik seperti apa pun."

Ayah dan ibu berusaha sebisa mungkin membujuk Helena. Namun kakakku, Helena tetap keras kepala.

Tahun 1970, ketika Yanto dan ibunya pertama kali datang ke ladang pertanian kami, mereka kurus kering, dan hampir mati karena sering ditindas.

Semua orang takut mendekati mereka. Hanya aku yang diam-diam di tengah malam menyelundupkan makanan dan baju hangat dari rumah untuk mereka.

Karena hal ini, setelah Yanto dan ibunya kembali ke kota, hal pertama yang mereka lakukan adalah melamar keluargaku.

Di kehidupan sebelumnya, Susan mencuri semua jerih payahku.

Karena hari sudah larut, Yanto dan ibunya tidak melihat wajahku dengan jelas. Hanya bertanya aku anak keluarga mana.

Ayah dan ibu bersikeras mengatakan bahwa orang yang mengirim makanan adalah Helena, putri kesayangan mereka.

Aku hanya bisa menyaksikan Helena menikah dan menjadi menantu atasan. Dia pun mendadak jadi sorotan banyak orang.

"Masuk universitas itu perlu uang. Keluarga kita sangat miskin. Kami pakai apa bayar biaya kuliahmu?"

Ayah marah hingga memukul meja dengan pipa tembakau tua miliknya. Meja yang sudah rapuh itu bergetar tiga kali.

"Suruh Susan nikah sama Yanto. Minta uang mas kawin lebih banyak. Jadi, bisa bayar biaya kuliahku, 'kan?"

Helena tahu betul apabila dia menikah dengan Yanto, dia harus ikut bertugas di perbatasan seumur hidup dan tidak bisa kembali. Namun, dia tetap mendorongku masuk jurang.

Helena berjalan ke arahku dan merebut buku dari tanganku. Sudut buku yang kasar menggores telapak tanganku hingga terasa perih.

"Mengenai masalah sekolah, aku sudah urus. Guru setuju batalkan pendaftaranmu."

"Kasih buku dan semua kumpulan soalnya ke aku. Mulai sekarang sekolah nggak ada hubungannya sama kamu."

Ternyata itu hanya pemberitahuan.

Aku mengangkat kepala, menatap matanya, dan berkata sambil tersenyum, "Oke."

Melihat Helena sudah mantap dengan pilihannya, Ibu menghela napas. "Anak ini memang nggak tahu diuntung. Nanti kamu menyesal!"

Ibu berbalik menatapku. "Anak sialan, kamu beruntung sekali! Setelah menikah dengan Keluarga Budiharto, ingat, bantu carikan pasangan untuk kakakmu. Prajurit rendahan seperti Yanto, lupakan saja. Kalau kakakmu lulus kuliah, dia minimal harus nikah sama panglima!"

Ayah dan ibu selalu seperti itu. Apabila mendapat rezeki, hal pertama yang mereka ingat adalah kakak.

Sementara, giliranku, hanya ada dua kata, yaitu tidak pantas.

Hanya karena waktu melahirkanku ibu merasa sakit tiga hari tiga malam dan hampir mati, aku dicap sebagai pembawa sial dari kecil.

Jadi, setiap kali kakak menyakitiku, ayah dan ibu berpikir bahwa kakak sedang membalas dendam untuk mereka.

Sekarang mereka merasa beruntung karena bisa membuang anak pembawa sial ini demi mendapatkan uang kuliah untuk kakak.

Ayah dan ibu merasa hal ini tidak ada ruginya. Mereka pun segera mencari si mak comblang dan mengatakan bahwa mereka akan menerima lamaran ini apabila mas kawin dilipatgandakan.

Si mak comblang itu mengangguk sambil melirik sinis.

Sebelum si mak comblang itu pergi, aku mendengar dia berkata dengan pelan, "Cuma gara-gara semangkuk nasi saja, lagaknya seperti pahlawan besar."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 8

    Dua tahun kemudian, karena prestasinya yang gemilang, Yanto pun dipromosikan. Dia menjadi Kepala Staf.Bisnisku di bidang mutiara juga makin berkembang dan mulai diekspor ke luar negeri.Aku punya banyak konter di mal. Aku merencanakan untuk memproduksi perhiasanku sendiri.Yanto sangat mendukung semua ini. Namun, dia tidak tahan karena jarak yang memisahkan kami. Dia bersikeras ingin dipindahkan kembali ke Kota Halim.Karena masalah ini, kami bertengkar hebat. Tepatnya aku yang menceramahinya secara sepihak."Kamu tahu nggak, kalau sekarang dipindahkan kembali ke Kota Halim, semua penderitaanmu di Pulau Dalimun jadi sia-sia. Masa tugasmu tinggal satu tahun lagi. Kenapa kamu nggak bisa bersabar?""Tapi, aku rindu kamu, sayang."Aku memegang dahi dan menatapnya dengan tajam. "Bersabarlah. Kita tunggu satu tahun lagi. Meski kamu kembali ke Kota Halim, aku nggak ada waktu buat urus kamu. Aku sibuk mengurus produkku!"Yanto mengangguk sambil cemberut. Satu tahun kemudian, dia dipromosikan

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 7

    Keningku yang berlumuran darah dibalut seadanya dengan kain kasa. Pandanganku masih berkunang-kunang.Aku memukul pintu bawah tanah dengan tenaga yang tersisa. Satu kali, dua kali, tiga kali."Kakak! Ayah! Ibu! Lepaskan aku!"Aku mengetuk hingga tanganku berdarah, barulah terdengar suara dari luar."Susan, kamu pulang, minta cerai, dan biarkan aku nikah sama Yanto atau aku carikan pria nggak dikenal buat bercinta denganmu. Kita lihat apakah Yanto masih mau sama perempuan murahan sepertimu!"Pada saat ini, aku mana punya pilihan. Satu-satunya jalan agar aku selamat tentu saja berpura-pura setuju untuk bercerai."Kak, aku akan pulang dan minta cerai! Kamu lepaskan aku dulu!"Dari lubang bawah tanah, secercah cahaya menembus masuk, dan wajah Helena pun terlihat. "Ingat. Ketika pulang, kamu harus bilang kalau yang selamatkan mereka dulu itu aku! Kalau nggak … "Rasa nyeri menyeruak dari bahuku. Entah apa yang membuat Helena berubah pikiran. Dia menendangku hingga aku jatuh ke anak tangga.

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 6

    Pulau Dalimun dekat dengan beberapa kabupaten. Budidaya mutiara di sana makin berkembang.Di kehidupan sebelumnya, aku bekerja di Dinas Perikanan kota dan sering berhubungan dengan pengumpul mutiara.Sejak saat itu aku memiliki ketertarikan yang dalam dengan dunia mutiara.Apabila aku bukan pegawai negeri yang tidak boleh berbisnis, aku pasti sudah mencari rekan bisnis, dan berbisnis mutiara.Kali ini, kebetulan aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk terjun dan berjuang di pasar mutiara.Yanto sangat mendukungku. Dia bahkan sengaja menghubungi teman-temannya di kabupaten untuk menyiapkan tempat tinggal sementara, agar aku bisa istirahat dengan nyaman.Kalau ada waktu luang, aku kembali ke Pulau Dalimun dan menghabiskan beberapa hari bersama Yanto. Kalau sedang sibuk, aku bisa sepuluh hari hingga setengah bulan tidak menghubungi Yanto sama sekali.Dalam waktu kurang dari tiga bulan, aku sudah memahami kondisi budidaya mutiara di sana.Berkat pengalaman kerja di Dinas Perikanan pada k

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 5

    "Buku latihan Susan nggak ada gunanya. Guru yang ibu Yanto cari juga jelek. Banyak soal yang nggak bisa aku jawab!"Ayah dan Ibu yang ada di samping segera menenangkan, "Kalau kamu nggak bisa jawab, orang lain pasti nggak bisa jawab. Keluarga Sunanto adalah keluarga yang beruntung. Kamu pasti bisa lulus ujian!"Mendengar hal itu, Helena pun merasa ada benarnya juga.Nada suaranya pun menjadi lebih ceria. "Benar juga. Katanya beberapa tahun ini, kualitas peserta pemulihan ujian masuk perguruan tinggi cukup rendah. Aku mungkin bisa masuk sekolah unggulan!"Begitu mendengar hal itu, aku langsung tertawa terbahak-bahak.Helena yang tadinya agak gelisah, mencoba mencari kambing hitam untuk menenangkan diri. Ketika melihat aku tertawa, dia langsung melampiaskan amarahnya."Susan, kalau aku nggak lulus, itu semua gara-gara buku latihanmu!"Ketika mengatakan hal itu, Helena melangkah ke arahku, mengangkat tangan, dan hendak menamparku. Tiba-tiba Yanto memelintir tangannya ke belakang."Ah! Yan

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 4

    Aku berlari menghampiri Yanto. Ketika melihat lengkungan lembut di matanya, aku pun bisa bernapas lega."Apa berhasil?""Berhasil!"Yanto membuka amplop cokelat itu. Di dalamnya ada selembar surat penugasan ke Pulau Dalimun.Agak berbeda dari yang aku bayangkan. Aku merasa agak kecewa. Aku mengangkat kepala dan bertanya padanya, "Apa harus pergi?"Yanto mengelus kepalaku dan berkata dengan pura-pura santai, "Hasil ini sudah sangat bagus. Jadi tentara mana mungkin nggak pernah rasakan pahitnya tugas."Aku tahu omongan Yanto ada benarnya, tetapi aku tidak bisa menahan rasa khawatir dalam hatiku."Kenapa kamu peduli sekali aku bertugas di mana? Tenang saja. Aku nggak akan minta kamu ikut dengan pasukan. Hidup di pulau juga nggak mudah. Kamu bisa tetap tinggal di kompleks militer, cari kerja, atau ikut ujian masuk universitas. Terserah kamu."Tidak ada nada menyalahkan dari nada bicara Yanto. Justru sebaliknya, tulus sekali. Hal ini justru membuatku tidak tahu harus berbuat apa."Kamu bica

  • Cintaku Direbut, Takdir Membalasnya   Bab 3

    Begitu mendengar hal itu, Helena tertawa terbahak-bahak tanpa menahan diri."Susan, nggak disangka, reputasimu sebagai pembawa sial secepat ini sampai ke telinga suamimu."Beberapa saat kemudian, Helena memelankan suaranya dan berkata dengan nada sinis, "Pembawa sial ditakdirkan bertemu bajingan. Kalian memang pasangan serasi yang ditakdirkan Tuhan."Aku mengepalkan tangan hingga jari-jariku berderit.Yanto masuk sambil didorong oleh beberapa sahabat karibnya. Ekspresi wajahnya tampak tidak setuju.Begitu Helena melihat Yanto masuk, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan berdiri tegak. Tubuhnya yang tinggi selalu mencuri perhatian di tempat ramai.Namun, Yanto tampak tidak memedulikan siapa pun. Tatapan matanya terkunci padaku.Aku tertegun ketika melihat wajahnya yang tegas.Dari dekat, ketampanan dan kedinginannya bahkan mengalahkan aktor di poster film.Pantas saja setiap kali Helena menyebut nama Yanto, dia pasti mengungkit kalau Yanto itu tampan.Begitu Yanto melihat b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status