Share

Bab 3

Author: Alvita
Seusai berbicara, Ethan langsung menyeret Keira kembali ke meja makan. Setelah menekan Keira untuk duduk di kursi, dia baru kembali ke sisi Ava.Keira mendongak dan melirik Ethan. Saat ini, dia sedang sibuk menghibur Ava. Ketika merasakan tatapan Keira, dia melirik Keira dengan penuh peringatan.

Keira menekan rasa getirnya, lalu memaksakan diri untuk menghabiskan makanan di piringnya. Dia makan sambil menunduk sehingga air matanya menetes ke dalam piring.

Setiap Keira makan sesuap makanan, rasa terbakar yang bercampur dengan rasa asin air mata mulai menjalar dari tenggorokannya sampai ke semua saluran pencernaannya. Dia tidak dapat membedakan apakah lambungnya lebih sakit atau hatinya lebih sakit.

Makan malam ini akhirnya berakhir dalam kebungkaman Keira dan kemesraan Ethan dengan Ava. Baru saja Keira meletakkan sendoknya, terdengar suara mobil dari luar.

“Seharusnya barang-barangku sudah sampai.”

Begitu mendengar suara itu, Ava langsung tersenyum. Setelah dia berlari keluar, Ethan baru menoleh ke arah Keira dan berkata, “Mulai hari ini, Ava akan pindah kemari.”

Ethan menatap lekat-lekat ekspresi Keira, seolah-olah ingin mencari kesalahannya. Dia mengira Keira akan membuat keributan dan mencegah Ava untuk pindah ke vila ini.

Namun, setelah menangis, Keira telah menenangkan diri. Dia mengangguk dengan tenang. “Aku mengerti.”

Melihat reaksi Keira yang begitu tenang, Ethan seketika merasa tidak biasa. Rasa aneh mulai menyebar dalam hatinya.

Pada saat ini, Ava tiba-tiba berjalan mendekat, lalu merangkul lengannya dan bertanya, “Ethan, aku tinggal di kamar mana?”

Melihat Ava sudah kembali, Ethan baru mengesampingkan rasa aneh di hatinya dan menatap Ava sambil tersenyum penuh kasih sayang. “Ayo kubawa kamu pergi lihat-lihat. Kamu boleh tinggal di kamar mana saja.”

Keira, Ethan, dan Ava pun naik ke lantai atas, lalu mulai menemani Ava memilih kamar. Ava bertanya di mana kamar Ethan berada dan langsung berjalan ke arah kamar di sampingnya.

Firasat buruk tiba-tiba meliputi hati Keira dan dia buru-buru mengejar Ava. Setelah masuk ke kamar, dia melihat Ava sedang mengamati kamar itu dan berjalan ke arah lemari pakaian.

“Ethan, kamar ini lumayan bagus. Aku pilih kamar ini saja.”

Melihat tangan Ava sudah menyentuh pintu lemari pakaian, Keira tidak peduli pada hal lain lagi dan segera menerjang ke arahnya untuk menghentikan gerakannya. “Nggak bisa! Ini kamarku. Aku nggak akan mengalah.”

Melihat reaksi Keira yang begitu besar, Ethan langsung mengernyit dan menegur, “Ngapain kamu! Ava suka sama kamar ini. Jadi, kamu harus mengalah. Aku akan suruh pembantu untuk siapkan kamar lain untukmu. Kamu pindah saja ke sana.”

Namun, tidak peduli apa pun yang dikatakan Ethan, Keira masih tetap bersandar di pintu lemari pakaian dan menolak untuk mengalah.

Berhubung Keira yang begitu keras kepala, Ethan menahan amarah dalam hatinya dan berkata, “Sepertinya aku sudah terlalu memanjakanmu sampai kamu begitu keras kepala!”

Melihat Keira dan Ethan yang bersitegang, Ava akhirnya menengahi situasinya dan berujar, “Sudahlah, Ethan. Kalau Keira nggak mau ngalah, aku akan ganti kamar lain.”

Keira masih mengadang di depan lemari pakaian dengan keras kepala. Ethan pun tertawa saking marahnya dan sengaja berkata, “Oke. Kalau dia nggak mau ngalah, kamu tinggal saja di kamarku.”

Setelah mendengar ucapan itu, Ava seketika tersipu dan membenamkan kepalanya ke pelukan Ethan. Kemudian, Ethan langsung membawanya keluar dari kamar ini.

Saat mereka berjalan keluar dari kamar, Keira melihat Ava mengangkat tangannya, lalu mengamatinya untuk sejenak dan bertanya dengan bingung, “Eh? Kok ada darah di tanganku? Aku nggak terluka kok ....”

Setelah keluar dari kamar, Ethan langsung menyuruh orang untuk memindahkan barang-barang Ava ke kamarnya.

Pembantu tidak berhenti keluar masuk untuk memindahkan koper, tetapi Keira tidak peduli. Dia segera menutup kembali pintu lemari pakaian itu dengan tangan gemetar. Hanya dia yang tahu dari mana datangnya darah di tangan Ava.

Sebelumnya, Ava telah menyentuh lemari pakaian ini. Di dalam lemari ini, terdapat mayat Keira.

Setelah menutup pintu lemari, Keira mencari lakban dan menyegel lemari pakaian itu dengan baik. Dewa Kematian telah mengatakan apabila mayatnya terlebih dahulu ditemukan, dia juga akan menghilang lebih awal.

Seusai melakukan semua itu, Keira baru merasa lega dan pergi ke ruang tamu untuk menuang segelas air. Ketika melewati kamar Ethan, dia kebetulan melihat Ethan dan Ava sedang berciuman melalui celah pintu yang tak tertutup rapat.

Keira memejamkan mata dan segera mengalihkan pandangannya. Dia berjalan ke depan kalender, lalu menyobek selembar kertas itu lagi.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 24

    Ethan akhirnya pergi. Setelah Keira melakukan prosedur keluar rumah sakit sendiri, Ethan akhirnya menerima transferan biaya rumah sakit dari Keira. Dia sama sekali tidak ingin menerimanya. Apa daya, pesan yang dikirim Keira selanjutnya tidak dapat membuatnya menolak.[ Ethan, keadaan keluargamu kurang bagus, jangan paksakan diri. Aku sanggup bayar biaya pengobatanku sendiri. Kalau kamu jadi harus menambah sebuah pekerjaan paruh waktu gara-gara aku, hatiku nggak akan tenang. ]Ethan menunduk dengan sedih. Mungkin karena mimpinya akhir-akhir ini makin banyak, sikap dan tindakannya makin mirip dengan orang dalam mimpinya itu. Namun, orang dalam mimpi adalah pewaris Grup Suwarto. Meskipun memutuskan hubungan dengan Keluarga Suwarto, dia juga dapat mengandalkan kemampuannya sendiri untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang sukses.Sementara itu, Ethan Judika tidak memiliki apa-apa. Dia bahkan hanyalah seorang mahasiswa miskin yang belum tamat kuliah. Setelah kembali ke asrama, Ethan be

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 23

    Bukan karena Keira menyesal. Jawabannya sebelum jiwanya musnah masih berlaku. Meskipun terdapat penyesalan, dia tidak menyesal. Namun, pada saat itu, masih ada sebuah hal yang tidak dikatakannya, ‘Hanya saja, kalau ada kehidupan mendatang, aku nggak mau jatuh cinta sama Ethan lagi.’Pada hari itu, Keira benar benar mengira jiwanya akan musnah. Sekarang, dia memang sudah diberi kesempatan untuk hidup lagi. Namun, dia tidak ingin terlibat dengan Ethan lagi. Dia ingin hidup untuk dirinya sekali.Ketika Keira terbangun dari mimpi, itu sudah keesokan sorenya. Dia mencium aroma disinfektan yang menyengat dan melihat langit-langit yang putih bersih. Rasa sakit samar dari tusukan jarum di punggung tangannya dan infus yang menetes di sampingnya membuatnya seketika tahu di mana dirinya berada.Keira menoleh dan melihat Ethan yang berbaring di sisi tempat tidur. Tidurnya sepertinya tidak nyenyak. Keira juga melihat jenggot samar di dagunya. Dia seharusnya tidak beristirahat dengan tenang semalama

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 22

    Keira bermimpi sangat panjang. Dia tidak dapat melihat jelas wajah tokoh utama dalam mimpinya, tetapi merasa bahwa itu adalah dirinya dan Ethan.Di dalam mimpi, ada seorang pria yang namanya sama dengan Ethan, tetapi marganya berbeda. Pria itu bukan seorang mahasiswa miskin, melainkan pewaris Grup Surapto. Pria itu rela pindah dari kediaman Keluarga Surapto dan melepaskan statusnya sebagai calon pewaris demi merawat seorang gadis kecil yang tidak memiliki hubungan keluarga dengannya, juga bertubuh lemah dan sering sakit-sakitan. Dia adalah paman yang paling menyayangi gadis itu.Pria itu membesarkan si gadis, memberinya perlakuan yang paling istimewa, menyayangi dan memanjakannya sampai tingkatan meskipun si gadis menginginkan bintang di langit, dia juga akan memberikan bintang itu kepada si gadis.Dari si gadis berusia 8 sampai 18 tahun, pria itu membesarkannya 10 tahun penuh. Namun, si gadis malah “tidak tahu malu” dan jatuh cinta pada walinya. Tidak ada orang yang memahaminya, term

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 21

    “Ada apa kamu mencariku hari ini?” tanya Keira dengan nada sebiasa mungkin. Dia berusaha keras menekan sedikit rasa aneh dalam hatinya. Sementara itu, Ethan yang wajahnya masih agak merah pun bertambah merah setelah mendengar pertanyaan Keira. Dia mengeluarkan sebuah kantong dari sakunya dan menyerahkannya kepada Keira. Ketika berbicara, suaranya tanpa terasa mengecil, “Kak Keira, ini untukmu.”Melihat Ethan hendak memberikannya hadiah, Keira buru-buru mendorong kembali kantong itu ke arah Ethan. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan hendak menolak.Namun, Ethan seperti bisa menduga reaksi Keira ini dan langsung mengeluarkan barang dari dalam kantong. Itu adalah sebuah syal rajut berwarna putih. Jika diamati dengan cermat, akan terlihat ada beberapa bagian yang rajutannya kurang rapi. Sangat jelas bahwa itu adalah syal buatan tangan.Ucapan Ethan selanjutnya juga langsung membuktikan pemikiran Keira itu.“Sekarang, aku nggak punya banyak uang dan nggak bisa memberimu hadiah yang maha

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 20

    Setelah meredakan situasi kacau dalam kamar, Keira yang baru hendak beristirahat mendengar notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Itu adalah pesan dari Ethan.[ Kak Keira, maaf aku sudah tumpahkan buburmu hari ini. Gimana kalau aku traktir kamu makan lain hari? ]Tiba-tiba, ada kepala seseorang yang bersandar di bahu Keira. Setelah membaca isi pesan yang ditampilkan layar ponsel Keira, terdengar suara familier Sanny berkata, “Apa kataku! Lihat, dia mau traktir kamu makan! Dengar-dengar, keluarganya kurang berada. Apa namanya ini kalau bukan suka!”Saat mendengar Ethan berasal dari keluarga yang kurang berada, Keira pun secara tidak sadar mengernyit. Entah kenapa, setelah mendengar hal itu, yang melintasi benaknya adalah, Ethan seharusnya berasal dari keluarga yang sangat kaya.Namun, setelah mendengar ucapan Sanny mengenai latar belakang keluarga Ethan, Keira tiba-tiba teringat sesuatu. Dia juga pernah mendengar kabar mengenai Ethan Judika. Bagaimanapun juga, Ethan merupakan juara ujia

  • Cintaku Tak Menuntutmu untuk Pulang   Bab 19

    Sebagian besar bubur itu tumpah ke arah lain, sedangkan sebagiannya lagi tumpah ke tubuh laki-laki itu. Untungnya, Keira tidak tersiram bubur panas itu.“Hk!” Tak disangka, bubur itu sangatlah panas. Saat merasakan rasa sakit di dadanya, Ethan seketika terkesiap.Saat mendengar erangan kesakitan, Keira pun terkejut dan buru-buru bertanya, “Kamu baik-baik saja, ‘kan?”Ethan menarik napas dalam-dalam untuk beberapa saat sebelum menenangkan diri. Kemudian, dia melambaikan tangannya ke arah Keira. “Nggak apa-apa. Maaf, aku sudah buat buburmu tumpah. Biar aku belikan yang baru untukmu.”Berhubung Ethan langsung meminta maaf padanya, Keira pun agak terkejut. Memangnya ada orang yang sudah terluka, tetapi malah terlebih dahulu meminta maaf pada orang lain dan hendak langsung ganti rugi? Apalagi, ini juga bukan sepenuhnya kesalahannya.“Nggak usah. Biar aku sendiri saja yang beli.” Keira menatap bubur yang tumpah itu dengan sayang, tetapi tetap menggeleng pada Ethan. Kemudian, dia mengeluarka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status